Salah Ranjang

Salah Ranjang

Oleh:  Losi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
838Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Rhea kira apa yang terjadi karena kesalahannya hingga suami yang baru menikahinya semalam menceraikan keesokan harinya. Semua terjadi karena salah ranjang yang membuat pernikahan yang bahkan belum sempat ia kecap hancur berantakan. Rylan, suaminya, memergokinya satu ranjang dengan pria tak dikenal yang mengaku bahwa Rhea-lah yang mendatangi ranjangnya. Rhea tak tahu siapa yang salah, apakah ucapan pria itu benar, atau ia yang telah menjadi kambing hitam. Kesadaran yang tak sepenuhnya membuatnya tak dapat mengingat semuanya dengan jelas. Sampai pada akhirnya Rhea mengetahui fakta sesungguhnya mengenai siapa dalang di balik itu semua. Dan sejak itu ia bersumpah akan membalasnya dengan cara lebih menyedihkan. Sayangnya Tuhan berkehendak lain saat ia dinyatakan hamil. Dan sudah pasti itu adalah anak dari pria tak dikenal yang mengambil malam pertamanya karena salah ranjang. Bagaimana kehidupan Rhea selanjutnya? Akankah ia mempertahankan janin yang dikandungnya dan menerima kenyataan, atau tetap pada tujuan balas dendamnya pada dua iblis bertopeng malaikat? Dua orang paling berharga dalam hidupnya namun ternyata menusuknya dari belakang.

Lihat lebih banyak
Salah Ranjang Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
Malam Menikah Pagi Bercerai
Pintu bercat coklat itu terbuka lebar saat terdobrak dari luar membuat tidur penghuni di dalam kamar terusik. Seorang pria dengan setelan jas pernikahan yang terlihat kusut memasuki kamar dengan raut wajah penuh amarah.“Rhea!”Wanita yang saat ini tengah terbaring di atas ranjang, mengerjapkan mata saat mendengar suara gaduh nan berisik. Dengan kepala masih terasa pening, ia berusaha meraih kesadaran mendengar suara sang suami terus berteriak memanggil namanya. “Rhea!”Wanita tersebut bangun menegakkan punggungnya dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah suami yang baru menikahinya semalam tampak berang diselimuti aura kehitaman yang seolah menguar. “Ada apa, Sayang?” tanyanya dengan suara parau. “Ada apa?! Kau masih bertanya ada apa?! Kau tidur dengan pria lain dan masih berani bertanya?!” teriak Rylan. Pria yang menikahi Kamarhea Violyn, wanita yang saat ini seolah masih belum menyadari apa yang terjadi. “Apa mak–” suara Rhea menggantung saat ia menoleh ke samping dan mendapa
Baca selengkapnya
Terlalu Berat
“Rylan! Rylan! Kumohon, kumohon dengarkan aku!” teriak Rhea dengan meraung. Namun ia tak sanggup mengejar Rylan yang semakin melangkah menjauh. Kakinya seolah tak sanggup berdiri menopang tubuh, otaknya seolah tak sanggup lagi berpikir dengan cara apalagi agar bisa menahan dan meyakinkan Rylan bahwa ia tidak bersalah. Sementara dua wartawan yang telah berhasil asisten Rhea usir, segera mengikuti Rylan meminta keterangan apa yang sebenarnya terjadi. “Rylan! Tolong berikan keterangan mengenai apa yang terjadi. Berikan kami klarifikasi!” paksa dua wartawan itu yang sengaja menahan langkah Rylan. Rylan menatap dua wartawan itu dengan kemarahan kemudian berteriak hingga suaranya serak. Ia dalam kondisi buruk sekarang dan dengan gilanya dua orang wartawan itu menanyakan apa yang terjadi dan memintanya memberi klarifikasi? Rasanya ia ingin menghabisi mereka sekarang.Sementara asisten Rhea segera kembali menyusul Rhea. “Ya, Tuhan, Rhe,” ucapnya yang segera menarik selimut dan menyelimuti
Baca selengkapnya
Sandiwara
“Rhea! Rhe, kau baik-baik saja, Rhe!” Wanita tersebut segera membantu Rhea bangun kemudian mendudukkannya di tepi ranjang. “Ya, Tuhan, Rhe, kenapa jadi seperti ini?” Diusapnya air mata Rhea di mana air matanya pun terlihat mulai menggenang di kedua matanya. Lucy namanya, wanita yang saat ini duduk di samping Rhea dan meratapi keadaannya sekarang. Lucy adalah teman, sahabat, sekaligus asisten Rhea. Hanya dia yang tahu keberadaan Rhea saat ini, dan hanya dia yang memiliki akses mudah mengunjungi Rhea sejak hari itu. “Rhe, kumohon, jangan siksa dirimu seperti ini. Semuanya belum berakhir, Rhe,” ucap Lucy seraya kembali mengusap air mata Rhea. Diperhatikannya Rhea dengan seksama dan air mata tak kuasa tak menetes melihat tubuh Rhea yang kurus. Kedua pipi Rhea tampak tirus dengan cekungan mata yang dalam dan menghitam. Sementara tangannya terasa layu bak mayat. Tak kuasa melihat keadaan sahabatnya, ia segera membawa Rhea dalam pelukan. Padahal sudah satu minggu berlalu dan ia kira Rhea
Baca selengkapnya
Sahabat Terbaik
“Terima kasih, Lucy.”Rhea memegang pergelangan tangan Lucy dengan mengucapkan terima kasih. Rasanya ia tak tahu lagi bagaimana caranya berterima kasih atas semua yang telah Lucy lakukan selama ini. Sudah hampir tiga minggu pasca hari menyakitkan dalam hidupnya dan selama itu pula Lucy tak pernah berhenti menemaninya, memberinya semangat juga mengurusnya layaknya saudara. Saat ini mereka tengah berada di kamar Rhea dengan Lucy yang menyuapi Rhea. Lucy duduk di kursi di sisi ranjang sementara Rhea setengah duduk di ranjang. Seiring berjalannya waktu, perlahan Rhea mulai menerima dan mengikhlaskan apa yang telah terjadi meski tak dapat dipungkiri bahwa ia merasakan kekecewaan yang teramat besar pada Rylan. Sekarang ia sudah mau makan dengan teratur meski harus dengan bujukan Lucy.Lucy menggenggam tangan Rhea dan mengatakan, “Bagaimanapun juga kau adalah sahabatku. Aku tak ingin melihatmu terus terpuruk. Aku yakin kau akan menemukan kebahagiaan lebih nanti. Aku masih di sini, Rhe, dan
Baca selengkapnya
Pengkhianat Sebenarnya
Waktu terus berjalan dan tak terasa sudah sebulan lebih dari kejadian salah ranjang berlalu. Semakin hari Rhea mulai menerima kehidupan barunya tanpa Rylan. Meski ia belum menunjukkan diri di depan umum tapi ia sudah berani keluar rumah walau menggunakan penyamaran. Denting bunyi lift terdengar dan saat pintu terbuka Rhea keluar dari dalam lift dengan membawa sebuah kotak di tangan. Saat ini ia tengah berada di apartemen Lucy berniat memberinya kejutan karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Selain itu juga sebagai ucapan terima kasih karena selama ini Lucy selalu ada untuknya. Senyumnya terus merekah di balik masker yang dipakainya. Dan saat sampai di depan sebuah pintu bercat coklat, ia segera membuka kunci menggunakan sandi yang telah ia hafal. “Syukurlah sandinya belum berubah,” gumamnya saat pintu telah terbuka. Tak membuang waktu ia segera masuk ke dalam dan mempersiapkan kejutan. Ia yakin Lucy pasti akan terkejut nanti dan menyukai kejutan darinya. Kejutan hadiah sebuah ka
Baca selengkapnya
Hamil
Mata Rhea melebar sempurna terlebih saat mendengar gelak tawa Rylan yang nyaring di telinga. Malam itu? Apakah jangan-jangan….“Aku dengan sengaja membawa pria itu masuk dan dengan bodohnya kau mengira bahwa itu aku? Aku jadi berpikir apakah kau benar-benar mencintaiku seperti yang kau katakan atau semuanya hanya bulshit belaka? Bahkan pria lain menjamah tubuhmu saja kau tak bisa membedakan apakah itu aku atau tidak. Tapi dengan begitu rencanaku berjalan mulus. Aku berhasil bebas darimu tanpa terlihat buruk di depan semua orang, Sebaliknya, semua orang bersimpati padaku karena mengira kau yang bersalah. Hahaha, bukankah itu sangat menarik, Rhea? Harusnya kau memuji betapa cerdasnya aku.”Rhea tak percaya ini, tak percaya semua yang terucap dari mulut Rylan. Tapi kenapa semua yang dikatakannya terasa benar dan masuk akal? Rhea tak sanggup, tak sanggup menerima kenyataan menyakitkan ini dan tak sanggup mendengar lebih banyak lagi. Lucy dan Rylan, dua orang itu adalah orang yang paling
Baca selengkapnya
Masa Lalu
Rhea berjalan gontai memasuki apartemennya di mana ia baru saja pulang dari rumah sakit. Mendudukkan bokongnya dengan sedikit kasar ke sofa, kepalanya menengadah menatap langit ruangan. Rasanya ia masih tak percaya bahwa saat ini ada kehidupan kecil di dalam perutnya. Tangannya bertengger di atas perut dan mencengkramnya ringan, memejamkan matanya, setetes air mata pun kembali jatuh melewati ujung mata. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Dikhianati pria yang ia cintai juga sahabatnya kemudian harus menanggung aib dari pria yang tidak dikenal. Apakah ia bisa melewati ini semua? Tiba-tiba perhatian Rhea teralihkan saat dering ponselnya terdengar. Mengambil ponsel dari dalam tas, dilihatnya siapa meneleponnya. Dan melihat nama siapa yang tertera pada layar, ibu jarinya mengusap layar mengangkat panggilan. "Halo.""Halo. Rhe."Rhea tersenyum tipis. "Ada apa?" "Aku di rumahmu sekarang. Tapi sepertinya rumahmu sepi. Kau tidak di rumah?""Aku sekarang menyewa apartemen.""Apa? Kenapa
Baca selengkapnya
Susu Hamil
"Aku hamil dan bukan anak Rylan, pria yang menikahiku waktu itu. Aku hamil dan ini adalah anak dari pria yang bahkan tidak aku kenal. Apa kau masih tetap bersikukuh ingin kita kembali seperti dulu?" Rhea mengatakannya dengan jelas. Tak ada keraguan sedikitpun dari ucapannya meski suaranya terdengar sedikit bergetar. Ia bahkan tersenyum saat mengatakannya. Senyum yang sengaja ia tunjukkan untuk menutupi luka di hatinya. Rhea sengaja mengatakan kebenaran agar Damian menyerah. Ia tak ingin kembali merasakan luka yang sama dan sengaja mencari alasan agar Damian berhenti berharap. Luka yang Rylan torehkan bahkan masih basah, dan saat Damian kembali, luka lama yang telah ia pendam kembali terbuka. Ia ingin menutup hatinya, menyembuhkan dua luka yang nyaris membunuhnya perlahan. Ia tahu Damian tak bersalah, hanya saja ia tak ingin kembali merasakan luka yang sama untuk kedua kalinya. Ucapan kedua orang tua Damian bahkan rasanya masih membekas. Damian masih terdiam dengan raut wajahnya yang
Baca selengkapnya
Bukan Pria Baik
"Ka– kau tahu mengenal Rylan?" tanya Lucy sedikit terbata."Hanya sebatas tahu siapa dia. Tentu kau lebih mengenalnya bukan? Dan tentu kau juga tahu mengenai kehamilan Rhea. Kau adalah sahabatnya, sebenarnya apa yang terjadi pada Rhea? Siapa laki-laki itu? Katakanlah padaku mengenai semua yang kau tahu," cerocos Damian yang begitu penasaran.Lucy terdiam cukup lama kemudian mengambil cangkir kopinya dan menyeruputnya perlahan tanpa berani menatap Damian. Tenggorokannya terasa begitu kering hingga menelan ludah saja terasa menyakitkan. Meski begitu lelehan cappucino yang mengaliri kerongkongan masih tak mampu membuatnya tenang. Bahkan tangannya pun terlihat gemetar. Dahi Damian tampak berkerut melihat sikap Lucy. Ia merasa ada yang coba Lucy sembunyikan darinya.“Me– mengenai itu … aku tidak tahu. Bukankah akan lebih jelas jika kau menanyakannya sendiri pada Rhea?” kata Lucy seraya meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja.“Apakah telah terjadi sesuatu yang di antara kalian?”Tangan
Baca selengkapnya
Balasakan Dendamku
Rhea membuka pintu saat ia hendak keluar untuk membeli sesuatu. Tiba-tiba saja ia menginginkan makanan kecut dan berniat membelinya. Dan kini ia telah rapi dengan penyamaranya. Masker untuk menyembunyikan wajahnya dan topi hitam untuk menyembunyikan helai mahkotanya. Namun langkahnya seketika terhenti saat mendapati sebuah bingkisan di depan pintu apartemennya berisikan beberapa kotak susu untuk ibu hamil dan vitamin. Rhea menatap bingkisan itu kemudian mengedarkan pandangan melihat siapa yang meninggalkan bingkisan tersebut namun ia tak mendapati seorang pun. Pikiran buruk pun tiba-tiba menyerang, ia takut jika yang mengirimkan bingkisan itu adalah stalker yang mengetahui keberadaannya dan itu berarti juga tahu bahwa ia tengah hamil sekarang. Ia pun segera menutup pintu dan membiarkan bingkisan itu tetap berada di luar. Rhea berdiri di balik pintu dengan tubuh gemetar. Saat denting ponsel tanda pesan masuk terdengar ia pun sampai terjingkat karena kaget dan ketakutan. Mengambil pon
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status