Share

Bab. 5 Pacaran?

Author: Tulisansanyuu
last update Last Updated: 2024-10-24 10:55:31

"Kok, kamu bisa sih berangkat bareng Djaren?"

"Ciee ciee, ada hubungan apa nih kamu sama dia? Ayo dong cerita."

"Kalian cocok tahu, yang satu ketua OSIS ganteng, satu lagi selebgram cantik."

"Ih, iya cocok banget, ya ...!"

Rora hanya tersenyum kikuk mendengarkan ocehan teman-teman sekelasnya. Sejak pagi, ia sudah disuguhi dengan banyak pertanyaan mengenai hubungannya dengan Djaren. Sejak awal semua orang di kelasnya sangat ramah. Mereka suka pada Rora karena gadis itu sangat rendah hati walaupun terkenal. Rora menjadi icon idol setidaknya di kelasnya.

"Guys, udah ya, kasihan Rora mau makan dulu. Ayo, Ra!" ajak Berly tersenyum sambil mengulurkan tangannya pada Rora.

"Teman-teman maaf, ya. Aku pergi duluan," ucap Rora menerima uluran tangan Berly.

"Yah ... tapi nanti cerita, ya, Ra."

Terdengar nada kecewa dari teman-teman sekelas Rora. Meski begitu mereka membiarkan Rora dan Berly pergi. Namun, tiba-tiba dua orang gadis menghadang jalan mereka.

Gilsha dan Silvia berdiri sambil menatap dingin pada Rora, membuat gadis itu mengangkat sebelah alisnya heran.

"Kenapa?" tanya Rora.

"Ada hubungan apa kamu sama Joel?" Gilsha langsung to the poin.

"Iya, ada hubungan apa kamu sama Joel? Bukannya deket sama Djaren, ya? Kenapa Joel mau diembat juga!" sindir Silvia.

Mata Rora membulat sempurna ketika ditanya tentang Joel. Ia jadi mengingat ucapan pemuda itu tadi pagi. Setelah jam makan siang berakhir, sebelum kelas dimulai Rora disuruh pergi ke ruangan klub tempat Joel dan teman-temannya berkumpul.

Joel meminta Rora menjelaskan apa yang ia lakukan tempo hari di gudang. Joel berjanji tidak akan menggangu Rora lagi jika ia memberitahu Joel semuanya. Tentu saja Rora tidak percaya, dia akan mencoba mengelabui Joel agar terlepas dari ancaman cowok itu.

'Aduh, hampir lupa!' batin Rora.

"Jawab Rora! Kamu punya hubungan sama Joel?" Gilsha kembali bertanya dengan tidak sabar.

"Enggak, aku gak punya hubungan apa-apa sama dia," jawab Rora, ia merasa tidak harus memberitahu yang sebenarnya pada orang lain.

Berly yang tidak mengetahui fakta tentang Rora dan Joel hanya diam memperhatikan. Sampai matanya tidak sengaja menangkap sosok Joel yang berjalan menghampiri mereka.

"Itu Joel!" tunjuknya ke arah belakang Gilsha.

Dengan cepat Gilsha dan Silvia memutar tubuh, menatap Joel yang berjalan mendekat.

"Tanya aja langsung, Sha," usul Silvia.

Saat Joel semakin dekat, Gilsha menyelipkan rambut ke telinganya. Ia tersenyum cerah menyambut Joel. Namun, pemuda itu malah fokus menatap Rora yang berdiri di belakang Gilsha. Rora pun menyadarinya bahwa tatapan Joel tertuju padanya.

"Jo, aku mau tanya sesuatu sama kamu," ucap Gilsha menghentikan langkah Joel.

"Kenapa?" Akhirnya pandangan mata Joel beralih pada Gilsha.

"Emm, kamu punya hubungan sama Rora?" Tanpa basa-basi Gilsha langsung bertanya mengenai hal itu.

Sebelah alis mata Joel terangkat, matanya langsung melirik pada Rora kemudian fokus kembali pada Gilsha. Bibirnya tersenyum tipis, tanpa disangka sebelah tangannya terangkat mengelus lembut kepala Gilsha.

"Gak ada, gak usah cemburu. Gak lagi berhubungan sama siapa pun, kok," balas Joel tersenyum sambil berlalu begitu saja.

Gilsha yang diperlakukan manis seperti itu langsung merasa lemas. Silvia yang disampingnya dengan sikap memegang tangan Gilsha.

"Sha ... sumpah Joel sweet banget ...!" seru Silvio heboh.

Sementara Rora dan Berly hanya diam. Melihat perlakuan manis Joel pada Gilsha terdapat perasaan aneh dalam hati Rora. Entah kenapa dia merasa kesal melihat hal itu. Namun, dengan cepat ia mengenyahkan pikirannya.

"Sha, udah terjawab 'kan. Kalo gitu aku sama Berly pergi dulu!" kata Rora sambil menggandeng tangan Berly, kemudian pergi.

Mereka berdua langsung berjalan ke arah kantin. Berly langsung mengoceh tentang sifat Gilsha yang menyebalkan. Katanya Gilsha terlalu percaya diri karena diperlakukan baik oleh Joel. Nyatanya sampai sekarang Joel tidak pernah lebih dekat ke tahap pacaran dengan gadis itu.

"Centil banget 'kan, dia pikir Joel suka apa sama dia!" cibir Berly.

Sementara Rora hanya mengangguk dan tersenyum kecil menanggapi ocehan temannya itu. Perasaannya masih tidak karuan. Joel mampu membuat mood Rora berantakan. Terkadang ia merasakan rasa senang yang belum pernah ia alami sebelumnya. Terkadang juga ia merasakan kesal pada pemuda yang mengancamnya itu.

Hingga saat waktu di mana Rora harus pergi ke ruangan klub tempat Joel berada, perasaannya masih kesal. Apalagi ketika ia tidak sengaja bertemu dengan Djaren di kantin tadi. Semua orang langsung menatap ke arah mereka. Djaren juga tidak segan menyapa Rora, bahkan duduk di sebelah Rora dan makan bersama.

Interaksi manis mereka mengundang atensi orang-orang. Walaupun Rora sangat enggan untuk membalas sapaan Djaren dan sangat ingin mengusirnya. Ia tetap bersikap baik karena tidak ingin dianggap sebagai orang sombong.

"Haa ... hari ini nyebelin semua!" gerutu Rora berjalan cepat ke arah ruang klub tempat Joel berada.

Perlu diketahui bahwa, di sekolah itu terdapat sebuah ruangan yang hanya bisa dimasuki oleh Joel dan teman-temannya. Orang lain tidak tahu bagaimana isi ruangan tersebut. Entah kegiatan apa yang dilakukan Joel dan teman-temannya di ruang itu. Namun, orang-orang yakin, jika ruangan itu digunakan untuk melakukan kegiatan nakal yang dilakukan oleh Joel dan yang lainnya.

Rora sedikit takut karena Joel menyuruhnya datang ke sana. Meski begitu dia tetap menuruti semua keinginan Joel.

Tok tok tok!

Sambil mengambil napas dalam, Rora merapikan rambut dan bajunya. Ia mengetuk pintu sekali lagi dan tak lama kemudian Joel membukanya. Mata Rora membulat ketika melihat penampilan Joel yang berantakan. Mata Joel juga terlihat merah, menatap Rora setengah mengantuk.

'Hah, dia habis ngapain? Jangan-jangan ...!' batin Rora berpikiran yang macam-macam.

"Ayo masuk!" ajak Joel dengan suara serak.

Rora refleks mundur, ia takut jika apa yang ia pikirkan adalah sebuah kebenaran. Di kepalanya Rora berpikir bahwa Joel sedang mabuk. Ia takut jika masuk ke dalam Joel akan melakukan hal yang di luar nalar lagi.

"Gak! Kita ngomong di sini aja. Mau apa?" tanya Rora.

Joel mengucek matanya, menatap Rora dengan dingin. "Masuk Rora, jangan buat gue berkata dua kali!" serunya kesal.

"Gak mau, elo mau ngapain, sih?!" tolak Rora, semakin berjalan mundur.

"Haa ...!" Joel menghela napas panjang, sebelah tangannya menyugar rambutnya ke belakang.

Dengan sekali langkah Joel langsung bisa mendekati Rora. Tangannya yang kekar langsung menarik tangan Rora agar masuk ke dalam.

"Jo! Lepasin gue gak mau masuk!" pekik Rora.

"Ayo masuk!" Joel terus berusaha menarik tangan Rora.

Ketika mereka sedang tarik menarik, tiba-tiba seseorang keluar dari ruangan sebelah, yang mana itu adalah ruangan OSIS. Djaren terkejut melihat Rora yang dipaksa masuk oleh Joel.

"Berhenti!" seru Djaren berjalan menghampiri Rora dan Joel.

Melihat kedatangan Djaren, emosi Joel semakin memuncak. Dengan kasar ia menarik tangan Rora agar mendekat padanya. Namun, ternyata Djaren tidak mau kalah, ia juga menarik sebelah tangan Rora menjauh dari Joel.

"Lepasin dia!" seru Djaren.

"Kalo gak mau, emang mau apa?" Sudut bibir Joel tersenyum sinis, meremehkan Djaren.

Rora yang berada di tengah-tengah pemuda dengan badan tinggi besar serasa menjadi pohon toge di antara pohon beringin. Kedua tangannya juga terasa sakit akibat cengkraman kuat dari Joel dan Djaren.

"Lepasin cewek gue!" seru Djaren, matanya melotot menatap Joel.

Mendengar ucapan itu Joel langsung menatap Rora dan bertanya, "kalian pacaran?"

"Sayang, bilang sama dia kalau kita pacaran," ucap Djaren meremas tangan Rora memberi kode.

Rora hanya bisa membulatkan matanya menatap kedua pemuda yang sedang memegang erat tangannya.

'Aduh, aku harus jawab apa ini ...," batinnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 29 Perempuan murahan

    "Aurora kamu di mana ...?" gumam Djaren terus mencoba menelpon Rora. Sampai jam sudah menunjukkan pukul sembilan, Rora belum juga pulang ke rumah sehingga membuat Djaren sangat khawatir. Berkali-kali pemuda itu menelpon nomor Rora, berkali-kali pula panggilannya tidak diterima. "Ck! Ke mana sih dia!" gerutuknya kesal. Djaren terus berjalan mondar-mandir di depan kamar Rora. Ia mencoba menghubungi teman sekolahnya dan menanyakan di mana alamat Joel. Siang tadi saat dirinya dan Rora sedang berbicara, tiba-tiba Rora pergi meninggalkannya. Kemudian dari gosip anak-anak di sekolah, Djaren tahu bahwa Rora pergi bersama Joel ke rumah sakit. Namun, saat dicek di rumah sakit mereka sudah tidak ada. "Ke mana si Joel bawa Rora?!" Lagi-lagi Djaren menggerutu. Sudut bibirnya terangkat ketika melihat balasan dari temannya. Ia langsung pergi ke alamat apartemen Joel. Sementara itu gadis yang sedang Djaren khawatirkan tengah duduk sambil menundukkan kepala. Kedua tangannya saling meremas dan b

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 28 Terciduk di apartemen

    "Dok, saya minta pulang sekarang juga!" tegas Joel menatap sang dokter yang sedang memeriksa kakinya. "Joel, kamu tau 'kan kalau saya tidak bisa menyetujuinya. Sabarlah besok atau lusa kamu boleh pulang," balas dokter itu tersenyum kesal kepada pasiennya yang bebal."Pokonya saya ingin pulang, dengan atau tidak seizin dokter saya akan pulang!" Joel langsung bangkit bersiap mencabut selang infus di tangannya. "Eh ... eh!" Orang-orang di sana langsung terkejut begitu Joel ingin mencabut infusan di tangannya. Rora yang melihatnya langsung memutar bola matanya merasa jengkel dengan sifat Joel. "Jo! Elo kenapa sih, kata dokter juga gak bisa pulang sekarang!" bentaknya kesal. "Ya, salah elo! Katanya elo gak suka nginep di rumah sakit! Kalau gitu nginep di rumah gue aja, gampang 'kan!" Mata Joel mendelik tajam pada gadis yang berdiri di sebelahnya. Dokter dan teman-teman Joel yang menyaksikan tingkah kekanakannya itu, hanya bisa menghela napas sambil menggelengkan kepala. Oza dan yang

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 27 Menginap bersama Joel

    "Jo, Jo! Anjir kaki lo luka, Jo!" Oza berusaha menghentikan langkah Joel. Namun, pemuda dengan head ban di kepalanya terus saja melangkah. Sampai ia berhenti ketika melihat Rora berjalan seorang diri. "Joel?" gumam gadis itu. Joel segera menghampiri Rora, mencengkram kuat tangannya. Sorot matanya yang dingin menatap dengan penuh kemarahan. "Aww! Jo, sakit!" keluh Rora mencoba melepaskan cengkraman tangan Joel. "Tadi ngapain sama di Djaren, hah?!" bentak Joel membuat Rora terperanjat. Gadis itu langsung melihat sekeliling, banyak anak-anak yang memperhatikan mereka membuatnya cukup risih. "Jo, banyak orang ... jangan marah-marah di sini," bisik Rora. "Jo, mending kita ke rumah sakit sekarang. Itu Pak Tama juga nyusulin ke sini anjir!" Oza menepuk pundak Joel, membujuknya. "Gak! Sebelum gue denger jawaban dari cewek sialan ini!" Hati Rora terasa ditusuk dengan belati ketika mendengar kata-kata Joel. Ia tidak mengerti mengapa cowok itu selalu berkata kasar padanya. "Apaan sih,

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 26 Kemarahan Joel

    "Jo! Elo kenapa gak fokus gini?" seru Oza menepuk pundak Joel. "Jo, calm down! Kita bisa menang kalau fokus!" sahut Kafin. Joel hanya diam sambil mengelap keringat di dahinya. Matanya terus menatap tajam pada Djaren yang tengah tersenyum merayakan keberhasilannya memasukkan bola ke ring tim Joel. 'Gue harus menang! Gue harus tunjukkin ke si Djaren sialan itu kalau dia gak ada apa-apanya!' ucap Joel dalam hatinya, bertekad mengalahkan Djaren. Pertandingan kembali dimulai, tim Djaren sejak tadi terus mencetak poin. Sementara tim Joel hanya Oza dan Farrel yang mampu mencetak poin, yang lainnya apalagi Joel terus kehilangan bola. "Jo! Pass!" teriak Oza meminta bola. Joel tidak mendengarkan teriakan itu. Dia terus melangkah maju sambil mendribble bola. Ada tiga orang sekaligus yang menjaga Joel termasuk Djaren, menunggunya di bawah ring. "Sial! Nantang gue lo!" geram Joel. Ia terus berlari melewati satu orang dari tim lawan. Namun, saat ia berusaha melewati orang kedua, kaki Joel t

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 25 Bencana di pertandingan basket

    Rora berdiam seorang diri di kelas yang kosong. Ia masih tertegun melihat foto Joel yang dikirim oleh akun anonim itu. Bukan masalah karena Joel berfoto bersama gadis lain. Namun, posisi mereka ketika berfoto sangat ambigu dan membuat pikiran Rora melayang ke hal negatif. Joel terlihat tertidur di pelukan seorang gadis yang mengambil foto selfie. Mereka masih mengenakan pakaian lengkap, namun tetap saja Rora berpikiran negatif terhadap foto tersebut. Apa yang mereka lakukan hingga tidur di atas ranjang yang sama seperti itu? "Kalau udah punya pacar kenapa dia kayak gitu sama aku? Mana barusan manggil-manggil sayang lagi!" gerutuknya. Gadis itu sedikit kesal, pasalnya sudah beberapa hari ini sikap Joel sangat baik padanya. Sejak malam kesepakatan mereka, Joel tidak pernah mendekati Rora di depan siswi lain. Cowok itu juga selalu bersikap baik, bahkan seringkali memberikan Rora sesuatu yang membuatnya terkejut sekaligus senang. Namun, sekarang Rora harus dikejutkan dengan foto Jo

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 24 Ada gadis lain?

    "Gimana dong, Rora gak bisa ikut latihan dance karena kakinya sakit?" keluh Berly. Anak-anak yang lain juga langsung mengeluh sambil menghela napas panjang. Mereka tidak tahu harus melakukan apa dengan kaki Rora yang terluka. Padahal kandidat pemenang lomba pentas seni sudah digadang-gadang adalah kelas mereka. Namun, karena keadaan Rora sekarang membuat yang lain menjadi pesimis. "Temen-temen aku minta maaf, ya. Mungkin besok atau lusa aku bisa ikut latihan," ucap Rora menyesal. "Gapapa, Ra, itu bukan salah kamu. Aku cuma heran, deh, kenapa di sepatu kamu ada paku payung? Bukannya sepatu itu jarang dipakai, ya?" tanya Berly. Gilsha dan Silvia langsung mencoba mengalihkan pembicaraan. "Guys, kita latihan sekarang aja, nanti kesorean lagi!" ajak Silvia. "Iya, ayo sekarang aja. Rora kamu gapapa 'kan sendirian di sini?" tanya Gilsha. "Iya, gapapa kok, kalian latihan aja sana," balas Rora sambil tersenyum. Akhirnya Rora pun ditinggalkan sendirian di UKS. Dia menghela napas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status