Share

Bab 8 Papa pulang

"Assalamualaikum ... Mah, Issabell pulang," salam Rann saat membuka pintu rumah.

Ya, Issabell.

Di rumah Rann terbiasa dengan panggilan Issabell dan orang lain yang memanggilnya Bella adalah Rey.

"Waalaikum salam, sayang. Tumben pulang cepet?" tanya Nia, mama Rann.

"Biasa Mah, hari Sabtu, waktunya akhir pekan. Jadi ada saja alasannya buat jam kosong, daripada kosong lebih baik di isi yang lain."

"Terus, kok bisa Issabell pulang jam segini? Oh, mama tau, ini karena papa yah?" ledek Nia.

Mamanya tau aja kalau Rann pulang cepat karena Sang Papa sudah janji akan mengajaknya pergi hari ini.

Rann berlari ke kamarnya, meninggalkan mamanya diruang Tv yang sedang duduk santai. Dan beberapa menit kemudian Rann turun dengan pakaian yang sudah rapi dengan jeans hitam yang dipadukan dengan hoddy berwarna pink yang membuatnya terlihat manis. memang udah manis sihh.

"Pah, ayo, Issabell sudah siap," ucap Rann yang dengan Pd-nya berdiri diujung tangga.

Melihat tingkah Putrinya membuat Krishna, papa Rann terkekeh.

"Memangnya kalian mau kemana?" tanya Nia, mama Rann.

"Bukan kami Mah, tapi kita, kita semua akan pergi jalan-jalan karena saat ini Bella belum makan siang."

"Ohhh, jadi ini alasan kamu tidak mau makan siang?" ucap Nia seraya menjewer cantik anak gadisnya itu. 

"Mamah," Rengek Rann.

"Baiklah, kalian bersiap dan Papa ambil mobil dulu," Krishna berlalu meninggalkan Rann dan disusul Nia dibelakangnya.

Rann berjalan hendak keluar dari rumah, tapi langkahnya terhenti saat ponselnya berdering. Rann mengambilnya dari tas mungilnya dan dilihatnya ponsel itu, tertera nama Rey di layarnya.

"Halo ... assalamualaikum."

"Waalaikum salam." Terdengar jawaban salam dari seorang cowok di seberang sana.

"Ada apa Rey ...?"

"Gak papa, cuma pengin tau apakah kamu sudah pulang ...?"

"Ya, gue udah pulang tadi naik taxi."

"Sorry ya gak bisa nganter," ucap Rey dengan nada menyesal.

"Gak papa kok ...."

"Issabell, ayo cepat!!" Suara papanya memotong ucapan Rann.

"Suara siapa itu?" terdengar pertanyaan dari seberang.

"Itu Papa." jawab Rann.

"Ohhh, Om Krishna sudah pulang ya Bell?" 

"Iya, sudah dulu ya Rey, gue udah ditunggu. Mau pergi bareng keluarga, Assalamualaikum." Rann segera memutus telponnya dan bergegas keluar rumah. Padahal sih masih pengin ngobrol banyak sama Rey.

*****

"Pa, mampir ke supermarket bentar ya, Mama mau sekalian belanja kebutuhan dapur, tanggung udah di sini," ucap Nia, saat mobil sudah mendekati sebuah supermarket di tepi jalan.

Tepat di parkiran depan supermarket mobil berhenti. Kedua orang tua Rann turun dari mobil sementara Rann masih asyik dengan ponselnya.

"Sayang, mau turun?" tanya Nia dengan nada manja seorang ibu.

"Gak Mah, Issabell tunggu di sini aja," jawab Rann yang masih fokus pada ponselnya.

"Untuk apa gue yg turun kalau cuma jadi nyamuk diantara mereka, biarin aja mereka bermesraan melepas rindu, siapa tau mereka ada fikiran buat punya anak lagi, jadi gue bisa punya adik," gumam Rann.

Rann adalah anak tunggal, karena itu orang tuanya masih terlihat sangat mesra. Apalagi sekarang Rann sudah beranjak remaja jadi orang tuanya punya banyak waktu untuk berdua tanpa ada gangguan anak kecil yang biasanya merepotkan.

"Udah selesaikan? ayo kita lanjutkan perjalanan," ucap papa yang sudah bersiap di belakang kemudi.

Mereka melajukan kendaraannya menyusuri jalanan kota yang cukup ramai di sore hari akhir pekan. Rann masih terfokus pada ponselnya sehingga tidak menyadari kalau arah jalannya menuju ke tempat lain dan bukan rumahnya. Perjalanan terasa sangat lama, jarak seakan-akan terasa lebih panjang.

"Loh Pah, kok gak nyampe-nyampe? Kita mau kemana sih?" tanya Rann saat menyadari kalau jalannya menyimpang dari jalan ke rumahnya.

"Kesuatu tempat, kamu tenang saja. Ini sudah sampai, ayo turun."

Mobil berhenti tepat di depan sebuah bangunan bercat putih dengan papan putih dengan tulisan huruf kapital yang di jejer Ra bertuliskan. "panti asuhan bunda"

"Pah, mau ngapain?" tanya Rann heran.

"Udah turun aja dulu," ucap Nia.

Mereka turun dari mobil dan langsung di sambut dengan oleh seorang wanita yang usianya sedikit lebih tua dari Mama. Mungkin saja itu pengaruh atau pemilik panti asuhan. Mereka berbincang cukup lama. Dan berakhir saat mereka menyadari waktu sudah semakin sore, waktu Maghrib hampir tiba. 

Mereka bergegas dari tempat duduknya kemudian memberikan beberapa bingkisan dan amplop sebagai sumbangan dari keluarga Rann untuk panti asuhan. Pemilik panti terlihat sangat bahagia. Dia menyalami tangan kedua orang tua Rann dan tak henti-hentinya bersyukur mengucap Hamdallah. 

Setelah selesai mereka bergegas meninggalkan panti asuhan dan kembali melanjutkan perjalanan pulang.

Sepanjang keberadaan Rann sekeluarga di panti asuhan, ternyata Rey memperhatikan mereka dari kejauhan. Karena tanpa sengaja Rey juga sedang berada di daerah sekitar panti. Di sebuah bengkel di dekat panti. Kebetulan ban motor Rey bocor saat berkendara di jalan dekat bengkel jadi sekalian saja Rey membawanya ke bengkel itu.

Saat melihat sebuah mobil melaju di depannya dan Rey serasa mengenalnya, Rey langsung berlari mengejarnya. Dan benar, seseorang yang tak asing lagi dimatanya keluar dari mobil tersebut. Rey  penasaran dengan apa yang dilakukan Rann di sana sehingga diapun memutuskan untuk berdiri memperhatikan kejadian tersebut.

"Bell, jadi ini jalan keluarga cara kamu, mulia banget," gumam Rey yang tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.

                               *****

Rann berdiri di barisan ke-3 dari belakang. Dia tak ingin berbaris di depan. Karena memang sejak SMP Rann tidak pernah berbaris di depan saat mengikuti upacara. Kecuali kalau dia sedang bertugas.

"Surya, pagi ini lo gak bersahabat banget sih, panas tau," gumam Rann dalam hati. 

Dan tiba-tiba seseorang terjatuh ke pelukannya. Dia pingsan dan jatuh tepat di pelukan Rann yang membuatnya terkejut sejadi-jadinya. Karena panik, Rann langsung memapahnya keluar barisan di bantu seorang anggota PMR yang berada di belakang barisan.

"Kak ... tolongin, kita bawa ke UKS," ucap Rann pada kakak kelas anggota PMR itu. Mereka memapahnya hingga masuk ke ruang UKS.

"Nihh tolong bantu gue ya, buat sadarin dia. Gua mau urusin yang lain, tadi ada lagi yang pingsan," ucapnya seraya memberikan botol minyak kayu putih pada Rann. Dan Rann hanya mengangguk.

"Bangun dong! gue kan di sini jadi bingung mau ngapain. Mana ditinggal sendiri lagi. Ayo bangun dong," gumam Rann seraya mengoleskan minyak kayu putih di hidung seseorang yang sedang berbaring di hadapannya, tak lama kemudian ia tersadar kembali.

"Lo gak papa?" secepat kilat Rann bertanya pada gadis itu, Saat melihatnya mulai membuka kedua matanya.

"Gak papa kok, thanks ya udah nolongin," ucap gadis berambut pirang itu.

"Lo kenapa? wajah lo pucet banget sih, belum sarapan ya?" tanya Rann saat menyadari wajah pucat gadis itu. Dan dia hanya mengangguk pelan tanpa sepatah katapun.

"Ya sudah lo tunggu disini ya ...."

Rann bergegas keluar ruang UKS dan berlari menuju kantin. Rann memesan sebungkus nasi uduk dan teh manis hangat. Setelah pesanan siap, Rann langsung bergegas ke ruang UKS. Di perjalanan Rann tak sengaja berpapasan dengan Rey.

"Bell, dari mana?"

"Dari kantin, beli makan."

"Kamu belum sarapan ya? sampai-sampai beli makan di jam pelajaran."

"Gak, ini bukan buat gue, ini buat seseorang yang ada di UKS. Gue duluan ya Rey, kasihan dia lagi nungguin," ucap Rann yang dengan cepat berlari meninggalkan Rey di koridor.

"Sorry, nunggu lama ya?" ucap Rann dengan nafas yang tersengal-sengal, gadis itu hanya tersenyum melihatnya.

"Nih, sarapan dulu ya, biar agak mendingan," ucap Rann sembari membuka bungkusan nasi uduknya.

"Tapi-" Belum selesai gadis itu berkata, Rann langsung memotongnya.

"Udah makan aja. Oh ya, kenalin gue Rann, lo siapa?" tanya Rann sembari menyuapi gadis itu.

"Gue Melly. Sorry ya Rann, udah ngrepotin lo."

"Gak papa, santai aja."

Setelah selesai makan, keduanya memutuskan untuk kembali ke kelas. Melangkah keluar meninggalkan UKS. Tepat diambang pintu, Rey berdiri memperhatikan keduanya. Rey tersenyum saat pandangannya berpapasan dengan pandangan Rann.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status