Bab 07. Pertemuan takdir?
Tian Zhi membelah udara dengan satu tangannya, sebuah celah ruang tercipta di depannya, ia kemudian memasuki celah tersebut dan muncul di satu tempat yang dikenalnya.
Ia muncul di satu ruangan gua yang menjadi tempat gurunya tinggal, kembali hatinya merasakan sakitnya kehilangan saat melihat barang-barang yang ada di ruangan gua tersebut.
Tian Zhi menghadap ke satu arah dimana dulu sang master selalu berdiri di area tersebut, ia mengambil sikap bersujud untuk memberikan penghormatan terakhir pada Masternya yang telah tiada.
Setelah tiga kali memberikan penghormatan, Tian Zhi bangkit dari posisinya, kemudian membereskan semua barang yang ada di ruangan tersebut dan menyimpannya di dalam ruang spasial yang diwariskan Master Fan padanya.
Setelah selesai ia pun berjalan menuju bagian gua lainnya, danau dan air terjun petir yang menjadi tempat tujuannya.
Baru saja ia memasuki area tersebut ia dikejutkan dengan apa yang dilihatnya, tampak tiga Beast Serigala Perak berada di pinggir danau petir tersebut.
Ketiga Beast tingkat empat yang kekuatannya setara dengan cultivator ranah Raja Bumi itu langsung memberikan tatapan tajam ke arahnya.
Dua dari tiga Beast yang dalam posisi berbaring itu bangkit dari posisinya sambil menunjukan geraman dan gigi tajamnya pada Tian Zhi.
Sedangkan satu beast lainnya tetap dalam posisi berbaring, dari apa yang dilihatnya Tian Zhi tahu beast serigala perak yang berbaring itu dalam keadaan terluka.
“Sial, baru saja keluar dari ruang spasial aku sudah disuguhkan sebuah bahaya!”
“Aneh, bagaimana mereka bisa masuk kemari? Apa mungkin penghalang yang Master buat sudah tidak berfungsi?” Batinnya penuh tanya.
Tian Zhi bergeming di tempatnya, ia memikirkan banyak hal sambil memperkirakan situasi kedepannya.
Ya, saat ini rencana yang ada di kepalanya hanya satu, melihat dan menunggu tindakan yang akan diambil kedua beast serigala berwarna putih dan perak tersebut.
Beast serigala dengan bulu putih mendengus, tampak beast tersebut sedang mencium aroma di udara.
Aura membunuh yang ditunjukan Beast Serigala putih perlahan berkurang, beast tersebut kemudian mendekat ke arah Tian Zhi secara perlahan.
Tampak Beast Serigala Putih itu tidak mengendurkan kewaspadaannya sambil terus mendekat ke arah Tian Zhi.
Tian Zhi yang melihat hal tersebut segera menganalisa situasinya, ia tidak bergerak dan tidak menunjukan aura ranah miliknya, ia tetap tenang sambil terus memperhatikan sikap Beast Serigala Putih tersebut.
Kini Beast Serigala Putih itu telah berada di hadapannya, mereka berdua saling tatap untuk beberapa saat, tak lama Beast Serigala Putih itu mengendus aroma Tian Zhi untuk beberapa waktu sambil berjalan mengitarinya.
“Sebenarnya apa yang dilakukan Beast ini, kenapa mengendus aroma tubuhku? Apa mungkin….?”
Tian Zhi larut dalam pikirannya dengan satu dugaan mulai terbentuk di dalam pikirannya.
Beast Serigala Putih yang kini ada di belakangnya tiba-tiba menghilangkan aura membunuhnya sepenuhnya.
Ia kemudian mendorong tubuh Tian Zhi ke depan dengan kepalanya. Gestur yang Beast itu tunjukan langsung dimengerti Tian Zhi.
Ia mengikuti kemauan Sang Beast dan berjalan ke arah Beast Serigala Perak yang terluka.
“Jika dugaanku benar, sepertinya ia mencium aroma Master yang ada di tubuhku. Tampaknya Master memiliki hubungan dengan beast-beast ini!” Pikirnya yakin.
Sesampainya di depan Beast Serigala Perak yang terluka, Tian Zhi langsung paham apa yang harus dilakukannya, ia kemudian memeriksa keadaan Beast Serigala Perak tersebut dan memeriksa luka yang ada di tubuhnya.
Ia memeriksa beast tersebut di bawah pengawasan Beast Serigala Putih dan Beast Serigala Perak yang berada di sisi kiri dan kanannya, tampak kedua Beast ganas itu memperhatikan segala tindakan yang dilakukannya.
Tian Zhi menatap kedua beast bergantian lalu berkata, “ Entah kalian mengerti atau tidak, aku tahu apa yang harus kulakukan, tapi aku tak nyaman jika kalian terus memperhatikanku seperti ini.”
“Tunggulah disana!” Tunjuk Tian Zhi ke satu arah. Lanjutnya, “ jika tidak, setidaknya beri aku ruang untuk bertindak!” ujarnya dengan tenang sambil memberikan gestur untuk keduanya mundur dari sisinya.
Hening tercipta, ketiganya saling tatap, tak lama Beast Serigala Putih menggeram pelan, suara geraman sang beast disusul dengan gerakan kedua beast tersebut yang mundur beberapa langkah dari posisinya yang membuat Tian Zhi kini memiliki sedikit ruang.
“Ternyata mereka paham dengan ucapanku! Sepertinya benar jika mereka memiliki hubungan baik dengan Master!” ujarnya yakin.
Tian Zhi segera mengeluarkan beberapa bahan obat buatannya dan sebuah pil dari cincin penyimpanan miliknya.
Bahan obat berupa serbuk itu ia taburkan ke arah luka terbuka di tubuh Beast Serigala Perak yang terbaring di depannya.
Tampak Beast tersebut menggeram untuk beberapa saat setelah serbuk obat menutupi luka terbuka di tubuhnya tersebut. Namun, gestur yang ditunjukan sang beast hanya bentuk menahan rasa sakit yang ia rasakan sehingga hal itu tidak membuat kedua Beast lainnya tidak bersikap impulsif pada Tian Zhi.
“Kalian cukup cerdas untuk ukuran Beast, sepertinya kalian sudah cukup mengenal Masterku dengan baik,” ujar Tian Zhi dengan tenang.
Ia kemudian membuka tutup botol pil lalu meletakan pil tersebut di atas telapak tangan kanannya.
“Ini…makanlah, pil ini akan mempercepat penyembuhan lukamu dan mengurangi sakit yang kau rasakan,” ujarnya pelan sambil menyodorkan pil tersebut ke depan wajah sang beast.
Sang Beast tanpa ragu memakan pil yang ada di tangan Tian Zhi, setelah menelan pil berwarna perak itu Beast Serigala yang terluka itu kemudian kembali menyandarkan kepalanya di tanah lalu memejamkan matanya.
Tian Zhi menatap ke arah sang Beast Serigala Putih lalu berkata padanya, “ Sudah selesai, ia akan pulih dalam dua hari,” ujarnya.
Sang Beast Serigala Putih hanya menatapnya tanpa memberikan respon lainnya, hal itu membuat Tian Zhi menunjukan wajah kecutnya, ia kini kembali ragu dengan apa yang diyakininya.
“Sepertinya mereka tidak mengerti dengan apa yang kukatakan!”
“Tapi sudahlah, yang penting mereka tidak berniat buruk padaku. Dan…sepertinya gua ini akan memiliki penghuni yang baru,” ujarnya bermonolog.
—------
Hari menjelang pagi, Tian Zhi fokus melatih fisiknya, keringat mengucur deras dari seluruh tubuhnya. Ia melatih kekuatan fisiknya tanpa menggunakan qi yang membuatnya merasa kelelahan yang amat sangat.
Bagaimana tidak? Dalam latihannya itu ia menggunakan bebat di kedua tangan, laki dan perutnya. Bebat tersebut telah dimantrai olehnya sehingga masing-masing bebat memiliki berat sekitar 250 jin yang pastinya sangat membebani tubuhnya.
“998.... 999.... 1000... selesai!”
Tian Zhi selesai melakukan angkat tubuh,sambil terengah engah kemudian Tian Zhi bangkit dan berjalan ke arah dipan batu,saking lelahnya Tian Zhi pun bersandar disana dan ia pun tertidur setelahnya.
Beberapa batang dupa terlewati, Tian Zhi akhirnya bangun dari tidurnya,baru saja dia membuka matanya,ia langsung dikejutkan dengan apa yang dilihatnya, tampak seekor beast sedang dalam posisi duduk santai di depannya.
sontak ia pun langsung meloncat ke arah belakang,namun naas, saking terkejutnya gerakan spontannya itu malah membuat kepalanya menabrak dinding gua tersebut.
"Sial..."
sedangkan Beast berbulu putih itu masih santai duduk memperhatikan Tian Zhi yang sedang mengusap usap kepalanya sendiri.
Merasa ada yang memperhatikan kebodohannya, kemudian Tian Zhi kembali sadar dan melihat ke arah beast tersebut
"kau...?"
Ternyata yang dari tadi duduk di hadapannya itu adalah beast serigala putih, karena tidak merasakan adanya ancaman kemudian Tian Zhi sedikit mendekati Beast Serigala Putih itu dan duduk sedikit jauh darinya.
"Sedang apa kau disini, apa kau terluka?” tanyanya dengan tenang.
"Grrr!"
" Aku tak mengerti! " jawab Tian Zhi sambil mengernyitkan keningnya
"Aishhh…sejak kapan aku jadi gila seperti ini, mengajak bicara Beast! " ujarnya ambil menepuk jidatnya sendiri meratapi kebodohannya.
Beast Serigala putih itu kemudian bangkit dan berjalan ke arah luar. Beast Serigala Putih itu kemudian berhenti di depan mulut gua dan menatap kembali ke arah Tian Zhi.
Tian Zhi yang merasa ditatap oleh serigala itu hanya tertegun sambil berusaha mencerna maksud Beast tersebut.
"Kau ingin aku mengikutimu?" tanyanya.
Beast Serigala Putih itu kemudian melangkah keluar gua, ia pun kemudian mengikuti serigala putih itu keluar
Tian Zhi kemudian berjalan menghampiri Serigala putih yang kembali berdiri santai di depan gua nya.
ketika sampai di sebelahnya, Beast Serigala Putih itu menurunkan kepalanya dan mendorong Tian Zhi ke atas sehingga dirinya kini berada di atas punggung Beast Serigala Putih tersebut.
Beast tersebut kemudian berlari ke satu arah dengan cepat menerobos semak-semak yang merintangi jalannya.
“Sebenarnya apa yang diinginkan Beast ini?” ujarnya sambil berpegangan kuat pada bulu sang Beast.
Hanya dalam waktu setengah batang dupa mereka tiba di satu area.
Tian Zhi melihat kawanan Beast Serigala perak duduk di berbagai sudut area tersebut, tampak mereka mengelilingi satu ekor mayat beast yang sepertinya belum lama mati dan kondisinya pun masih utuh,hanya terdapat banyak luka cakaran di tubuh dan di kepalanya.
" Ini mayat Beast Ular Api tingkat empat! Lalu apa yang kau inginkan dariku?” tanyanya penasaran pada Sang Beast.
Beast Serigala Putih melemparkan Tian Zhi dari atas punggungnya, hal itu membuatnya terlempar ke atas pohon yang berada di dekatnya.
Ia terhempas ke atas pohon dengan keras, menabrak banyak dahan yang merintanginya dan….
Bukk.
Tubuhnya menghantam bagian batang atas pohon tersebut.
Ia terkejut karena ia tak merasakan sakit dari tabrakan tersebut, yang ada ia merasakan hal sebaliknya.
“Tidak sakit…Ini begitu lembut …”
“Apa yang kupegang ini? Kenapa begitu lembut dan kenyal?” ujarnya sambil kedua tangannya meremas dua benda bulat yang dipegangnya.
Tian Zhi membuka matanya.
Matanya terbelalak saat menyadari apa yang terjadi.
Ternyata ia kini dalam posisi duduk di atas pangkal sebuah batang pohon besar dimana di depannya terdapat seorang gadis yang dalam posisi duduk memeluk batang pohon tersebut.
Dan posisi dirinya saat ini sedang memeluk gadis tersebut dari belakang dengan kedua tangannya memegang payudara gadis tersebut.
“Pantas saja begitu empuk,lembut dan kenyal. Ternyata aku menabrak tubuh gadis ini dan memegang–” Pikiran Tian Zhi buyar karena gadis tersebut berteriak.
“Kyaaa!”
Teriakan gadis tersebut disertai dengan lepasnya pegangan tangan sang gadis pada batang pohon tersebut.
Sang gadis meronta karena payudaranya dipegang dan diremas oleh Tian Zhi, sontak hal itu membuat keduanya kini terjatuh dari atas pohon tersebut.
Brukkk.
Tian Zhi jatuh terlentang di tanah.
“Heugh!”
Ia yang dalam keadaan pikiran kosong langsung terhenyak kembali karena satu tubuh kini menimpanya.
Gadis asing itu terjatuh dan mendarat tepat diatas tubuhnya.
Tian Zhi membulatkan matanya, ia melotot menatap kain merah muda yang ada di depannya.
Pikirannya semakin kacau karena ia merasakan area selangkangannya diapit oleh dua gumpalan daging lembut milik wanita tersebut sehingga membuat senjata masa depannya bangun dengan sendirinya.
Ya, posisi jatuh keduanya kini berkebalikan dimana wajah Tian Zhi tepat berada di area selangkangan sang gadis dan posisi dada sang gadis kini mengapit dan menekan senjata masa depannya.
Sontak hal itu membuat keduanya hanya bisa tertegun karenanya.
“Dasar mesum!” Seru sang gadis sambil mengarahkan satu pukulan ke arah benda menonjol di selangkangan Tian Zhi.
Tian Zhi berguling di tanah sambil memegangi selangkangannya, ia meringis kesakitan karenanya. Sedangkan sang gadis kini berdiri sambil menatap kesal padanya.
Tian Zhi dan sang gadis saling menatap, tampak sorot mata keduanya menunjukan kekesalan.
Tian Zhi bangkit dari posisinya sambil tetap memegangi area tengah selangkangannya.
Sang gadis melotot ķe arahnya dengan sorot mata penuh amarah. Namun, tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi tegang saat melihat sekitarnya.
Raut wajahnya memucat melihat mayat beast ular yang mati, wajahnya semakin memutih saat ia melihat banyak Beast Serigala Perak yang berada di area tersebut.
Tanpa aba-aba gadis tersebut langsung melompat ke arah Tian Zhi, ia memeluk Tian Zhi dengan erat dengan wajahnya disembunyikan di leher pemuda tersebut.
Tian Zhi hanya bisa tertegun dengan situasi absurd tersebut, ia tak tahu harus bagaimana menghadapi situasi yang tak pernah dihadapinya itu.
Kedua insan manusia berbeda jenis itu belum menyadari jika ikatan takdir langit mulai terjalin di antara mereka berdua.