Share

38. Kritikan Bill

Aвтор: Zila Aicha
last update Последнее обновление: 2023-05-05 16:21:46

"Monica, kau tahu bagaimana kehebatannya kan?" balas Keannu malah semakin kesal luar biasa.

"Yah, sehebat apapun dia, kalau dia tidak bisa kau kendalikan ya percuma saja kan?" ujar Monica.

Keannu segera membuat gerakan, menyuruh semua pengawal dan pelayannya menyingkir dari sana. Astaga, suasana hatinya sungguh semakin buruk setelah ia mendengar ucapan istrinya.

Monica menghela napas panjang, ratu muda itu terlihat kasihan pada suaminya. "Lalu, apa yang sebenarnya dia sudah lakukan?"

"Dia hanya mengkritik caraku untuk menang."

"Cara yang seperti apa?" tanya Monica.

Keannu memanglah sangat terbuka pada istrinya. Apapun ia ceritakan pada ratunya itu. Tak satu pun rahasia yang disembunyikannya dari Monica Wilhelm. Maka, kali ini pun dia tidak ragu sama sekali saat bercerita, "Aku menemukan sebuah informasi menarik tentang putra mahkota Kerajaan Maldiva dan itu berupa skandal. Aku berniat menggunakan ini untuk mengancam Raja Maldiva."

Monica manggut-manggut, dengan mudah memahami cerita i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Заблокированная глава

Latest chapter

  • Sang Dewa Perang Terkuat    145. Tamatlah Riwayatku!

    Namun, para prajurit yang kebanyakan merupakan prajurit kelas dua itu tidak sempat menjawab pertanyaan dari salah satu rekan mereka.Karena saat itu mereka dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang tidak pernah mereka duga akan muncul di tempat itu. Jika Reiner Anderson pergi menuju ke istana dengan mengambil arah utara, orang yang baru saja tiba itu datang dari arah selatan. Dia tidak menggunakan mobil, yang berarti kemungkinan orang itu pergi menggunakan kendaraan umum.Tapi, mengapa? Tentu tidak ada yang bisa menjawabnya, kecuali orang itu sendiri.Saking terkejutnya para prajurit muda itu, mereka sampai tidak bisa bergerak.Sang tamu yang tidak terduga itu pun bertanya, “Apa Reiner ada di dalam rumah ini?”Pria itu menunjuk ke arah rumah berukuran tidak terlalu besar tapi jelas sekali sangat nyaman untuk dihuni. Salah satu dari delapan prajurit akhirnya berhasil mengatasi rasa kagetnya dan cepat-cepat memberikan hormat pada si pendatang. Dengan tergagap sang prajurit berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    144. Aku Mengerti!

    Mary Kesley menyahut dengan suara yang terdengar sangat lirih dan bergetar, “Tidak perlu meminta maaf, Sayangku. Aku mengerti tugas dan kewajibanmu.”Mendengar hal itu Reiner Anderson merasa hatinya seperti tengah dicabik-cabik. Tapi, sang komandan perang Kerajaan Ans De Lou yang jabatannya sedang ditangguhkan itu tahu bahwa dia memang harus meninggalkan keluarganya untuk membela kerajaannya.“Tapi … apa kau akan langsung pergi? Atau kau mau menunggu Jenderal Mackenzie terlebih dulu?” tanya Mary yang suaranya sudah berubah jauh lebih tenang.Reiner mengerutkan kening, seakan menimbang-nimbang. Namun, pada akhirnya dia pun berkata, “Aku akan langsung ke istana. Riley … dia pasti akan datang, walaupun aku tidak tahu kapan dia akan tiba.”“Baiklah, aku mengerti,” sahut Mary yang masih berada di dalam pelukan suaminya.Yang bisa dilakukan oleh Reiner pun hanyalah semakin mengeratkan pelukannya seraya membalas, “Aku akan membayar semuanya begitu perang ini selesai. Percayalah, Mary!”“Aku

  • Sang Dewa Perang Terkuat    143. Pergilah!

    Reiner memicingkan mata, menatap istri cantiknya dan tersenyum lagi.Mary mengangkat alis, “Rei, yang benar saja. Senyumanmu itu bukanlah sebuah penjelasan.”Reiner terkekeh dan langsung mengusap rambut istrinya dengan gemas. Walaupun Mary sebelumnya agak sebal, tapi perlakuan Reiner yang super lembut itu membuat kekesalannya hilang seketika.“Jadi, apa kau tidak akan menjelaskan padaku?” Mary berujar dengan nada setengah kecewa.Reiner mengerlingkan mata dan menjawab, “Mary, kau lebih dulu kenal Riley dan bersahabat dengannya. Kau … pasti tahu bagaimana sifatnya. Benar kan?”Mary menganggukkan kepala, tidak membantah. “Itu tetap tidak menjelaskan mengapa kau-”“Tunggu sebentar, Sayang. Aku tahu apa yang ingin kau temukan. Namun, dengan berbicara seperti ini, nanti perlahan kau akan memahaminya juga,” tegas Reiner.Mary terdiam dan akhirnya mencoba mengontrol mulutnya

  • Sang Dewa Perang Terkuat    142. Sebuah Harapan

    Riley tidak langsung menjawab. Rowena bisa dengan jelas melihat keragu-raguan sang suami. Menurutnya hal itu sudah menjawab pertanyaannya.Maka, dia memutuskan untuk tidak mendesak suaminya itu untuk menjelaskan. Wanita itu hanya menundukkan kepala dan kemudian berujar pelan, “Sebetulnya tidak masalah jika tahta itu akhirnya jatuh pada dia.”Rowena lebih nyaman menggunakan kata “Dia” sebab dia enggan menyebut nama pengkhianat itu. Bagaimanapun juga, meskipun orang itu memiliki darah Wellington, hal yang hendak dilakukannya jelas-jelas akan menimbulkan kerugian yang besar.Riley menatap istrinya dengan tatapan teduh, tapi masih belum memberikan tanggapan.“Yang terpenting Xylan selamat. Itu saja,” kata Rowena dengan bibir bergetar.Riley langsung meraih tangan putih cantik istrinya dan menggenggamnya seraya berkata, “Dia akan selamat. Ada James di sana. Dia tidak akan membiarkan adikmu dalam bahaya.”Rowena mengangguk, “Aku tidak bermaksud meragukan kemampuan teman baikmu itu, Riley.

  • Sang Dewa Perang Terkuat    141. Ketidakpastian

    Diego Greco mengira James Gardner akan bereaksi serius terhadap apa yang dia katakan. Sebab, pembahasan yang mereka sedang bicarakan memang sangatlah penting. Namun, ternyata hal yang tidak terduga terjadi.James, sang jenderal perang muda yang sedang ditatap dengan tatapan panik itu malah tertawa renyah. Saking renyahnya, Diego hampir berpikir jika James tertawa karena mendapatkan sebuah hadiah yang besar.Alis kiri Diego terangkat. Dia menampilkan yang terlihat nyaris seperti ingin menenggelamkan James ke dasar samudera.Aku belum pernah bertemu dengan orang segila ini, Diego berkata dalam hati.Bukannya James tidak tahu bahwa Diego begitu jengkel terhadapnya, tapi pria itu malah terlihat sedikit acuh.Dia berlagak seolah pembahasan itu bukanlah sebuah hal yang bisa meledakkan sesuatu kapan saja.Melihat tingkah sahabat baiknya yang di luar nalarnya itu, Diego menggertakkan gigi, sudah tidak tahan lagi.Dengan mata menyi

  • Sang Dewa Perang Terkuat    140. Masih Akurat?

    James tersenyum geli, “Begitulah kenyataannya.”Diego memutar bola matanya, “Mana bisa?”“Bisa.” James menjawab singkat dan kemudian bangkit dari kursinya dengan gerakan yang sangat cepat lalu tiba-tiba mengambil senjata miliknya secara kilat yang terletak di dekat meja bagian pinggir.Diego yang terkejut itu ikut bangkit dari kursi meskipun dia masih tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.Tanpa aba-aba James langsung mengarahkan senjatanya itu pada sisi jendela kanan dan berteriak dengan suara keras, “Siapa di sana?”Diego melotot kaget dan segera mengambil senjata miliknya.“Keluarlah!” James memerintah.Akan tetapi, tidak ada siapapun yang muncul hingga akhirnya James bergegas ke luar lalu berjalan menuju ke arah seseorang yang James pikir beberapa waktu yang lalu menguping pembicaraannya dengan Diego.“Sialan!” James mengumpat dengan kesal begit

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status