Home / Romansa / SamRann / Bab 7 Rey

Share

Bab 7 Rey

Author: Empit
last update Last Updated: 2021-09-12 11:47:02

Pagi ini dimulai dengan pelajaran olahraga. Semua siswa berkumpul di lapangan. Dibawah terik matahari pagi yang cukup baik untuk kesehatan.

"Ayo barisnya yang rapi, kalian sudah SMA masa urusan baris berbaris saja kalah sama anak SD," Ujar pak Budi guru olahraga, saat melihat barisan kami yang belum rapi dan masih ada anak cewek yang asyik mengobrol sendiri.

Pelajaran dimulai dengan pemanasan di lanjut dengan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali. Dan itupun harus dengan benar-benar berlari. Bagi yang berjalan santai atau memotong jalur untuk memperpendek jarak maka akan ditambah 5 putaran lagi.

Pak Budi termasuk salah satu predator di SMA ini. Ooops ... Hehehe ...

ya, badannya kekar, dadanya bidang, dan tubuhnya bugar, suaranya lantang, dan setiap tindakannya selalu tegas, tak jarang para perusuh sekolah jadi sasaran ketegasan pak Budi. Tapi, beliau orang yang paling depan dalam berpartisipasi dalam setiap kegiatan sekolah, terutama dalam prestasi.

Pelajaran selesai, anak-anak beristirahat sebelum nantinya kembali berganti seragam putih abu-abu. Rann duduk di tepi lapangan melepas lelah setelah berolahraga, ditemani Alika. Sementara Tiara pergi ke kantin membeli minuman.

"Capek ya? Ini minum." Tiba-tiba seseorang memberikan sebotol air mineral dingin pada Rann.

"Rey ...." Rann yang terkejut langsung menoleh disusul Alika yang juga terkejut dengan kehadiran Rey.

"Kak Rey, Kok ada disini?" Alika heran dengan keberadaan seniornya itu.

"Iya kok Lo ada disini, bukannya ini masih jam Pelajaran ?" Rannpun sama halnya dengan Alika.

"tadinya saya mau ke kelas, terus lihat kamu kayaknya capek banget, jadi saya mampir ke kantin dulu, lalu kemari," jelas Rey.

"Alika, maaf saya cuma bawa satu botol minum," ucap Rey saat menyadari kalau selain Rann masih ada temannya yang lain juga ada disana.

"Gak papa kok kak, lagian Tiara juga lagi beli minum," jelas Alika yang tak mau membuat Rey merasa tidak enak.

Rey tersenyum kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan dua gadis itu yang masih duduk kelelahan di tepi lapangan. Rey melambaikan tangan dan berlalu.

"Rann, kayaknya suka tu si kakel sama lo," ledek Alika yang melihat sahabatnya itu masih memandangi punggung Rey hingga tak terlihat lagi.

"Sorry guys, gue telat," ucap Tiara dengan nafas tersengal.

"Gak juga, nih kita udah minum duluan," ucap Rann seraya menunjukkan botol air mineral pemberian Rey.

"Wahhh curang nih, gue capek-capek dari kantin berlari kesini, sampai-sampai gue sendiri belum minum, tapi lo berdua disini udah maen minum aja." Tiara mendengus kesal karena merasa dikerjai sahabatnya.

"Tapi, btw ini dari siapa?" Tiara mengambil botol air itu tangan Rann.

"Dari Rey," ucap Alika sekenanya.

"Rey ...?" Tiara terbelalak dan menyebutkan minumnya. Beruntung, Tiara tak menyembur wajah tanpa dosa kedua sahabatnya.

"Udahlah, lebih baik kita ganti baju, nanti ngobrolnya dilanjutkan dikantin saat istirahat." Rann berdiri lalu melangkah meninggalkan lapangan. Diikuti 2 sahabatnya yang berlari di belakangnya.

***** 

"Pak Budi, tegas boleh. Tapi jangan terlalu tegas dong ... Ish!" Tiara mendengus kesal.

Tiara masih memijat kakinya yang terasa pegal karena lari mengelilingi lapangan. Apalagi Tiara mendapat tambahan 5 putaran karena dia berjalan terlalu santai dan bukan berlari kencang.

"Kenapa lo Tia? Kayak emak-emak aja pijat kaki," ledek Mey saat tiba di kantin. 

"Iya, lo gak menempatkan, inikan tempat umum," sambung Anna yang melihat Tiara sedang duduk memanjangkan kaki diatas 3 kursi yang di jejer.

Tiara langsung menurunkan kakinya dari kursi saat geng perusuh datang dan menertawakannya. Sungguh malu Tiara yang terlihat seperti emak-emak kecapean. 

Geng perusuh itu bukan hanya dari kelas X atau XI saja tapi juga anak kelas XII yang sudah tinggal menunggu kelulusan saja masih terdaftar disana. Tempat mereka ada dipojok kantin dan biasanya duduk melingkar menyatukan beberapa meja. Kerja mereka selain jadi biang rusuh di kelas masing-masing, meminta uang jajan para si cupu sekolah juga jadi buronan para guru.

Hampir semua guru se-SMA ini pernah berhadapan dengan mereka semua.

Terutama Elang dan Ivan sang penerus.

Pembicaraan dikantin berakhir saat bel berbunyi. Dan dengan cepat semua anak yang ada di kantin bergegas ke kelas. Begitu juga dengan Rann dan kawan-kawannya yang berlari pergi dari kantin.

"Saf, cepetan!!" ucap Viona saat beranjak dari kursinya dan melihat sahabatnya masih menyeruput jusnya. Dan secepat kilat pula Safna berlari mengejar yang lainnya.

"Huh, hampir saja telat, mana gurunya monster lagi." Tiara mendengus.

Sesaat setelah memasuki kelas. Dengan nafas yang masih tak terkendali mereka duduk dengan rapi, seakan-akan kumpulan anak rajin yang selalu on time. Maklumlah, pelajaran matematika gurunya always on time.

Pelajaran berakhir, semua anak bersorak sesaat setelah guru keluar kelas. Kelas yang tadinya hening hanya terdengar suara guru menerangkan yang membuat mata berat untuk terbuka dan ingin rasanya terpejam, kini jadi gaduh seperti kapal pecah. Ditambah lagi dengan jam pelajaran yang kosong.

"Rajin banget sih lo, baca buku apa sih?" tanya Khan saat menghampiri Rann yang terlihat begitu serius dengan bukunya.

"Gak. Bukan buku apa-apa kok Khan." Rann menutup bukunya dan meletakkannya kembali ke tas.

Dia tidak ingin Khan tau kebiasaannya membaca buku-buku sejarah. Karena baginya itu hanya sekedar hobi. Ya, sekedar hobi belaka yang tak perlu diketahui orang banyak.

"Oh ya Khan,ada apa??" Rann berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Gak, gue cuma mau ajak lo sama Tiara ke ruang musik, mumpung ada jamkos jadi kita bisa latihan lebih cepat dan pulangnya juga lebih cepat."

"Ok, tapi, Rey-nya gimana ...?"

"Tenang saja, kan bisa sama yang lain."

Rann mengangguk dan bergegas bersama ke ruang musik, bergabung dengan yang lainnya di sana.

Ketiganya sudah cukup lama berada di ruang musik dan memainkan beberapa tangga nada. Ruangan sudah mulai ramai karena mulai banyak anak yang berdatangan. Ditengah keasyikan mereka, tiba-tiba Rey datang dan memecahkan candaan mereka.

"Rey," ucap Rann saat melihat Rey mendekat.

"Bell, kalian? oh ya Bell, sorry ya hari ini saya ada rapat OSIS, jadi gak bisa kemari untuk berlatih. Saya kesini cuma untuk memberi tau itu takutnya nanti kamu nyariin," jelas Rey dan Rann hanya mengangguk dan tersenyum.

Sesaat kemudian Rey pergi meninggalkan ruang musik dan pergi ke ruang OSIS. Sedangkan dari kelas Rann, ada Alika dan Verdi yang bergabung dengan organisasi OSIS.

"Guys, gue pulang duluan ya," ucap Rann sembari beranjak dari kursinya dan mengambil tasnya.

Rann teringat kalau hari ini Ayahnya baru saja pulang dari luar kota. Setelah satu Minggu bertugas. Katanya sih urusan bisnis.

"Tapi Rann, gue-" Belum selesai Tiara berucap, Rann lebih dulu memotong ucapannya.

"Udah, tenang aja Tia, gue bisa pulang sendiri kok. Lagian tadi gue udah pesen taxi, udah lanjutin aja," jelas Rann.

"Tapi, hati-hati jangan berduaan nanti yang ketiga setan," ucap Rann saat berlari meninggalkan ruangan.

****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SamRann   Bab 33 surat Devano

    "Assalamualaikum."Terdengar salam dari lantai bawah, dan tak lama setelah itu terdengar percakapan beberapa orang. Rann yang penasaran pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi."Kak, siapa di bawah?" tanya Rann saat berpapasan dengan David di tangga, rupanya David juga penasaran."Kayaknya, Mama, Papa.""Sayang ...," teriak Nia saat melihat keduanya menuruni tangga."Mama ..,." pekik Rann seraya mengbambur kedalam pelukannya, tak lupa pula mencium takdim punggung tangan kedua orang tuanya."Oleh-olehnya mana??" tanya Rann dengan nada manjanya."Kamu ini," ucap Krishna yang gemas dengan putrinya.Untuk kesekian kalinya Krishna bisa melihat tingkah manja putrinya itu setelah kejadian beberapa waktu lalu.Nia mengeluarkan semua bar

  • SamRann   Bab 32 ikan dan piano

    Uap bakso masih nengepul menandakan betapa panasnya makanan tersebut. Kini Rann dan Samudra tengah duduk di sebuah kedai dengan semangkuk bakso yang membuat perut tambah konser."Gue kira, lo anak kafean atau restoran mahal," ujar Samudra yang masih mengaduk baksonya, menunggu sedikit lebih dingin agar bisa di makan."Enak aja, emang tampang gue anak orang kaya yang kayak gitu apa?" elak Rann tak terima. Rann menatap tajam ke arah Samudra."Ya, kan. Gue cuma mengira," ujar Samudra lagi."Kelihatan, ya?" Rann refleks menegakan tubuhnya dan mendekatkan wajahnya pada Samudra.Samudra sedikit terkejut dengan kelakuan cewek di depannya. Cewek yang waktu pertama bertemu terlihat begitu dingin, cuek. Tapi kini dengan cepat keduanya akrab.Dalam waktu makan siang ini keduanya saling berbincang tentang banyak hal. Mulai dari p

  • SamRann   Bab 31 virus mungkin?

    "Hai, Baby." Awan yang baru saja datang, langsung menyapa Mey.Kehadiran Awan tak kalah Mengejutkan dari Rann dan Samudra, di tambah lagi dengan seseorang di belakangnya."Eh, sayang ... tumben banget kamu nyamperin aku disini? " ujar Mey seraya meraih tangan Awan agar duduk. Mey merasa ada yang aneh pada pacarnya itu.Bagaimana tidak, karena selama setahun pacaran, Awan sangat sulit untuk di ajak ke kantin.Ada saja ribuan alasan untuk menolak, terutama dengan banyaknya pandang mata yang menatapnya risih.Tapi jangan salah, karena setelah penolakan itu, Awan akan menggantinya dengan kencan romantis."Lo bawa siapa, Wan?" tanya Anna yang merasa tak asing dengan orang di belakang Awan."Sohib," jawab Awan singkat tanpa berniat memperpanjang."Beb, kemarin malam kamu di telpon ngomong apa sih

  • SamRann   Bab 30 Rann minta maaf

    Pagi ini Rann bangun seperti biasanya, kemudian bersiap untuk berangkat ke sekolah. Karena di hari senin dia harus berangkat lebih pagi dari hari biasanya.Rann keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan. Ada pemandangan berbeda pagi ini. David sudah siap menyantap makanannya dengan pakaian yang sudah rapi."Tumben banget, Kakak udah rapi sepagi ini? Biasanya juga, Issabell yang tarik Kakak dari kamar, kalau hari senin," ucap Rann heran dengan penampilan David."Ya, kan berubah dong, Bell," jawab David tak mau kalah."Ah, paling kebetulan aja, tadi ba'da subuh gak tidur lagi," elak Rann, seraya mendudukkan dirinya."Tau aja, Bell, jangan buka kartu dong." David hanya cengengesan menanggapi tuduhan sepupunya itu.Keduanya menikmati sarapan dengan lahap kemudian bersiap

  • SamRann   Bab 29 Kakak juga merasakannya

    David terbangun dari mimpi indahnya setelah bunyi nyaring alarmnya mengejutkannya. Waktu menunjukan pukul 04.05 WIB. David bergegas mengambil air wudhu kemudian mendirikan sholat tahajud.Malam ini terasa begitu cepat karena dia baru menyelesaikan tugasnya tepat pukul 00.05 WIB.Dibantu dengan Dafa dan Dimas yang menginap di sana, dengan maksud awal untuk menemaninya dan Rann. Karena ini adalah malam kedua mereka bermalam di rumah baru. Apalagi, kini mereka hanya tinggal berdua.David beranjak dari mihrabnya, bergerak menuju kamar Rann. Perlahan, tangannya mulai membuka pintu dan berhasil menampakan seorang gadis cantik dengan balutan kain putih panjang yang menambah keanggunannya.Gadis itu mengembangkan sudut bibirnya saat melihat David di ambang pintu."Kakak kira, belum bangun, Bell," ucap David padanya.David tau, tadi malam R

  • SamRann   Bab 28 TOD 2

    Benar, hidup memang akan selalu beriringan dengan kejujuran dan tantangan. Nayla kharisma. _______________ Viona mulai memutar botol kembali, kini botol itu berhenti tepat di depan Tiara. "Turut or dare?" dengan cepat pula Viona bertanya. "Dare deh," jawab Tiara ragu. "Suapin kak David satu potong martabak." Ucapan Rann sukses mengejutkan semua yang ada. Tak ada yang menyangka kegilaan yang dilakukan Rann. "Gila lo! Mau bunuh gue lo!" Bantah Tiara. "Eits ...bitu dare buat lo," timpal Anna tersenyum smirk. "Ayolah Tiara," lirih Alika dengan senyum simpulnya. "Ok, fine!" Tiara pasrah dan mulai beranjak untuk mendatangi kamar David. Tiara berjalan pelan dan sesekali menengok ke belakang.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status