Share

Pijat Laktasi

Author: Rucaramia
last update Last Updated: 2025-05-24 12:17:20

“Perah aku.”

Kedua mata Angga melotot, telinganya jelas mendengar suruhan wanita itu tetapi karena tampilan memukau yang tersaji di depan mata. Pemuda itu kehilangan kata hingga otaknya tidak bisa mencerna dengan cepat maksud perkataan sang wanita. “M—Maaf?”

Agna tersenyum sambil memegangi salah satu buah dadanya yang besar seolah itu sesuatu yang lumrah baginya. Padahal saat ini ada Angga, seorang pria tulen normal menonton dirinya setengah telanjang. Tapi meski begitu tampaknya Agna sendiri tidak begitu peduli tentang apapun yang Angga pikirkan di kepalanya.

“Kurasa Doni lupa memberitahumu beberapa hal, kau juga mungkin tidak punya pengalaman lebih. Hmm… baiklah, intinya wanita yang memiliki bayi terkadang memiliki masalah dengan payudara mereka, dan begitu juga denganku. Payudaraku membengkak karena susu yang ada di dalamnya sepertinya tersendat dan dengan kondisi ini aku jadi kesulitan menyusui anakku. Dokter menyarankan aku untuk melakukan pijat laktasi. Kalau suamiku ada dia pasti akan membantuku meredakan hal ini. Tapi berhubung dia tidak akan kembali karena sedang dinas keluar kota selama beberapa hari. Aku tidak bisa berbuat banyak, aku butuh seseorang untuk memerahku sekarang juga,” jelas Agna, lalu kemudian kedua mata wanita itu menatap pada Angga dengan cara yang seksi seperti yang pernah Angga lihat dari Riri. “Jadi, tolong bantu untuk memerah susuku ya, Aang.”

Merasa terhipnotis oleh kata-kata kotor yang keluar dari mulut wanita itu. Serta terdapat cairan putih kental yang keluar dari puncak payudara sang wanita. Angga kontan meneguk air liurnya sendiri. Oh ayolah, sejak dulu dia tidak melihat Agna dengan cara seperti ini. Dia lebih seperti junior yang selalu meminta bantuannya saat bekerja dulu, lalu menjadi lebih dekat sebagai sosok adik. Tapi kalau begini bagaimana caranya dia bisa mengelak?

Agna telah menjelaskan bantuan macam apa yang dia butuhkan darinya. Maka sebagai orang yang telah disewa untuk membantu, Angga hanya perlu melakukannya saja. Sesuai dengan permintaan wanita itu.

Sekuat tenaga Angga mencoba untuk menahan dorongan primitive yang muncul di dalam dirinya. Namun dia gagal. Sebab secara tak sadar Angga sudah merangkak mendekat padanya. Agna sendiri pun secara otomatis mulai membimbing tangan Angga untuk menariknya lebih dekat. Wajah Angga memerah ketika kedua tangannya telah menyentuh dua buah dada lembut wanita itu, meski dengan sentuhan ringan.

Merasa Agna tidak keberatan, Angga lantas melingkarkan lengannya di sekitar bagian tubuh tubuh wanita itu sebelum akhirnya dia menggerakan telapak tangannya sendiri guna mengusap organ merah muda yang tampak mengacung karena udara dingin disekitarnya.

Tangannya yang gemetar mulai meraup kedua dada sang busui, untuk kemudian melakukan pemijatan padanya. Sesekali Angga bisa mendengar wanita itu mendesah, tubuhnya begerak gelisah. Seiring pijatan yang berlangsung, dia bisa melihat ada cairan yang keluar dari sana. Membasahi telapak tangannya. Jantung Angga berdebar kian kencang.

Damn it, Agna … ini gila, tapi … tapi …” Rasa penasaran dan keinginannya membuat pemuda itu terdorong untuk mencicipi sari pati dari si mama muda yang ditawarkan kepadanya.

Dengan tubuh yang gemetar, dan napas yang memburu Angga pun mulai mendekatkan kepalanya hingga dia bersandar pada dada wanita itu. Kedua mata Angga memejam dan dengan lembut menghisap setetes susu dari ujungnya. “Mmph …”

Sementara sebelah tangannya masih menggenggam sebelah payudara Agna yang bebas dan memainkannya. Ini benar-benar surga dunia.

“Kau benar-benar nakal Aang,” kata Agna seraya menyelipkan tangannya ke balik kaos yang Angga kenakan dan tanpa sadar menancapkan kukunya di punggung pria itu. Membuat sang pemuda mendesah pelan.

“Mmphh… ahh…” Pemuda itu bergumam di kulit Agna, lidahnya secara naluriah menjilati setiap tetes susu yang keluar ketika kuku wanita itu tertancap di punggungnya. Namun rasa sakit disana bukan apa-apa bila dibandingkan dengan kehangatan dan kelembutan yang menyelimuti si pemuda, membuatnya merinding sendiri. Dia juga bisa merasakan bahwa itu berarti tubuh wanita itu merespon apa yang dia lakukan.

Ketika mulut Angga menutupi puncak payudaranya dan pria itu sibuk menghisapnya, kepala Agna terdongak dengan mulut terbuka. “Ohh … enak sekali.” Pandangan matanya mulai terasa kabur ketika dia merasakan sensasi panas mulai berkembang di dalam dadanya.

Angga menikmati rasa susu wanita itu. Dia tidak pernah menyangka akan merasakan sesuatu yang seenak ini seumur hidupnya, tetapi justru dari situasi ini dia malah jadi menginginkan hal yang lebih. Angga menghisapnya lebih keras, membuat wanita itu semakin mengerang keras.

Ketika wanita itu mendesah tak beraturan, Angga bisa merasakan adanya gelombang hasrat yang begitu kuat bercampur dengan seluruh rasa yang tak terdefinisikan. Dia mendongak ke arah wanita itu hanya untuk sekadar menyaksikan ekspresi kenikmatan yang dia buat ketika putingnya terus menyemprotkan susu langsung ke dalam mulutnya tiap kali Angga menghisapnya. Rasanya begitu kaya dan memabukan. Mengirimkan sentakan hasrat yang tidak bisa pemuda itu abaikan.

“Hmm …” Pemuda itu menggeram di sekitar puncaknya, lidah si pemuda berputar-putar dan menghisapnya dengan rakus.

Saat putingnya mulai menyemprotkan susu panasnya ke dalam mulut si pemuda, Agna kontan langsung menjambak rambut Angga dan memeluk pria itu erat-erat. “Ohhh! Lagi, Aang! Perah aku lebih keras lagi! ohhh!” teriaknya sambil menggosokan selangkangannya sendiri ke lutut Angga berulangkali.

Dia bisa merasakan pula lututnya yang mulai basah akibat gesekan yang dibuat oleh sang wanita kepada dirinya. Peria itu melepaskan putting yang telah membengkak karena ulahnya dengan bunyi ‘pop’ sebelum kemudian melanjutkan ciumannya di dada Agna. Dia mengecup lembah diantara kedua buah dada wanita itu, menghirupnya dalam-dalam sebelum memasukan puting yang lain ke dalam mulutnya dan menghisapnya lagi dengan rakus.

“Mmhhh … Aang!” Agna mengerang. “C-cukup.”

Angga kemudian melepaskan puting susu yang sedang dia hisap dengan bunyi letupan basah. Pipinya memerah dan napasnya tersenggal-senggal. Dia menatap wanita itu dengan pandangan mata yang berat.

“Kenapa? Aku masih ingin mencicipi rasanya.” Angga menelan ludah, tenggorokannya bekerja saat dia menikmati rasa susu yang tersisa. “Rasanya begitu luar biasa, lembut, manis, nikmat. Aku ingin lagi,” katanya dengan putus asa. 

Ya, anggap saja Angga sedang mabuk sekarang karena dia baru saja mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal pada seorang wanita yang sudah bersuami. Terlebih orang ini adalah juniornya dulu. Dia baru tahu kalau ASI bisa memabukan seperti ini. 

Atau mungkin karena Agna baru saja mematik sisi gairah terliarnya saja? Entahlah.

Agna hanya tersenyum, lalu kemudian mencoba untuk berdiri dari posisinya. “Baiklah, karena kau sudah mencoba susuku …” Dia secara perlahan menarik ke atas rok yang dia kenakan dan Angga tetap di posisi, menatapnya ketika dia sedang melakukan atraksi. Kedua matanya melotot ketika rok yang wanita itu kenakan telah terangkat.

‘Dia tidak memakai celana apa-apa dibalik roknya?’ batin Angga bergemuruh.

“Bagaimana kalau sekarang kau mencoba maduku?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian   Bermain Peran

    Angga berjalan memasuki toko, pemuda itu mengenakan jas putih khas dokter yang diberikan padanya oleh Doni sebelum pemuda itu melaksanakan pekerjaannya. Toko pria itu juga sudah dikosongkan, memberikan tempat kepada Angga untuk melakukan aksinya dengan santai untuk melayani klien berikutnya. Sejujurnya pemuda itu merasa gugup karena kali ini dia harus bermain peran sesuai dengan permintaan klien-nya. Pikirannya yang biasanya selalu kosong dan tanpa tuntutan (karena Angga dulunya hanya seorang pengangguran) kini jadi disibukan dengan beragam permintaan yang disesuaikan dengan keinginan klien yang menyewa jasanya.Lamuyannya buyar ketika pemuda itu telah tiba di sebuah pintu. Dia melihat ke atas dan disana telah tergantung sebuah papan kayu bertuliskan ‘Dr. Anggara Ari. MD’. Doni benar-benar all out dalam hal ini.Pemuda itu lantas membuka pintu setelah menyiapkan hati dan ketika dia masuk ke dalam ruangan saat itu pula dia melihat ‘pasiennya’ telah duduk di atas meja. Suasana di dalam

  • Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian   Good Move

    “Aku ingin mengenalmu. Bolehkah?”Angga perlu mengerjap beberapa kali untuk menyadarkan pikirannya yang melanglang buana entah kemana begitu mereka tiba di tempat makan. Namun karena sesuatu yang Riri ucapkan semua hal yang membebani dirinya seolah sirna dan meleleh begitu saja.“Eh?”Riri menatap Angga dan memutuskan bahwa dia sebaiknya jujur tetapi dengan cara yang halus. “Aku baru saja memutuskan pacarku sedangkan kau pun katanya juga belum lama ini dicampakan pacarmu. Kondisi kita sempurna.”Angga terdiam.“Bagaimana kalau kita mencoba untuk saling lebih mengenal satu sama lain? maksudku aku tidak bermaksud mengajakmu berpacaran atau hal-hal seperti itu. Tapi apa salahnya menambah relasi kan?”Angga menatap wanita yang duduk dihadapannya sekarang sembari berpikir jawaban macam apa yang paling tepat untuk dia berikan. Jika saja dia belum terperosok dalam pekerjaan terlarangnya itu bisa saja dengan mudah dia mengatakan setuju dan bahkan dia mungkin bisa berpacaran dengan wanita ini

  • Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian   Diajak Jalan

    Angga mengerutkan kening ketika di pagi buta, dia tiba-tiba saja mendapati satu panggilan dari nomor yang tidak di kenal. Dia hanya berharap Doni tidak memberikan nomornya secara sembarangan kepada perempuan setelah dia memenuhi tugasnya sebagai pemuas mereka. Dia hanya setuju kalau dihubungi melalui Doni. Karena Angga bagaimana pun juga tidak ingin menghancurkan kehidupan normal dengan mencampur adukannya pada pekerjaannya. Sedikit ragu, pada akhirnya Angga menggeser tanda hijau di layar ponselnya. “Halo?” “Ini Angga benarkan?” suara feminim menyambut Angga dengan segera. “Ya, benar. Ini siapa ya?” tanya Angga dengan hati-hati. Jantungnya berdetak tak karuan. Dia berharap ini bukan salah satu dari perempuan yang hendak menyewanya. “Ini aku, Riri. Sepupunya Doni. Aku dapat nomormu dari dia,” sahut si penelepon dengan lugas dan seketika kekhawatiran Angga memudar. Namun kini setelah kekhawatirannya sirna, Angga justru bertanya-tanya akan tujuan gadis itu meneleponnya. Berbagai kem

  • Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian   Perempuan Maniak

    Sudah lama sekali Tia tidak merasakan berhubungan seks secara liar dengan seorang pria, dan Angga adalah orang pertama yang benar-benar merasakan adanya sulutan api gairah ketika tidur dengannya. Semua pria di kelompoknya tidak begitu memuaskan meski tubuh mereka besar dan tegap seperti preman. Tapi kalau soal stamina, mereka lemah dan kadang membuat Tia masih tetap mencari pelarian untuk mendapatkan kepuasan hakiki.Tia meremas penis Angga dengan otot-otot vaginanya yang terlatih, menggunakan seluruh pengalaman yang dia miliki untuk memancing erangan serta geraman dari si pemuda yang mustahil terdengar lantaran mereka berada di dalam air. Tia bisa merasakan milik pemuda itu memenuhi dia seutuhnya, kepala wanita itu mendongak ke belakang dan tanpa sadar membuka mulutnya menyebabkan buih-buih tercipta di dalam air. Cengkramannya pada bahu dan juga pinggang pria itu kain mengerat ketika wanita itu mulai di penuhi dengan berbagai sensasi.Di sisi lain, napas Angga tercekat ketika otot-ot

  • Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian   Main Gila

    Angga bisa merasakan kejantanannya mulai berdiri tegak ketika wanita itu mendekat padanya. Payudaranya yang kencang dan besar menempel di dadanya. Sementara tangan wanita itu menuntun Angga untuk menurunkan resleting belakang dari dress yang dia kenakan. Pemuda itu bisa merasakan debaran jantungnya semakin menggila ketika melihat secara perlahan pakaian wanita itu terbuka lebar akibat ulahnya. Membuat adegan dimana kain penutup dada wanita itu terbuka.Wajah keduanya begitu dekat satu sama lain, hingga bisa merasakan napas mereka yang saling beradu. Jari jemari Tia pun tidak kalah dengan Angga. Jemari wanita itu telah menyelinap dibalik pakaian sang pria. Merasakan otot kencang bagian perut Angga. Sorot mata penuh nafsu mulai semakin jelas terpampang nyata diantara keduanya dan secara instan mereka saling mendekat untuk berbagi ciuman mesra.Sesaat wanita itu mundur, meninggalkan pelukan Angga hanya untuk sekadar mencelupkan dirinya ke dalam kolam. “Kemarilah,” dia bergumam. Pria itu

  • Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian   You Are So Sexy

    Doni sedang bermalas-malasan seperti biasa, sambil mengipasi dirinya sendiri dengan uang yang dia dapatkan dari beberapa klien yang langsung tertarik untuk menyewa jasanya. Hanya dengan bicara soal Angga, dia sudah mendapatkan banyak sekali permintaan untuk menyewa jasa pemuda itu dari para wanita kesepian di kota. Saking banyaknya, sampai Angga nyaris pingsan melihat daftar tunggu yang telah disusun oleh Doni untuk Angga garap nantinya.“Aku rasa si Angga akan ngilu melihat seberapa banyak perempuan yang ingin mencicipinya,” katanya keras-keras sambil terkekeh seolah dia bukan satu-satunya orang yang ada disana.“Oh ya? aku bertaruh kalau si Angga akan menyerah dengan semua pekerjaan yang kau limpahkan kepada dia.”Si penjaga toko langsung berbalik ketika menyadari ada tamu tak di undang yang sedang bersandar di dinding tidak jauh dari posisinya sekarang. Doni sempat terhenyak karena dia tidak siap akan kedatangan seseorang di tokonya. Pria itu langsung memasang ekspresi siaga ketika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status