Beranda / Fantasi / Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda / Bab 7 || Kekuatan Freya Yang Sebenarnya

Share

Bab 7 || Kekuatan Freya Yang Sebenarnya

Penulis: Yuexi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-09 16:33:00

Melihat reaksi Ryder, perempuan itu tersenyum senang karena mendapat respons seperti yang dia inginkan. Sejak Natalia melihat Ryder di perpustakaan akademi, Natalia terus mengikuti kemanapun Ryder pergi.

"Bagus, Ryder telah masuk ke dalam jebakanku," gumam Natalia.

Freya yang mendengar hal itu, dengan cepat menarik lengan Natalia paksa.

"Apa yang kamu rencanakan?" tanya Freya.

"Hahaha, santailah sedikit nona penyihir, aku hanya ingin bermain-main denganmu sebentar saja," jawab Natalia.

Freya menggeram kesal, lalu meninju perut Natalia keras hingga terjatuh. Badan Natalia serasa remuk dengan pukulan Freya. Tak sepantasnya Natalia menganggap Freya remeh, namun karena melihat kondisi Freya yang sedang menahan sakit Natalia harus melancarkan satu serangan yang bisa menumbangkan Freya.

Natalia mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya, menarik napas dengan pelan dan melesat dengan cepat ke belakang Freya. Freya yang sangat terkejut tak sempat menghindar, pukulan keras di punggung Freya. Darah segar mengucur di lengan Freya, dia sudah tak bisa menahan sakit dari lukanya. Freya berusaha berdiri, lengannya menarik sebuah pedang dan menghunuskannya ke arah Natalia.

"Aku… Tidak akan kalah," teriak Freya.

Sihir api keluar menyelimuti pedang yang digunakan Freya, Natalia terkejut melihat kekuatan Freya yang besar meskipun dia terluka parah.

Freya mengayunkan pedangnya dengan asal karena terluka, tetapi berkat api yang menyelimuti pedang itu Natalia tidak bisa berkutik sedikitpun selain menghindar terus menerus. Natalia yang sangat kesal, dengan cepat dia berpindah tempat sekali lagi untuk menghajar luka Freya. Dua kali pukulan, membuat Freya berteriak begitu keras karena kesakitan.

Ryder yang sejak tadi berdiri, ingin menghentikan Freya, tetapi Ryder tidak ingin melukai Natalia. Melihat beberapa kali Natalia terkena serangan api dari Freya membuat kesabaran Ryder  habis.  Saat Ryder ingin berlari ke arah mereka, Freya berhenti di tempatnya. Pedang di tangan Freya pun jatuh ke tanah, semua orang terdiam. Tubuh Freya tumbang begitu saja, tanpa perlawanan sedikitpun.

Laila yang melihat sahabatnya jatuh ke tanah begitu saja, segera berlari sambil menarik mina bersamanya.

"Freyaaaa!!" teriak Laila.

Pandangan Freya makin memudar, tampak dari jauh Ryder menghampiri Natalia membuat Freya kesal. Laila dan Mina yang tengah membantu Freya berdiri terjatuh karena dorongan dari tangan Freya yang begitu kuat.

Kekuatan sihir Freya meluap, badannya seketika sembuh total dan kobaran api besar menyelimuti badannya. Tanah bergoyang begitu dahsyat, kekuatan yang selama ini Freya sembunyikan telah berhasil keluar.

Para guru segera mengumumkan pemberhentian duel selama dua hari kedepan, seluruh siswa berlarian keluar arena. Ryder, Evan, Natalia, Daren dan para guru masih berada dalam arena. 

"Zack, pasang alat pengekang di tubuh Freya sekarang," perintah Alice.

Zack mengangguk paham, dengan sihir berpindah tempat, akhirnya dia bisa mendekati Freya dalam sekejap. Namun, Zack tidak mampu menahan kekuatan Freya yang makin menguat sehingga alat pengekang tidak berhasil dipasangkan pada Freya.

"Ryder bawa Natalia pergi, Evan panggil kepala akademi sekarang dan Daren cepat pasang pelindung khusus arena ini," seru Alice.

"Baik bu," patuh mereka.

Alice sangat terkejut melihat kekuatan Freya yang begitu menakutkan, tak ada yang bisa menahan Freya, selain kepala akademi. Evan dengan cepat berlari menuju ruang kepala akademi dan memberitahukan keadaan darurat tingkat pertama.

Freya merasa seluruh darahnya mendidih karena panas api yang dikeluarkan sihirnya, hal itu membuat Freya kehilangan kesadaran dan di kontrol oleh alam bawah sadarnya.

Ryder segera menarik Natalia menjauh, perubahan kekuatan yang luar biasa dilakukan oleh Freya. 

"Aku tidak menyangka dia memiliki kekuatan sebesar itu," gumam Ryder.

"Ryder? Lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu," ucap Natalia memeluk Ryder.

"Tidak ada waktu untuk membicarakan itu di sini, ayo kita segera pergi," ajak Ryder.

Melihat bayangan Ryder menghampiri Natalia, alam bawah sadar Freya makin mengamuk.Freya berteriak keras, membuat Ryder berhenti dan menatap Freya dari jauh. Ryder mendengar suara yang begitu sedih dan marah dari teriakan Freya tadi. Dengan langkah cepat Ryder melepaskan tangan Natalia dan berlari ke arah Freya yang terus mengamuk sejak tadi.

"Ryder, jangan ke sana bahaya," teriak Natalia.

Pandangan Ryder terus tertuju pada Freya, bahkan teriakan Natalia tidak membuatnya berhenti. Ryder terus berlari ke tengah arena dan berdiri tepat di depan Freya. Zack, Damian dan Alice meminta Ryder untuk menjauh tetapi Ryder tidak bergeming sedikitpun.

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu lepas kendali, tetapi berhentilah bersikap keras kepala dan kembali menjadi dirimu seperti biasa," ucap Ryder.

Mata Freya bergetar dan melemparkan api ke arah Ryder, namun Ryder bisa menangkis api itu dengan mudah. Ryder memutar kedua pedangnya dengan cepat dan berhasil mendekati Freya. Ryder membulatkan matanya, Wajah Freya yang terus menangis membuatnya terkejut. Perempuan itu tampak menahan rasa sakit yang begitu berat baginya, Ryder mengulurkan tangannya meskipun terkena api yang panas, dia tetap maju dan memegang pipi Freya sambil mengusap air matanya.

"Kembalilah, Freya," bisik Ryder.

Mendengar suara Ryder yang begitu tulus untuknya, Freya mendapatkan kembali kesadarannya. Seluruh api yang menyelimuti dirinya menghilang dalam sekejap. Kepala akademi yang baru saja tiba, takjub dengan kekuatan Ryder yang mampu menahan amukan Freya. 

Freya pun pingsan dalam pelukan Ryder, Zack segera menggendong Freya dan Alice membantu menyembuhkan luka bakar akibat api yang mengenai tangannya.

"Perempuan itu bisa menangis, meskipun api mengelilinginya," ucap Ryder.

Perkataan Ryder barusan membuat Natalia kesal, rencananya untuk merebut Ryder telah gagal. Bayangan wajah Freya masih membekas di benak Ryder, bagaimana tidak Api yang besar jelas bisa membuat air mengering, namun air mata Freya bisa mengalir begitu saja di tengah kobaran api yang menyelimuti badannya.

"Ryder, ayo kita pergi," ajak Natalia.

"Baiklah," ucap Ryder.

"Tunggu, aku ingin berbicara berdua denganmu. Apakah kamu bisa ikut denganku," Pinta kapala akademi.

Ryder menatap Natalia, lalu mengangguk pelan dan pergi mengikuti kepala akademi menuju ruangannya meninggalkan Natalia.

"Sial, aku tidak bisa berbuat apa-apa," gerutu Natalia lalu pergi meninggalkan arena.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 117

    "Nino, bukankah itu sangat lucu?" ucap Ryder."Tidak sayang, nama itu terlalu kuno untuk bayi kita. Pilihlah nama yang keren dan jarang ditemukan dimanapun," terang Freya.Ryder memelas tak bersemangat, sudah seribu kali mereka menyebutkan nama dan tidak ada satupun diantara nama itu yang pas. Billy membawakan secangkir teh, sambil membawa beberapa berkas pada Ryder."Tuan, sebentar lagi wakil dari wilayah utara akan datang untuk membawa kontrak penyediaan batu sihir," ucap Ryder.Ryder hanya diam, tak bergeming sama sekali. "Tuan, jadwal anda besok menjenguk nona-""Benar, aku harus pergi bertemu Layla dan Lilian agar mereka mau membujuk Freya," seru Ryder tiba-tiba."Tuan, kumohon fokuslah pada pekerjaan dulu," keluh Billy.Ryder mengangguk dan menyusun laporan, tanpa peduli pada Billy sedikitpun. "Kalau begitu, saya permisi tuan," pamit Billy.Ryder keluar dari ruangannya tergesa-gesa, tapi menabrak Daren yang ternyata datang sebagai perw

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 116

    Daren menarik Billy dengan paksa, menyeretnya agar berani menjelaskan apa yang terjadi padanya saat mendengar ucapan Freya kemarin. Ryder dan Freya yang sedang sarapan, melihat Billy yang tiba-tiba muncul membuat Freya terkejut, sedangkan Ryder hanya menatap pria itu dingin."Bicaralah kawan, katakan maksud dan tujuanmu datang kemari," ucap Daren."Daren, sepertinya dia merasa tidak enak badan. Wajahnya begitu pucat," tutur Freya khawatir."Dia terlalu takut, sampai tidak bisa tidur semalaman hahahaha. Tunjukkan. Keberanianmu kawan," sela Daren.Ryder yang menggendong bayi kecil, tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Billy maju ke depan Freya, walaupun pria itu tidak bisa mengucapkan isi kepalanya pada semua orang tapi Billy sangat ingin berbaikan dengan Freya dan Ryder."Billy, tenanglah dan jangan takut. Aku sama sekali tidak marah dengan apa yang terjadi kemarin," tutur Freya mencoba menenangkan Billy yang sedang gemetar."Freya. Jangan terlalu baik pada seoran

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 115

    "Apa nona tidak tahu? Selama ini Tuan Ryder menjaga kekuatannya untuk membantu siapapun, bahkan dia sangat senang dengan kekuatannya. Lantas kenapa anda tidak membantunya untuk memilih cara lain!!" teriak Billy."Itu tidak seperti yang kamu dengar Billy, aku juga ti-""Bukankah nona ingin Tuan Ryder bahagia?!" seru Billy.Daren yang baru masuk menahan Billy mundur bersama Ryder, karena Billy tampak begitu kesal pada Freya. Layla yang melihat Freya menahan air matanya, melenggang masuk dan menampar Billy dengan keras."Jangan pernah melukai perasaan Freya, ingat itu bajingan!!" teriak Layla kesal."Daren bawa Billy keluar, aku akan menjaga Freya," ucap Ryder.Daren menarik lengan Billy paksa, menyeretnya keluar dari ruang tersebut. Ryder memeluk Freya pelan, tangis perempuan itu pecah dan membuat semua orang ikut khawatir. Bayi kecil yang mendengar teriakan itu, menangis begitu keras hingga Lilian segera membawanya ke ruangan lain untuk menenangkannya."Lepaskan aku, dasar brengsek jan

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 114

    "Freya, bukankah hari ini kita akan pergi ke wilayah utara menghadiri upacara pembukaan aula akademi baru," ujar Layla sambil merengek."Aku akan mendiskusikan ini dengan Ryder, jangan memasang wajah lugu itu," cibir Freya."Baiklah, kalau begitu ayo kita ke tempat Ryder sekarang!!" seru Layla semangat."Ryder sedang rapat bersama para tetua, itu akan memakan banyak waktu. Lebih baik kita menunggunya selesai," sela Freya."Huuuhh... Ryder menyebalkan sekali, aku akan mengatakannya pada Billy," ucap Layla spontan.Freya menghela nafas panjang, kegigihan Layla untuk membawanya berjalan-jalan di wilayah utara sangat sulit di bantah."Pergilah mandi dan bersiap bersama bayi kecil, aku akan segera kembali dengan izin Ryder!!" teriak Layla lalu pergi dari rumah menuju kantor wilayah tempat Ryder."Baiklah, aku akan menunggumu," ucap Freya.Ryder menumpuk beberapa kertas, sambil menuliskan setiap kekurangan dari laporan tersebut. Dia mengambil banyak pekerjaan sebelum akhir pekan, karena ing

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 113

    "Ayo segera kesana, maaf Freya aku harus pergi memeriksa desa. Aku akan kembali setelah memeriksa keamanan disana," tutur Ryder tergesa-gesa pergi ke luar.Freya yang ingin ikut pergi bersama Ryder, di tahan oleh Edward. Terpaksa dia harus berada di rumah saja menunggu Ryder menyelesaikan pekerjaannya.Ryder tiba di depan gerbang desa, memeriksa rumah sakit yang menampung para korban keracunan. Sekitar 100 orang lebih terbaring lemah dengan wajah pucat pasi. Ryder segera meminta bantuan Billy untuk memeriksa sumber masalah. "Kami makan dengan teratur, saat anak-anak membawa sebotol air dari sungai yang ada di ujung desa, kami mulai muntah dan pusing karena mengkonsumsi cukup banyak," terang seorang pria."Gildan, memberi tahu kami bahwa sungai itu sepertinya tercemar oleh sesuatu dari hutan perbatasan. Tuan, tolong kami untuk menyelesaikan masalah ini," sosor seorang wanita tua."Gildan? Siapa yang anda maksud?" tanya Ryder."Dia seorang peramal muda dengan badan besar seperti anda t

  • Sang Penguasa Selatan : Ahli Pedang Ganda   Bab 112

    Keringat dingin mengalir begitu banyak di dahi Ryder, kegugupan luar biasa itu membuatnya ingin terus buang air kecil. Daren dan Billy sudah kelelahan memperbaiki baju dan dandanan Ryder yang selalu berantakan. Di tempat lain, Freya sudah siap dengan gaun panjang yang indah berwarna biru muda seperti langit. Bayi kecil tertidur dalam gendongan Lilian, sementara Layla mengajak Freya mengobrol untuk menghilangkan kegugupannya. "Nona, sebentar lagi anda harus berjalan menuju altar. Silahkan bersiap," ucap seorang pengawal."Tuan, silahkan menuju altar, karena sumpah pernikahan akan segera berlangsung," kata seorang pengawal.Ryder mengambil kedua pedangnya, memantapkan hatinya dan berjalan menuju altar diikuti oleh dua orang pengawal. Setelah beberapa menit, semua orang berdiri menyambut mempelai perempuan. Ryder berbalik ke arah pintu, melihat gaun biru yang menyejukkan mata. Nafasnya tercekat, senyum indah di wajah Freya membuat Ryder terpaku, tak bisa berpaling sedikitpun. Perempuan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status