Arjuna menampar bokong montok Amira. "Sudahlah, jangan berpura-pura lagi.""Aku tidak berpura-pura, aku benar-benar ...."Suara Amira tiba-tiba terhenti, karena ...."Aku sudah meninggalkan ibu kota Bratajaya selama hampir dua minggu, istri dan anak-anakku sangat merindukanku. Aku tidak bisa pergi ke Negara Surgajelita bersamamu untuk melakukan upacara pernikahan, jadi lakukan saja di sini, Kota Sudarana.""Benarkah? Bagus sekali!"Amira tiba-tiba menghambur ke arah Arjuna."Arjuna, sekarang ini momen yang indah, bagaimana kalau kita ...."Tangan Amira mulai bergerak dengan nakal lagi.Arjuna mencubit pinggang ramping Amira."Dasar centil!"Lalu terdengar lagi suara-suara vulgar....Ketika Dewi mengantar Amira pulang, dia bertanya mengapa Amira bersikeras menikahi Arjuna.Jawaban Amira sangat sederhana.Pertama, dia mencintai Arjuna.Kedua, jika Negara Surgajelita memiliki Arjuna, maka bisa selamanya jaya."Alasan keduamu berlebihan sekali," komentar Dewi."Apakah aku berlebihan, buka
"Kalau ini saja tidak menarik bagimu, berarti kamu pengecut. Jangan-jangan rumor bahwa keempat putramu adalah hasil benih pria lain itu benar?" Amira mendesak dengan agresif."Amira, apakah kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?"Dewi-lah yang geram dulu, ekspresinya yang dingin dan elegan berkobar-kobar karena amarah."Apakah aku salah bicara? Bratajaya kekurangan pria. Sebagai seorang perdana menteri, istrinya tidak lebih dari sepuluh. Kalau dia bukan pengecut, bagaimana mungkin istrinya begitu sedikit?""Dia punya banyak istri, dia ....""Dia apa?" Amarah Amira memuncak, wajahnya dipenuhi sarkasme."Dia ...." Wajah Dewi sedikit memerah, murni karena marah.Seluruh harem Bratajaya adalah milik Arjuna.Namun, Dewi tak boleh berkata demikian."Paduka Kaisar, jangan marah. Biar aku beri dia pelajaran, maka dia akan diam."Sebelum selesai bicara, Arjuna menggendong Amira menuju ruang dalam.Tak lama kemudian ....Jeritan wanita dan geraman pria mulai terdengar."Sudah tahu salah?""Aku
"Setelah menikahi Putri Amira, kamu bisa menjadi Perdana Menteri kedua negara. Kamu bisa tinggal di Bratajaya atau Surgajelita sesukamu."Kata-kata Dewi sekali lagi membingungkan semua orang."Perdana Menteri kedua negara? Boleh begitu?""Kenapa tidak? Setelah Yang Mulia Arjuna menjadi Perdana Menteri Negara Surgajelita, Negara Surgajelita pasti akan berhenti melawan Bratajaya. Ini adalah hal yang baik.""Yang Mulia, jangan bimbang lagi. Cepat setujui. Malam ini langsung lewati malam pertama.""Malam pertama, malam pertama, apakah ada hal lain yang kamu pikirkan selain ini?" Galang memukul kepala Mossen."Dua hal terindah dalam hidup adalah lulus ujian kekaisaran dan malam pertama. Lulus ujian kekaisaran tak berarti apa-apa bagi Yang Mulia. Bukankah itu artinya sisa malam pertama? Jenderal, apakah kamu tidak menginginkannya?"Mossen tersenyum sembari menghindar."Kamu berani menghindar? Kalian juga, berani tertawa?! Siapa yang suruh kalian tertawa, hah?!"Ketika Galang memukul Mossen,
"Dia ingin menikah denganmu.""???!!!"Semua orang tercengang. Mereka sudah mengantisipasi setiap syarat, tetapi untuk yang satu ini, tak seorang pun kepikiran.Amira bertahan berhari-hari hanya untuk ini?"Hehe!" Tawa Galang memecah keheningan. "Biasanya pria yang bertindak demi wanita, sekarang malah sebaliknya. Yang Mulia, aku mengagumi pesonamu.""Hamba juga mengagumi Yang Mulia. Apa yang masih Anda ragukan? Cepat setujui.""Setujui sekarang, lalui lewati malam pertama malam ini juga.""Malam ini berusaha, Yang Mulia mungkin bisa menggendong anak laki-laki tahun depan.""Dengarlah apa yang kamu katakan, Yang Mulia sudah punya anak laki-laki.""Kamu tidak mengerti, mana ada orang yang menolak anak laki-laki?"Arjuna biasanya rendah hati, ditambah mereka tinggal dan makan bersama, jadi para komandan patroli mulai bersorak."Kalian semua sangat tidak sopan, Paduka Kaisar masih di sini."Para komandan makin bersemangat hingga tak mampu menahan diri. Galang buru-buru menghentikan mereka
"Baiklah, daging sapi dan iga asam manis. Kita akan memakannya besok," jawab Arjuna lantang."Daging sapi dan iga asam manis!"Para prajurit mengerti tujuan Arjuna mengadakan pesta di gunung. Mereka semua mengulangi nama-nama hidangan secara serempak dan lantang."Yang Mulia!"Saat Arjuna hendak kembali beristirahat, Galang tiba-tiba menghampirinya bersama seorang wanita.Wanita itu turun dari lembah, dia adalah pelayan pribadi Amira."Aku ingin bertemu dengan Perdana Menteri Kiri kalian, Yang Mulia Arjuna." Pelayan itu terus mengulangi kalimat tersebut."Akulah orangnya," kata Arjuna.Pelayan itu menyipitkan mata ke arah Arjuna sambil bergumam, "Wajah putih bersih, tubuh kekar, suara berat dan merdu.""Jadi, apakah aku sesuai?" Arjuna tersenyum."Terlihat agak bodoh saat tersenyum," gumam pelayan itu pada dirinya sendiri, menatap Arjuna."Oh!" Arjuna tersenyum sembari mengangguk. "Jadi seperti itu citraku di hati putrimu.""Putriku bilang, kami boleh menyerah," kata pelayan itu.“Itu
Sudah lama berlalu sejak Arjuna selesai berbicara, tetapi Galang masih tidak bergerak."Kak Galang, bukankah kita mau segera mengakhiri ini? Kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat bertindak," desak Arjuna kepada Galang."Aku tahu kalian banyak bertanya, tapi aku tidak bisa menjelaskannya secara detail sekarang. Lakukan saja. Aku akan segera kembali."Setelah Galang pergi, Arjuna dan Disa segera masuk ke Kota Sudarana.Tak lama kemudian, dia membawa beberapa orang keluar dari Kota Sudarana, menuju Bukit Ayam Jantan.Ketika Arjuna tiba, rekan staf dapur setiap legiun baru saja memindahkan peralatan masak. Prefek Kota Sudarana juga kebetulan tiba mengantar seribu ekor ayam.Arjuna memerintahkan staf dapur dari setiap resimen untuk menyiapkan puluhan panci dalam posisi melawan arah angin, merebus air, kemudian memotong ayam yang telah disembelih sebelum memasukkannya ke dalam rebusan.Tak lama kemudian, sup ayam di panci besi besar mulai mendidih, bergelembung dan berbuih, memenuhi selur