Home / Fantasi / Sang Penentang Aturan / 5.memulai jalan kultivasi

Share

5.memulai jalan kultivasi

Author: Mr.Xg
last update Huling Na-update: 2025-09-10 09:34:26

​Mentari pagi menyapa Wo Long dengan sinarnya yang hangat, menembus jendela sederhana kediaman Tetua Li.

Semalam, setelah percakapan yang mengubah jalan hidupnya, Wo Long tidur nyenyak, sebuah ketenangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Beban takdir memang berat, namun kini ia tidak lagi sendiri.

​Pagi itu, setelah sarapan bubur nasi hangat yang disiapkan oleh istri Tetua Li, mereka berdua pergi ke halaman belakang rumah. Halaman itu cukup luas, dengan beberapa pohon buah dan area terbuka yang ditumbuhi rumput hijau.

​"Wo Long," kata Tetua Li memulai, berdiri menghadap Wo Long dengan tangan di belakang punggung.

"Untuk mengubah dunia kultivasi, tekad saja tidak cukup. Kau membutuhkan kekuatan. Kekuatan sejati lahir dari latihan yang keras dan pemahaman yang mendalam tentang energi di sekitarmu."

​"Energi?" tanya Wo Long, sedikit bingung. Selama ini, ia hanya fokus pada kenyamanan dan menghindari segala bentuk usaha keras.

​Tetua Li tersenyum maklum. "Benar. Di dunia ini, segala sesuatu dialiri oleh energi spiritual, atau yang biasa kita sebut qi. Para kultivator menyerap dan memanipulasi qi ini untuk meningkatkan kekuatan fisik, memperpanjang hidup, dan bahkan melakukan hal-hal yang tampak mustahil."

​"Lalu, bagaimana cara menyerap qi itu, Tetua?" tanya Wo Long dengan rasa ingin tahu yang mulai tumbuh.

​"Ada banyak metode, tergantung pada aliran dan teknik kultivasi masing-masing sekte," jawab Tetua Li.

"Namun, dasar utamanya adalah merasakan keberadaan qi di sekitarmu, lalu membimbingnya masuk ke dalam tubuhmu dan mengedarkannya melalui jalur-jalur energi yang ada di dalam tubuh."

​Tetua Li kemudian menjelaskan tentang jalur-jalur energi atau meridian di dalam tubuh manusia, dan bagaimana qi harus dialirkan melalui jalur-jalur tersebut untuk memperkuat tubuh dan meningkatkan kemampuan kultivasi. Ia juga memperingatkan tentang bahaya mengalirkan qi secara sembarangan, yang bisa menyebabkan cedera serius.

​"Untukmu, karena kau belum pernah berkultivasi sebelumnya, kita akan mulai dengan metode yang paling dasar dan aman," lanjut Tetua Li. "Kita akan fokus pada merasakan qi di alam sekitarmu terlebih dahulu."

​Tetua Li kemudian memperagakan beberapa gerakan meditasi sederhana. Ia menyuruh Wo Long duduk bersila dengan punggung tegak dan mata terpejam.

​"Tarik napas dalam-dalam dan perlahan," instruksi Tetua Li dengan suara lembut namun penuh wibawa.

"Rasakan udara yang masuk dan keluar dari tubuhmu. Sekarang, coba rasakan lingkungan di sekitarmu. Angin yang menyentuh kulitmu, kehangatan matahari, suara dedaunan... di dalam semua itu, terdapat qi."

​Wo Long mencoba mengikuti instruksi Tetua Li. Awalnya terasa sulit. Pikirannya melayang ke mana-mana, mengingat kasur empuknya di lembah atau suara serangga yang menenangkan. Namun, dengan kesabaran, ia terus mencoba fokus.

​Setelah beberapa waktu, Wo Long mulai merasakan sensasi aneh di sekitarnya. Seperti ada getaran halus di udara, atau partikel-partikel kecil yang tak terlihat menari-nari di sekelilingnya.

​"Apakah ini... qi?" tanya Wo Long dengan suara berbisik, tanpa membuka matanya.

​"Bagus sekali, Wo Long," jawab Tetua Li dengan nada memuji.

"Kau mulai merasakannya. Sekarang, langkah selanjutnya adalah mencoba menarik qi itu ke dalam tubuhmu."

​Tetua Li kembali memberikan instruksi, kali ini tentang teknik pernapasan dan visualisasi untuk menarik qi ke dalam tubuh dan mengedarkannya melalui meridian. Wo Long mengikuti dengan saksama, meskipun sesekali rasa kantuk masih menyerangnya.

​Hari-hari berikutnya, rutinitas Wo Long berubah drastis. Ia bangun sebelum matahari terbit dan berlatih meditasi di bawah bimbingan Tetua Li.

Siang harinya, ia belajar tentang pengetahuan dasar dunia kultivasi, sejarah berbagai sekte, dan jenis-jenis tanaman serta hewan spiritual. Sore harinya, ia melakukan latihan fisik ringan untuk memperkuat tubuhnya.

​Awalnya, tubuh Wo Long terasa sakit dan pegal-pegal. Kebiasaan bermalas-malasan selama bertahun-tahun membuatnya harus beradaptasi dengan ritme latihan yang baru. Namun, dengan tekad yang semakin kuat dan motivasi dari tujuannya, ia terus berusaha.

​Tetua Li adalah guru yang sabar dan berpengetahuan luas. Ia tidak hanya mengajarkan teknik kultivasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan etika seorang kultivator sejati. Ia menekankan bahwa kekuatan tanpa kebijaksanaan dan belas kasihan hanyalah kehancuran belaka.

​"Ingatlah, Wo Long," kata Tetua Li suatu sore saat mereka beristirahat di bawah pohon rindang.

"Kekuatan yang kau peroleh harus digunakan untuk kebaikan, untuk membantu mereka yang lemah dan menegakkan keadilan. Jangan sampai kau terjerumus ke dalam jalan kekuasaan dan keserakahan seperti banyak kultivator di dunia ini."

​Wo Long mendengarkan dengan saksama setiap nasihat Tetua Li.

Kata-kata lelaki tua itu terasa tulus dan penuh makna. Ia mulai menyadari bahwa menjadi seorang kultivator bukan hanya tentang mendapatkan kekuatan, tetapi juga tentang memikul tanggung jawab yang besar.

​Seiring berjalannya waktu, Wo Long merasakan perubahan yang signifikan pada dirinya. Tubuhnya terasa lebih kuat dan berenergi. Ia bisa merasakan aliran qi yang semakin lancar di dalam tubuhnya. Bahkan, terkadang ia merasakan dorongan aneh untuk bergerak dan melakukan hal-hal yang dulu sangat ia hindari.

​Suatu hari, saat mereka sedang berlatih gerakan dasar bela diri, Wo Long secara tidak sengaja mengeluarkan sedikit energi qi dari tangannya, menciptakan embusan angin kecil yang menerpa dedaunan di sekitar mereka.

​"Kau melakukannya, Wo Long!" seru Tetua Li dengan wajah gembira. "Kau akhirnya berhasil memanipulasi qi di luar tubuhmu!"

​Wo Long menatap tangannya dengan takjub. Ia tidak menyangka bahwa ia, seorang pemalas yang dulunya hanya bisa bermimpi tentang awan, kini bisa mengeluarkan energi spiritual.

​"Ini... rasanya luar biasa," kata Wo Long dengan senyum lebar yang pertama kali terlihat di wajahnya sejak ia meninggalkan lembah.

​"Ini hanyalah awal, Wo Long," kata Tetua Li.

"Perjalananmu masih panjang. Kau harus terus berlatih dan mengembangkan kekuatanmu. Dunia di luar sana penuh dengan bahaya dan tantangan yang tidak bisa kau bayangkan."

​"Saya siap, Tetua," jawab Wo Long dengan tekad yang membara di matanya.

"Saya akan melakukan apa pun untuk mengubah hukum rimba yang kejam itu."

​Beberapa bulan berlalu dengan cepat. Wo Long terus berlatih tanpa kenal lelah di bawah bimbingan Tetua Li. Kekuatannya meningkat pesat. Ia tidak hanya menguasai teknik meditasi dan manipulasi qi, tetapi juga mulai memahami dasar-dasar bela diri.

​Namun, kedamaian di desa itu tidak berlangsung lama. Suatu sore, saat Wo Long dan Tetua Li sedang berlatih di halaman belakang, suara teriakan panik terdengar dari arah desa.

​"Ada apa itu?" tanya Wo Long dengan cemas.

​"Sepertinya ada masalah," jawab Tetua Li dengan wajah serius.

"Ayo kita lihat."​Mereka berdua bergegas menuju pusat desa dan menemukan pemandangan yang mengerikan.

​Beberapa kultivator arogan yang dulu diusir oleh Tetua Li kembali, kali ini dengan jumlah yang lebih banyak dan tampak lebih ganas. Mereka menyerang penduduk desa, merampas harta benda, dan melukai siapa saja yang berani melawan.

​"Kalian lagi!" geram Tetua Li, auranya langsung berubah menjadi dingin dan mengancam.

​"Oh, Tetua Li yang terhormat," kata pemimpin para kultivator itu dengan seringai mengejek.

"Kami kembali untuk 'upeti' yang lebih besar. Dan kali ini, tidak ada yang bisa menghentikan kami."

​Para kultivator itu tertawa dengan kejam, sementara penduduk desa tampak ketakutan dan putus asa.

​Wo Long mengepalkan tangannya, amarahnya kembali memuncak melihat ketidakadilan di depan matanya.

​"Wo Long," kata Tetua Li dengan suara pelan namun tegas.

"Ini adalah kesempatanmu untuk menguji apa yang telah kau pelajari. Lindungi penduduk desa."

​Tanpa ragu sedikit pun, Wo Long melangkah maju, menghadang para kultivator yang sedang mengamuk. Aura qi yang kuat mulai terpancar dari tubuhnya, membuat para penyerang terkejut.

​"Siapa bocah ingusan ini?" tanya pemimpin kultivator itu dengan nada meremehkan.

​Wo Long tidak menjawab. Ia memusatkan qi-nya di kedua tangannya, siap untuk bertarung. Tatapannya dingin dan penuh tekad, tidak ada lagi jejak pemuda pemalas yang dulu hanya ingin tidur di bawah pohon rindang.

​Pertarungan sengit pun terjadi. Para kultivator arogan itu meremehkan Wo Long pada awalnya, namun mereka segera menyadari bahwa pemuda ini memiliki kekuatan yang tidak bisa dianggap enteng. Gerakannya cepat dan tepat, dan setiap serangannya mengandung energi qi yang dahsyat.

​Tetua Li juga tidak tinggal diam. Dengan pengalamannya yang luas, ia melindungi penduduk desa sambil memberikan dukungan kepada Wo Long.

​Meskipun jumlah musuh lebih banyak, Wo Long dan Tetua Li berhasil memberikan perlawanan yang sengit. Wo Long menggunakan semua yang telah ia pelajari, bergerak dengan insting yang tajam dan memanfaatkan qi-nya dengan efektif.

Ia tidak lagi merasa takut atau ragu. Tujuannya untuk melindungi orang-orang yang lemah dan mengubah tatanan dunia yang kejam memberinya kekuatan yang luar biasa.

​Setelah pertarungan yang melelahkan, akhirnya para kultivator arogan itu berhasil dipukul mundur. Mereka melarikan diri dengan luka-luka dan rasa malu. Penduduk desa bersorak gembira, berterima kasih kepada Wo Long dan Tetua Li karena telah menyelamatkan mereka.

​Malam itu, di bawah bintang-bintang yang bertaburan di langit desa, Wo Long berdiri di samping Tetua Li. Ia merasa lelah, namun hatinya dipenuhi dengan kepuasan. Ia telah mengambil langkah pertamanya dalam mewujudkan takdirnya.

​"Kau melakukannya dengan baik, Wo Long," kata Tetua Li sambil menepuk bahu Wo Long dengan bangga.

"Kau bukan lagi 'Naga Tertidur'. Kau telah mulai menunjukkan taringmu."

​Wo Long tersenyum tipis.

"Ini semua berkat bimbinganmu, Tetua. Tapi ini hanyalah awal, bukan?"

​"Benar," jawab Tetua Li.

"Perjalananmu masih panjang. Dunia kultivasi sangat luas dan penuh dengan kekuatan yang jauh melampaui apa yang kita lihat di sini. Tapi aku yakin, dengan tekad dan semangatmu, kau akan mampu menghadapi semuanya."

​Wo Long menatap langit malam yang luas. Ia tahu, petualangannya baru saja dimulai. Ia harus menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih berani untuk menghadapi tantangan yang menantinya.

Namun, ia tidak lagi merasa sendirian. Ia memiliki tujuan, seorang guru yang bijaksana, dan keyakinan bahwa ia bisa membuat perubahan. Sang "Naga Tertidur" telah terbangun, dan dunia kultivasi akan segera merasakan kehadirannya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Sang Penentang Aturan   5.memulai jalan kultivasi

    ​Mentari pagi menyapa Wo Long dengan sinarnya yang hangat, menembus jendela sederhana kediaman Tetua Li. Semalam, setelah percakapan yang mengubah jalan hidupnya, Wo Long tidur nyenyak, sebuah ketenangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Beban takdir memang berat, namun kini ia tidak lagi sendiri.​Pagi itu, setelah sarapan bubur nasi hangat yang disiapkan oleh istri Tetua Li, mereka berdua pergi ke halaman belakang rumah. Halaman itu cukup luas, dengan beberapa pohon buah dan area terbuka yang ditumbuhi rumput hijau.​"Wo Long," kata Tetua Li memulai, berdiri menghadap Wo Long dengan tangan di belakang punggung."Untuk mengubah dunia kultivasi, tekad saja tidak cukup. Kau membutuhkan kekuatan. Kekuatan sejati lahir dari latihan yang keras dan pemahaman yang mendalam tentang energi di sekitarmu."​"Energi?" tanya Wo Long, sedikit bingung. Selama ini, ia hanya fokus pada kenyamanan dan menghindari segala bentuk usaha keras.​Tetua Li tersenyum maklum. "Benar. Di dunia ini, sega

  • Sang Penentang Aturan   4.naga yang tertidur

    ​"Apa-apaan orang-orang itu?" gumamnya.​"Lihatlah para petani bodoh ini," kata salah seorang dari mereka dengan nada mengejek kepada rekannya. "Kerja keras membanting tulang, tapi tetap saja miskin."​"Biarkan saja mereka," jawab yang lain sambil tertawa. "Yang penting kita bisa memungut 'upeti' dari mereka setiap bulan. Kalau tidak, mereka akan tahu akibatnya."​Wo Long mengepalkan tangannya tanpa sadar. Pemandangan ini adalah contoh nyata dari hukum rimba yang kejam yang diperlihatkan Sang Pencipta dalam memorinya. Si kuat menindas yang lemah, tanpa belas kasihan.​"Bagaimana ada manusia yang bisa mengatakan itu? Apa pula 'mengambil upeti'? Memangnya orang-orang ini budak mereka?" Ia menatap mereka dengan tidak suka.​Saat para kultivator arogan itu melewati seorang wanita tua yang sedang menjajakan sayuran, salah seorang dari mereka dengan sengaja menendang keranjang dagangan wanita itu hingga isinya berhamburan di tanah. Wanita tua itu terisak pelan sambil berusaha memunguti sa

  • Sang Penentang Aturan   3. keluar dari lembah

    Matahari senja mulai mewarnai langit lembah dengan gradasi jingga dan ungu yang begitu indah. Wo Long, yang sedang bersantai di dahan teratas pohon beringin, menatap ke depan dengan banyak pikiran. Ini adalah hal baru baginya, tetapi sebuah keputusan telah diambil. Ia tidak bisa lagi bersembunyi dari takdir yang telah memilihnya.​"Sebaiknya aku membereskan barang, karena besok aku harus pergi dari lembah ini. Aku harus mencari tahu langkah apa yang harus aku ambil untuk memulai semuanya dan mengubah dunia yang mengerikan ini."​Wo Long membayangkan hal itu dan bergidik ngeri.Mengubah dunia yang mengerikan ini bagaikan sebuah mimpi, tetapi ia percaya Sang Pencipta pasti akan membantunya dalam menjalankan misi yang menurutnya sangat mustahil ini. Meskipun rasa malas masih menggoda untuk menariknya kembali ke dalam dekapan ketenangan, bayangan penderitaan yang ia lihat dalam kilasan memori Sang Pencipta terlalu kuat untuk diabaikan.​"Baiklah," gumamnya pelan, suaranya berbaur dengan d

  • Sang Penentang Aturan   2.menjadi utusan sang pencipta

    Di sebuah lembah terpencil yang diselimuti kabut abadi, tersembunyi dari hiruk-pikuk dunia kultivasi yang penuh intrik, tinggallah seorang pemuda bernama Wo Long.​Sesuai dengan namanya yang berarti "Naga Tertidur," Wo Long lebih memilih kehangatan sinar matahari yang menembus dedaunan rindang dan kelembutan lumut di bawah pohon purba sebagai teman setianya. Baginya, hiruk-pikuk para kultivator yang berlomba-lomba meningkatkan kekuatan, bertarung memperebutkan sumber daya, dan menjunjung tinggi hukum rimba yang kejam hanyalah gangguan yang tak perlu.​Rutinitas hariannya nyaris tak berubah. Ia bangun saat matahari sudah cukup tinggi, mencari buah-buahan atau umbi-umbian dengan usaha seminim mungkin, lalu kembali merebahkan diri di tempat favoritnya hingga senja menjelang. Dunia luar, dengan segala ambisi dan pertumpahan darahnya, terasa begitu jauh dan tidak relevan bagi Wo Long. Ia lebih suka menghabiskan waktu dalam lamunan tentang awan yang membentuk berbagai rupa atau suara serang

  • Sang Penentang Aturan   1.awal mula kekacauan tercipta kembali

    ​"Hiksss… Ayah, Ibu, Kakak… bagaimana aku bisa hidup tanpa kalian?" tangis seorang anak laki-laki. Ia berjalan di tengah hutan yang diguyur hujan lebat.​Langit hitam dengan kilatan petir dan suara angin kencang seolah menggambarkan isi hati anak laki-laki itu. Ia baru saja kehilangan keluarganya karena sebuah pembantaian. Hatinya merasakan sesuatu yang aneh, yang membuatnya ingin terus menangis tanpa henti. Ia ingin melakukan sesuatu, tetapi tidak mengerti harus berbuat apa. Dengan segala perasaan yang membendung, ia terus melangkahkan kaki tanpa tahu arah.​"Hiksss… Ibu…" Anak itu berhenti di bawah sebuah pohon besar. Ia duduk, memeluk kedua lututnya, dan menenggelamkan wajah di sana. Isak tangisnya semakin kencang.​Sebuah gelombang energi tercipta dari tubuh anak itu, membuat genangan air dan dedaunan di sekitarnya terlempar menjauh.​Hujan kembali turun dan menggenang di sekelilingnya. Selama beberapa menit, ia terus menangis tanpa henti dan terus menciptakan gelombang yang sama

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status