“!!!!!”
Fuschia terduduk lemas. Matanya membelalak seolah akan meledak. Suara rintihan Merri, gadis polos yang setia kepadanya, terdengar memilukan. Sedang Fuschia hanya mampu menangis dan mengemis agar tindakan bejat itu segera diakhiri.
Lalu Raymon mendekat. Ia merampas bayi Fuschia yang tengah menangis histeris dari pelukannya. Suara tangisannya mengoyak hati Fuschia, sekaligus membuat gembira para monster yang entah sejak kapan berkerumun. Fushia menahan kaki Raymon sekuat tenaga yang dibalas dengan tendangan keras ke kepalanya.
“HAARGG! HURRGH!” Fuschia mencium tanah. Rasa marahnya menumpulkan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia merangkak sekali lagi untuk menahan kaki Raymon, hasilnya sama.
‘Kenapa?! KENAPA?! Apa yang ingin kau lakukan pada babyku?! Bajingan! Brengsek! Bukannya aku, Fuschia, hanya butuh diasingkan? Kenapa kau melakukan ini ke aku dan babyku? KENAPA?!’ Fuschia di dalam novel tidak peduli dengan bayinya, tapi beda dengan Fuschia ini. Ia amat menyayangi putranya.
Dalam kegamangan, Fuschia menyaksikan bayinya dilempar ke kerumunan monster di luar penghalang ajaib bagaikan umpan buaya. Kumpulan monster itu segera mengoyak dan mencabik-cabik tubuh mungil bayinya. Tangan, kaki dan kepala terpisah dari tubuh bayi malang itu. Belum ada sedetik, tubuh bayinya telah tiada tak bersisa.
“ARGH!!” Tubuh Fuschia kejang. Semua pembuluh darah di matanya pecah, dan air mata darah perlahan mengalir di wajahnya. Tubuhnya yang tergeletak lemas di tanah begitu menyedihkan.
“Orang itu mengatakan agar aku membunuh anakmu dan pelayan setiamu dengan cara paling sadis sebelum aku membunuhmu”
‘O..rang itu?’
Lalu dari balik kegelapan hutan, Hayden dan seorang wanita berambut merah yang dikuncir tinggi gaya ekor kuda, muncul bersama.
‘Hay…den? Kenapa kau ke sini ... dan wanita berambut merah? Sa…rah?!’
“Kau telah tiba, Yang Mulia Putra Mahkota. Saya telah menghabisi nyawa anak dan pelayannya untuk makan malam para monster.”
“Kerja bagus, Raymon.”
“!!!!!”
‘Gimana bisa Hayden?! Kenapa?!’
“Aku memberitahumu ini karena ini adalah saat-saat terakhirmu. Aku tidak ingin kau mati dalam keadaan penasaran lalu menghantuiku. Kau tahu kan, mitos tentang hantu penasaran? Walaupun aku tidak sepenuhnya percaya, tidak ada salahnya mencoba. Fuschia, aku ingin membunuhmu sejak pertama kali kita bertemu. Dengan cara sesadis mungkin, agar tidur malamku nyenyak. Aku hampir frustrasi karena kau sempat menghindariku bahkan mencoba membatalkan pertunangan kita. Kupikir kau membaca rencanaku, tapi pada akhirnya, kau jatuh dalam perangkapku. Bodoh.”
Fuschia memelototi Hayden dengan mata merah. Sedang Hayden menyeringai.
“Aku muak denganmu jadi mana mungkin aku tidur denganmu dalam satu ranjang? Cuih! Anakmu itu adalah anak seorang budak rendahan! Hahahaha! Kau pasti sangat marah karena seorang budak rendahan menyentuh tubuhmu, bukan? Aku tahu bagaimana tingginya harga dirimu, Fuschia. Hahahahah. Raymon, selesaikan.”
Raymon mengangkat tinggi-tinggi pedangnya ke udara. Bilahnya memantulkan cahaya bulan sehingga sepertinya bisa memotong tulang dengan satu ayunan.
‘Bangsat! Aku tidak akan memohon apapun kepada tuhan atau siapapun! Babyku, tunggu mama.’
Pedang ksatria itu terayun ke bawah. Memotong angin dan memisahkan kepalanya dari tubuhnya. Hidupnya berakhir menyedihkan begitu saja terlepas dari usahanya. Sebelum otaknya menerima kematiannya, mata Fuschia dipenuhi kupu-kupu hitam hingga akhirnya penglihatannya memudar.
***
Fuschia membuka matanya. Sesuatu terasa sangat aneh. Selimut lembut yang mendekap tubuhnya, dan sinar matahari hangat yang masuk melalui jendela besar kamarnya sangat kontras dengan momen tragis yang baru saja dia alami.
‘Hmp. Ternyata, bangkit dari kematian adalah kutukanku. Sial.’
“Yang Mulia Putri Mahkota, Anda telah bangun?” suara lembut Merri meyakinkannya kalau kini ia kembali menjadi sosok Fuschia.
Tuyul tak kunjung ditemukan.Sekeras apapun aku dan Mbayul mencarinya, kami hanya bisa menyimpulkan bahwa Tuyul telah meninggalkan kami. Sulit untuk menerima kenyataan itu, terutama ketika kami tidak mengucapkan selamat tinggal satu sama lain.Mbayul dan peri pengembara lainnya masih bersama kami. Mereka bekerja untuk aku sebagai CCTV kerajaan. Mereka adalah makhluk yang tepat untuk pekerjaan itu karena hanya sedikit orang yang dapat melihat mereka, meskipun banyak penyihir yang muncul sekarang.Kemudian, ketika Pasha berusia tiga tahun, aku mengetahui kisah terakhir Tuyul.“Ibu, masih ingat Paman Tuyul?”Suatu malam, Pasha menanyakan hal itu.Pasha memiliki kemampuan verbal yang sangat baik di usia dini, dia sudah bisa membentuk kalimat kompleks dengan baik, sehingga memudahkan kami untuk berkomunikasi. Dia juga mengingat beberapa hal tentang masa kecilnya, ketika dia berusia satu tahun.Dia bahkan mengingat rumah di tengah hutan yang pernah kami tinggali di Kerajaan Haddad, dan dia
Belum genap enam bulan Dylan menjabat sebagai raja baru Kerajaan Drachentia dan ia sudah menyandang gelar 'serigala emas Drachentia'. Dalam waktu singkat itu, dia ditakuti oleh kerajaan-kerajaan di sekitar Drachentia. Terutama karena prestasinya dalam membasmi semua monster dan alkemis yang tersisa di Drachentia.Tidak hanya itu, ia juga melumpuhkan perdagangan ilegal yang terjadi di lautan Drachentia. Tanpa ampun. Dan ternyata tindakannya tersebut merembet hingga mengguncang stabilitas ekonomi kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya, yang selama ini mengakali Drachentia dalam hal perdagangan di laut.Maka hari ini adalah pertemuan besar dengan diplomasi kerajaan-kerajaan sekutu, yang hadir karena takut Dylan akan memangsa kerajaan mereka. Seperti yang diketahui banyak orang bahwa Drachentia adalah sebuah kerajaan kepulauan, aku rasa mereka takut kerajaan mereka akan menjadi salah satu pulau baru milik Dylan.“Tapi dia tidak sekejam itu. Aku tersenyum bangga pada Dylan yang duduk di samp
Upacara pernikahan aku yang kedua.Seperti yang diminta Dylan, sebelum upacara penobatan raja, kami mengadakan upacara pernikahan.Tentu saja, banyak yang perlu dipersiapkan untuk pernikahan keluarga kerajaan, tetapi karena kami ingin melakukannya sesegera mungkin, persiapannya cukup sederhana. Lagipula, kami ingin segera dinobatkan sebagai suami dan istri. Jadi kami tidak terlalu memikirkan tentang jamuan makan dan sebagainya.Aku mengenakan gaun pengantin putih yang terlihat sangat indah seperti taburan berlian di atasnya. Saat sinar matahari menyinari ku, gaun aku akan berkilauan.Mengapa bisa ada gaun pengantin yang begitu indah yang siap dalam waktu singkat? Jawabannya adalah karena antusiasme Laura dan Pak Andre, yang telah mempersiapkan gaun tersebut jauh-jauh hari, bahkan saat mereka tidak tahu kapan aku bisa memakainya. Begitu juga dengan tuksedo pernikahan Dylan.“Nyonya-oops, Yang Mulia, Kau terlihat sangat cantik. Kau seperti seorang dewi!”“Bukankah dia lebih mirip seora
Hari persidangan Putra Mahkota Hayden akhirnya tiba. Langit berwarna abu-abu kusam, dan orang-orang berbondong-bondong ke Pengadilan Tinggi untuk menyaksikan persidangan bersejarah itu dengan suasana hati yang tidak tenang. Pikiran mereka kacau.Dylan dan aku duduk di kursi saksi. Aku bisa merasakan semua mata tertuju pada kami. Aku mendengar bisikan orang-orang di belakang kami yang merupakan tempat duduk para bangsawan.“Aku di sini. Jangan gugup.” Dylan berbisik. Menarik kegugupan yang tidak kusadari telah menggerogoti kesadaranku.Meskipun aku mendengar bahwa Nyonya Luxor dan Laura sedang berusaha membuat banyak berita yang ditulis di koran yang menguntungkan kami, bukan berarti semua orang akan percaya dengan semua itu. Terutama para bangsawan yang mungkin mengincar kekuasaan kerajaan melalui keluarga kerajaan.Terlebih lagi ketika mereka mendengar bahwa raja mereka berikutnya adalah mantan budak dan korban eksperimen alkemis. Tidak lupa bahwa aku juga akan menjadi ratu mereka.“
Setelah pertempuran hebat itu, aku tidur seperti orang mati selama dua hari. Aku terlalu memaksakan diri, jadi begitulah hasilnya.Sementara itu, Laura dan Nyonya Luxor mengerahkan banyak media berita dalam bentuk surat kabar untuk menuliskan segala sesuatu yang telah terjadi dalam semalam. Mulai dari alasan pemberontakan yang dipimpin oleh Keluarga Luxor dengan bantuan pasukan Keluarga Mountravven hingga kemunculanku yang mengejutkan.Nyonya Luxor dengan cepat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan berita karena dia memiliki serikat informasi. Jadi dia telah menempatkan beberapa reporter di tempat kejadian untuk mengabadikan segala sesuatu yang terjadi sejak awal pertempuran.Dan sebagai reporter profesional, para reporter mendapatkan banyak gambar yang 'mencengangkan', yang kemudian disisipkan di berita utama koran mereka.Mulai dari gambar Hayden yang memimpin pasukan monster, lalu gambar aku menggunakan sihir air, dan juga gambar naga di langit yang memberkati aku da
Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi. Yang kutahu adalah Dylan tiba-tiba memegang pedang Hayden di tangannya, dan dari pedang itu keluarlah sebuah kekuatan super(?) berupa lingkaran raksasa yang mengiris monster-monster itu dengan sekali tebas. Kemudian karena kekuatan itu, energi Dylan seperti tersedot dan membuatnya jatuh lemas ke dalam pelukan ku.Aku sempat panik karena mengira Dylan akan mati, tapi ternyata dia hanya lemas sesaat. Karena setelah itu, kami dan beberapa tentara yang 'sehat' menjelajahi kuil.Tentu saja, pada saat itu aku juga tidak tahu mengapa orang-orang memandang kami dengan takjub saat mereka mengatakan bahwa kami menerima berkat dari naga yang membelai kepala kami dengan kakinya.Aku bahkan tidak tahu apa-apa tentang naga di langit. Tapi aku pikir itu mungkin Lord Drachen.Lagi pula, aku bertemu dengan seseorang yang hampir aku lupakan dalam perjalanan ke kuil.“AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Sarah hendak melompat ke arahku dengan sepenuh hati, tapi tubuhnya sudah