Home / Romansa / Salah Pilih Jodoh / Menikmati Kebodohan

Share

Menikmati Kebodohan

Author: Dea Amira
last update Last Updated: 2024-03-31 07:13:42

Saat sedang santai di kantor, kubuka aplikasi F******k, singgah di fan page Komunitas Nuansa. Kuperhatikan satu-persatu statusnya, termasuk orang-orang yang berkomentar.

Dari situlah, aku berhasil menemukan akun Syarif. Aku merasa sangat gembira, karena berkesempatan mencari tahu mengenai dirinya lebih detil. Aku sangat antusias dan penasaran, kepo sekepo-keponya, ingin mengetahui profil Syarif sampai sedalam-dalamnya.

Kuperhatikan profil pria yang telah merebut hatiku itu dengan penuh antusias. Kubaca satu-persatu status yang dia tulis. Kuamati foto-foto yang dia pajang.

Banyak sekali fakta yang kutemukan dari halaman Facebooknya itu. Ternyata dia masih single dan tak kulihat anda-tanda dia sedang pacaran (duh, senangnya hatiku!). Dia hobi sepakbola, membaca, fotografi, dan desain grafis. Ketika SMA, dia aktif di ekskul teater. Jadi pasti dia pandai berakting.

Yang mengejutkanku, ternyata Syarif juga aktif di Gerakan Islam Lurus!

'Kok bisa? Kok selama ini aku tak tahu? Kok selama ini kami belum pernah ketemu?'

Hm.... mungkin dia hanya aktif di wilayah. Sedangkan aku di pusat. Mungkin kami belum pernah ketemu, atau tidak saling melihat. Atau aku yang kurang perhatian terhadap orang-orang di sekelilingku. Wallahualam!

Dari status-status di beranda Facebooknya, kusimpulkan bahwa Syarif sangat religius, punya prinsip hidup yang sangat kuat.

'Diriku terlalu keren untuk merokok. Stop merokok sebelum rokok menghabisi nyawamu!'

'Alhamdulillah, hafalan Quranku makin banyak. Buat bekal melamar istri.'

'Banyak temanku yang kalo syuting, suka ngajak cewek-cewek sexy berpakaian tak sopan. Menurutku itu bodoh!'

Hei, ternyata dia artis, pemain film? Wah, keren! Tapi soal wanita berpakaian sexy, aku juga tidak suka.

'Kenapa ya, sejak dulu aku sulit banget menyatakan cinta? Cuma bisa dipendam, bikin sakit hati. Ya nasib!'

Jadi Syarif termasuk tipe pria seperti itu? Berarti selama ini dia belum pernah pacaran? Jika benar, tentu sangat bagus, karena dirinya terhindar dari salah satu maksiat.

Tapi seandainya dia mencintaku, apa sifatnya ini nanti tidak jadi penghalang untuk mengungkapkan isi hatinya? Bagaimana jika dia tak berani bilang cinta padaku? Bagaimana jika dia tak berani melamarku? Duh... aku jadi galau gara-gara status yang satu ini. Padahal aku bahkan belum tahu apakah dia tertarik atau tidak padaku.

'Aku sering takut, gimana kalau hanya bisa memberi makan mie instan untuk istri dan anak-anakku kelak? Ya Allah, tolong berikan aku rezeki yang banyak!'

Ya Allah! Sebuah status yang membuatku terharu karena ikut prihatin. Namun di sisi lain timbul kekaguman, karena status ini menyiratkan prinsip hidup Syarif yang ingin menjadi seorang pria yang bertanggung jawab bagi keluarganya. Memikirkan itu, rasa kagumku padanya semakin besar.

Dari akun F******k Syarif pulalah, aku berhasil menemukan akun saudara-saudaranya. Kedua kakaknya perempuan, sedangkan adiknya laki-laki. Yang sulung bernama Syifa, lulusan S1 dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Kakak keduanya bernama Nafisa, juga lulusan S1 dari sebuah perguruan tinggi swasta. Sedangkan adik bungsunya bernama Rizki, kelas dua SMP.

Hm, jarak antara Syarif dengan adik bungsunya ternyata jauh. Sekitar sepuluh tahun

Aku terkejut saat menemukan fakta mengenai kedua kakaknya yang telah meraih gelar sarjana.

'Kenapa Syarif justru hanya lulusan SMA?'

Dulu aku mengira karena orang tuanya tidak mampu. Namun jika melihat profil saudara-saudaranya itu, keherananku mulai timbul.

Berarti dia tidak melanjutkan study, bukan karena faktor ekonomi. Lantas apa? Karena Syarif memang tak ingin kuliah?

Rasanya mustahil. Sebab dalam pertemuan kami di panti asuhan dulu, kulihat pertanda bahwa dia ingin kuliah, "Saya BELUM kuliah, Mbak." Penggunaan istilah 'belum' biasanya mengandung arti bahwa suatu saat dia ingin kuliah. Tapi kenapa Syarif justru tidak kuliah, padahal kemungkinan keluarganya mampu membayar biayanya?

Aku merasakan ada hal yang aneh dan ganjil. Apakah itu gerangan? Aku belum punya ide apapun.

Tapi aku terus memikirkan Syarif. Hampir setiap detik, bayangannya memenuhi ruang hati dan pikiranku.

Aku juga heran, kenapa demikian besar rasa penasaranku padanya, sampai-sampai kuhabiskan waktu hanya untuk mencari data dirinya sebanyak mungkin di media sosial?

Ada apa dengan diriku, kok berperilaku aneh begini?

* * *

‘Ryana, sudah lewat dua hari, lho. Kamu sudah ada keputusan?’

Tiba-tiba pesan WA dari Mbak Sinta masuk lagi. Aku jadi gugup, menyadari sebuah kelalaian. Aku sudah berjanji shalat istilkharah, untuk menentukan apakah menerima lamaran Rangga atau tidak.

Namun hingga saat ini, janji tersebut belum juga kutunaikan. Lucunya, aku justru sudah minta petunjuk pada Allah saat muncul kegelisahan atas kehadiran Syarif. Seorang pria yang sebenarnya belum kukenal sama sekali. Jatuh cinta memang sering membuat seseorang bertindak aneh!

'Maaf banget, Mbak. Ada masalah pribadi yang menyebabkan saya harus menunda. Tolong sampaikan permintaan maaf saya pada Rangga. Bisakah proses ta'aruf ini kita pending dulu? Tapi bukan berarti saya menolak. Saya belum bersikap apapun.'

Kukirim pesan itu segera, berharap Mbak Sinta memahami masalah yang kuhadapi.

Hm... sepertinya aku pun harus bicara langsung pada Rangga. Meminta maaf padanya. Aku tak mau masalah ini membuat hubungan kami renggang. Kami adalah satu tim. Tugas kami dalam berdakwah jangan sampai terganggu oleh masalah pribadi seperti ini. Aku berharap, hubungan kami tetap akrab seperti semula.

Duhai! Tiba-tiba aku merasa seperti sedang berjudi! Kukorbankan sesuatu yang hampir pasti (Rangga) untuk sesuatu yang sama sekali belum pasti (Syarif).

Rangga adalah pria yang hampir memenuhi semua kriteriaku mengenai jodoh. Sementara Syarif justru sangat tidak sesuai kriteriaku. Bahkan sangat jauh di bawah kriteriaku.

Tapi kenapa aku justru sangat jatuh cinta pada Syarif, tergila-gila padanya, dan sangat ingin menikah dengannya? Padahal kami baru kenal, baru sekali bertemu?

Betapa bodohnya aku! Tapi entah kenapa, aku justru menikmati kebodohan itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Salah Pilih Jodoh   Keputusan Akhir

    (Lanjutan orasi Farid) “Saudara-saudaraku seiman yang sangat kucintai karena Allah, Kita punya tugas mulia di gerakan dakwah ini. Kita hendak mengajak seluruh umat Islam untuk beragama secara lurus, tidak mudah terpengaruh oleh aliran sesat yang semakin gencar dikampanyekan oleh para musuh Islam. Kita tak boleh lengah, karena musuh-musuh Islam tak pernah tidur dan terus bekerja untuk menghancurkan aqidah kita. Jika kita mudah terpecah-belah hanya karena mengetahui aib masa lalu salah seorang saudara seperjuangan kita, bagaimana mungkin kita bisa sukses dalam perjuangan mulia di jalan dakwah? Justru para musuh akan semakin mudah memecah-belah dan menghancurkan kita. Justru cobaan seperti yang sedang kita hadapi ini, mari hadapi dengan penuh bijaksana. Kita harus menunjukkan pada dunia bahwa kita tetap solid, tetap bersatu dalam satu ukhuwah yang erat, tidak terpengaruh oleh fitnah keji yang sedang menghantam Gerakan Islam Lurus. Kita tak perlu

  • Salah Pilih Jodoh   Sidang Penentuan

    POV: SYARIF Kutinggalkan rumah Ryana dengan sangat berat hati. Kucoba merelakan bahwa dia kini bukan lagi istriku. Aku sudah kehilangannya, sebuah kehilangan yang terasa sangat menyakitkan bagiku. Tapi aku harus ikhlas menerima semuanya, karena ini terjadi akibat kesalahanku juga. Aku kini sadar bahwa cinta tak bisa dipaksakan. Cinta harus terjadi dengan cara yang alamiah. Kulangkahkan kaki dengan gontai, dengan perasaan yang hancur lebur. Jika Allah menghukumku atas semua dosaku selama ini, terutama dosa syirik yang telah kuperbuat, maka aku akan mencoba pasrah saja. Aku berjanji tak akan melakukan perbuatan terkutuk itu lagi. Aku taubat nashuha, dan berjanji akan mempelajari Islam secara lebih mendalam. Agar aku tidak sampai salah langkah lagi. Aku kembali pulang ke rumah orang tua angkatku, dan mencoba untuk memulai lagi hidup baru di sana. Sekitar lima hari setelah aku pulang ke rumah tersebut, secara tak terduga mas Farid menelep

  • Salah Pilih Jodoh   Apakah Ini Jalannya?

    Sungguh, Kawan! Aku sempat bingung, bahkan stres berat ketika memutar otak, berpikir dan mencari cara terbaik dan paling ampuh untuk mendapatkan cinta Ryana. Hingga suatu hari, aku bertemu lagi dengan seorang teman lama dari dunia anak jalanan. Tak perlu kusebut namanya, karena tidak penting. Aku bercerita padanya tentang niat dan tekad kuatku untuk mendapatkan cinta Ryana. Dan si teman ini pun menceritakan satu hal. “Di daerah kabupaten Bogor, ada seorang ustadz yang bisa membantumu. Ilmu dari dia terbukti tokcer, banyak yang berhasil.” “Ilmu apa? Bukan ilmu pelet, kan?” “Ya, tentu bukan. Dia seorang ustadz, lho. Yang dia gunakan juga ayat-ayat Al Quran, kok.” “O gitu?” “Iya.” Mendengar penjelasan seperti itu, maka aku pun tertarik untuk mendatangi pak ustadz tersebut. Berdua dengan si teman, kami pun naik motor boncengan ke sana. Jaraknya lumayan jauh. Badanku sampai pegal-pegal karena kelamaan dibonceng di at

  • Salah Pilih Jodoh   Syarif Buka Rahasia

    POV: SYARIF Aku benar-benar tersudut! Serba salah! Bahkan salah tingkah dan mati gaya! Semuanya berawal dari kejadian malam itu, setelah aku bertemu Dika dan pulang ke rumah. Di dalam kamar, Ryana memegang secarik kertas yang diambil dari dompetku. “Ini kertas apa? Pakai tulisan Arab, tapi bahasanya kok aneh, ya?” Dan tidak berhenti sampai di situ. Berkali-kali dia menyebut istilah tukang pelet di depanku. Memang dia tidak menuduh apapun. Tapi aku tahu, pasti dia ingin mengutarakan sesuatu. Hal yang tidak berani dia sampaikan terang-terangan. Itulah situasi yang membuatku tersudut, merasa serba salah, bahkan salah tingkah dan mati gaya! Aku sebenarnya merasa berat untuk menceritakan semua ini, Kawan! Tapi karena posisiku sudah tersudut seperti itu, baiklah. Akan kuceritakan padamu. Tapi ingat, ya. Ini hanya kuceritakan padamu saja. Tidak akan kuceritakan pada Ryana, juga orang lain yang kukenal. * * *

  • Salah Pilih Jodoh   Syarif Terpancing Emosi

    Sepulang dari sekretariat GIL, aku langsung pulang ke rumah, menyetir mobil sambil memikirkan Rangga. Di satu sisi aku sangat kasihan padanya. Dulu dia kecewa padaku, karena aku menikah dengan Syarif pada saat sedang proses ta’aruf denganku. Dan kini, peristiwanya bahkan jauh lebih tragis. Jika aku berada pada posisi dia, mungkin sudah depresi karena tak kuat menahan derita jiwa. Aku pun berdoa, semoga Rangga tak pernah lagi menghadapi masalah besar seperti itu dalam perjuangannya menemukan jodoh. Dan di sisi lain, entah kenapa pikiranku jadi nakal, membayangkan bahwa masih ada kesempatan bagiku untuk bersatu dengan Rangga dalam ikatan suci pernikahan. Tempat paling istimewa di hatiku yang dulu dihuni oleh Syarif, kini dia sudah terusir dari sana. Dan Rangga hadir sebagai penggantinya. Rasa kagumku padanya yang sudah hadir sejak dulu, kini sudah berubah menjadi cinta. Ya, aku memang sudah bertekad untuk minta cerai pada Syarif, karena sudah ta

  • Salah Pilih Jodoh   Dua Kali Kena PHP

    POV: RANGGA Memang, pernikahanku aneh banget. Tapi sebenarnya itu bukan pernikahan. Sebab yang duduk di pelaminan hanya aku dan kedua orang tuaku. Lalu di sebelah kami, dipajang Om dan Tante sebagai tameng aja. Supaya hadirin mengira bahwa merekalah orang tua dari pengantin wanita. Ke mana pengantin wanitanya? Jangan tanya padaku, karena aku sudah gak mau mikirin itu. Bahkan pikiranku sudah kukosongkan dari masalah tersebut. Sebab kalau kupikirkan, khawatir diri ini jadi gila. Ya, pria mana yang tidak shock, hampir pingsan, ketika jadwal pernikahan tinggal 1 hari lagi, ketika undangan sudah disebar semuanya, administrasi di KUA sudah selesai, biaya gedung resepsi sudah dibayar lunas, dekorasi ruangan sudah beres, konsumsi tinggal dimakan aja, tim dokumentasi dan wedding singer beserta group band-nya sudah siap semua, tapi justru pengantin wanitanya yang tidak muncul batang hidungnya! “Maaf, kami terpaksa membatalkan pernikaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status