Home / Romansa / Sangkar Kupu-kupu / BAB4,PART4: Penari

Share

BAB4,PART4: Penari

last update Last Updated: 2021-09-02 16:09:22

“ nah gitu…udah coba lo kerjain dulu aja, kalo udah nanti panggil gw.”

Baru saj aku memulai lagi untuk belajar matematika, pintu kamarku sudah terbuka, dan terdengar suara jenar yang meminta bantuanku.

“mbaaaa…..” teriak Jenar

“kenapa dek?” tanyaku

“ajarin seni music,ini cara bikin not balok untuk piano gimana? Kan mba udah diajarin sama eyangti.”

“mmmm ….bentar ya dek, mba belajar matematika dulu.”

“aahhh mbaaa….nanti aku keburu ngantuk, ini aja aku udah mulai ngantuk nih lhooo…”bujur Jenar padaku

“haduuuhhh….sabaaarrrr….sabaaarrrrr….”ucapku pada diri sendiri.“ mbaaa….” Ucap Jenar sekali lagi dengan nada memelas.

“ iya dek iya…mana, emangnya kamu mau main piano pake lagu apa?”

“lagu yang waktu itu mba mainin sama eyangti aja.”

“memangnya kamu udah bisa?”

“ ya belom sih, Cuma kan ini di suruhnya bikin not balok dulu.”

“ya bikin not balok tapi kan kamu juga harus bisa main piano nya dek, nggak usah asal gitu lha… udah coba sekarang lagunya yang kamu bisa aja.”

“mmm yaudah aku bisa nih lagu klasik Beethoven yang waktu itu mba ajarin. Gimana cara bikin not baloknyaaaa…” ucap Jenar manja.

Dengan sabar, aku menomor duakan pelajaran ku sendiri, karena adikku meminta untuk di ajari bagaimana cara membuat not balok.

Usai mengajarkan seni music, kakak ku mas Rama kembali meminta ku untuk memeriksa pekerjaan rumahnya.

Ku tarik nafas dalam dalam, memikirkan nasib pelajaran mathematic untuk ulangan besok.

“mmmm udah nih mas, udah balance dua duanya.” ucapku

“ wiihhh yang bener lo?”

“ ya kalau menurut gw sih udah bener.”

“oke deh, gw mau belajar juga, besok ada ulangan bahasa Indonesia. Makasih ya B’tari…”

“mmmm iya sama sama.”

“ah belajar mathematic lagi laahh..” gumamku

“braaakkk…” bunyi suara pintu terbuka secara paksa

“ paan sih Balaram..”

“ eh maaf mbak, gw kirain tadi macet pintunya.”

“ ya emang macet pintunya, terus sekarang jadi rusak deh.”

“ iya maaf…”

“ngapain lo?”

“mba gw mau nanya tugas mathematic nih…pecahan sama trigonometri. Pusing nih gw ama rumusnya.” Ucap balarama

“eh lumayan, besok gw juga ulangan mathematika.” ujarku

“yaudah nih mumpung lo sekalian belajar juga kan.”

“ iya mana sini.”

Dari semua anak anak bapak dan ibuku, bisa di bilang hanya aku yang memiliki kecerdasan di atas rata rata. Bapak dan ibu ku sangat bangga padaku, karena aku selalu mengukir prestasi. Baik itu di pelajaran sekolah, di bidang seni music dan juga di bidang seni tari.

Aku selalu juara kelas sejak duduk di bangku sekolah dasar. Nilai rata rata ku di kelas selalu di atas 100. Ornag tua mana yang tak bangga pada anaknya yang selalu saja menempati posisi ranking 1 di kelasnya.

Setiap acara keluarga maupun acara family gathering yang di adakan oleh perusahaan bapak, aku selalu di gadang gadang oleh orang tuaku dengan berbagai macam keahlian yang ku miliki.

Tak hanya aku yang di gadang gadang, ke empat anak anak bapak juga memiliki keahlian dalam seni music. Misalnya saja, kakakku mas Rama, dia sangat suka sekali dengan drum.

Adikku Balarama, juga suka akan seni music, yakni Gitar, dan adikku Jenar, dia ingin sekali sepertiku. Baginya aku adalah role model.

Aku tak hanya jago dalam permainan music, aku juga jago dalam bernyanyi. Ini semua tak lain karena hasil besutan nenek dari bapak.

Ya selama ini, beliau lah yang selalu mengajariku tehnik bernyanyi, dan mengajarkan ku dalam tehnik memainkan berbagai macam alat music klasik sepeti piano dan biola.

Sungguh seorang anak yang sangat diidamkan oleh para orang tua bukan?

Memang itu hanyalah tampak dari luar saja kebanggaan yang di miliki oleh orang tuaku. Tapi kebebasan yang ku punya masih terbelenggu. Aku benar benar tidak bisa bermain, dari senin sampai sabtu aku masih saja harus belajar. Entah itu belajar pelajaran, belajar piano dan biola, lalu menari ballet, dan terakhir menari tarian tradisional

Dari pagi menjelang hingga malam menjelang, aku harus selalu mempelajari semuanya itu, hanya untuk memperlihatkan rasa bangga dan decak kagum pada semua orang tentang keahlianku ini.

Terkadang ada rasa lelah pada diriku karena selalu berusaha untuk membahagiakan semua orang. Mereka semua memang bahagia dengan adanya aku. Tapi bagaimana dengan kebahagiaan yang aku punya? Tak layakkah aku mendapatkan kebahagiaanku ini?

***

Hari senin, hari dimana yang tak ingin di temui oleh semua orang. Apalagi bagi orang orang yang sudah bekerja, mau tak mau mereka harus menghadapi hari senin ini.

Hari senin ini, dimana setiap sekolah selalu mengadakan upacara bendera. Kegiatan yang wajib dilakukan, dengan tujuan untuk menghargai dan menghormati jerih payah pahlawan.

Tanpa terkecuali sekolahku saat ini. Aku bersekolah di sekolah swasta katholik, sebelas IPS. Acara upacara bendera ini wajib di selenggarakan tanpa terkecuali.

Para murid berkumpul di lapangan. Mulai dari kelas X, sampai kelas XII. Para guru pun juga turut hadir dalam upacara bendera. Shari ini yang bertugas adalah kelas XII. Semua kelas

sudah di arahkan menjadi satu kesatuan barisan sesuai dengan kelasnya.

Aku berdiri di tengah tengah, karena kalau langsung berdiri di depan matahari, yang ada aku bukannya masuk kelas malah masuk UKS seharian.Karena memang aku ada riwayat penyakit jantung juga.

Hampir satu setengah jam, upacara ini berlangsung. Artinya, untuk jam pertama terpotong 1 jam juga dari jadwal. Jam pelajaran pertama untuk kelasku adalah akuntansi. Teman teman satu kelas agak sedikit bernafas lega, lantaran jam pertaa akuntansi yang agak sedikit membosankan ini menjadi 1 jam saja, dari yang seharusnya menjadi 2 jam.

jadi Sesuai dengan yang terjadwal hari ini, akan ada ulangan sejarah dan matematika. Hari yang cukup melelahkan, seluruh tenaga sudah ku curahkan dalam ulangan hari ini. Terlebih lagi ulangan matematika. Aku sudah pasrah akan hasilnya. Yang penting aku yakin bahwa apa yang sudah aku pelajari tadi malam tidak sia sia.

“kriiiinnnggg…” tanda bel istirahat sudah di deringkan ke seluruh antero sekolah.

Semua anak anak langsung berhamburan keluar kelas, melepas kepenatan.

“wuiiihhh susah banget ya tadi soal matematikanya.” Ujar maya, sahabat B’tari mulai dari duduk di bangku SMP

“ iya sih lumayan banget ya…”

“ hooh…susah banget, sampe ngga bisa nyontek nih aku. Mana soalnya beda beda lagi ya, kayaknya tuh guru sengaja banget biar kita nggak bisa saling contek.” Keluh Indah

“ah aku mah yakin banget lah ini B’tari pasti bisa banget ngerjainnya.”

“ hahhahaa kata siapa? Nggak kok, aku juga mah pasrah aja, syukur syukur kalo dapet 6.”

“yaaahh amiiinnnn…” ucap maya dan indah berbarengan

“makan yukk..” ajak maya

“mmmm aku nggak dulu deh, soalnya orang tuaku lagi dinas ke luar kota.” Ucapku

“ apaan sih b’tari masih kaku aja sama kita mah.”ajak Indah sembari menggandeng tanganku.

“ yah bukannya begitu, aku kan emang di kasih uang jajannya sedikit tau, Cuma 3000 rupiah aja, ini aja aku pulangnya jalan.” Ucpa B’tari

“ ah masa?” Tanya maya heran

“iyah…”

“atuh mah nanti gampang weee….nanti kamu aku anterin pulang nya…” ucap maya kembali

“nteu atuh may…nanti ngerepotin kamu.”

“ ngerepotin naon sih? Ngga neng geulis, kan kita searah. Kalo sama indah tuh baru, rumah dia mah nu jauh pisaaaannn ”

“yaudah kalo gitu, kalian makan aja,aku mau ngafalin sejarah. Kan abis ini ulangan sejarah.” Ucapku kembali

“eh iya yaa….abis ini ulangan sejarah,atuh kumaha eta..aku belom belajar…lupaaaa…” ujar Maya

“emang kamu lupa may, kalo hari ini ulangan sejarah?” tanyaku kembali

“iya lupa…emang bab berapa sih yang nanti keluar ulangan?

”hahhaa si maya beneran lupa? Kirain main main, kalo nggak salah teh, bab perang salib ya …” sambung Indah

“ aduuuhhhh itu kudu ngafalin tokoh tokoh sama tahunnya ….yaahh yaudah deh nggak usah makan, nanti aja makannya..barin deh laper.” Ujar Maya kembali

“ hahhahahhahaha Maya iihh lucu banget, udah sok atuh ngafalin bareng bareng di sini.” Ajakku

“ iya ah, aku belajar aja.”

kami bertiga pun lebih memilih untuk belajar sejarah, daripada jajan. Kami bertiga membentuk sebuah lingkaran dan kemudian menghafal bersama sama. Bahkan ada beberapa teman teman kami yang mengikuti kami belajar sejarah.

Akhirnya yang di tunggu tunggu pun tiba, ulangan sejarah bab perang salib. Banyak dari kami yang terkecoh akan soal yang di berikan oleh guru kami. Seperti lokasi tepatnya perang salib itu. Selain itu juga tahun tahunnya sempat membuat kami terkecoh.

Sejarah oh sejarah…,pelajaran yang berisi tahun demi tahun, peristiwa penting, tokoh tokoh penting dan alasan di balik itu.

“tok tok….tok tok…” terdengar ketukan pintu kelas kami

“ya siapa?” Tanya guru sejarah yang sedang mengawasi kami ulangan.

“permisi bu, B’tari nya masuk nggak?” Tanya kepala sekolah, suster Agnes

“ oh ada suster, sebentar saya panggilkan.” Ucap bu Magdalena

“B’tari…di cari kepala sekolah.”

“ iya bu..” jawabku

Akupun pergi sebentar keluar kelas.

“iya suster ada apa?” tanyaku

“kamu hari sabtu ada acara?”

“sabtu kapan ya suster?”

“3 minggu lagi sih nak.”

“Insya Allah sih nggak ada, memangnya ada apa toh bu?”

“oh ini… mau ada lomba menyanyi, kamu bisa kan? suster sudah daftarin kamu soalnya.”

“nyanyi apa suster?”

“nanti Tanya sama pak Peter ya lagunya apa, yang jelas nanti kamu akan nyanyi sekaligus bermain alat music, terserah mau piano atau gitar.

“ oh gitu, iya suster nanti jam istirahat saya akan menemui pak Peter.”

“ iya oke deh….semangat ya nak.” Ucap suster Agnes

“ iya suster…” jawabku dengan senyum simpul seadanya.

“yaudah sana kamu masuk kelas,lagi ulangan ya?”

“ iya suster…”

“ oke bu Magda,terimakasih sudah di pinjam muridnya.”

“ sami sami suster, ayo B’tari kerjakan lagi soal ulangannya.”

“iya bu…”ucapku sambil membuka kembali buku ulangan dan melanjutkan kembali mengerjakan soal soal yang diberikan

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sangkar Kupu-kupu   persaingan sengit

    Kami semua menuruti perintah Miss Belinda yakni duduk melingkar.“Anak-anak, Mr.james sudah melihat performa kalian, dan sekarang saatnya penilaian. Dan penilaian itu sendiri biar Mr.James yang mengatakan pada kalian, untuk waktu dan tempat saya persilahkan,”ucap Miss Belinda mempersilakan Mr.James untuk menilai kami“Hallo ladies, saya sudah melihat performa kalian, dan menurut saya kalian sempurna, dan artinya juga, kalian berhak untuk mengikuti kompetisi pada winter next year dan pertunjukkan biasa. Golden ticket akan saya berikan, untuk kalian semua,” ucap Mr.James“Tunggu sebentar, apakah maksud Mr.James, kami semua lolos?”tanya JasmineMr.James mengambil golden ticket untuk kami semua yang ia simpan di dalam tas ranselnya.“Ticket ini aku berikan kepada kalian semua, jadi tolong di simpan baik-baik, di jaga jangan sampai hilang!” perintah Mr.JamesMasing-masing dari kami mendapatkan golden ticket dar

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 27, part 19 : PERFECT

    “Iya pasti, saya akan giat berlatih, apapun akan saya lakukan agar saya bisa tampil di Prancis Mr.James.”“Apapun?” tanya Mr.James dengan muka tersenyum licik.“Apapun Mr.James, karena saya benar-benar ingin ke luar negri dan tampil di sana,” ucap Miranda“Hmm … ya nanti akan saya kabari, sekarang kamu boleh berganti pakaian dan kamu bisa pulang sekarang!” perintah Mr.James“Ok Miranda, kamu mungkin saat ini berlatih, kamu tunggu di sini ya, sambil menunggu saya, coba kamu berlatih sendiri Swan lake, saya akan kembali!”perintah Miss Belinda.Miss Belinda dan Mr.James keluar ruang studio nutracker menuju ruang studio black. “Hallo anak-anak,” sapa Miss Belinda“Hallo Miss,”jawab kami semua.“Oke, kali ini saya mau memperkenalkan kepada kalian, Mr.James, beliau inilah juri yang akan menilai apakah kalian layak untuk bisa performance di luar negeri a

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 26, part 18 : PERFECT

    Aku tak menggubris perkataan Miranda, karena memang aku tak merasa, di samping itu aku juga enggan mencari masalah terhadap teman-temanku. “Harusnya yang memenangkan lomba itu tuh gue, bukan lo. Apasih hebatnya lo? Atau jangan-jangan lo ada kenalan orang dalam terus lo berbuat curang gitu deh, yakan ngaku aja!” hujat MirandaAku masih saja diam tak bergeming mendengar ocehan Miranda“Asal lo tahu aja ya anak miskin, gw itu udah kursus di tempat yang paling mahal dan ternama punya. Udah pasti bergengsi dan harusnya yang jadi juara dua itu ya gue,” Miranda tetap saja melanjutkan ocehannya"Gue mau tahu, kalo itu kursusnya dimana sih?”“Oh, kalau gue sih kursusnya sama Eyang gue, kenapa?” aku menantang balik Miranda“Hhahahaha … Kursus sama nenek doang aja bisa jadi juara dua, duhh … tuh juri buta kali yaa, atau mungkin kasihan gitu sama lo.”“Terserah lo aja ya Miranda ..&rdqu

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 25, part 17: PERFECT

    Back to Eyang“Bu Sepuh, taksinya sudah datang,” Ucap Yu’ti kepada Eyang , saat Eyang sedang menghabiskan sarapannya.“Iya Yu’ti bilang tunggu sebentar ya, sama sekalian tolong bawakan koper dan tas tas nya ke taksi ya,”perintah Eyang“Iya Bu sepuh.”Eyang pun bergegas menghabiskan sarapannya. Saat Eyang bersiap untuk pulang, Ibu baru saja bangun dengan muka sembab.“Jani … Mama pulang dulu ya,” pamit Eyang“Lho kok pulang?” tanya Ibu“Kan memang perjanjian nya begitu bukan, kamu minta mama menginap smapai B’tari selesai erlombaan nah sekarang B’tari sudah selesai lomba, mama pulang kasian rumahnya udah lama di tinggalin,” jawab Eyang“Oh gitu, yaudah. Hati-hati ya ma. Oiya pulangnya naik apa? Sama Pak Ujang?”“Nggak jadi sama Pak Ujang, barusan Janitra telfon mama, katanya dia ada meeting mendadak, jadinya Pak Ujang

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 24,part 16 : PERFECT

    “Mmm … kalau gitu Yu’ti nanti saya minta tolong, bawakan koper ke bawah ya. Sudah saya siapkan semua, tinggal di bawa saja,”Perintah EyangYu’ti menuruti perintah Eyang. Di bawakan nya koper yang ada di kamarku, total koper yang di bawa Yu’ti ada 3 berikut dengan seluruh tasku. Yu’ti belum sadar, kalau tasku juga di bawa olehnya.“Bu sepuh, koper dan tas tas nya sudah saya taruh di bawah,” ucap Yu’ti“Iya terima kasih banyak ya Yu’ti,” tutur Eyang.“Bu sepuh perginya menunggu Pak Ujang toh?” tanya Yu’ti kembali“Kalau masih lama, saya pesan taksi saja Yu’, takutnya nanti Bapak butuh Pak Ujang di sana, solanya saya ada jam mengajar les pagi ini, takut tidak keburu,” ujar Eyanng“Mungkin ada baiknya Bu Sepuh tanya ke Bapak, telfon dulu, biar nanti nggak kesalahan juga di Pak Ujang nya,”usul Yu’ti“Oh … Ngon

  • Sangkar Kupu-kupu   bab 23, part 15 : Perfect

    Aku kembali menuju ruang makan, ku buka ponsel dan membaca beberapa pesan dari beberapa teman teman dan juga ada pesan dari Miss Belinda yang mengingatkan kalau hari ini Latihan.“Ini mb, susu sama robak nya,” ucap Yu’ti sambil meletakkan satu pirin tumpukkan robak dan segelas susu chocolateKu nikmati sarapan pagi seorang diri di meja makan. Perasaan Marah dan kecewa masih berkecamuk dalam pikiran dan perasaanku saat ini. Aku benar benar tidak ingin bertemu dengan kedua orangtuaku. Dan yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah mereka sangat egois. Dan mereka hanya bisa menuntut tanpa memberi dukungan sama sekali“krek …” pintu kamar Bapak dan Ibu sudah terbukaLangsung ku percepat saja mengunyah makanan dan ku langsung menghabiskan susu. Setelah itu segera saja aku bawa piring yag masih penuh tumpukkan roti bakar menuju dapur.“Yu’ti tolong taroin di plastic aja ini roti bakar, mau aku bawain buat bekal,&rd

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status