Share

bab6,part6: penari

“ hebat apanya? Biasa aja ah, malah aku iri lho sama kehidupan kalian yang nggak perlu ada Latihan nari, Latihan ballet, Latihan piano dsb. Capek aja gitu aku tuh.” Curhatku mengenai masalah letihnya aku yang menjalani kegiatan ini.

“ ya memang kita semua banyak ngiri nya ya…justru orang tua kita juga ngiri sama kamu, karena kamu tuh banyak prestasinya, juara dimana mana.”

“iya sih, yang penting kita bersyukur aja atas semua nya ini B’tari. Insya Allah segala Lelah mu menjadi lillah untuk orang tua.”

“ ammiiiinnnnn…” ucap kami bertiga.

“ untuk kalian semua yang belum selesai melukis di tanah litany bisa di selesaikan sekarng juga ya, saya akan tunggu sampai selesai.” Ujar guru seni rupa kami, Ibu Tiwi

“ waduh punya ku belum selesai nih…” ucap Indah

“ sama aku juga, tungguin ya ndah..” sahut Maya.

“ ayo kalian berdua selesaikan dulu gih.” Perintah Bu Tiwi

“ iya bu…ini sedang kami selesaikan.”

“ B’tari, punya kamu tinggal finishing saja, sini ibu bantu.”

“siap bu.”

“kriiinnnggggg….”bunyi bell sekolah Sudah berdering, saatnya untuk pulang sekolah. Aku menunggu Mas Rama untuk pulang bareng di lobby sekolah.

“B’tari yuk pulang.” Ajak Mas Rama

“ yaudah ayo…”

“laper gw nih, dari istirahat nggak makan.”

“ sama..emang lo pikir gw udah makan gitu?”

“ emang lo tadi nggak di kasih uang jajan sama ibu?” tanya mas Rama

“ nggak…”

Kami berdua pun pergi menuju parkiran motor.

“ eh bapak jadinya berangkat sendiri atau sama ibu ya?”

“entah…gw juga kurang tau, kan semalem kita ninggalin ibu di ruang makan..”

“ yaudah pulang yuk ah, kali aja yu’ti udah masak.” Ucap Mas rama

Mas Rama memanaskan mesin motor Vespa nya sebentar, lalu kita pulang ke rumah. Selama dalam perjalanan pulang, Mas Rama benar benar sudah tidak bisa berkonsentrasi lagi, lantaran cacing cacing yang ada di perutnya sudah mengadakan konser rock n roll.

Setibanya di rumah, kami mendapati bapak dan ibu yang baru saja akan berangkat pergi.

“ lho pak, kirain sudah bernagkat dari tadi pagi.” Ucapku dengan heran

“ nggak tadi pagi bapak ke kantor dulu, mengambil beberapa dokumen yang dibutuhkan.”

“ ooohh, terus ini pesawatnya yang jam berapa?” tanyaku Kembali

“ jam 4 sore…oiya ini ATM bapak, kamu pegang ya nduk.” Ucap bapak seraya memberikan kartu ATM dari dompetnya

“ buat jaga jaga, kamu sama sodara sodara kamu, kalau ada apa apa telfon bapak ya. Cepet simpen, jangan sampai ketahuan sama ibu kamu. Ini buat kamu”. Kata bapak Kembali.

Ku lihat Ibu yang masih saja sibuk mondar mandir memanggil Yu’ti untuk membantu mengangkat beberapa koper miliknya ke mobil. Akupun segera meletakkan kartu ATM dari bapak di dalam dompet.

“B’tariiiii….” Teriak ibu dari dalam kamar

“B’tariiii…….” Teriak ibu Kembali

“ daleeemmmmmm” aku menyahut panggilan ibu.

“ udah sana kamu di panggil sama ibu. Inget yaa jangan sampe ketahuan kartu ATM ini.”

Aku pergi ke dalam memenuhi panggilan ibu

“ daleeemmmmm….”

“ nih uang kamu selama satu minggu.” Ucap Ibu smabil mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. Ibu mengeluarkan uang sekitar 2.500.000 untuk keperluan selama seminggu

“cukup kan 2,5 juta sampai seminggu?” tanya Ibu

“ ini udah termasuk sama uang jajan kita berempat bu?” tanyaku Kembali

“ iya ini udah sama uang jajan kalian berempat, terus sama uang belanja selama seminggu juga.”

“mmmmm, ibu yakin ngasihnya segini?” tanyaku Kembali dengan rasa heran

“iya emang kenapa sih? Pokoknya ini nggak mau tahu harus cukup, untuk jajan sama makan selama satu minggu. Terserah kamu mau ngebaginya gimana.”

“mmmmm iya deh, nanti akua tur dulu gimana.”

“ nah iya emang harus begitu.”

“ yu’ti mengko uang belanjane nyuwon nang mba b’tari wae yoo…”

“ injeh bu…”

“ wes yooo tak berangkat karo bapak, titip arek arek yo yu…” ucap ibu kepada Yu’ti yang meminta untuk menjaga dan menitipkan kami pada nya.

“ iya bu hati hati yaaa…” ucap yu’ti

Bapak dan ibu pun berangkat menggunakan mobil BMW seri terbaru berwarna putih. Mereka pergi diantar oleh pak Ujang menuju bandara.

“ kryuk kryuk…”suara cacing dalam perutku sudah mulai aksi protes nya kembalil meminta untuk segera di isi makanan

“yu…masak apa?” tanyaku pada yu’ti

“ itu mba…iyu masak sayur asem sama ikan asin jambal tahu tempe goreng sama sambel.”

“ ku lihat di meja makan sudah tersisa sangat sedikit sekali.

“ini siapa yang belom makan?” tanyaku

“ tinggal mba doang kok yang belom makan, semua udah pada makan…mas Rama sama mas Balarama udah, mba Jenar juga udah…”

“oh gitu oke…”

“ mba lo nanti latian nari jam berapa?”

“ jam 4 sore, kenapa?”

“ yaudah gw anterin, soalnya gw mau ada kerja kelompok.”

“ terus nanti gw pulangnya gimana?”

“ ya nanti lo kabarin gw aja lo pulang jam berapa.”

“ iya…”

Uang yang diberikan oleh ibu 2,5 juta. Bagiku ini adalah hal yang sedikit membuat pusing, karena aku “dipaksa” untuk harus bisa mengatur keuangan unuk pengeluaran rumah dan juga untuk jajan kakak dan adik adikku.

Selesai makan, aku mulai membagikan uang tersebut dalam post pengaturan keuangan yang ku buat sendiri. Di bantu yu’ti, aku membagi bagikan uang tersebut.

“ yu’ ti mmm kira kira buat belanja seminggu berapa?”

“ tergantung mba nya mau masak apa?”

“mmm jadi kalau gitu kita bikin jadwal menu makanan selama seminggu ya, masa kapa selama seminggu..”

“ iya mba bener, baru setelah itu bisa di perinci mba.”

“ masaknya yang murah aja tapi bisa cukup untuk orang banyak dan juga bisa untuk sampai besok pagi, maksudnya kalao misalnya masak untuk sore ini, ya kalau bisa sampe besok pagi.”

“ ya bisa sih mba begitu, tap ikan mba tau sendiri, kalau mas Rama sama mas Balarama kalau makan nggak kira kira bisa smape 3 piring gitu kalau lagi kelaparan.”

“ yaudah yu… untuk seminggu aku kasih 1 juta dulu yaa…, soale aku juga harus membagi sisanya ini.”

“ iya mba...”

Selanjutnya aku pun membagi sisa uang ini untuk kami berempat…

“ 1,5 dibagi 4 hasilnya 375 …, ng… kalo gitu jangan di kasih semua deh, nanti malah pada boros.

Tak terasa memposting semua uang yang di berikan oleh Ibu membuat waktu yang berjalan begitu cepat. Waktu Sudha menunjukkan pukul 3, artinya aku sudah harus bersiap siap untuk berangkat Latihan tari ballet.

Ku lihat dulu di agendaku, apakah ada tugas rumah atau ulangan atau tidak. Lalu ku persiapkan lagi baju dan sepatu ballet ku. Selesai siap siap, aku mencari adikku Balaram untuk berangkat Bersama.

“ huft benar benar hari yang melelahkan, belum lagi aku harus berlatih untuk lomba menyanyi dan bermain music nya.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status