Home / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 4. Bola Raksasa.

Share

Bab 4. Bola Raksasa.

last update Last Updated: 2025-05-17 13:40:21

"Aku baik, hanya saja pertempuran ku dengan Black Cyborg terakhir kali menyisakan kerusakan yang cukup berat, aku tidak tau apakah aku masih akan mampu bertahan, tapi untungnya aku juga berhasil memberikan kerusakan fatal pada tubuh mesin monster gila itu. Harus ku akui, dia adalah lawan yang tangguh." Alex tersenyum getir membayangkan pertempuran besar yang nyaris menghapus keberadaannya.

"Jika saja makhluk terkutuk itu tidak menjebak tuan, dia dan anak buahnya pasti Bukan lawan tuan." Kata tristan dengan penuh emosi.

"Tenang lah Tristan, yang terjadi sudah merupakan takdir. tapi aku tetap tidak akan terima begitu saja, jika aku bisa memulihkan keadaan ku, kita akan kembali

"Tenang lah Tristan, yang terjadi sudah merupakan takdir, tapi aku tetap tidak akan terima begitu saja, jika aku bisa memulihkan keadaan ku, kita akan kembali ke planet Orion dan membalaskan dendam bangsa kita. Jika aku tidak bisa pulih, maka kalian harus tetap bersembunyi, jangan pernah mencoba balas dendam jika kalian tidak yakin dengan kekuatan kalian." Ucap Alex dengan suara berat, bahkan terdengar sedikit penyesalan dalam kata-katanya.

Mendengar ucapan Tuan mereka, kedua orang itu hanya memasang wajah sedih, tampa mengucapkan sepatah kata pun.

Mereka tau, jika tuan mereka sudah menanggung beban yang amat sangat besar. Mereka tidak ingin menambahkan beban lagi, dengan mengucapkan sesuatu yang mungkin akan membuat tuan mereka lebih terpuruk.

Sesaat kemudian, Pod yang mereka tumpangi sudah memasuki atmosfer bumi.

"Pemberitahuan sistem, Megatrix akan menyiapkan pendaratan otomatis dalam 5, 4, 3, 2, 1... Wussshhh... pod itu melayang dengan tak terlihat, menuju sebuah bukit yang berada di pinggir kota Savana.

Disisi lain.

Axel tengah berjalan pulang dengan langkah gontai, lya terus-menerus memikirkan tentang kondisi ibunya. Saat hampir tiba di rumahnya, ia merasa ada angin kencang bertiup ke arahnya dari kejauhan, dia tersentak kaget lalu reflek berjongkok, seketika angin kencang itu bertiup di atasnya menuju bukit di belakang rumahnya.

"Apa itu?" Pikir Axel penasaran.

la yang penasaran, memberanikan diri berjalan ke arah angin itu bertiup.

Dia sangat terkejut, saat melihat sebuah Bola Raksaka yang terpampang didepannya saat ini.

Megatrix telah menonaktifkan mode transparan setelah pendaratan sukses, itu sebabnya Axel bisa melihat Pod bola itu.

Axel yang masih belum sadar dari keterkejutannya, dengan penasaran berjalan mendekat, ia ingin melihat lebih dekat apa sebenarnya bola raksasa itu.

Tiba-tiba, Axel kembali dikejutkan oleh pergerakan yang terjadi pada bola raksasa itu. seolah ada pintu yang terbuka dan samar-samar la bisa melihat, tiga cahaya biru terbang dari bola itu dan menuju ke arahnya, seketika Axel terkejut, ketakutan dan hendak berlari. Namun langkah kakinya terhenti, saat dua cahaya biru yang tadi berada di belakangnya, kini sudah berada tepat di depannya, sedangkan satu yang tersisa berada tepat di belakangnya, seolah mengunci pergerakannya, agar tidak bisa berlari.

Jantung Axel berdegup kencang.

la melihat, dua Cahaya didepannya perlahan meredup dan berubah menjadi sesosok pria dan wanita muda.

"Si... siapa kalian." Tanya Axel dengan suara bergetar.

Tiba-tiba terdengar suara, "Laporan sistem, Megatrix mendeteksi bahasa, menganalisis..., menterjemahkan..., sukses, bahasa terdeteksi.

"Hại Tenang lah, kamu jangan takut. Kami bukan orang jahat." kata Lilian yang pertama berbicara.

"Si... siapa kalian, Ma... makhluk apa?" Tanya Axel, masih terbata dan gemetar ketakutan.

"Kami adalah bangsa Blue Light Spartan, kami berasal dari planet Orion, Galaksi Lioris. Planet kami berjarak 1,2 Miliar tahun cahaya dari planet ini." Lilian menjelaskan dengan singkat.

Bersambung. . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 15. Black Cyborg, dan Kedua Panglimanya.

    Entah siapa yang memulai, dua kepala itu mendekat satu sama lain dan akhirnya dua bibir itu bertemu dan saling melumat selama beberapa saat. Hingga akhirnya Olivia merasakan sebuah gerakan yang masuk ke dalam seragam sekolahnya dari bawah, gerakan itu berhenti saat ia merasakan sesuatu meremas lembut bukit indahnya. Dia tersentak kaget, lalu refleks mundur menjauh. Ketika itu mereka baru sadar dengan apa yang sudah terjadi, keduanya tampak canggung. Olivia bahkan tidak berani menatap mata Axel. Dengan kepala tertunduk dia berkata, "Xel, aku ke kelas duluan, kamu obati lukamu sendiri ya." Tampa menunggu jawaban Axel dia berlari keluar dari ruang UKS. Setelah keluar dan menutup pintu, Olivia bersandar di pintu dan senyuman tersungging di bibirnya, 'Bodoh, benar-benar gadis bodoh, kenapa kamu malah lari, akhirnya kamu bisa mendapatkannya, kenapa kamu malah pergi. Batin Olivia meronta-ronta, saat itu ia sadar dan ingin kembali ke dalam, namun setelah berpikir sejenak ia terlalu ma

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 14. Megatrix Menghilang.

    Dean yang merasa tersindir, mendekat ke arah Axel dan berusaha memukul wajah Axel. Dengan cepat Axel menghindar lalu menendang perut Dean dengan keras, Dean kehilangan keseimbangan dan jatuh terlentang. Marcel dan Mike yang melihat itu, berlari ke arah Axel dan menyerang secara bersamaan. Axel yang di keroyok dua orang sekaligus, berusaha menghindar dan keluar dari situasi terjepit. Setelah beberapa kali berhasil menghindar, satu pukulan keras mendarat di Wajah Axel, yang membuat Axel terlempar kebelakang. Tubuhnya terhempas, ia jatuh tersungkur ke atas sebuah batu besar yang ada di pinggir kolam ikan di taman sekolah itu, kedua tangannya menyentuh batu besar itu. Tiba-tiba ada cahaya yang terpancar dari sentuhan telapak tangan itu, namun tak seorang pun menyadarinya termasuk Axel sendiri. Marcel dan Mike melihat keuntungan dari jatuhnya Axel, mereka mendekati Axel dan ingin menghajarnya. Olivia sangat panik, apalagi ia melihat ada darah di sudut mulut Axel. Sementara Vania m

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 13. Sang Kodok Telah Menggaet Angsa Yang Baru.

    Seketika itu seluruh tubuh Olivia terasa panas, Tubuhnya gemetar tak terkendali Matanya lalu terpejam, dan napasnya tak beraturan. "Hahaha..." Tiba-tiba terdengar suara tawa geli Axel. "Kamu lucu sekali Olivia, kamu pasti takut aku akan menciummu kan?" Ejek Axel sambil tertawa terpingkal-pingkal. Dia merasa senang karena berhasil mengerjai Olivia. Yang tidak dia ketahui, perlakuannya itu hampir membuat Olivia melayang ke surga. Sejak kecil mereka kecil, Olivia sudah menyukai Axel, Axel pun sebenarnya juga punya perasaan seperti itu pada Olivia. Namun karena mereka terlalu dekat satu sama lain, perasaan itu jadi terasa biasa saja. Jika dipikir-pikir, kedekatan Axel dengan Olivia, bahkan melebihi kedekatannya dengan Vania. Sejak kecil Olivia sering meluk, mencium dan menyentuh Axel, begitu pula sebaliknya. Beberapa kali mereka bahkan pernah mandi dan tidur bersama, tentu saja tidur dalam arti sebenarnya. Meskipun itu terjadi saat mereka masih kecil, tapi dengan itu saja sudah

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 12. Aku Kan Masih Punya Kamu.

    "Ibu sudah membaik bibi Kala dokter Ardi, setelah ibu sadar, ibu sudah bisa pulang." "Lalu kamu akan ke sekolah?" Tanya William kali ini. Iya paman, karena kondisi Ibu sudah membaik, aku rasa sudah tidak apa-apa jika aku masuk sekolah, mari paman, bibi, aku antar kalian ke atas." Ajak Axel. "Tidak apa-apa nak, kamu berangkat saja, biar paman dan bibi masuk sendiri saja Kamu berangkat saja dengan Olivia. Perintah William, lalu la melirik Adrian dan berkata "Adrian, kali ini awasi nona mu dengan baik, Jangan sampai kamu kehilangan dia lagi. Sindir William memperingatkan. Adrian tidak berani mengatakan apapun, namun justru Sabrina yang menjawab, "William, kamu terlalu keras pada Adrian. Lagi pula, Jika Axel duduk disebelah putri mu, kemana lagi dia bisa menghilang?" Kali ini, Olivia lah yang tersindir. Seketika, kedua pipi Olivia memerah, "Ibu jangan menggodaku, aku dan Axel hanya sahabat." Jawab Olivia, menyangkal sindiran Ibunya. "Kau dengar itu Will, mereka hanya sahabat. Tapi

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 11. Sebuah Keajaiban.

    Sekitar satu jam kemudian. Cahaya biru pemberian Alex itu, sudah sepenuhnya menyatu dengan tubuh Julia. Perlahan kondisi Julia mulai stabil, hal itu dapat dilihat dari layar monitor pasien yang berada di sebelahnya, kesadaran Julia pun berangsur-angsur pulih. Setelah melihat itu, Axel tak bisa lagi menahan rasa bahagianya, ia pun mendekap ibunya yang masih berbaring sambil menangis bahagia. Tak lama setelah itu, dokter yang merawat ibu Axel datang bersama para perawat untuk memeriksa kondisi terkini Julia. Dokter itu tampak sangat kaget dan berseru, "Tu... Tuan Skays, i... ini adalah sebuah keajaiban. Kondisi ibu anda sudah membaik, bahkan tanda-tanda vitalnya seperti menunjukkan, bahwa pecahnya pembuluh darah itu tidak pernah terjadi." Kata dokter itu dengan penuh semangat. "Mungkinkah saya telah salah dalam mendiagnosis penyakit Nyonya Julia? Tuan Skays, ini benar-benar keajaiban." Lanjut Dokter itu menjelaskan. "Tidak masalah dokter, selama ibu saya membaik, itu artinya anda

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 10. Evelyn Rodger.

    Entah mengapa saat mendengar jawaban Axel, ada sedikit rasa sesak dalam hati Lilian, apakah aku tidak menarik?' kalimat itu muncul di relung hatinya. Namun dia segera memperbaiki keadaan canggung itu dengan berkata, "Ba... baik Tuan muda." Hanya kalimat itu yg mampu dia ucapkan.Axel lalu mengalihkan pembicaraan, "Lalu bagai mana caraku menentukan siapa yang bisa memberi perintah pada Megatrix?" Tanya Axel.Kali ini Tristan, yang sejak tadi hanya terdiam berkata, "Megatrix, tampilkan izin akses."Seketika muncul suara, "Sistem menjalankan perintah, menampilkan..."Saat itu muncul lagi sebuah layar di depan mereka bertigaDengan tulisan 'Izin Akses1. Axel Skays (Pemilik)2. Evelyn Rodger3.Lilian Hoks4. Tristan HoksAkses dibatalkan:1. Maxim Rodger (hapus)2. Alex Rodger (hapus)'Axel memperhatikan ke layar, lalu bertanya,"Siapa itu Evelyn?""Nona muda Evelyn, adalah putri Lord Maxim Rodger, adik dari tuan muda Alex."Jawab Lilian. Kemudian ia melanjutkan,"Nona muda Evelyn menghil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status