“Kalau begitu, tolong katakan padaku bagaimana cara mencari jodoh yang baik?”Intan sengaja ingin tahu dengan pikiran pria ini, tapi siapa sangka jawaban pria itu malah membuat ia merasa gamang.“Taaruf!”Intan langsung mencibir, pemikiran pria didepanya ini benar-benar sangat kuno. Tentu saja intan tak setuju, bukankah pacaran lebih baik? Kita bisa lebih mengenal pria yang menjadi calon suami masa depan kita, bukan? Lagi pula kita tak tahu kan, bagaimana kalau ternyata pria itu kasar dan suka memukul, itu pasti akan membuat dirinya menyesal karena sudah memilih untuk berjodoh dengan pilihan orang lain.“Kau pasti berpikir cari ini sangat kuno, tapi percayalah tidak ada ajaran Allah ini yang menyesatkan umatnya.” Pria asing itu berucap lagi.
Intan merasa tak terima dengan tuduhan Nabila, tak pernah ia bermaksud demikian tapi kenapa bila menuduhnya begitu keji.“Aku tahu pertemuan kami berdua disini awalnya, tapi aku tak mengerti kenapa menuduhku seperti itu?” Intan ikut merasa kesal dituduh seperti ini. “Dan apa katamu tadi? Sepupu? Sepupumu yang mana ingin aku rusakkan hubungannya?”Seingat Intan ia tidak pernah berurusan dengan sepupu gadis ini. Dan lagi, intan tahu jika ferdi cukup dekat dengan Nabila tapi mereka berdua bukan sepupu setahu dirinya.“Istri Ferdi ini saudara aku! Dan sekarang aku tahu kenapa ibu Ferdi gak mau terima kamu ... Kamu itu benar-benar licik ya, tan. Aku sudah bantu kamu selama itu, tapi kamu malah melakukan hal sekeji ini pada keluarga ku!”Intan masih
Sakit hati rasanya saat cinta tak dapat dimiliki, Karena itu Lebih baik melupakan dari pada mengenang masa lalu. Sudah lima bulan berlalu semenjak ditinggalkan Ferdi, dan lambat Iaun ia mulai merasa terbiasa. Meskipun belum hilang tapi dengan waktu yang ia lewati cukup untuk memudarkan luka yang ia rasakan.Selama lima bulan ini ia merasa hidupnya kembali merasa normal, meskipun ada beberapa teman lamanya yang selalu ingin tahu dengan hubungan mereka yang kandas. Tapi intan selalu menghindari mereka, agar ia tak perlu lagi membahas hal yang sama.Intan melangkah Pelan menuju Kantor tempat ia bekerja baru-baru ini. Sudah dua minggu ia bekerja disana dan ia sangat bersyukur mendapat teman-teman yang baik membuat Ia mudah merasa nyaman.“Assalamualaikum, dan selamat pagi semuanya,” ucap Intan menyapa rekan kerjanya.
Intan menetap nyalang pria yang di depannya. tak menyangka dirinya akan bertemu lagi dengan pria ini. Pria yang menoreh luka sampai sekarang tak dapat ia sembuhkan.“Apa yang kau lakukan disini?!” tanya intan tak senang.Pasalnya pria ini pagi-pagi sudah berada didepan rumahnya. Untung saja kakaknya sudah berangkat kerja, begitu pula dengan ibunya yang pergi kepasar.“Aku merindukan mu,” ucap ferdi sendu.Ferdi menatap Intan penuh kerinduan, ini pertama kali mereka bertemu setelah pesta pernikahan itu. Saat itu ia tak bisa bertemu dengan mantan kekasihnya ini dengan lama, dan setelah lima bulan tak bertemu bertapa ia sangat merindukan sang pujaan hati.Tetapi melihat tatapan kebencian yang intan berikan membuat ia semakin sedih,&nb
Status berubah begitu cepat hanya karena ucapan seorang pria. Intan masih tak percaya jika Zaki benar-benar datang ke rumahnya.Pria itu bahkan tak tanggung-tanggung, ia langsung membawa orang tuanya menemui bunda dan kakak Intan.Sekarang mereka sedang berada diruang tamu. Intan bisa melihat Zaki yang terlihat gugup saat berbicara dengan kakaknya, membuat gadis itu terkekeh geli. Tapi saat mereka semua menatap intan kesal, membuat gadis itu mengerti jika dirinya telah mengganggu pembicaraan mereka.“Jadi maksud dan tujuan kami kesini untuk meminang putri ibu mayang untuk anak saya, Zaki.” Ayah Zaki berbicara dengan berwibawa, mengatakan dengan tegas dengan tujuan mereka datang.“Meminang Intan?” tanya bunda mayang yang terlihat tak percaya.
“Dasar pelakor! Saya sudah bilang jangan ganggu suami saya, tapi kenapa kau masih saja menggodanya!”Semua orang-orang yang ada di restoran menonton pertengkaran mereka berdua, bahkan ada pula wanita yang ikut meneriaki pelakor untuk gadis yang tertunduk malu disana.“Bella, hentikan semua ini!” Ferdi membentak istrinya, ia kesal dengan Bella yang datang melabrak Intan.“Kamu lebih memilih pelakor ini dari pada aku, mas? Kamu benar-benar suami yang jahat!”Suasana semakin memanas saat Bella semakin terlihat lemah dan mendramatiskan keadaan. Ia terlihat seperti istri yang baik diselingkuhi suami, membuat orang-orang disana merasa kasihan.Intan menga
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa dia Minggu lagi dirinya akan menjadi milik orang lain. Intan merasa tak siap dengan ini semua, tapi ia juga tak ingin melepaskan kesempatan ini begitu saja.Menikah dengan orang yang tidak dicintai, bukan salah satu keinginan Intan. Tapi apa dia punya pilihan? Toh orang yang dicintainya, dijaganya selama dua tahun, tetap saja menjadi milik orang lain. Sekarang ia pasrah dengan takdir yang Allah tentukan untuknya.Saat ini Intan sedang berada di restoran, ia baru saja diajak Zaki untuk kencan. Ehh, sebenarnya Zaki tidak bilang ini kencan, pria itu hanya bilang ingin saling mengenal saja. Ini pertemuan pertama mereka setelah kejadian malam itu, malam dimana Zaki mengantarnya. Sejak saat itu mereka tak pernah bertemu lagi, bahkan pesan pun tak pria itu berikan padanya.“Maaf, apa aku mengganggu waktu mu?”Intan mendengus kesal, entah mengapa calon suaminya ini masih saja begitu formal dengannya?
Tak ada kebahagiaan rasanya saat sesuatu yang kita cintai direnggut untuk pergi. Menikah dengan Bella benar-benar membuat Ferdi merasa muak dengan semua sandiwara wanita licik itu. Dengan cara licik yang Bella lakukan selama ini bersama ibunya, Ferdi benar-benar merasa hidup didalam neraka. Bella yang hobi sekali mengikutinya kemanapun ia pergi, membuat Ferdi tak sebebas dulu. Bahkan wanita itu juga selalu ikut campur dalam urusannya. “Berhenti mencampuri urusan ku! Apa kau bodoh! Kenapa kau selalu membuat hidupku kacau seperti ini, dasar wanita pembawa sial!” Maki Ferdi. Pagi ini diantara mereka berdua kembali bertengkar karena Bella yang ingin tahu kemana tujuan suaminya pergi nanti. Tapi Ferdi tentu saja tak akan mengatakannya, ia lebih memilih membentak istrinya dari pada berterus terang. Tapi sayang, bagaimana pun Ferdi menghinanya tetap saja Bella tak peduli, ia akan selalu melakukan apapun yang ia suka, tapi memperdulikan harga dirinya ya