Melihat reaksi Ryder, perempuan itu tersenyum senang karena mendapat respons seperti yang dia inginkan. Sejak Natalia melihat Ryder di perpustakaan akademi, Natalia terus mengikuti kemanapun Ryder pergi.
"Bagus, Ryder telah masuk ke dalam jebakanku," gumam Natalia.Freya yang mendengar hal itu, dengan cepat menarik lengan Natalia paksa."Apa yang kamu rencanakan?" tanya Freya."Hahaha, santailah sedikit nona penyihir, aku hanya ingin bermain-main denganmu sebentar saja," jawab Natalia.Freya menggeram kesal, lalu meninju perut Natalia keras hingga terjatuh. Badan Natalia serasa remuk dengan pukulan Freya. Tak sepantasnya Natalia menganggap Freya remeh, namun karena melihat kondisi Freya yang sedang menahan sakit Natalia harus melancarkan satu serangan yang bisa menumbangkan Freya.Natalia mengeluarkan seluruh tenaga dalamnya, menarik napas dengan pelan dan melesat dengan cepat ke belakang Freya. Freya yang sangat terkejut tak sempat menghindar, pukulan keras di punggung Freya. Darah segar mengucur di lengan Freya, dia sudah tak bisa menahan sakit dari lukanya. Freya berusaha berdiri, lengannya menarik sebuah pedang dan menghunuskannya ke arah Natalia."Aku… Tidak akan kalah," teriak Freya.Sihir api keluar menyelimuti pedang yang digunakan Freya, Natalia terkejut melihat kekuatan Freya yang besar meskipun dia terluka parah.Freya mengayunkan pedangnya dengan asal karena terluka, tetapi berkat api yang menyelimuti pedang itu Natalia tidak bisa berkutik sedikitpun selain menghindar terus menerus. Natalia yang sangat kesal, dengan cepat dia berpindah tempat sekali lagi untuk menghajar luka Freya. Dua kali pukulan, membuat Freya berteriak begitu keras karena kesakitan.Ryder yang sejak tadi berdiri, ingin menghentikan Freya, tetapi Ryder tidak ingin melukai Natalia. Melihat beberapa kali Natalia terkena serangan api dari Freya membuat kesabaran Ryder habis. Saat Ryder ingin berlari ke arah mereka, Freya berhenti di tempatnya. Pedang di tangan Freya pun jatuh ke tanah, semua orang terdiam. Tubuh Freya tumbang begitu saja, tanpa perlawanan sedikitpun.Laila yang melihat sahabatnya jatuh ke tanah begitu saja, segera berlari sambil menarik mina bersamanya."Freyaaaa!!" teriak Laila.Pandangan Freya makin memudar, tampak dari jauh Ryder menghampiri Natalia membuat Freya kesal. Laila dan Mina yang tengah membantu Freya berdiri terjatuh karena dorongan dari tangan Freya yang begitu kuat.Kekuatan sihir Freya meluap, badannya seketika sembuh total dan kobaran api besar menyelimuti badannya. Tanah bergoyang begitu dahsyat, kekuatan yang selama ini Freya sembunyikan telah berhasil keluar.Para guru segera mengumumkan pemberhentian duel selama dua hari kedepan, seluruh siswa berlarian keluar arena. Ryder, Evan, Natalia, Daren dan para guru masih berada dalam arena. "Zack, pasang alat pengekang di tubuh Freya sekarang," perintah Alice.Zack mengangguk paham, dengan sihir berpindah tempat, akhirnya dia bisa mendekati Freya dalam sekejap. Namun, Zack tidak mampu menahan kekuatan Freya yang makin menguat sehingga alat pengekang tidak berhasil dipasangkan pada Freya."Ryder bawa Natalia pergi, Evan panggil kepala akademi sekarang dan Daren cepat pasang pelindung khusus arena ini," seru Alice."Baik bu," patuh mereka.Alice sangat terkejut melihat kekuatan Freya yang begitu menakutkan, tak ada yang bisa menahan Freya, selain kepala akademi. Evan dengan cepat berlari menuju ruang kepala akademi dan memberitahukan keadaan darurat tingkat pertama.Freya merasa seluruh darahnya mendidih karena panas api yang dikeluarkan sihirnya, hal itu membuat Freya kehilangan kesadaran dan di kontrol oleh alam bawah sadarnya.Ryder segera menarik Natalia menjauh, perubahan kekuatan yang luar biasa dilakukan oleh Freya. "Aku tidak menyangka dia memiliki kekuatan sebesar itu," gumam Ryder."Ryder? Lama tidak bertemu, aku sangat merindukanmu," ucap Natalia memeluk Ryder."Tidak ada waktu untuk membicarakan itu di sini, ayo kita segera pergi," ajak Ryder.Melihat bayangan Ryder menghampiri Natalia, alam bawah sadar Freya makin mengamuk.Freya berteriak keras, membuat Ryder berhenti dan menatap Freya dari jauh. Ryder mendengar suara yang begitu sedih dan marah dari teriakan Freya tadi. Dengan langkah cepat Ryder melepaskan tangan Natalia dan berlari ke arah Freya yang terus mengamuk sejak tadi."Ryder, jangan ke sana bahaya," teriak Natalia.Pandangan Ryder terus tertuju pada Freya, bahkan teriakan Natalia tidak membuatnya berhenti. Ryder terus berlari ke tengah arena dan berdiri tepat di depan Freya. Zack, Damian dan Alice meminta Ryder untuk menjauh tetapi Ryder tidak bergeming sedikitpun."Aku tidak tahu apa yang membuatmu lepas kendali, tetapi berhentilah bersikap keras kepala dan kembali menjadi dirimu seperti biasa," ucap Ryder.Mata Freya bergetar dan melemparkan api ke arah Ryder, namun Ryder bisa menangkis api itu dengan mudah. Ryder memutar kedua pedangnya dengan cepat dan berhasil mendekati Freya. Ryder membulatkan matanya, Wajah Freya yang terus menangis membuatnya terkejut. Perempuan itu tampak menahan rasa sakit yang begitu berat baginya, Ryder mengulurkan tangannya meskipun terkena api yang panas, dia tetap maju dan memegang pipi Freya sambil mengusap air matanya."Kembalilah, Freya," bisik Ryder.Mendengar suara Ryder yang begitu tulus untuknya, Freya mendapatkan kembali kesadarannya. Seluruh api yang menyelimuti dirinya menghilang dalam sekejap. Kepala akademi yang baru saja tiba, takjub dengan kekuatan Ryder yang mampu menahan amukan Freya. Freya pun pingsan dalam pelukan Ryder, Zack segera menggendong Freya dan Alice membantu menyembuhkan luka bakar akibat api yang mengenai tangannya."Perempuan itu bisa menangis, meskipun api mengelilinginya," ucap Ryder.Perkataan Ryder barusan membuat Natalia kesal, rencananya untuk merebut Ryder telah gagal. Bayangan wajah Freya masih membekas di benak Ryder, bagaimana tidak Api yang besar jelas bisa membuat air mengering, namun air mata Freya bisa mengalir begitu saja di tengah kobaran api yang menyelimuti badannya."Ryder, ayo kita pergi," ajak Natalia."Baiklah," ucap Ryder."Tunggu, aku ingin berbicara berdua denganmu. Apakah kamu bisa ikut denganku," Pinta kapala akademi.Ryder menatap Natalia, lalu mengangguk pelan dan pergi mengikuti kepala akademi menuju ruangannya meninggalkan Natalia."Sial, aku tidak bisa berbuat apa-apa," gerutu Natalia lalu pergi meninggalkan arena.Ryder melihat sekelilingnya dengan kagum, bangunan besar dengan desain dan interior yang mewah begitu memanjakan mata. Ruangan kepala akademi dijaga begitu ketat, hanya orang-orang yang memiliki akses bisa memasuki area kepala akademi.Pria tua itu mempersilahkan Ryder duduk, selagi menyeduhkan secangkir teh bunga mawar yang begitu pekat. Ryder begitu gugup, entah apa yang telah dilakukannya sehingga kepala akademi ingin berbicara secara tertutup dengan Ryder."Ryder, aku bisa melihat keringatmu mengucur dengan cepat. Jadi santailah, jangan gugup begitu," tutur kapala akademi."Ba-baik pak kepala," sahut Ryder."Perkenalkan saya Jafar, kepala akademi. Sebelumnya saya ingin meminta maaf karena telah membuatmu takut, tapi saya hanya ingin memberitahu bahwa kamu jangan pernah melawan Freya, dia sangat berbeda denganmu jadi saya mohon menjauhlah darinya," ungkap Jafar."Kenapa aku harus melakukan hal itu?" tanya Ryder."Ini semua untuk membalas kebaikanmu, aku sangat berharap padamu Ryder
Damian pergi ke tengah lapangan dan mengajarkan beberapa teknik dasar berpedang seorang ksatria sihir. Sedangkan Zack, membaca buku tentang mantra sihir yang diberikan oleh Jafar kepala akademi. Ryder yang begitu bersemangat tidak sadar jika darah terus menetes di lengannya. Sontak para murid berteriak kaget karena Ryder sama sekali tidak peduli dengan luka di lengannya."Pak guru, Ryder berdarah cukup banyak," pekik Evan.Damian dan Zack dengan cepat berlari ke arah Ryder. Semua murid mundur dan menjauh dari Ryder. Tatapan mereka seperti sedang ketakutan, Damian segera meminta salah satu murid untuk memanggil Alice untuk menyembuh Ryder. Sedangkan, Ryder hanya diam dan menatap Damian dan Zack bergantian."Aku bisa menjaga diriku sendiri," ketus Ryder.Tiba-tiba pandangan Ryder memudar, badanya bergetar hebat membuat Ryder pingsan seketika. Damian menggendong Ryder menuju ruang kesehatan akademi, disana Alice telah menyiapkan beberapa ramuan khusus untuk menangkal ra
Ibu guru Alice begitu lihai dalam memberikan pertolongan pada Daren, tangan ibu guru Alice yang kecil itu bisa menyembuhkan luka memar dengan sihir pemulihannya. Setelah memastikan Daren telah diobati, Ibu guru Alice juga mengecek keadaan tubuh Ryder, lalu keluar dari ruang rawat. Ryder meraih buku yang ada di meja kecil dekat tempat tidurnya, setelah beberapa jam membaca buku sihir kuno, Daren sadar dari tidurnya dan menatap Ryder dengan sinis."Kau, apa yang kau lakukan disini?" tanya Daren."Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau seperti pecundang yang kalah dari medang perang," jawab Ryder."Ini semua karena Freya, dia terlalu sombong dengan kekuatannya," balas Daren kesal."Bukankah kau yang memulai perkelahian?" tanya Ryder."Diamlah, aku sedang kesal!!" bentak Daren."Kenapa kau kesal? Apa karena kau dikalahkan oleh perempuan," ucap Ryder."Tidak, aku hanya ingin menguji kekuatanku, tapi ternyata aku dikalahkan begitu cepat," ungkap Daren."
Seminggu kemudian, kesehatan Ryder telah pulih dan bisa mengikuti kelas lagi bersama murid lain. Kebetulan kelas gabungan untuk latihan menganalisis peta di mulai hari ini, Ryder bersyukur bisa mengikuti kelasnya."Ryder, bisakah kau tidak memasang tampang bodohmu itu," sahut Daren dingin."Diamlah, jangan berkata kasar padaku terus, ayo pergi kesana," ucap Ryder.Daren mendengus kesal, sejak kembali ke asrama, Ryder terus berada disekitar Daren untuk mengajaknya pergi ke kelas bersama, karena lelah berdebat, Daren hanya bisa diam dan mengikuti Ryder. Tak lama kemudian, Natalia ikut bergabung bersama Ryder dan Dare. Dari jauh, Freya menatap mereka dingin bersama Laila yang terus mengkhawatirkan Freya agar tidak kesal.Pak guru Zack, Damian, dan ibu Alice datang ke tengah lapangan, semua murid dengan sigap berbaris dengan rapi. Beberapa penjaga akademi membawa peralatan untuk latihan menganalisis peta. Zack dan Damian memberikan bom asap, peta kecil dan ton
Ryder tiba di kamarnya, sebuah kotak kecil berwarna ungu tergeletak di depan pintu Ryder. Dengan cepat Ryder mengambilnya dan masuk ke kamar, badan Ryder begitu lengket sehingga dia memutuskan mandi terlebih dulu untuk bisa datang ke kantin tepat waktu. Selesai membereskan kamar, Ryder berjalan keluar asrama dan menuju kantin. Dari jauh Daren dan Natalia juga berjalan ke arah yang sama dengan Ryder. Saat masuk ke area kantin, makan malam yang sangat Ryder tunggu-tunggu. Ryder makan bersama Natalia dan Daren."Sejak kapan kalian begitu dekat?" tanya Ryder."Aku tidak dekat dengannya," ketus Daren."Ryder, makanlah yang banyak, tidak usah pikirkan dia," sahut Natalia.Ryder terkekeh kecil dan melanjutkan makannya. Freya dan laila masuk ke dalam area kantin, mereka berdua mengambil makanan dengan cepat. Saat Freya ingin berjalan menuju tempat duduk, kaki Freya di tahan oleh sihir manipulasi milik Natalia hingga makanan Freya tumpah di baju Edward. Ed
Sesampainya Ryder di kamar, dengan cepat dia menyambar tasnya lalu mengeluarkan liontin bunga yang mirip dengan bross bunga bukti pembunuhan orang tuanya. Ryder melihat sebuah huruf kecil bertuliskan 'N' di belakang bandul liontinnya, Ryder meraih pena untuk menuliskan petunjuk yang telah didapat."Ada sebuah bross dan juga liontin, mungkinkah ini satu set berlian yang mahal," gumam Ryder.Seketika pikiran tentang inisial itu membuat Ryder teringat dengan Natalia, tapi hal itu tidak mungkin terjadi bagi Ryder karena Natalia adalah orang baik pada Ryder selama ini. Pikirannya semakin kusut dan tidak mampu mengendalikan dirinya akan semua prasangka yang ada dalam benak Ryder, hingga akhirnya Ryder tertidur pulas karena kelelahan.Pagi yang sangat dingin, musim dingin di bulan akhir tahun, membuat tanah kering berubah menjadi butiran salju yang putih. Dari jauh, Ryder berlari mengelilingi lapangan sebanyak 20 kali, di tengah cuaca yang begitu dingin. Daren ya
Badan Freya begitu kaku, matanya mengeluarkan air mata terus menerus. Ibu Alice yang melihat keadaan Freya langsung megucapkan mantra penyembuh, hingga beberapa luka akibat ledakan itu menghilang. Damian segera menggendong Freya menuju ruang kesehatan, sedangkan Zack masih linglung dan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan. Bel darurat telah dibunyikan, Seluruh penjaga akademi telah mengamankan para murid dan membersihkan area lapangan serta mencari bongkahan bom yang meledak sebagai bukti.Ryder yang sejak tadi tampak gelisah, membuat Daren pusing. Bagaimana tidak, satu jam setelah penetralan area lapangan, Ryder memaksa Daren untuk ikut di ruang kesehatan melihat Freya. Permintaan Ryder seperti sebuah ancaman saja bagi Daren sehingga tidak ada pilihan lain selain menerimanya."Bisakah kau duduk dan jangan membuatku pusing," ketus Daren."Aku bingung mengapa pemeriksaanya begitu lama, apakah dia baik-baik saja?" tanya Ryder."Aku tidak tahu dengan hal itu, tanyakan yang la
Ryder berencana tidak perlu memberitahukan pada Daren dan Natalia tentang kegiatan mandiri yang dilakukannya. Setelah menunggu selama seminggu, Ryder berjalan ke arah gunung dekat akademi, berkat izin dari pak Jafar kepala akademi, Ryder bisa mengambil pelatihan secara mandiri untuk menyempurnakan tenaga dalamnya.Damian telah menunggu Ryder di jalan menuju gunung akademi, beberapa jenis pedang telah dipersiapkan dengan baik di suatu tempat. Tak lama kemudian, Ryder bertemu dengan Pak Damian. Mereka berdua berjalan sambil membawa sebuah tas besar untuk persediaan selama sebulan tinggal di alam bebas.1 jam kemudian, Ryder dan Pak Damian berdiri didepan sebuah Gua dengan papan kecil berbentuk lambang akademi diatasnya, menandakan Gua itu telah menjadi milik akademi. Ryder masuk ke dalam, tiba-tiba sebuah api menyala di sekitar dinding gua membuat Ryder terlonjak kaget."Simpan barang-barangmu, lalu kita berjalan masuk menyusuri gua ini," ucap Pak Damian."Baik pak," s