“kriiinnnggggg….” Tanda bel istirahat jam kedua sudah berbunyi.
“ kalian istirahatnya nanti, selesaikan terlebih dahulu soal soal ulangan kalian.” Ucap bu Magda.Memang untuk pelajaran sejarah itu, 1 jam sebelum istirahat jam kedua dan 1 jam lagi setelah istirahat kedua. Oleh karena itu setiap kali kita ulangan di hari senin, maka Bu Magda akan melanjutkan jam ulangan sampai nanti jam kedua.“ yaahhh kirain istirahat dulu bu.” Ucap Reno“ yah enak di kalian atuuh, nanti yang ada kalian malah mau buka buku pelajaran.”“hehehhe” kami semua yang ada di kelas tertawa serentak“ memangnya kalian mau ulangan nya buka buku?”“ yo mesti mau dong bu…”jawab Maya“ boleh boleh aja, next ulangan, kita buka buku.” Ujar Bu Magda“widiiihhhh asiikk nih kita buka buku…” ucap teman teman serentakSeketika suasana kelas yang tadinya hening menjadi riuh, karena sudah tak konsentrasi melihat teman teman kelas lainnya sedang istirahat.“ eh ayo kerjakan, pokoknya nanti kalau ada yang nggak selesai ulangannya, jangan ada yang marah kalau saya kasih nilainya jelek.”“ jangan atuh buu..” ucap prima“ ya makanya cepat di selesaikan itu soal soal ulangannya.” Seru Bu Magda kepada kami.Setengah Jam berlalu setelah istirahat jam kedua usai, akhirnya kelas XI IPS 3 sudah bisa istirahat.“ya anak anak, ayo kumpulkan ulangannya…selesai nggak selesai dikumpulkan.”“ ya buuuuuu…” jawab kami serentak.Kami pun keluar dari ruangan kelas. Ada yang menuju kantin, ada yang langsung pergi ke toilet, dan berbagai macam tujuan mereka.“ B’tari, kamu mau kemana?” tanya Indah“ mau ke pak Peter, kan tadi aku di panggil sama suster.”“ eh iya itu emang kamu teh kenapa di panggil sama suster?”tanya Maya“ itu katanya mau ada lomba nyanyi, aku udah di daftarin ikutan lomba nyanyi sama suster, terus sekarang aku di suruh cari pak Peter.” Ucapku“oh gitu…yaudah kalo gitu, kamu mau kita temenin nggak?”“nggak usah deh, tadi kan Maya laper, udah kalian berdua ke kantin aja, biar aku nyari pak Peter.”“mmmm oke deh…nanti kasih tauin ke kita ya…” ucap Maya“iyaaa pasti…”Akupun pergi mencari keberadaan pak Peter. Di mulai pencarian dari ruang guru.“permisi bu, ada pak Peter nya kah di dalam?” tanya ku pada guru Bahasa sunda, Bu caroline“sekedap nya neng, ibu liat dulu di dalam aya nteu…” ucapnyaTak berapa lama kemudian, Bu Caroline keluar Kembali dan mengatakan bahwa pak Peter sedang tidak ada di ruang guru.
“ neng….pak Peter na teu aya di sini, coba neng cari di ruang music, siapa tau ada.” Ujar bu Caroline“ oh gitu yaudah oke terima kasih Bu…”“sami sami neng…”Dan sekarang pencarian berlajut ke ruang seni music, berdasarkan dari sumber, bisa jadi beliau saat ini sedang ada di ruang music. Ruang music di sekolah ini sangat dekat dengan ruang perpustakaan.Aku lihat satu per satu ruangan, mulai dari ruang music, dan ruang perpustakaan.“ eh nggak ada doi di sini, lha terus kemana deh itu orang.” Ucapku“ mmmmm coba cari di runag perpustakaan deh, kali aja lagi istirahat di situ.” Gumamku KembaliDan benar saja, pak Peter sedang beristirahat di sofa Panjang ruang perpustakaan. Terlihat juga beliau sedang asyik berbincang bincang dengan beberapa guru laki laki.“ eh ada si neng B’tari, kadieu neng….” Titah pak Peter
“ iya pak…” ku langkahkan kaki menuju tempat pak Peter“kok baru istirahat neng?”“ iya tadi habis ulangan sejarah pak.”“ oh gitu…oke deh, gini, kamu tadi sudah di kabarin sama suster kan, kalau 3 minggu lagi akan ada perlombaan nyanyi sekaligus bermain alat music.”“ iya pak, sudah …”“ nah kalau gitu, gimana kalau kamu berlatih sendiri, aku kasih ke kamu materinya apa aja, terus lagu wajib untuk bernyanyinya apa aja.”“ iya pak siap…”“ lha kok nggak pake Latihan dulu gitu di sini?” tanya pak Nanang“ ooh kalau B’tari mah saya percaya sama dia, nggak kuciwa lah kita sama dia, sudah terbukti dengan hasil suara yang sangat memuaskan dan juga permainan musiknya yang bagus juga.” Ujar pak Peter yang sedang memuji ku“ kamu adiknya Rama kelas XII IPS 1 ya ?” tanya pak Nanang Kembali“ iya pak, saya adiknya.”“ooohh pantes mirip…”“ ya Namanya juga kakak adek…”“ eh iya kamu ikut saya ke ruang seni music, soalnya materinya di sana.” Ucap pak Peter“ siap pak.”Pak Peter pun beranjak dari sofa panjangdan melangkah ke ruang seni music.“ B’tari kamu bisa kan nyanyiin lagu The greatest love of All?” tanya pak Peter“ Insya Allah bisa pak.”“ nah oke, sekarang saya mau tahu dulu, suara kamu bisanya dimana? Yuk kita Latihan sedikit dulu.”Pak Peter pun segera membuka piano nya dan memainkan tuts nya.“coba kamu ambil suara dulu nak…”Tiga puluh menit berlalu, dan aku masih berada di ruang seni music.“ nah cakep tuh kamu suaranya nanti nyanyi nya dari sini ya nduk…”“ terus ini kalau main musiknya sebaiknya saya pakai apa?”“ kamu coba pakai piano, masuk atau nggak kalau nyanyi lagu ini. Kalau nggak cocok ya pakai gitar, ya sesuaikan dengan kamu aja gimana. Yang penting nadanya di mulai nya dari G.“ iya pak , siaappp…”“ oke kalau gitu besok akum au tau aja perkembangan kamu Latihan di rumah sampai dimana.”“ iya pak”“ terus ini kunci not baloknya untuk kamu mainin di rumah.”“ iya pak …siap, saya permisi dulu kayaknya udah masuk jam pelajaran terakhir pak.” ucapku“ oiya kamu masih ada jam terakhir ya, ehhehee maaf saya lupa.”“ iya pak nggak apa apa.”Pamit dari ruang music, saatnya Kembali menuju ruang kelas, dimana jam pelajaran terakhir ini adalah seni rupa.“ pemisi ibu, maaf saya terlambat, tadi saya habis menemui pak Peter.”“ oh ikutan lomba menyanyi yaa?”“ iya bu…”“ ya sudah itu kamu gambarnya di lanjutkan Kembali ya B’tari…”Aku Kembali ke meja dan mengeluarkan alat Lukisku…
“ psstttt….” Bisik Indah“ kenapa?”“ kamu tadi kamana?”“ di ruang seni music …”“ohh pak Peter ada di situ?”“ nggak juga, dia tadinya ada di ruang perpustakaan, lagi tiduran gitu.”“terus emangnya kamu teh ikutan lomba naon ?” tanya Maya“ lomba nyanyi lah May, masa mau lomba masak…” ucapku bercanda“ hahhahahha…” aku dan indah tertawa dengan senangnya“ iya maksud aku tuh, kamu lomba di suruh nyanyinya apaan?”“ nyanyi lagu the Greatest love of All…”“widiihh bude whitney Houston?” sahut Indah“ hooh…si bude…”“ terus kamu Cuma di suruh nyanyi aja kan?”“ ya nggak juga, aku juga di suruh pake mainin alat music juga.”“ macam penyayi aja…hahhaha kenapa nggak lagunya Lady Gaga aja, kan dia juga ada tuh …” tambah Indah“ yaa di suruh sama pihak sekolah lagunya itu kali..” jawabku“ mmmm gitu….terus terus kamu latihannya gimana?”“ ya di suruhnya sih latiannya di rumah dulu, baru nanti pak Peter ngeliar progress nya gimana.”“kenapa nggak sekarang aja sih kamu latihannya?” tanya Maya“ nggak bisa May….aku hari ini ada Latihan tari.”
“ oh iya ya, ng…terus kamu kerjain tugas buat di rumahnya kapan? Kan kalau udah sampe rumah pasti udah capek.”“ ya hari minggu itu, di cicil aja sih, itu kalau ada tugas lainnya ya aku di kamar aja nggak kemana mana.”“ooo gitu….”“ terus kalau ada tugas rumah dadakan dan harus di kumpulin besokannya gimana?”“ aku kerjain nya pas lagi Latihan nari aja, kalau lagi ada istirahat sebentar nyicil kerjain tugas aja, nanti di lanjutin lagi di rumah.”“emang kamu nggak ngantuk?”“ ngantuk sih, ya atau nggak aku bangunnya pagi banget sebelum mandi ke sekolah.”“ waaaahhhhh…hebat iiihhh B’tari.”“ hebat apanya? Biasa aja ah, malah aku iri lho sama kehidupan kalian yang nggak perlu ada Latihan nari, Latihan ballet, Latihan piano dsb. Capek aja gitu aku tuh.” Curhatku mengenai masalah letihnya aku yang menjalani kegiatan ini.“ ya memang kita semua banyak ngiri nya ya…justru orang tua kita juga ngiri sama kamu, karena kamu tuh banyak prestasinya, juara dimana mana.”“iya sih, yang penting kita bersyukur aja atas semua nya ini B’tari. Insya Allah segala Lelah mu menjadi lillah untuk orang tua.”“ ammiiiinnnnn…” ucap kami bertiga.“ untuk kalian semua yang belum selesai melukis di tanah litany bisa di selesaikan sekarng juga ya, saya akan tunggu sampai selesai.” Ujar guru seni rupa kami, Ibu Tiwi“ waduh punya ku belum selesai nih…” ucap Indah“ sama aku juga, tungguin ya ndah..” sahut Maya.“ ayo kalian berdua selesaikan dulu g
Tiba di tempat Latihan menari ballet, aku melihat ada beberapa orang baru. Guruku, Mrs. Belinda walaupun sudah berusia 40 tahun, namun dia masih tetap gemulai dalam mengajarkan Gerakan tarian dasar ballet.“ sore B’tari…” sapa Mrs. Belinda“ sore juga Miss…” aku menjawab sapaannya“ B’tari bisa Miss minta tolong bantu….”“ tolong apa miss?”“ tolong ajarkan beberapa anak anak yang baru saja masuk jadi anggota klub balet kita. Bisa kan kamu ajari Teknik dasar balletnya?”“ maksudnya aku gantiin miss? Nggak mau ah, kan masih ada miss.”“ hahhahaha bukan sayang…kamu jadi model aja gimana untuk gerakannya gitu lho…”“ oh gitu..boleh boleh.”“ yaudah yok kita ketemu dengan teman teman baru.”Kelas Mrs. Belinda selalu ramai dengan banyaknya para pendaftar baru, baik itu di mulai dari kal
“ Ya B’tari, ada apa?” tanya Miss Belinda Ketika sedang mengajari Gerakan ballet lainnya.“ ini Miss..saya mau tanya, sesudah di ajari beberapa Gerakan tarian dasar, lalu apa yang harus mereka lakukan?”“ oh itu…do coba treus saja Gerakan dasar tarian balletnya, sampai mereka benar benar kuasai. Lalu setelah itu setengah jam lagi nanti kita kumpul semua di situ, ada yang mau saya bicarakan dengan kalian semua.” Ucap Mrs. Belinda“baik Miss…permisi.” Jawab B’tariAku pun kembalike ruangan tempat dimana 20 orang murid yang masih belum paham dan mengerti akan Gerakan tarian dasar Ballet.“ bagaimana apakah kalian sudah bisa pelan pelan Gerakan dasar balletnya?” tanya ku pada mereka.“ mmm belom kak…” ujar salah satu dari mereka“ oh aku punya ide…. Sini, kalian semua duduk di sini melingkar…aku pegang absen kalian, nanti yang ak
CHAPTER 2PERFECTWaktu persiapan untuk perlombaan menyanyi dan penilaian pentas Ballet sama yaitu 1 bulan. Waktu dan tenaga sama sama terkuras habis. Sesungguhnya aku tidak ingin mengikuti penilaian Ballet. Hanya saja, entah darimana Ibu mengetahui akan ada penilaian ballet, dimana dalam penilaian itu jika aku bagus dalam membawakan tarian, maka aku akan di kirim ke Prancis.Ibu sudah mewanti wanti kalau aku harus bisa lolos dalam babak penilaian penentuan. Terlebih lagi Ibu sudah terbayang bayang kalau aku akan pentas di Prancis dan di tonton oleh jutaan orang banyak.Hal itu sudah pasti menjadi impian Ibu sejak dulu. Terkenal dan di kenal oleh siapapun. Meskipun bukan dari bakat yang dimiliki oleh ibu, tapi ibu sudah cukup puas memiliki anak seperti ku yang memiliki segudang bakat.Dari dulu, ibu selalu memasukkan ku ke dalam berbagai kursus seni bakat, baik itu seni Lukis, seni music, seni olah vocal sampai seni tari. Memang banyak sekali manfa
Terdengar dari kamarku, suara ramai dari arah ruang makan. Ibu, Kakak, dan adik adikku sedang berbincang dengan Yangti.“lho B’tari mana nduk?” tanya Yangti kepada adikku Jenar“Mba lagi shalat sebentar, nanti juga turun.”“Mama sudah dahar belom?” tanya Ibu kepada Yangti“siang belom…”“ya sudah kalau gitu Mama dahar dulu, setelah itu ngajarin B’tari.” Ucap Ibu“iya boleh.”Usai Sholat, aku langsung ke bawah menuju ruang makan dan berkumpul bersama Ibu,Kakak, Adik adikku dan juga Yangti.“Yangti…”sapaku“eh..udah selesai sholatnya tah nduk?” tanya Yangti“iya udah …”“kamu ngikut lomb aopo toh nduk?”“lomba nyanyi, jadi yang ngadain dari label music, nah mereka lagi mengadakan lomba khusus untuk anak anak sekolah.”“lomba nya group atau solo?”
Latihan berlangsung hingga sore menjelang…“Latihan untuk hari ini , sampe di sini dulu ya nduk…besok kita teruskan lagi, nanti eyang ajari tehnik menggunakan hidung.”“iya eyang..Tak lama kemudian, Bapak pulang dari kegiatan olahraga nya.“ lho ada Mama…”ucap Bapak“eh kamu baru pulang tah?” tanya Eyang kepada Bapak.“iya ma…, aku capek…mau mandi dulu ya.” Ucap Bapak acuh“ iyo Jan…” jawab Eyang sambil menganggukKu lihat raut muka Eyang yang sedih karena, Bapak sepertinya tampak acuh sekali melihat kedatangan Eyang.“Eyang ayo istirahat dulu di kamar B’tari..”kataku sambil menggandeng dan menuntun Eyang ti menaiki tangga menuju kamar.“Eyang mau mandi duluan atau B’tari yang mandi?”“B’tari dulu saja yang mandi, Eyang mau rebahan dulu…punggung Eyang pegel nduk.&rdqu
“waaahhh Yangti keren ih…ngajarin nyanyi begitu, berarti kan harus menjaga kualitas suaranya kan ya?” tanya Jenar“oh iya itu harus dek…makanya Yangti selalu makan kencur, untuk menjernihkan suara, Latihan pernapasan, minumnya air putih, terus selalu olahraga juga.”“ keren iiihhh…”balas JenarYangti kalau menurut kakak kakak dan adik adik Bapak, beliau adalah seorang penyanyi pada masanya, dia juga sempat sekolah music, maka tak heran jika bakatnya itu menurun ke anak anak laki lakinya dan menurun juga ke kami, anak anak Bapak.Bagi bapak, semua anak anaknya harus bisa dan mahir dalam memainkan alat music, serta melek akan not balok. Tidak boleh tidak. Lalu bagaimana dengan bakat menariku, apakah itu juga berasal dari bakat keluarga yang menurun?Tidak…, bakata menariku ini di karenakan saat itu, Bapak melihat sepupunya sedari kecil sudah belajar balet, serta tarian tradisional yang lain. Oleh
“biariiiinnn…dariapda waktunya terbuang percuma, kan kalo lo jadi tinggal berangkat terus udah gitu lo drop Yangti, abis itu kalo nggak jadi juga tinggal berangkat sama Yangti juga lo temenin dia.”Selesai Mas Rama Mandi, teman temanya masih juga belum membalas pesan textnya. Ia kemudian berpakaian dan mengajakku untuk sarapan bersama.“B’tarii…lo udah makan belom?” tanya Mas rama dari luar kamarku“ kenapa? Sebentar…”jawabku sambil membuka kan pintu kamarku untuknya“ lo udah makan belom?” tanya Mas Rama Kembali“ belom, tadi gw bangun tidur terus langsung mandi, kerjain tugas terus di suruh Yangti bangunin lo deh.” jawabku“yaudah temenin gw makan yuk….”ajak Mas Rama“iya sebentar, gw sekalian ajak Yangti sarapan dulu.”“ok kalau gitu, gw tunggu di ruang makan ya.”“ hooh…”balasku.Mas Rama melangkah menuju ke ruang makan, sementara itu aku melihat Yangti yang tak sengaja tertidur saat menonton Tv. Aku pelan pelan membangunkannya.“Yangti…..yangti…