Share

Bab 232.

Author: BayS
last update Huling Na-update: 2025-04-07 16:34:56

"Ohh, kau dari Indonesia. Apakah kau menginap di hotel sekitar sini..?" tanya wanita cantik itu, tanpa menjawab pertanyaan Elang.

Dia tak merasa perlu memperkenalkan namanya pada orang asing ini.

"Iya benar," sahut Elang.

Dan semakin di pandangnya, maka makin banyak kesamaan wajah wanita cantik itu, dengan gadis yang selalu berada di hati Elang, Nadya.!

Bentuk wajah, alis mata, hidung, serta bibirnya yang merah merekah sangat mirip dengan Nadya. Hanya warna kulit dan matanya saja yang berbeda.

Karena wanita ini berkulit lebih putih, dan matanya sedikit lebih sipit dari Nadya.

"Sedang apa kau di sini..?" tanya wanita itu lagi, dengan tatapan tajam menyelidik.

"Sedang menikmati pemandangan malam di Chishima Park ini, Nona," sahut Elang tersenyum ramah.

Elang diam-diam menyelidiki tingkatan energi gadis cantik itu. Dan Elang mendapati, bahwa tingkat energi nona cantik itu masih di bawah Sanada.

Dan hati Elang berharap, wanita ini tidak bersebrangan dengan dirinya.

'Sayang sekali
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 611.

    "Hiaahh..!" Wuussh..!! Srenggana berseru keras, seraya lepaskan pukulan 'Gebyar Jagad'nya. Selarik cahaya merah berhawa sangat panas melesat deras ke arah sosok Eyang Lima Nyawa. "Hiaahh..!" Splaats..!! Batara ikut berseru lontarkan pukulan pamungkasnya 'Langit Pecah Bumi Bergolak'. Sebuah bola energi bercahaya merah terang, dengan cahaya putih menyilaukan ditengahnya melesat deras ke arah Eyang Lima Nyawa. "Hahahaa..!" Byaarrsh..!! Kembali Eyang Lima Nyawa kerahkan aji 'Selimut Mentari'nya', sosoknya kembali diselubungi bola besar yang bercahaya menyilaukan bagai mentari. BLAARRRZZSSTTTKKHHH..!!! Bumi di sekitar area pertarungan mereka ambyar berantakkan. Terjadi pecahan gelombang energi super panas, yang menghempas ke segala arah. Tanah berpasir di bawah sosok Eyang Lima Nyawa, yang dihantam dua pukulan dahsyat itu, ambyar pecah dan melesak dalam. Pasir pantai bertebaran di udara dalam keadaan menyala merah, bagai percikkan bara. Dahsyat..! Namun ... "Hahahaaa..!! Hanya

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 610.

    "Boo ... boo ... boo! Rupanya begitu..! Baik kukatakan saja pada kalian. Aku Eyang Lima Nyawa, guru dari Kebo Sena..! Kedatanganku ke tlatah ini, adalah hendak mencari dan menantang orang bernama Elang Prayoga..! Untuk bertarung denganku sampai ada yang mati..!" sentak murka Eyang Lima Nyawa akhirnya. "Hmm..! Begitu rupanya maksud kedatanganmu..! Pendekar Penembus Batas terlalu tinggi untuk menghadapimu Eyang Lima Nyawa..! Hadapi dulu aku, jika kau ingin menghadapi Elang Prayoga..!" seru Senggana Maruthi, yang naik pitam dengan keangkuhan Eyang Lima Nyawa. "Boo ... boo ... booo..! Bedebah kau manusia monyet..!! Jangan salahkan aku jika bulu putihmu berubah hitam terbakar..!!" bentak Eyang Lima Nyawa memaki murka. Dirinya merasa direndahkan oleh Srenggana Maruthi, dengan mengatakan Elang terlalu tinggi untuk melawannya. Byaarrshk..!! Tanpa menjawab, Srenggana ledakkan 'power' penuhnya. Gelombang energi panas seketika menghempas dari sosok Srenggana. Pasir pantai beterbangan di

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 609.

    Ya, sesungguhnya diam-diam Elang telah menciptakan jurus serta ajian baru. Dalam latihannya di dimensi Selaksa Naga itu. Jentikkan jari yang digunakan untuk menangkis serangan Prahasta Yoga tadi. Itu juga merupakan salah satu dari jurus baru ciptaannya, yang bernama jurus 'Jari Halilintar Emas'..! Jurus 'Jari Halilintar Emas' ini diciptakan Elang, untuk menyalurkan 'power'nya yang kini 'luber' di pusat energinya. Ya, melakukan hening di air terjun Naga Moksa, dan olah nafas diatas lempengan batu hijau Lembah Hijrah Naga. Ternyata hal itu semua memacu dengan cepat sekali peningkatan 'power', serta kematangan ilmu-ilmu yang dikuasai Elang. Elang sendiri sesungguhnya merasa heran, dengan powernya yang tiba-tiba bagai mengisi di seluruh bagian tubuhnya. Dia kini bisa mengerahkan dan mengarahkan 'power' itu, dari seluruh bagian tubuhnya. Tanpa dia harus melakukan persiapan atau olah nafas lagi, seperti halnya para pendekar kebanyakkan. Serangan ataupun powernya bisa dilontarkan beg

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 608.

    Sebagai rumah makan Yang laris dan terkenal. Tentunya gangguan tak satu dua kali, mencoba datang di rumah makan Bu Laras. Dari yang sifatnya ghaib hingga fisik, telah beberapa kali mencoba mengganggu usaha rumah makan Bu Laras. Namun kesemuanya bagai tak dirasakan dampaknya oleh Bu Laras dan rumah makannya. Kenapa bisa demikian..?! Hal itu tak lain karena 'pagaran Perisai Sukma', yang pernah diterapkan Elang pada kediaman Bu Laras. Dan karena lokasi rumah makannya berada di halaman depan rumahnya. Maka secara otomatis, rumah makan itu masuk dalam 'pagaran' pelindung yang dibuat Elang. Biasanya, jika ada orang yang melakukan serangan ghaib ke rumah makannya. Maka pada pagi harinya, saat membersihkan halaman depan rumah makannya. Bu Laras akan menemukan kain putih, telur busuk, kumpulan jarum, atau juga tanah kuburan, yang berserakkan di halaman depan rumah makannya. Hal itu dikarenakan serangan-serangan ghaib itu tak mampu, atau gagal menembus 'pagaran' yang telah dibuat oleh E

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 607.

    Ya, Prasti memang sudah mendengar, cerita tentang kehidupan Elang di dimensinya. Cerita yang didengar Prasti dari mulut Elang sendiri. Tentang Nadya istrinya, tentang asal usul Elang yang yatim piatu sejak kecil. Dan juga tentang dari mana Elang mendapatkan kemampuan bela dirinya. Ya, rupanya tak ada yang disembunyikan Elang dari Prasti. "Nadya tak akan mengatakan demikian padamu Prasti, dia adalah wanita yang baik dan tulus mencintaiku. Dia bahkan pernah menyuruhku menikahi wanita lain yang dekat dengannya, karena dia tahu betapa wanita itu mencintaiku. Tapi aku menolaknya Prasti. Karena aku hanya mencintai Nadya, dan tidak mencintai wanita itu," ujar Elang, menceritakan tentang pribadi Nadya pada Prasti. "Ahh..! Baik sekali Mbak Nadya itu Mas Yoga. Prasti ingin sekali bertemu dan mengenalnya, andai saja itu mungkin. Mas Yoga. Jika Mas Yoga memutuskan menikahi Prasti, hanya untuk sekedar menjadi pelepas kebutuhan Mas Yoga. Maka Prasti akan menerima dan cukup bahagia dengan it

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 606.

    "Kirani, biar kutemani kau minum tuak..!" Glekk, glekk, glekk..! Pandu berkata santai, seraya mengambil sebuah tabung tuak yang baru diantar sang pelayan tadi. Dan dia pun langsung menenggaknya. Ya, Pandu memang sudah menjadi Raja Gandaran. Tapi dalam kesehariannya, ternyata dia lebih suka berjalan keluar istana dan menyamar jadi rakyat jelata. Karena sesungguhnya, dia memang lebih menyukai kehidupannya sebagai pendekar yang bebas berkelana. Pandu memang sengaja melakukan penyamaran, untuk bisa mendengar langsung apa yang sebenarnya diinginkan rakyatnya. Cukup unik memang cara yang dilakukan Raja Gandaran ini. Namun memang cukup efektif, untuk mengetahui mana lebih dulu hal yang harus diutamakan, demi kepentingan rakyatnya. Skala prioritas, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan, apa sebenarnya yang sedang ingin dilakukan Raja Pandu saat itu. "Ahh, Mas ehh ... Paduka Raja, kenapa paduka tak berada di istana saja?" tanya Kirani agak kikuk menyebut Pandu. Karena Kirani terb

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status