Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 218. Kau Ini Kenapa?

Share

218. Kau Ini Kenapa?

Author: Zila Aicha
last update Last Updated: 2024-10-01 10:48:40

Alen mendesah sebal lantaran harus terpaksa terlibat dalam perkelahian tersebut.

Namun, Riley terlihat sama sekali tidak keberatan dengan hal itu dan malah buru-buru menjawab, “Semua yang dikatakan oleh James Gardner memang benar.”

“Tidak hanya James yang menyerang Senior Alex Hopskin, tapi dia juga menyerang James,” jelas Riley.

Para senior dan staf tersebut menatap Riley seakan tengah menyelidik. Salah satu dari staf itu langsung mengenali Riley dan berujar, “Kau … bukankah kau juga kandidat jenderal perang?”

Temannya berbisik pelan, “Dia bukan hanya kandidat jenderal perang. Dia itu calon menantu raja.”

Staf itu pun manggut-manggut dan terlihat santai. Namun, salah seorang senior mendecakkan lidah.

Dia malah menatap Riley dengan tatapan tidak suka, “Itu tidak berpengaruh apapun pada kami. Kalau apa yang kau katakan memang sebuah kebohongan, maka kami berhak memberi pelajaran kepadamu.”

Riley tidak kesal sama sekali dan hanya membalas, “Saya mengatakan hal yang sebenarnya.”

Alex yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    151. Sia-sia

    Setelah mendapatkan perintah dari sang jenderal perang yang merupakan pemimpin tertinggi prajurit ke Kerajaan Ans De Lou itu, para prajurit utama bergegas membawa Xylan Wellington ke tempat persembunyian yang terletak tidak terlalu jauh dari kediaman raja.Meskipun sebenarnya masih banyak prajurit lain yang juga melindungi raja muda itu, James hanya percaya pada sedikit orang saja. Maka, jelas sekali James melarang para prajurit utama itu untuk memberitahu tempat itu kepada prajurit lain.Tentunya langkah ini dia ambil karena memang untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi, seperti pengkhianatan. Sebelumnya James Gardner berdebat kecil dengan sahabat baiknya, Benedict Arkitson. James tidak mau melihat daftar yang berisi pengkhianat baru, sedang Ben bersikeras mereka harus segera membuang para prajurit pengkhianat itu. Pada akhirnya Ben terpaksa mengikuti kemauan James dan membiarkan para prajurit yang masuk ke dalam daftar hitam itu untuk tetap bersam

  • Sang Dewa Perang Terkuat    150. Sekarang, Yang Mulia!

    James Gardner hampir saja hendak membuka mulut untuk memberikan jawaban atas perintah sang raja muda itu. Tapi tiba-tiba saja dia mendengar Xylan Wellington malah berdeham pelan. Hal itu membuat James menahan kata-katanya.Xylan berkata dengan ekspresi wajah terlihat kesal, “Sebenarnya, tentu saja sebagai raja negeri ini aku ingin kau membunuhnya, tapi … aku tahu kau tidak membunuh dan ….”Pria muda itu mengambil napas dalam-dalam, mencoba keras untuk mengontrol emosinya yang hampir saja gagal dia tahan.James mengerti secara penuh emosi yang dirasakan oleh Xylan sehingga dia hanya menunggu dengan sabar.Xylan yang telah mulai bisa mengontrol diri pun mendesah jengkel.Dengan nada terdengar enggan dia melanjutkan, “Sialnya dia itu masih kerabatku, aku … tidak bisa membunuhnya meskipun aku sangat ingin.”Helaan napas cepat terdengar lagi, meskipun terlihat agak berbeda.James langsung menilai anak muda yang berdiri tidak jauh darinya itu sudah mulai bisa belajar menenangkan dirinya se

  • Sang Dewa Perang Terkuat    149. Mohon Beri Perintah!

    “A-aku pikir besok. Aku … tidak mengira secepat ini,” ucap Riley yang terlihat begitu syok.Pria itu menggigit bibir dan semakin bingung. Jelas sekali dia masih sulit menerimanya.Reiner menelan ludah dan membalas, “Aku juga tidak berpikir perangnya terjadi di hari ini.”Riley menggelengkan kepala, “Mengapa? Mengapa aku bisa salah memprediksi? Bagaimana bisa aku sebodoh ini?”Riley menjambak bagian ujung rambutnya.Reiner ternyata pulih lebih cepat dari rasa terkejutnya dibandingkan Riley. Pria itu pun berkata, “Riley, kendalikan dirimu!”“Aku sedang mencobanya,” sahut Riley.Reiner menghela napas panjang, “Aku akan bergegas. Jangan khawatir!”Riley menoleh ke arah sahabat baiknya itu dan segera berkata pelan, “Iya, iya. Cepatlah, Rei! Kurasa kau nanti juga harus memikirkan jalan menuju ke istana.”Reiner mengernyitkan dahi, tampak bingung.Riley pun menjelaskan tanpa menunggu Reiner bertanya, “Melihat betapa seriusnya Pangeran Gary mencegah dirimu kembali ke istana, itu artinya … kem

  • Sang Dewa Perang Terkuat    148. Sudah Dimulai!

    Riley terdiam sejenak, tapi pria muda itu cepat-cepat menjawab, “Aku tidak mau membiarkan dia sendiri.”Reiner terpana sesaat namun segera menanggapi dengan sebuah tawa aneh yang membuat Riley mengernyitkan dahi.“Apa yang lucu?” Riley bertanya dengan tatapan tersinggung.Reiner berhenti tertawa dan menjawab singkat, “Kau.”“Kau yang sangat lucu,” tegas Reiner membuat Riley melotot kepadanya.Reiner menggelengkan kepala dan tertawa lagi. Akan tetapi, begitu melihat ekspresi Riley yang jelas-jelas terlihat jengkel kepadanya itu, Reiner mengangkat tangan, seakan sedang mengibarkan bendera putih.“Riley, apa kau pikir James itu seorang anak kecil yang membutuhkan seorang pendamping untuk menemaninya?” Reiner bertanya dengan alis kanan terangkat.Riley hanya menghela napas pelan.Reiner melanjutkan, “Dia itu salah satu prajurit terbaik yang dimiliki oleh Kerajaan Ans De Lou. Banyak orang yang mengatakan jika kemampuannya setara dengan dirimu. Lantas, kau masih berpikir dia membutuhkan-”“

  • Sang Dewa Perang Terkuat    147. Kau Ini Brengsek!

    Tentu saja Riley pun tahu bila Reiner jelas-jelas masih sangat marah kepadanya. Riley sendiri memahami sikap Reiner yang terlihat tidak seperti biasanya kepadanya.Akan tetapi, dia juga tidak mau membiarkan sahabat baiknya itu memendam rasa amarah terus-menerus sehingga Riley pun mencoba untuk meredakan amarah Reiner dengan berkata, “Aku pergi karena harus, Rei.”Reiner tersenyum sinis, “Dan … kau kembali karena kau ingin, begitu maksudmu?”Riley hendak menjawab, tapi Reiner ternyata masih belum selesai dengan perkataannya. Dia menambahkan, “Kau … pergi dan kembali sesuai dengan keinginanmu. Itu kan intinya, Riley?”“Kau … tidak peduli pada orang-orang yang kau tinggalkan. Kau bahkan tidak peduli pada sahabat baikmu yang kau bilang sudah kau anggap seperti saudara kandungmu sendiri, Riley.”Dia tertawa sinis dan melanjutkan lagi, kini dengan sedikit agak emosi, “Tahukah kau? Oh, seharusnya kau tahu. Kau bahkan tahu di mana aku tinggal, apa yang terjadi di istana. Kau pun pasti tahu ap

  • Sang Dewa Perang Terkuat    146. Untuk Apa?

    Ronald Wings segera berpikir lebih jauh, mencoba mencari jalan keluar dari situasi yang sedang mencekiknya itu.Sejak awal dia sadar bila dia memang jelas bukanlah tandingan Reiner.Lantas, bagaimana bisa dia memang jika sejak awal saja dia memang kalah mutlak?Sebuah tekad yang kuat dan juga kesetiaannya pada Gary Wellington yang membawa pria itu akhirnya tiba di sana untuk menghalangi sang komandan perang darat kembali ke istana.“Bagaimana caranya aku menang?” gumam Ronald.Setelah berpikir sejenak, dia malah semakin gelisah.Di atas kertas saja, dirinya kalah jauh dari Reiner. Dia hanyalah seorang prajurit kelas satu biasa yang kebetulan berhasil mengambil hati ratu Kerajaan Ans De Lou dan akhirnya diberikan menjadi salah satu prajurit utama raja.Sementara Reiner adalah seorang pejuang. Dia adalah prajurit tangguh yang terkenal kuat di dalam medan peperangan. Pria itu sudah tidak terhitung berada di titik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status