Share

20. Nafkah Batin

“Jadi, bagaimana?” Rasyid berceletuk ketika malam semakin larut. Di ruang yang masih terhampar karpet tersebut, tinggal menyisakan keluarga saja. “Abi yang tinggal di sini dulu, atau Fika langsung ikut pulang ke rumah.”

“Ke rumah?” Fika yang sedari tadi menempel pada Clara, sontak terbelalak. “Ke rumah Babe maks—“

“Papa, Fik.” Clara buru-buru meralat panggilan Fika pada Rasyid, sembari menyikut pelan lengan putrinya.

“Iya, maksudnya, saya tinggal di rumah Papa Babe?” lanjut Fika langsung meralat ucapannya. Satu hal yang terlewat di benak Fika, ia harus tinggal bersama sang suami bila sudah menikah. Itu berarti, Fika akan tinggal satu atap bersama Abi. “Langsung? Malam ini juga?”

Oh, tidak! Harusnya, Fika membicarakan hal tersebut dengan sang mama terlebih dahulu. Fika belum siap, jika harus meninggalkan rumah dalam keadaan mendadak seperti sekarang.

“Kenapa? Belum siap?” sambar Romi melihat kebingungan di wajah putrinya. Jika berbicara siap, Fika pasti tidak siap. Sebenarnya, Romi
Kanietha

Ada yang jaim, padahaaal kepalanya sudah pusing -_-

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
udah 2 hari ga ada update nih kak
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
ngakak terus lah kalau baca ceritanya Abi Fika..
goodnovel comment avatar
Mommy Kece
Tak tunggu Up nya mbak Beb
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status