Home / Romansa / Salah Ranjang / Terlalu Berat

Share

Terlalu Berat

Author: Losi
last update Last Updated: 2022-09-16 16:41:12

“Rylan! Rylan! Kumohon, kumohon dengarkan aku!” teriak Rhea dengan meraung. Namun ia tak sanggup mengejar Rylan yang semakin melangkah menjauh. Kakinya seolah tak sanggup berdiri menopang tubuh, otaknya seolah tak sanggup lagi berpikir dengan cara apalagi agar bisa menahan dan meyakinkan Rylan bahwa ia tidak bersalah. 

Sementara dua wartawan yang telah berhasil asisten Rhea usir, segera mengikuti Rylan meminta keterangan apa yang sebenarnya terjadi. 

“Rylan! Tolong berikan keterangan mengenai apa yang terjadi. Berikan kami klarifikasi!” paksa dua wartawan itu yang sengaja menahan langkah Rylan. 

Rylan menatap dua wartawan itu dengan kemarahan kemudian berteriak hingga suaranya serak. Ia dalam kondisi buruk sekarang dan dengan gilanya dua orang wartawan itu menanyakan apa yang terjadi dan memintanya memberi klarifikasi? Rasanya ia ingin menghabisi mereka sekarang.

Sementara asisten Rhea segera kembali menyusul Rhea. “Ya, Tuhan, Rhe,” ucapnya yang segera menarik selimut dan menyelimuti tubuh Rhea yang saat ini masih terduduk di lantai. Dipeluknya tubuh Rhea yang gemetar hebat dimana air matanya pun ikut jatuh menetes. Ia tak mengira nasib buruk menimpa sahabatnya tepat setelah hari bahagia semalam.

Rhea menangis, tak dapat diungkapkan lagi seperti apa perasaan dan tangisnya saat ini. Hatinya sakit, kepalanya sakit, tubuhnya juga merasakan sakit karena merasa kotor telah terjamah tangan pria lain bukan tangan suami yang ia cintai. 

Sementara di dalam kamar mandi saat ini pria yang semalam menghabiskan waktu dengan Rhea berdiri di depan cermin menatap pantulan wajahnya. Ia setengah menelengkan kepala melihat dengan seksama jejak merah yang menghiasi pipi karena pukulan Rylan. Desisan ringan terdengar lolos dari mulut saat dengan sengaja menggigit pipi bagian dalamnya. Siapa kira malam panasnya semalam harus dibayar dengan memar di wajah tampannya. Ia menunduk dengan kedua tangan menekan pinggiran wastafel. Dan saat ia kembali menegakkan kepala menatap pantulan wajahnya di cermin, seringai tipis pun terukir di bibir.

***

Di sebuah kamar apartemen lantai 20 terlihat seorang wanita yang tak lain adalah Rhea, tengah duduk termenung di depan jendela kaca besar menatap ke luar pada luasnya kota. Sorot matanya terlihat kosong namun beberapa detik setelahnya setetes air mata kembali menetes membasahi pipi. Kedua matanya terlihat sembab menangisi pernikahannya satu minggu yang lalu. Tak pernah ia kira kebahagiaannya akan hancur di hari yang sama. Setiap kali ia mencoba mengingat, ingatannya tetap sama bahwa Rylan lah yang membawanya ke kamar yang telah disiapkan untuknya. Tapi kenapa saat ia terbangun ia telah berada di kamar lain? Dan lebih parahnya lagi satu ranjang dan menikmati malam pertamanya dengan pria yang tidak ia kenal. Terlebih setelah kejadian itu pria tersebut hilang bak ditelan bumi seolah tak mau ikut campur masalah besar yang tengah ia hadapi.

Rhea mengusap air matanya kasar, namun air mata terus saja menetes bahkan semakin deras. Semakin ia mencoba melupakan semakin kejadian itu terlintas. Dan yang tak bisa ia terima adalah kenapa Rylan sama sekali tak memberinya kesempatan. Ia tahu Rylan kecewa, tapi apakah dengan semudah itu Rylan melupakan semua kenangan manis mereka selama ini? Padahal dibanding Rylan, ia lebih merasakan kecewa dan sakit karena malam pertamanya harus direnggut pria yang tidak ia kenali. Selama 23 tahun hidupnya, ini adalah cobaan terberat yang pernah ia dapat hingga membuatnya nyaris berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Melakukan malam pertama dengan pria tak dikenal, diceraikan hanya dalam hitungan jam setelah menikah dan sekarang namanya terkenal buruk di jagad maya. 

Setelah kejadian itu hanya selang beberapa jam beritanya telah menyebar. Selang tiga hari Rylan justru tampil di tv dan menjelaskan semuanya, menyudutkannya layaknya ia adalah wanita jahat dan murahan. Simpatik publik pun sepenuhnya ditujukan untuk Rylan, semetara hujatan, hinaan, dan makian semua tertuju padanya. Ia bahkan terpaksa menghapus akun instagramnya yang memiliki follower lebih dari 1 juta karena tak tahan mendapat perundungan. Begitu juga dengan semua akun sosial media miliknya. Ia juga harus menyewa apartemen baru karena setiap hari akan ada wartawan yang mendatangi tempat tinggalnya.

Rhea menekuk kedua lutut, menaikkannya ke kursi dan menyembunyikan wajahnya di antaranya. “Ayah, ibu, ajak aku bersamamu,” lirihnya. 

Rhea merupakan anak tunggal dari kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia lulus SMA karena kecelakaan. Ayahnya keturunan Australia sementara ibunya asli Indonesia namun memiliki darah Korea dari kakeknya yang membuatnya memiliki wajah cantik berkarakter. Sepeninggal kedua orang tuanya ia hidup seorang diri dengan harta warisan dari kedua orang tuanya. Hingga sejak sekitar dua tahun yang lalu ia mulai mandiri dengan bekerja sebagai seorang model juga selebgram. Sementara Rylan, yang kini menjadi mantan suaminya, bisa dibilang juga seorang artis pendatang baru. Rylan terjun ke dunia hiburan sejak tiga tahun yang lalu, meski begitu namanya tak cukup bersinar. Ia lebih kerap menjadi pemeran sampingan dalam sebuah produksi film atau sinetron. Meski begitu tetap saja namanya cukup dikenal.

Pertemuan Rhea dan Rylan terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu saat Rhea menghadiri sebuah acara amal yang dilakukan sebuah brand ternama. Dari sanalah ia dan Rylan saling mengenal hingga akhirnya semakin dekat dan memutuskan menjalin hubungan. Dan hubungan yang telah terjalin satu tahun akhirnya berlabuh di pelaminan satu minggu yang lalu. Sayangnya tidak ada yang tahu takdir, pernikahan yang telah direncanakan jauh-jauh hari berakhir di hari itu juga. 

Rhea mengangkat kepala membuat wajahnya yang pucat dan terlihat buruk terpampang jelas. Perlahan kedua kakinya turun dan memijak dinginnya lantai kemudian bangkit dari duduknya. Dengan langkah gontai ia berniat melangkah menuju kamar mandi. Namun baru beberapa langkah tubuhnya telah ambruk hingga membuatnya jatuh terduduk di depan tempat tidur. Tepat di saat itu seseorang berteriak dan berlari menghampiri. 

“Rhea! Rhe, kau baik-baik saja, Rhe!” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Salah Ranjang   Karma

    Hampir dua minggu berlalu sejak Rhea mendapat mangga muda kala itu. Saat ini ia berdiri di atas timbangan digital yang mana menunjukkan berat badanya yang bertambah. Hela nafas panjang lolos dari mulut seraya turun dari benda berbentuk persegi itu. Padahal baru beberapa minggu, tapi berat badannya sudah mulai bertambah. Bahkan ia yakin, berat badannya akan terus naik melihat nafsu makannya yang tak dapat dikendalikan. Rhea berjalan menuju kulkas dan mengambil sepiring potongan buah. Tiba-tiba ia teringat sesuatu kala mulai memasukkan potongan melon ke dalam mulut. Membawa piring berisi potongan melon dan pepaya, ia duduk menikmati camilan siangnya. Entah hanya perasannya saja atau memang suatu kebetulan? Setiap kali ia menginginkan sesuatu, apa yang diinginkannya seolah datang dengan sendirinya. Seperti saat ia menginginkan mangga muda kemarin, brownies pelangi, dan beberapa makanan lainnya. Yang paling membuatnya terus memikirkannya adalah saat ia menginginkan kue rangi yang sekaran

  • Salah Ranjang   Pria Misterius

    “Tunggu lah di sini,” perintah Damian. Damian sengaja menghentikan mobilnya saat melihat toko buah. Membuka sabuk pengamannya, ia segera turun dari mobil. Sementara Rhea tetap duduk dan mengarah pandangannya pada Damian yang bertanya pada si penjual buah di seberang jalan. Tok! Tok!Rhea begitu terkejut mendengar ketukan pada kaca mobil. Menoleh, ia dapat melihat seorang anak berdiri di luar. Memakai masker yang sebelumnya ia buka, ia menurunkan kaca. “Iya? Ada yang bisa kakak bantu?” tanyanya.“Kakak mau beli mangga muda?” kata bocah laki-laki berusia sekitar sepuluh tahu itu seraya mengangkat satu kantong plastik transparan berisi mangga muda.Seketika mata Rhea berbinar. “Wah, benarkah? Tentu saja!” ucapnya seraya meminta mangga itu dari bocah itu. Kemudian ia segera mengambil uang dan diberikannya pada si bocah. “Ini terlalu banyak, Kak,” kata bocah itu menolak uang Rhea senilai seratus ribu.“Tidak apa-apa. Ambil saja kembaliannya. Terima kasih, ya,” ucap Rhea dengan senyuman m

  • Salah Ranjang   Petunjuk?

    Rhea begitu terkejut, tepat saat ia membuka pintu, sudah ada Damian yang berdiri di hadapannya.Sebelah alis Damian terlihat meninggi “Mau ke mana?” tanyanya karena mendapati Rhea telah lengkap dengan atribut penyamarannya. Topi hitam, kacamata hitam serta masker yang menutupi wajah ayunya. Dan jangan lupakan hoodie yang dipakainya yang juga berwarna hitam.“Harusnya aku yang tanya. Apa yang kau lakukan di sini?” Bukannya menjawab, Rhea justru bertanya pada Damian. Pasalnya harusnya Damian sudah pergi dari sana.“Ponselku tertinggal. Sepertinya di ruang tamu tadi,” jawab Damian dengan senyum kecil yang mengembang.Hela nafas panjang terdengar lolos dari mulut Rhea, ia pun berbalik memasuki apartemennya untuk mengambilkan ponsel Damian. Dan benar saja, ponsel pria itu berada di atas meja. “Terima kasih,” ucap Damian saat Rhea mengembalikan ponselnya. “Jadi, kau mau ke mana?” tanyanya kemudian.“Ingin mencari udara segar.” Rhea sempat berpikir mengurungkan niatnya karena ketahuan Damia

  • Salah Ranjang   Janji

    Rhea mengerjap dan merasakan kedua matanya yang pedas dan sembab. Membuka kedua matanya sempurna, kesadaran pun diraihnya. Tepat di saat itu Damian membuka pintu kamar dengan senyuman tercipta. “Sudah bangun?” Rhea bangun menegakkan punggungnya, menyeret bokongnya dan bersandar kepala ranjang. “Kua masih di sini?” Damian yang telah berdiri di sisi ranjang hanya mengangguk. “Mana mungkin aku meninggalkanmu di rumah sendiri dengan keadaanmu seperti ini?” ucapnya seraya mendudukan bokongnya di tepi ranjang. Rhea berusaha mengingat-ingat kemudian senyum kecutnya pun tercipta. Ia ingat jika sebelumnya melampiaskan seluruh perasaanya pada Damian sampai dirinya tertidur. Seingatnya mereka bicara di ruang tamu, tapi melihat di mana dirinya sekarang, sudah jelas Damian pasti menggendongnya. Sekarang saat mengingatnya, dia benar-benar malu. “Maaf, kau harus mendengar keluh kesahku. Kuharap kau melupakannya,” ucapnya. “Dan maaf, aku berat,” lanjutnya kemudian. “Kenapa aku harus melakukannya

  • Salah Ranjang   Terpaksa Luluh

    Hening. Tak ada yang membuka suara setelah Rhea mengatakan keinginannya pada Damian. Tak dapat dipungkiri bahwa ia menyimpan dendam. Bukan hanya pada Rylan, tapi juga pada Lucy. Dia juga berniat membalas apa yang mereka lakukan, sayangnya niatnya terhalang keadaannya yang berbadan dua. Walau tak menginginkan kehadiran calon bayi dalam perutnya namun ia sama sekali tak berpikir untuk menggugurkannya. Dan ia khawatir, jika niat balas dendamnya akan menimbulkan sesuatu yang buruk bagi kehidupan kecil yang saat ini tengah proses bertumbuh dalam rahim. Tiba-tiba Rhea berbalik dan berusaha menahan air mata yang terasa mulai menggenang. Hanya teringat apa yang Rylan dan Lucy lakukan membuat emosinya kembali ke udara. Akhir-akhir ini sejak dinyatakan hamil, emosinya memang menjadi labil. Rhea menarik nafas panjang dan mengembuskannya perlahan kemudian kembali berbalik menatap Damian. “Maaf, lupakan,” ucapnya dengan berusaha menekan emosi jiwa.“Baiklah.” Namun dengan mantap Damian menjawab.

  • Salah Ranjang   Balasakan Dendamku

    Rhea membuka pintu saat ia hendak keluar untuk membeli sesuatu. Tiba-tiba saja ia menginginkan makanan kecut dan berniat membelinya. Dan kini ia telah rapi dengan penyamaranya. Masker untuk menyembunyikan wajahnya dan topi hitam untuk menyembunyikan helai mahkotanya. Namun langkahnya seketika terhenti saat mendapati sebuah bingkisan di depan pintu apartemennya berisikan beberapa kotak susu untuk ibu hamil dan vitamin. Rhea menatap bingkisan itu kemudian mengedarkan pandangan melihat siapa yang meninggalkan bingkisan tersebut namun ia tak mendapati seorang pun. Pikiran buruk pun tiba-tiba menyerang, ia takut jika yang mengirimkan bingkisan itu adalah stalker yang mengetahui keberadaannya dan itu berarti juga tahu bahwa ia tengah hamil sekarang. Ia pun segera menutup pintu dan membiarkan bingkisan itu tetap berada di luar. Rhea berdiri di balik pintu dengan tubuh gemetar. Saat denting ponsel tanda pesan masuk terdengar ia pun sampai terjingkat karena kaget dan ketakutan. Mengambil pon

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status