Home / Romansa / Salahkah Aku Mencintaimu? / Bab 2 - Gugurkan Saja Kandungan Itu

Share

Bab 2 - Gugurkan Saja Kandungan Itu

Author: Jezlyn
last update Huling Na-update: 2022-02-23 15:37:11

Kedua orang itu terjungkal ke depan, namun untungnya tidak mengalami luka yang serius. Hanya saja hati keduanya masih merasa sangat deg-degan saat ini ketika barusan akan menabrak penjual bakso keliling yang ingin menyebrang.

Rayyan langsung menoleh dan melihat keadaan Anin. Perempuan itu pun sama-sama mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Rayyan. Memastikan pria itu tidak kenapa-kenapa.

“Rayyan, kamu gapapa?” tanya Anin, lirih.

“Turun!”

Masih merasa deg-degan membuat Anin belum jelas mendengar perintah dari Rayyan. Perempuan itu hanya bisa menatap kepergian Rayyan yang keluar mobil dengan keadaan emosi. Bahkan Rayyan tidak segan-segan membanting pintu mobil sampai kedua kali seperti ini.

Tidak ingin membuat Rayyan semakin marah, buru-buru Anin segera bergegas turun dan berjalan menghampiri Rayyan yang tengah berbicara dengan penjual bakso keliling itu. Untungnya tidak ada luka dan kerugian yang terjadi karena Rayyan lebih memilih menabrakan mobilnya ke bahu jalan.

Urusan dengan bapak penjual bakso itu selesai. Rayyan langsung mengusap wajahnya frustasi dan berteriak kencang. “Aaaaarrrgggg! Ini semua gara-gara kamu!”

Anin melongo tidak percaya. Hal yang barusan terjadi kepada mereka berdua ditimpahkan kepadanya? Justru barusan ia yang menjerit dan memberitahukan kepada pria itu. Dan, kenapa seolah-olah masalah yang terjadi atas ulahnya?

“Andai kamu tidak membuatku pusing hari ini pasti kejadian ini tidak akan terjadi!” makinya kembali.

“Ta—“

“Sudahlah! Dan soal kamu yang bilang hamil itu aku tidak percaya jika dia anakku!” sangkal Rayyan, sangsi.

Anin melongo kembali. Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan kekasihnya ini yang tidak mau mengakui hasil perbuatannya.

“Tapi kita berdua melakukannya, Rayyan. Bahkan sering.”

“Kita melakukan itu sudah lama, Nin. Bahkan sudah sebulan yang lalu, dan aku pakai pengaman saat itu. Kenapa kamu sekarang tiba-tiba hamil? Kenapa saat aku tidak menggunakan pengaman tidak hamil? Kamu melakukan dengan siapa selain sama aku, hah? Jujur, Nin!” desak Rayyan, frustasi.

“Apa? Kamu menuduhku melakukan ini sama pria lain?”

“Ya, tidak mungkin anak yang dikandung kamu itu anakku. Jelas-jelas aku pakai pengaman. Tuntutlah Ayah biologis anak itu, dan aku yakin jika itu bukan anakku. Pasti sebulan ini kamu ada main sama pria lain.”

“Aku tidak semurah itu, Rayyan!” pekik Anin, kecewa. “Aku hanya melakukan denganmu. Kamu yang mengambil semuanya dariku. Kesucianku. Ciuman pertamaku. Dan, sekarang aku hamil anak kamu!”

Rayyan menggeleng tidak setuju. Menyangkal jika yang diucapkan oleh Anin itu hanya kebohongan semata.

“Memang aku yang mengambil kesucianmu, namun bukan berarti aku yang menghamilimu saat ini. Kamu tahu sendiri saat ini aku sedang menghadapi skripsi. Dan, aku tidak mau gagal karena harus menikah denganmu. Aku belum siap jadi bapak. Lagian cita-cita dan masa depanku masih panjang. Aku tidak mau menikah muda yang membuat pikiran dan otakku stress nanti.”

“Enak sekali kamu berbicara seperti itu, hah! Lalu bagaimana nasibku yang sudah semester enam ini. Usia kehamilan ini pasti akan menambah hingga membuat perutku akan terus membuncit. Apa kata orang-orang dan mahasiswa yang melihatku hamil tanpa suami, hah! Terlebih kedua orangtuaku yang tengah mencalonkan diri sebagai pemimpin pejabat di salah satu daerah pulau Jawa pasti akan merasa malu dan syok jika tahu hal ini. Apa kamu tidak berpikir sampai ke sana, hah?!”

Rayyan langsung mengusap wajahnya sekali lagi. Pikirannya benar-benar buntu saat ini karena sudah stress dengan skripsi yang tengah dijalaninya. Apalagi harus menikah muda itu tidak termasuk dalam kategori agendanya. Tidak ada sama sekali.

Sambil memejamkan mata kuat, Rayyan langsung memberikan ide terbaiknya untuk masalah ini agar tidak membuat kedua belah keluarga merasakan malu. Terlebih kedua orangtua Anin yang tengah mencalonkan diri di daerah, dan keluarganya yang berasal dari kalangan selebriti tanah air.

“Kalau begitu gugurkan anak itu sebelum semua orang lain tahu apalagi jangan sampai bocor ke wartawan.”

Anin melongo tidak percaya dan menduga dengan ide gila dari Rayyan. Ia pikir jika Rayyan itu adalah pria bertanggung jawab dan dewasa seperti kata kedua orangtuanya yang selalu menyanjung-nyanjung di berita infotaiment. Nyatanya? Dia hanya pria berengsek yang hanya memikirkan kenikmatan saja tanpa mau mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuatnya.

"Dasar berengsek! Picik sekali kamu, Rayyan!" maki Anin, emosi.

"Enggak usah munafik, Nin! Kita berdua masih muda dan jumlah follower kita banyak! Kalau mereka tahu kamu hamil pasti reputasimu hancur sebagai selebgram! Jadi gugurkan saja anak itu, dan kita berdua bebas dari masalah ini."

"Dasar biadab! Aku bersumpah akan menghancurkanmu, Rayyan Hardikusuma!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
RF Riani
Semngat Anin dukungan penuh buat kamu biar bisa membalas kelakuan Rayyan
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 87 - Hadiah Terindah [TAMAT]

    Hari ini adalah hari yang paling bersejarah di dalam keluarga Sastrowidjojo. Apalagi pagi ini Sekar tengah menanti dengan perasaan harap-harap cemas. Anindya—menantunya tengah berada di dalam kamar mandi untuk menguji kebenaran apa yang dikatakan oleh Ibu Nyai. Apakah benar hamil atau hanya mual-mual biasa karena asam lambung ataupun masuk angin.Semoga saja hasilnya sesuai harapan. Sekar ingin sekali menimang cucu dari Ares. Bukan ingin menuntut, tapi Sekar sadar jika usianya sudah tidaklah lagi muda. Sekar ingin menggendong anak hasil dari Ares agar bisa adil dengan Nadia. Di samping itu mumpung ia masih hidup juga karena usia tiada yang tahu bukan? Untuk itu Sekar selalu berdoa supaya Anin bisa sehat selalu dan mengandung benih dari Ares.Ceklek! “Bagaimana hasilnya?” tanya Sekar, harap-harap cemas.Anin diam saja. Ia justru langsung menyerahkan alat tes kehamilan itu kepada Sekar. “Enggak tahu, Bu. Anin enggak lihat soalnya takut,” jawab

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 86 - Harapan

    Semua orang yang berada di kamar itu tentu saja terkejut dengan ucapan Ibu Nyai. Apalagi hanya dengan memegang perut saja langsung berasumsi seperti itu.“Iya betul ini lagi hamil,” ulang Ibu Nyai.“Itu seriusan Ibu Nyai?” tanya Sekar, masih tidak percaya akan ucapan Ibu Nyai. Tapi memang suka betul ucapan Ibu Nyai ini.“Iya, Ibu Sekar. Coba saja diperiksa ke dokter pasti hasilnya positif.” Ibu Nyai masih terus mengusap-usap perut milik Anin lembut. “Belum datang bulan, ‘kan, Nduk?” tanya Ibu Nyai kepada Anin.Anin tampak terdiam sesaat. Mencoba mengingat kapan terakhir dirinya kedatangan tamu bulanan.Dan, ketika ingat jika terakhir datang bulan saat akan menikah. Sedangkan ini sudah satu bulan lebih dirinya menikah dengan Ares. Sedangkan ia belum datang bulan lagi.“Astagfirullah! Anin belum datang bulan, Bu,” ucap Anin menatap ke arah Sekar dengan ekspresi wajah kebingungan. “Apa benar Anin hamil, ya, Bu?”“Walah Ibu juga tidak tahu, Nin. Kamu ada tespack?” tanya Sekar, jadi penasa

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 85 - Mual-Mual

    Meski tidak enak badan, Anin harus tetap bersiap-siap untuk pergi ke rumah Mama Rosa. Apalagi kue Mama Rosa mulai banjir orderan dari teman-temannya.Tok! Tok! Tok!“Nin,” panggil Sekar dari luar kamar.“Masuk, Bu. Pintunya enggak dikunci.”Ceklek! Sekar membawa nampan yang berisi wedang jahe juga menu sarapan untuk Anin. Apalagi menantu-nya ini sedang tidak enak badan karena ulah dari Ares, putranya.“Lho, Bu. Tidak perlu repot.”“Kata Ares kamu lagi enggak enak badan.”“Hanya masuk angin aja kok, Bu. Nanti juga sembuh.”“Maafkan anak Ibu, ya. Maaf kalau dia terlalu menggebu-gebu,” kata Sekar, merasa tidak enak sendiri. Padahal yang melakukan perbuatan itu Ares bukan dirinya.Anin hanya menyengir saja karena yang dibahas sudah ke ranah sana. Meski merasa tidak enak dengan Sekar karena diperlakukan sangat baik, Anin tetap menghargai dengan memakan dan meminum wedang jahe itu.“Makasih banyak ya, Bu. Ibu sudah makan?”“Ibu sudah makan tadi setelah A

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 84 - Indahnya Pengantin Baru

    Dari banyaknya tempat perbelanjaan entah kenapa harus bertemu dengan Vivi di mal ini. Anin juga kaget tetapi ia harus tetap sopan serta ramah.“Eh, Anin. Sendirian aja?” tanya Vivi, masih fokus menatap cermin karena sedang memakai bulu mata palsu jadi harus fokus.“Sama Mama dan suami.”“Hah?! Suami? Kamu udah nikah?” Vivi langsung berputar badan menatap Anin yang memang berdiri di belakangnya ini. Ekspresinya benar-benar terkejut luar biasa. “Sama Ares?” lanjut Vivi, sambil menelan ludahnya susah payah.Anin tersenyum manis sambil mengangguk. “Iya, Tante.”“Kapan?” Ada rasa kecewa di dalam hati Vivi karena teringat akan lamarannya yang ditolak. Akan tetapi kali ini Vivi bisa mengendalikan diri karena banyak orang di toilet. Di samping itu juga sudah janji dengan Rayyan untuk bersikap baik kepada Anin. “Kok Tante enggak diundang?”“Baru kemarin, Tante. Kami mengadakan pernikahan sederhana saja. Yang datang juga dari pihak keluarga saja dan memang tidak mengundang orang lain.”Vivi men

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 83 - Keramas Setiap Pagi

    Pagi ini Anin terbangun dengan perasaan yang berbunga-bunga. Apalagi semalam Ares telah menggagahi-nya dengan penuh kelembutan meski sedikit beringas kalau kata Bayu. Mungkin bagi dia mumpung sudah halal hingga sedikit beringas. Tapi semuanya membuat Anin puas juga terngiang-ngiang akan permainan pria itu.Ketika sedang mengeringkan rambut akibat keramas pagi pun membuat Anin tidak kuat menahan untuk tidak tersenyum. Alhasil Anin selalu cengar-cengir di depan cermin tempat ia make-up.Tak lama pintu kamar mandi terbuka yang menampilkan Ares. Anin pun rasanya malu ingin menoleh—melihat tubuh kekar suaminya yang semalam ia kecupi.“Sayang, bisa ambilkan bajuku tidak?”“Kamu mau kerja?”“Enggak lah. Aku cuti seminggu. Ambil baju santai aja. Terserah kamu pilih yang mana. Yang pasti hari ini kita akan jenguk Papa.”Mendengar ingin ‘menjenguk papa’ membuat Anin segera berdiri dari kursi. Sampai akhirnya Anin tidak sengaja melihat tubuh atletis milik Ares. Sontak hal ini membuat Anin segera

  • Salahkah Aku Mencintaimu?   Bab 82 - Malam Pertama

    Anin bergegas turun dari atas ranjang. Ia melihat penampilan dirinya yang begitu acak-acakan. Merasa gerah membuat Anin memutuskan mandi terlebih dahulu sebelum akhirnya merias wajahnya ulang.Tak lupa Anin meminta bantuan kepada MUA, teman kuliahnya yang Anin undang ke acara pernikahan ini.“Enggak nyangka kalau lo nikah duluan, Nin.”“Hehehe, makasih banyak, Sara.”“Pokoknya doa yang baik buat lo dan suami. Kangen masa-masa kuliah deh. Enggak ada lo kurang rame di kampus.”“Ck! Masa, sih.”“Hm, betul dong. Pokoknya di kampus selalu heboh berita soal lo sama Rayyan. Tapi lo seriusan bakalan pindah kampus dan ngulang dari semester awal lagi?”“Kalau diizinkan sama suami, Sar.”“Kalau dilihat-lihat secara langsung tipikal Ares itu bucin banget tahu. Dih, betapa beruntungnya lo dapatin dia. Mimpi apa deh lo kemarin bisa dinikahi pengusaha kaya raya.”“Hahaha, ada-ada aja lo.”Akhirnya Anin selesai di make-up. Penampilannya kembali cantik bahkan lebih fress dari sebelumnya. Anin bahkan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status