Share

Sang Dewa Pengobatan Sakti
Sang Dewa Pengobatan Sakti
Penulis: Jimmy Nugroho

Bab 1

Penulis: Jimmy Nugroho
"Ya, di situ, lebih keras lagi!"

Suara desahan nyaman terus berbunyi di dalam vila mewah.

"Kelvin Christian, kamu datang dari desa, dan buta, harusnya belum pernah tidur dengan wanita, 'kan?"

"Matamu nggak bisa lihat, tapi ... aku ini super cantik."

"Kamu dan kakakku akan segera nikah, biar aku ajari kamu, daripada nggak tahu apa-apa nanti."

"Ya!"

Kelvin menyahut dengan tenang. Tangannya mengusap perut wanita itu hingga ke suatu titik meridian dan menekannya dengan kuat. Baru setelah mendengar rintihan Sherline Limanta, Kelvin berhenti dan berkata, "Sudah."

"Lain kali cari aku kalau mens, aku bantu pijat biar nggak sakit lagi. Coba duduk dan rasakan!"

"Benaran sudah nggak sakit!" seru Sherline dengan girang. "Wah, kalau kamu jadi tukang pijat tunanetra, mungkin bisa dapat banyak uang!"

Kelvin mengernyit, lalu berucap, "Aku ... aku ini praktisi pengobatan!"

Setelah itu, Kelvin meneruskan, "Kalau nggak ada urusan lain, tolong bawa aku keluar."

"Keluar?" Sherline yang sudah turun dari ranjang tiba-tiba berubah aneh suaranya. Dia bertanya, "Buat apa keluar?"

Kemudian, Kelvin mendengar suara gemerusuk dari tubuh Sherline.

Sebelum Kelvin sempat bereaksi, Sherline langsung meraih tangan Kelvin dan menariknya dengan kuat. Kelvin terhuyung hingga jatuh ke arah Sherline.

"Kelvin, ngapain kamu? Kamu nggak bisa begini, aku adiknya Shintia. Jangan begini!"

Sherline segera berteriak panik.

Bam!

Pintu ruangan ditendang terbuka.

Cekrek! Cekrek!

Terdengar bunyi memotret, disertai suara yang penuh amarah.

"Kelvin, ngapain kamu?! Kamu ini manusia atau bukan?!"

Setelah itu, sesosok bertubuh kekar berlari menuju Kelvin dan menyeretnya turun dari ranjang.

Di atas ranjang, Sherline terbaring dengan pakaian setengah lepas, tampak panik dan menangis tersedu-sedu. menarik selimut menutupi tubuhnya, lalu berkata, "Teganya kamu begini ke aku! Aku adik kandung Shintia!"

Pria kekar yang menangkap Kelvin memasang senyum jahat di wajah.

Bam!

Lalu, pria itu langsung meninju ke wajah Kelvin.

Kelvin ditinju sampai terhuyung mundur beberapa langkah dan punggungnya terbentur pada sudut meja. Rasa sakit menusuk dari punggungnya, dia pun terduduk di lantai.

"Bajingan sepertimu mau nikahi Tia?" Pria itu mengejeknya, "Mimpi saja! Adegan tadi sudah difoto, akan kukirimkan ke Kakek Charles. Kakek Charles juga nggak akan bisa sangkal nanti!"

Kelvin tersenyum getir. Saat ini, tentu dia mengerti dirinya sudah jatuh ke dalam jebakan Keluarga Limanta sejak menginjakkan kaki ke dalam rumah ini.

Keluarga Limanta merupakan keluarga terkemuka di Kota Jingawan yang kaya raya.

Sementara Kelvin berasal dari desa. Kakeknya adalah sahabat karib kakeknya Shintia, maka Kelvin dan Shintia juga menjadi teman masa kecil. Pada usia sepuluh tahun, kedua kakek itu menetapkan janji pernikahan untuk mereka berdua.

Tanggal pernikahannya tepat saat Kelvin berusia 30 tahun.

Selama bertahun-tahun ini, Kelvin hidup bersama kakeknya dan bekerja sebagai dokter keliling di desa. Tiga tahun lalu, Kelvin mengalami kebutaan karena suatu kejadian.

Kakeknya Shintia telah pindah dari desa ke Kota Jingawan bertahun-tahun lalu. Dalam waktu dua puluh tahun, dia membangun kerajaan bisnis senilai puluhan triliun, dan menjadi sangat kaya.

Sebulan yang lalu, hanya enam bulan sebelum Kelvin menginjak usia 30 tahun, kakek menyuruhnya ke Kota Jingawan untuk memenuhi janji pernikahan mereka. Kelvin pun datang sendirian membawa tongkat.

Alhasil, Kakek Charles terbaring di tempat tidur, dan Keluarga Limanta menolak menemuinya.

Namun, Kelvin menepati janji kakeknya dan berencana menunggu enam bulan. Jika Keluarga Limanta mengingkari perjanjian mereka saat dia berusia 30 tahun, dia akan pulang.

Kemudian, pada hari ini, Keluarga Limanta tiba-tiba mengajak Kelvin ke rumah untuk membahas perjanjian pernikahan mereka. Adik perempuan Shintia, Sherline, secara pribadi pergi menjemput Kelvin.

Sesampai di vila Keluarga Limanta, Sherline mengatakan keluarganya belum pulang. Lalu, karena mendengar Kelvin tahu sedikit tentang ilmu pengobatan, Sherline menyebut dirinya menderita kram menstruasi yang parah dan ingin Kelvin memeriksanya!

Oleh karena itu, Kelvin memberinya pijatan akupresur sederhana.

Kelvin awalnya mengira Keluarga Limanta akan menghormati janji pernikahan, tetapi sekarang tampaknya semua itu hanya tipuan.

Meskipun punggungnya terasa sakit sekali, Kelvin tetap tenang. Dia menghela napas panjang, lalu berujar, "Kalau hanya ingin batalkan janji nikah, kalian nggak perlu begini!"

"Masih berani bantah?" Pria itu melangkah maju, meninju dan menendang Kelvin yang buta, menghajarnya tanpa ampun!

Tak berdaya melawan, Kelvin hanya bisa melindungi kepala dengan tangan dan tetap diam.

"Karlo, sudah cukup!" Tepat saat itu, Shintia menegur, "Jangan sampai timbul masalah."

Kemudian, Karlo Zulkarnain meludahi Kelvin dan mengejeknya, "Persetan! Memangnya orang desa sepertimu bisa menikahi orang berstatus lebih tinggi?"

"Tahu nggak berapa banyak orang di Kota Jingawan yang anggap Tia dewi mereka?"

"Kamu ini buta dan nggak berguna, mana pantas nikah dengan Tia?"

"Lain kali kalau aku ketemu kamu lagi di Kota Jingawan, kubunuh kamu!"

Shintia melangkah maju. Dia menatap Kelvin dengan tenang seraya bertanya, "Mana surat perjanjian nikahnya?"

Kelvin berusaha keras untuk duduk, lalu merogoh saku dadanya dan berkata, "Kalau memang hanya ingin batalkan janji nikah, langsung bilang saja, aku pasti setuju. Nggak perlu sampai kita jadi musuh!"

"Jadi musuh? Apa kamu pantas?" Karlo mencibir dan menghinanya, "Kami memang merencanakan sesuatu untuk menjebakmu hari ini, lalu kenapa? Dasar orang desa nggak berguna, kampungan!"

Melihat Kelvin mengeluarkan kertas merah itu, Shintia bergembira dan segera meraihnya.

Srek! Srek!

Shintia langsung merobek surat perjanjian nikah itu hingga berkeping-keping.

Kelvin sedang dalam kondisi yang menyedihkan. Dia telah dipukuli oleh Karlo, dan kain di wajahnya agak mengendur sehingga memperlihatkan sepasang matanya yang tertutup rapat.

"Kelvin, jangan salahkan aku!" Shintia berkata dengan geram, "Kita memang teman masa kecil, tapi ... kamu sendiri tahu perbedaan status kita. Apalagi kamu ini buta, aku benaran ...."

"Mataku akan pulih dalam beberapa hari," terangkan Kelvin. "Tapi ini sudah nggak penting."

Kelvin berjuang untuk berdiri. Punggungnya tampak memar dan berdarah, dan memar di wajahnya perlahan membengkak.

"Orang buta bisa sembuh?" Karlo terkekeh, lalu mengejeknya, "Kamu benaran pikir kamu ini dokter hebat?"

"Namamu Karlo, ya?" tanya Kelvin. "Akan kuingat!"

"Hah?"

Mendengar omongan Kelvin yang bernada mengancam, Karlo marah, mengambil asbak di meja samping, hendak menghantamkannya ke kepala Kelvin. Dia meraung, "Kalau aku mau bunuh kamu, kamu bisa apa?"

Bam!

Asbak itu mengenai kepala Kelvin.

Rasa sakit yang dahsyat membuat pandangan Kelvin menghitam. Lalu, Kelvin ambruk ke lantai dengan bunyi gedebuk.

...

Citt!

Sebuah minivan berhenti mendadak di pinggir jalan. Setelah itu, bagasinya dibuka. Kelvin terlempar keluar dan ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan.

Kemudian, minivan itu melesat pergi.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 50

    Kelvin terkejut dan bertanya, "Berapa harga satuan Pil Pelarut Mayat ini katamu?"Namun, wanita bergaun putih memandangi Kelvin dari atas ke bawah. Lama kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan bertanya, "Kamu ahli alkimia?""Aku seorang ahli pengobatan." Kelvin menggeleng, tidak mengakui status sebagai ahli alkimia.Mendengarnya, wanita itu tampak sedikit kecewa."Tapi aku juga bisa racik pil. Terkadang diperlukan untuk mengobati pasien," ujar Kelvin sambil memandangi mayat di depannya.Tak lama kemudian, dua mayat itu sepenuhnya berubah menjadi genangan air, tak bersisakan tulang, dan meresap ke dalam tanah.Wanita bergaun putih tampak girang mendengar perkataan Kelvin. Dia buru-buru bertanya, "Kalau begitu ... apa kamu bisa racik Pil Sari Pati?""Pil Sari Pati?" Alis Kelvin berkerut.Melihat ekspresi Kelvin, wanita bergaun putih tersenyum getir dan berkata lesu, "Iya juga, Pil Sari Pati itu pil level dua. Kamu cuma seorang dokter, wajar kalau nggak bisa racik.""Aku nggak bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 49

    Sebagai seorang ahli pengobatan, Kelvin sudah terbiasa melihat kematian. Jadi, saat dua mayat terbaring di depannya, dia tidak merasa takut sedikit pun.Beban psikologis pun tidak ada sama sekali.Kelvin bisa berhati lembut sebagai dokter, tetapi menghadapi orang yang berniat jahat terhadapnya, dia tidak perlu membalas keburukan dengan kebaikan.Hanya saja, menangani kedua mayat ini agak merepotkan.Saat itu, wanita bergaun putih berkata dengan nada datar, "Mereka itu pembunuh bayaran, kemungkinan besar adalah buronan terdaftar. KTP yang mereka pakai pasti palsu.""Jadi?" tanya Kelvin sambil menoleh pada wanita bergaun putih.Wanita bergaun putih menatapi Kelvin seperti melihat orang bodoh. Dia menyarankan, "Jadi, kamu tinggal masukkan mereka ke karung, bawa ke luar kota, dan buang di alam liar."Ekspresi Kelvin berubah. Dia memandangi wanita bergaun putih seraya mengajak, "Kamu juga bunuh satu, ayo kita bawa bersama-sama."Wanita bergaun putih melemparkan tatapan cuek pada Kelvin dan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 48

    Kelvin menunduk dan terkaget-kaget.Pria yang terbaring di depannya muntah darah keras sampai seluruh wajahnya terciprat.Wanita itu melongo melihatnya.Siapa mereka? Mereka berdua adalah pembunuh bayaran paling top di dalam negeri. Mereka tidak pernah gagal saat bekerja sama!Namun, kali ini, dia dikalahkan Kelvin dalam sekejap, sedangkan pria ini tampaknya sudah tidak bisa diselamatkan.Mereka jelas menghadapi lawan tangguh dan dikalahkan seketika.Kelvin juga sedikit terperanjat. Dia menoleh pada wanita bergaun putih.Dengan sekilas pandang ini, Kelvin sendiri sedikit terpana.Wanita itu termasuk wanita cantik, tetapi jelas masih kalah dibanding Niveria, bahkan kalah dengan Shintia.Ekspresinya juga agak dingin.Akan tetapi ... ada daya tarik yang aneh pada wanita itu."Selesaikan urusanmu sendiri, jangan menyusahkan orang lain!" tegur wanita itu dengan nada datar. Dia memalingkan muka, berdiri di balkon dan terus melihat ke luar.Seolah-olah urusan Kelvin di sana tidak ada hubungan

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 47

    Di balkon lantai dua wisma, Kelvin berdiri di depan sebuah kamar dan menatap tajam pada dua orang itu. Ekspresinya dingin.Sebenarnya, Kelvin bisa menebak dari pembicaraan telepon wanita tadi.Kedua orang ini sepertinya adalah pembunuh bayaran yang dikirim oleh Arvin.Kelvin sudah punya antisipasi bahwa Arvin mengincarnya. Hanya saja, dia tidak menyangka Arvin akan bertindak secepat ini.Bagaimanapun juga, Keluarga Jahan adalah yang terkuat dari enam keluarga besar Kota Yanir. Dengan sumber daya yang mereka kuasai, tidak sulit menyelidiki dirinya.Niveria telah bertemu dengannya beberapa kali dalam dua hari ini. Arvin pasti akan mengincarnya.Namun, Kelvin tidak menyangka tindakan mereka akan begitu cepat. Malam ini sudah ada dua orang yang datang ke wisma, dan mengutak-atik tas ranselnya.Kakek pernah memberitahunya, sebagai kultivator, dia tidak boleh bertarung melawan orang biasa. Akan tetapi ... apakah pembunuh bayaran termasuk orang biasa?Jawabannya adalah tidak.Kedua pembunuh

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 46

    Lalu, Charles menatap mereka dan berujar, "Kelvin ada di wisma, kalian pergi mohon dia saja. Dia sudah bilang, 'kan? Asal ... kalian berlutut dan mohon dia, biar Tia mohon dia, mungkin masih ada harapan!""Mohon kampungan itu?" Sherline menggertakkan gigi dengan kuat."Memangnya kalian mau lihat Tia mati?" tukas Charles sambil memelotot.Tepat saat itu, terdengar suara langkah kaki dari pintu. Seorang pelayan masuk ke ruangan untuk melaporkan, "Tuan, di luar ada Karlo Zulkarnain, minta ketemu!""Karlo?" Sorot mata Charles berubah dingin. Dia memaki, "Dia yang beri ide rekam video, dia yang bikin Tia jadi begini. Masih berani datang? Kalau akhirnya Tia mati, sekalipun ada Keluarga Lorenz di belakangnya, aku akan bunuh dia."Daniel ikut membentak, "Suruh dia pergi!""Dia ...." Saat itu, pelayan tadi menambahkan, "Dia bilang dia bawa solusi untuk menyelamatkan Nona. Dia datang bersama seseorang bernama Adrian Lorenz!" "Hah?" Charles terkejut dan bertanya, "Serius?""Ya, orang itu bilang

  • Sang Dewa Pengobatan Sakti   Bab 45

    Hasan adalah seorang pengusaha, dia tidak bodoh!Meski tadi mereka bertiga tidak saling menyebut identitas masing-masing, Kelvin tahu bahwa pria berkacamata hitam itu adalah seorang kultivator, dan kekuatannya mungkin sekitar Tahap Pemurnian Energi.Menurut perkataan Kelvin, pria berkacamata hitam dan Hasan juga menduga Kelvin adalah seorang kultivator, hanya saja tingkat kultivasinya tidak diketahui.Kultivator yang memasuki Tahap Pemurnian Energi adalah orang paling top di dunia biasa. Jika Hasan berteman baik dengan Kelvin, itu dapat membuat bisnisnya lebih stabil.Yang paling penting, Kelvin adalah seorang dokter hebat. Sekarang tampaknya dia juga seorang ahli alkimia!Ahli alkimia sangat langka, bahkan di dunia kultivasi sekali pun.Jika bisa membuat Kelvin menikahi Irene, itu jelas hal yang sangat baik.Kelvin berdeham canggung dan menjelaskan, "Pak Hasan, aku benaran buta sebelum ini, dan mataku baru sembuh. Tanya Niveria saja kalau nggak percaya!""Selain itu ...." Kelvin berde

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status