Share

Bab 71

Penulis: Abimana
"Apa maksudnya harus menunggu Paman Shaka masuk desa dulu baru masuk? Tidak jelas. Apakah pikirannya bermasalah?"

Disa, yang memiliki temperamen berapi-api, berbicara dengan ketus seperti biasa.

"Saat penduduk desa mengepung kita tadi, aku sepertinya melihat Paman Shaka melewati kita," kata Daisha lembut dari samping.

"Hah?"

Disa makin bingung. Ketika dia berbicara lagi, suaranya menjadi lebih agresif. Dia berjinjit, kemudian berteriak ke rumah sebelah.

"Memangnya gerbang desa itu rumahnya? Kenapa harus membiarkan dia lewat dulu?"

"Dasar wanita agresif! Memang benar, suami seperti apa, maka istri akan menjadi seperti apa juga!" Terdengar teriakan marah Shaka dari dinding sebelah.

Tak mau kalah, Disa langsung membalas, "Cih! Ujian saja belum, sudah mulai berlagak seperti seorang cendekiawan."

"Dasar orang tak berpendidikan! Dasar orang tak berpendidikan! Dasar orang tak berpendidikan!" Shaka jelas-jelas marah. Dia mengatakan hal yang sama tiga kali berturut-turut.

"Sudah." Arjuna beruja
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1030

    Yusril menatap topinya yang ada di tangan Arjuna.Terkejut, bingung, ketakutan.Yusril tak berani bernapas.Tak hanya Yusril yang tertegun, tetapi juga rombongan pejabat dari Kota Alamanda.Arjuna mengibaskan topi tersebut. "Banyak sekali debu di topi ini."Yusril menghela napas lega.Jadi Arjuna hanya mengeluh debu pada topinya."Yang Mulia, aku datang ke sini semalaman, kena sedikit debu dalam perjalanan. Aku akan membersihkannya nanti."Sambil berbicara, Yusril berlutut di hadapan Arjuna, tangannya terangkat, menunggu Arjuna mengembalikan topi ke tangannya.Arjuna melirik tangan Yusril dengan tenang. Lalu dia mendongak, berkata kepada Rian yang sedang berlutut di pojok. "Rian, kemarilah!"Rian berlari kecil menghampiri Arjuna dengan sedikit membungkuk."Tuan!" Rian berlutut di belakang Yusril. Pangkatnya lebih rendah dari Yusril, jadi dia tidak bisa berlutut sejajar."Maju sedikit," kata Arjuna.Rian melakukan apa yang diperintahkan, dia bergerak sedikit lebih dekat.Namun, dia masi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1029

    "Yusril, memberi hormat kepada Yang Mulia Perdana Menteri Kiri." Sekelompok besar pejabat di belakang Yusril juga berlutut. Di depan Arjuna, kerumunan besar berlutut.Setelah mengetahui kedatangan Yusril, Rian bergegas memimpin para pejabat dari Kota Phoenix ke tembok kota."Hormat kepada Yang Mulia."Rian memimpin para pejabat Kota Phoenix memberi hormat kepada Yusril. Yusril bahkan tidak meliriknya. Yusril, memimpin rombongan pejabat dari Kota Alamanda, melewati Rian untuk berlutut di hadapan Pangeran Maruta."Hormat kepada Pangeran Maruta!"Pangeran Maruta adalah pria yang lugas, tak pernah menahan diri. Dia langsung menendang Yusril."Yusril, kenapa kamu baru datang?" Pangeran Maruta mengumpat sambil menendangnya.Yang Mulia, bukannya aku tidak ingin datang. Para bandit merajalela di sebuah kabupaten di Kota Alamanda. Aku pergi ke sana delapan hari yang lalu untuk menumpas mereka. Setelah membasmi mereka hari ini, aku langsung ke sini.""Aku sudah menyerahkan laporan masalah ini da

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1028

    "Dalam hal ini, aku yakin Rian tidak salah. Bagaimanapun, Erwin telah melanggar hukum. Ibunya Rian juga tidak salah. Setelah bertahun-tahun menunggu, cucunya yang telah menjadi bandit akhirnya pulang. Tapi sekarang, putranya malah memenjarakan cucunya. Bagaimana mungkin dia tidak sedih?"Pangeran Maruta menggelengkan kepalanya. "Arjuna, kita lebih baik tidak ikut campur dalam masalah seperti ini."Arjuna melihat ke arah isak tangis wanita tua sambil berkata dengan tenang. "Aku juga tidak pernah berpikir untuk ikut campur."Rian telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Kota Phoenix. Namun, karena dia tidak bisa menyanjung atasannya, dia tidak pernah dipromosikan selama bertahun-tahun. Putra kembarnya yang akhirnya dia miliki diculik oleh para bandit pula.Memikirkan kehidupan Rian yang sulit, Arjuna tidak pernah menyinggung soal hukum. Karena Erwin bukanlah orang jahat, Arjuna memutuskan untuk menutup mata terhadap fakta bahwa Erwin pernah menjadi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1027

    "Tentu saja, gantung dan pukul dia. Dasar bajingan tak tahu terima kasih," umpat Pangeran Maruta."Pangeran benar."Sambil berbicara, Arjuna mengangkat senapannya, kemudian menarik pelatuknya ke arah Erwin yang hendak menyerangnya.Keesokan harinya.Kota Phoenix, di depan gerbang kediaman Prefek Rian."Apakah dia pemimpin banditnya?""Dia benar-benar mirip Yang Mulia Rian."Warga Kota Phoenix berkumpul di gerbang kediaman prefek, menunjuk dan mengomentari pemuda yang tergantung di balok pintu."Plak, plak, plak!"Pangeran Maruta mengayunkan cambuknya, memukul pantat Erwin berulang kali, sambil mengumpat."Dasar bandit, ini rumahmu, Rian-lah ayahmu!"Di halaman, Rian menatap putranya yang tergantung di balok pintu dan sedang dicambuk oleh Pangeran Maruta. Ekspresinya seperti kebanyakan ayah yang menghadapi putra pemberontak.Marah sekaligus sedih.Selama bertahun-tahun, Erwin telah merampok perak dan gandum milik warga sipil yang tak terhitung jumlahnya, juga menghancurkan banyak keluar

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1026

    "Aduh, sudah kubilang kamu tidak akan mati. Bagaimana mungkin kamu mati?"Pangeran Maruta berteriak penuh semangat.Pria setinggi dua meter itu tiba-tiba berubah seperti wanita, air mata menggenang di matanya.Arjuna.Perdana Menteri Kiri itu?Erwin secara naluriah menoleh ke arah Arjuna."Aku sarankan jangan bergerak. Kurasa saudara-saudaramu itu tahu apa yang akan terjadi jika aku melepaskan tembakan," kata Arjuna dengan tenang."Pemimpin Pertama, jangan gegabah."Para bandit buru-buru meneriakkan peringatan kepada Erwin."Ck!"Arjuna mendengus. "Lihat, saudara-saudaramu begitu mengkhawatirkanmu, tapi kamu mengorbankan mereka untukku. Apakah hati nuranimu tidak meronta-ronta? Apakah kamu bisa tidur di malam hari?""Mengorbankan?"Naga Sungai menatap Arjuna dengan curiga. "Apa maksudmu?""Sengaja membiarkan kalian mati. Setelah kalian mati, kami anggapnya sudah melenyapkan bandit, lalu kami akan kembali ke ibu kota. Sedangkan mereka ...."Pangeran Maruta melambaikan tangannya bolak-ba

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1025

    "Itu sangat mungkin. Mayatnya tidak dapat ditemukan sekarang, dia pasti telah hilang sepenuhnya di dalam lumpur."Para bandit saling berbisik."Buk!"Pangeran Maruta melayangkan hantaman."Arjuna tidak mungkin mati, dia tidak mungkin mati!"Makin keras Pangeran Maruta berteriak, makin dia ketakutan.Pada kenyataannya, semua orang merasa bahwa Arjuna sudah mati.Sudah setengah hari sejak Arjuna jatuh ke rerumputan terpadat di rawa. Jika dia masih hidup, dia pasti sudah bereaksi sejak lama.Langit berangsur-angsur gelap, angin makin kencang, meniup rerumputan ke sana kemari. Suara gemerisiknya begitu keras hingga orang-orang harus berbicara keras agar terdengar.Pada saat ini, seseorang mulai berguling dari bagian terdalam rawa menuju para bandit.Orang ini tak lain adalah Arjuna yang telah mereka cari-cari.Arjuna tidak mati, dia sengaja bersembunyi dan menunggu malam tiba.Tubuh Arjuna berguling cepat melewati rawa.Tanpa alat apa pun, ini adalah cara yang baik untuk menyeberangi rawa.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status