Share

Bab 2 - Gugurkan Saja Kandungan Itu

Kedua orang itu terjungkal ke depan, namun untungnya tidak mengalami luka yang serius. Hanya saja hati keduanya masih merasa sangat deg-degan saat ini ketika barusan akan menabrak penjual bakso keliling yang ingin menyebrang.

Rayyan langsung menoleh dan melihat keadaan Anin. Perempuan itu pun sama-sama mengangkat kepalanya dan menoleh ke arah Rayyan. Memastikan pria itu tidak kenapa-kenapa.

“Rayyan, kamu gapapa?” tanya Anin, lirih.

“Turun!”

Masih merasa deg-degan membuat Anin belum jelas mendengar perintah dari Rayyan. Perempuan itu hanya bisa menatap kepergian Rayyan yang keluar mobil dengan keadaan emosi. Bahkan Rayyan tidak segan-segan membanting pintu mobil sampai kedua kali seperti ini.

Tidak ingin membuat Rayyan semakin marah, buru-buru Anin segera bergegas turun dan berjalan menghampiri Rayyan yang tengah berbicara dengan penjual bakso keliling itu. Untungnya tidak ada luka dan kerugian yang terjadi karena Rayyan lebih memilih menabrakan mobilnya ke bahu jalan.

Urusan dengan bapak penjual bakso itu selesai. Rayyan langsung mengusap wajahnya frustasi dan berteriak kencang. “Aaaaarrrgggg! Ini semua gara-gara kamu!”

Anin melongo tidak percaya. Hal yang barusan terjadi kepada mereka berdua ditimpahkan kepadanya? Justru barusan ia yang menjerit dan memberitahukan kepada pria itu. Dan, kenapa seolah-olah masalah yang terjadi atas ulahnya?

“Andai kamu tidak membuatku pusing hari ini pasti kejadian ini tidak akan terjadi!” makinya kembali.

“Ta—“

“Sudahlah! Dan soal kamu yang bilang hamil itu aku tidak percaya jika dia anakku!” sangkal Rayyan, sangsi.

Anin melongo kembali. Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan kekasihnya ini yang tidak mau mengakui hasil perbuatannya.

“Tapi kita berdua melakukannya, Rayyan. Bahkan sering.”

“Kita melakukan itu sudah lama, Nin. Bahkan sudah sebulan yang lalu, dan aku pakai pengaman saat itu. Kenapa kamu sekarang tiba-tiba hamil? Kenapa saat aku tidak menggunakan pengaman tidak hamil? Kamu melakukan dengan siapa selain sama aku, hah? Jujur, Nin!” desak Rayyan, frustasi.

“Apa? Kamu menuduhku melakukan ini sama pria lain?”

“Ya, tidak mungkin anak yang dikandung kamu itu anakku. Jelas-jelas aku pakai pengaman. Tuntutlah Ayah biologis anak itu, dan aku yakin jika itu bukan anakku. Pasti sebulan ini kamu ada main sama pria lain.”

“Aku tidak semurah itu, Rayyan!” pekik Anin, kecewa. “Aku hanya melakukan denganmu. Kamu yang mengambil semuanya dariku. Kesucianku. Ciuman pertamaku. Dan, sekarang aku hamil anak kamu!”

Rayyan menggeleng tidak setuju. Menyangkal jika yang diucapkan oleh Anin itu hanya kebohongan semata.

“Memang aku yang mengambil kesucianmu, namun bukan berarti aku yang menghamilimu saat ini. Kamu tahu sendiri saat ini aku sedang menghadapi skripsi. Dan, aku tidak mau gagal karena harus menikah denganmu. Aku belum siap jadi bapak. Lagian cita-cita dan masa depanku masih panjang. Aku tidak mau menikah muda yang membuat pikiran dan otakku stress nanti.”

“Enak sekali kamu berbicara seperti itu, hah! Lalu bagaimana nasibku yang sudah semester enam ini. Usia kehamilan ini pasti akan menambah hingga membuat perutku akan terus membuncit. Apa kata orang-orang dan mahasiswa yang melihatku hamil tanpa suami, hah! Terlebih kedua orangtuaku yang tengah mencalonkan diri sebagai pemimpin pejabat di salah satu daerah pulau Jawa pasti akan merasa malu dan syok jika tahu hal ini. Apa kamu tidak berpikir sampai ke sana, hah?!”

Rayyan langsung mengusap wajahnya sekali lagi. Pikirannya benar-benar buntu saat ini karena sudah stress dengan skripsi yang tengah dijalaninya. Apalagi harus menikah muda itu tidak termasuk dalam kategori agendanya. Tidak ada sama sekali.

Sambil memejamkan mata kuat, Rayyan langsung memberikan ide terbaiknya untuk masalah ini agar tidak membuat kedua belah keluarga merasakan malu. Terlebih kedua orangtua Anin yang tengah mencalonkan diri di daerah, dan keluarganya yang berasal dari kalangan selebriti tanah air.

“Kalau begitu gugurkan anak itu sebelum semua orang lain tahu apalagi jangan sampai bocor ke wartawan.”

Anin melongo tidak percaya dan menduga dengan ide gila dari Rayyan. Ia pikir jika Rayyan itu adalah pria bertanggung jawab dan dewasa seperti kata kedua orangtuanya yang selalu menyanjung-nyanjung di berita infotaiment. Nyatanya? Dia hanya pria berengsek yang hanya memikirkan kenikmatan saja tanpa mau mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuatnya.

"Dasar berengsek! Picik sekali kamu, Rayyan!" maki Anin, emosi.

"Enggak usah munafik, Nin! Kita berdua masih muda dan jumlah follower kita banyak! Kalau mereka tahu kamu hamil pasti reputasimu hancur sebagai selebgram! Jadi gugurkan saja anak itu, dan kita berdua bebas dari masalah ini."

"Dasar biadab! Aku bersumpah akan menghancurkanmu, Rayyan Hardikusuma!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
RF Riani
Semngat Anin dukungan penuh buat kamu biar bisa membalas kelakuan Rayyan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status