LOGINIris menatap Easton dengan terkejut karena nada bicara Easton yang keras dan tegas menolak Emberly. Hukankah Emberly kekasihnya? Kenapa dia bicara dengan nada seperti itu.Iris juga refleks melirik Emberly dan melihat kekasih Easton itu melotot padanya. Iris segera menundukkan wajah, seakan tidak peduli apa yang tengah mereka perdebatkan, meski ia penasaran.Wajah Emberly memerah dan ia tampak kikuk. Emberly memaksa tersenyum namun diam-diam mengembuskan nafas geram. Ia lalu membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu, namun Easton mendahuluinya.Kali ini suara Easton terdengar jauh lebih lembut. “Meeting itu sangat penting, Emberly. Itu sebabnya, aku meminta kamu yang mengaturnya, memastikan semua berjalan dengan baik.”Mendengar suara Easton yang berubah lembut saat berbicara dengan Emberly, Iris tertegun.Mungkin tadi Easton hanya lepas kendali, karena ternyata dia sangat lembut memperlakukan Emberly. Tidak seperti cara bicara Easton terhadap nya, pikir Iris.Di lain pihak, bibir
“Saya tidak mengerti,” ujar Julian sambil geleng kepala. “Apa lagi yang kamu lakukan kali ini, Miss Villar?” Julian menatap Iris meminta penjelasan singkat. Karyawan magang yang satu ini kerap bersinggungan dengan stafnya yang lain. Tetapi kali ini CEO yang memanggilnya. Masalah apa yang dia buat?“Saya—saya…” Iris gelagapan. Tidak tahu apa yang akan ia katakan. Sepertinya Easton mempermasalahkan kejadian kemarin, tetapi bagaimana mungkin ia memberitahu orang lain apa yang terjadi?“Ya sudah! Apa pun yang kamu lakukan, sekarang pertanggung jawabkan sendiri! Tapi ingat, jangan bawa-bawa nama saya!” Julian yang tidak sabar mendengus kasar.Seruan Julian sontak membuat semua yang ada di sana menoleh. Mereka berbisik-bisik membicarakan Iris, memgatakan jika Iris pantas mendapatkan hukuman atau masalah karena perbuatannya.“Rasakan! Itu akibatnya kalau tidak tahu diri!”“Baru juga magang, sudah bertingkah macam-macam. Sukurin!”Padahal mereka tidak tahu pasti apa yang terjadi, namun beras
Setelah keluar dari kantor Easton, Iris memutuskan untuk pulang.Menyadari apa yang ia lakukan terhadap Easton, Iris merasa ia tidak akan punya kesempatan untuk magang di kantor itu lagi. Apalagi ia sampai memukul CEO perusahaan itu. “Kok jam segini sudah pulang, honey?” Grace—ibu Iris bertanya.Iris terkejut, tidak menyangka akan bertemu Grace di rumah. Ia pikir ibunya itu masih berada di kantor. “Iya mom. Atasan di kantor membolehkan aku pulang lebih cepat karena… sudah seminggu ini aku—lembur terus.” Iris beralasan. Ia tidak ingin ibunya tahu apa yang terjadi.Selama ini Iris selalu menutupi apa yang terjadi di kantor dari kedua orang tuanya. Ia tidak ingin mereka berdua khawatir dan justru memperburuk hubungan mereka dan Easton.“Benarkah?” Grace mengetahui Iris sering pulang terlambat belakangan ini, namun melihat ekspresi wajah Iris, ia merasa ada sesuatu yang janggal.Grace mendekat sembari memperhatikan wajah putrinya itu. “Kamu terlihat pucat, honey. Apa kamu baik-baik saja
Dengan mata terpejam, Iris mengulet serta menguap dengan bebas.Rasanya enak sekali tidurnya kali ini.Setelah menarik nafas dan menghembuskannya, Iris membuka mata dan menatap langit-langit.Ada perasaan janggal saat ia menatap langit-langit yang sama sekali tidak familiar.Ia berkedip, mencoba memutar kembali memorinya dari sebelum ia tertidur cIa ada di ruangan CEO! Seketika Iris menyadari apa yang terjadi. Kedua mata Iris membelalak dan seketika itu juga melonjak dari sofa tempatnya berbaring dengan panik!“Akhirnya bangun juga.” terdengar suara maskulin dari belakangnya.Iris terdiam kaku. Tanpa melihat wujudnya, ia tahu persis pemilik suara itu.Perlahan ia berbalik badan dan menemukan Easton tengah duduk di kursi kerja, mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Pria itu tidak menoleh sama sekali dan terus bekerja menatap laptopnya, seolah Iris tidak ada di sana.Sikap Easton yang tidak mempedulikannya itu justru membuat Iris merasa semakin canggung dan kikuk.“Aku tidak sengaja—te
Selama ia tidak melakukan kesalahan, perusahaan tidak bisa mengeluarkannya. Mereka menandatangi perjanjian., terkecuali ia sendiri yang mengundurkan diri. Ketiga orang itu saling bertukar pandang, dan Jessi yang lebih dahulu tertawa sembari berjalan mendekat. “Kalau begitu, kamu nikmati saja masa magangmu di sini… itu—kalau kamu sanggup…” Setelah mengatakan itu, mereka berjalan melewati Iris, dengan sengaja menyenggol bahu gadis itu dengan kasar. Mereka tidak bisa mengintimidasinya! Dan Iris bertekad untuk tidak mau mengalah kepada mereka! Siang hari setelah makan siang, Iris diberi tugas untuk menemani software engineer untuk mengecek jaringan di ruangan kantor CEO. Rupanya ada masalah dengan jaringan komputer di kantor Easton dan tadi pagi Vincent meminta engineer dari perusahaan provider untuk mengeceknya. Tidak bisa menolak, Iris pergi ke kantor CEO menemani engineer itu.Saat ini, Iris berada pada tahap tidak lagi berusaha untuk menemui Easton. Malah, ia berharap untuk tida
“Miss Villar, aku tidak tertarik berbicara apa pun saat ini. Apalagi jika ini menyangkut pria tua itu!” ujar Easton sambil berdiri, lalu memasukkan kedua tangannya di kantong celana. Iris menggeleng. “Bukan, ini bukan tentang Dad— maksudku Papamu…” balas Iris sambil melirik Emberly, berharap dia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Easton mengangkat satu alisnya, seakan dia ingin tahu apa yang akan Iris katakan. “Mr. Sinclair, ini mengenai kerja magang saya. Bisakah—” Belum selesai Iris bicara, tiba-tiba saja terdengar bunyi panggilan telepon. “Ya?” Easton mengangkat panggilan itu sembari ia menatap karyawan magang di hadapannya. Iris terpaksa menunggu. Jujur ia tidak berani menyela percakapan telpon Easton, meskipun mereka tengah berbicara saat panggilan itu masuk. “Siapkan mobil, aku segera ke sana!” ucap Easton pada lawan bicaranya di telepon sebelum dia mulai melangkah. Apakah dia mau pergi? Easyon tidak boleh pergi! Mereka belum selesai bicara! Iris menjadi pani







