Home / Romansa / Satu Miliar Untuk ART / Bab 7. Mulai Terkuak

Share

Bab 7. Mulai Terkuak

Author: UmiPutri
last update Last Updated: 2025-04-04 18:11:57

"Eh, iya Mas," wajah Belda terlihat panik, saat melihat kedatangan Alex suaminya. Dia buru-buru bangkit dari tempat duduknya. Seorang pria tampan yang duduk di hadapan Belda menatap ke arah Alex. Belda langsung berjalan mendekati suaminya.

"Siapa laki-laki itu?" Tanya Alex sambil menatap tajam ke arah pria yang duduk di hadapan Belda.

"Dia, eh, anu, dia. Oh ya, temanku Mas," jawab Belda gugup.

Alex menautkan kedua alisnya heran, hatinya mulai curiga dengan jawaban Belda yang terlihat gugup. 

Pria itu langsung bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan mendekati Alex, dia tersenyum ramah sama Alex.

"Kenalkan, saya sahabatnya Belda. Kebetulan kami bertemu di sini, kerjaan Saya seorang fotografer," si pria itu mengulurkan tangannya. 

Alex terlihat ragu-ragu mengulurkan tangannya, selalu menyambut uluran tangan pria itu, sambil menyebutkan namanya. 

"Alex, suaminya Belda."

"Perta, Perta Cristian."

"Mari kita duduk-duduk dulu, Belda belum selesai pemotretannya," Perta mengajak Alex untuk duduk. 

"Iya Mas, ayo kita duduk," imbuh Belda.

Akhirnya Alex dan Perta duduk, sedangkan beda bersiap-siap kembali untuk pemotretan. 

"Anda seorang pengusaha ya?" Perta mulai membuka obrolannya. 

Alex cuma menganggukkan kepala, matanya tak lepas dari Belda yang sedang memakai make up. 

"Belda, istri anda itu orangnya sangat profesional. Dia adalah foto model terbaik di agensi kami. Pokoknya agensi kami jadi ramai sejak Belda masuk," ucap Perta.

"Oh," jawab Alex singkat. 

Perta mengela nafasnya dalam-dalam. " Benar apa yang dikatakan Belda, kalau suaminya itu kaku, tapi Dia seorang pengusaha sukses. Padahal aku dan Belda....." Gumam Perta dalam hati.

"Sejak kapan kalian bersahabat?" Tanya Alex tiba-tiba. 

"Sejak SMA dulu, Saya dulu tinggal di Indonesia. Tapi ketika kuliah saya langsung tinggal di sini. Paris memberikan masa depan yang cerah bagi hidup saya, di sini kan kota mode. Saya ambil kuliah di bidang fotografer. Dan inilah hasilnya, saya sering dipanggil untuk memotret para model terkenal di dunia," panjang lebar Perta menjelaskan sama Alex. 

"Oh ya, saya bergerak di bidang bisnis. Betulan perusahaan saya membuka cabang di Paris, saya bertemu dengan Belda di sebuah acara pertemuan para pengusaha. Dia datang bersama teman saya, di sanalah saya mulai jatuh cinta sama Belda, sampai akhirnya saya melamar dia untuk menjadikan pendamping hidup saya," Alex sedikit menceritakan tentang pertemuannya dengan Belda.

Perta menatap ke arah," padahal aku tahu semuanya Alex, dan aku tahu kenapa Belda meninggalkanku, hanya karena dia ingin menikah dengan kamu, pria kaya raya," celoteh Perta dalam hati.

"Kenapa sewaktu kami menikah kamu tidak datang?" Tanya Alex, yang mulai akrab dengan sahabat istrinya. 

"Oh, waktu itu kebetulan ada saudaraku yang meninggal dunia, jadi aku tidak sempat datang ke Indonesia," jawab Perta berbohong. 

Sebenarnya Perta waktu itu benar-benar kecewa, dengan keputusan Belda menikah dengan Alex. Waktu itu karir Perta belum seperti sekarang ini, dirinya hanya menjadi seorang asisten fotografer. Tapi sekarang kehidupan Perta jauh berbeda. 

"Turut berduka cita," ucap Alex.

Belda melihat suami dan sahabatnya sedang asyik ngobrol, hatinya merasa tenang. Lalu mengedipkan mata sama Perta, dan sahabatnya itu langsung mengerti. 

Tiba-tiba ponsel Alex berbunyi, terlihat dia menggeser tombol hijau, dan menerima telepon, ternyata kolega bisnisnya mengajak bertemu karena ada yang harus dibicarakan. 

Alex terlihat menganggukkan kepalanya, lalu segera menutup ponselnya.

"Bisakah anda mengantar istri saya pulang?" Tanya Alex. 

"Lho, memangnya ada apa dengan anda?" Perta balik nanya, padahal hatinya bahagia. Kesempatan untuk berduaan dengan Belda cukup terbuka lebar. 

"Saya ada urusan bisnis, barusan kolega bisnis saya telepon, dia minta bertemu dengan saya," jawab Alex. 

"Apakah Anda percaya sama saya?" Tanya Perta sambil terkekeh. 

"Saya percaya sama anda, karena anda sahabat istri saya, pasti tidak akan macam-macam kan," jawab Alex sebenarnya. 

Hati Perta mendengar perkataan macam-macam dari bibirnya Alex.

"Baiklah, Saya akan mengantar istri anda pulang," ucap Perta.

Alex langsung bergegas bangkit dari tempat duduknya, lalu buru-buru melambaikan tangan sama Belda.

Betapa senangnya hati Perta, setelah pemotretan selesai, tentu saja Perta leluasa untuk berduaan dengan Belda. Sebuah kamar hotel yang mewah sudah dipersiapkan sebelumnya, mereka berdua akan menikmati kebersamaan setelah Belda membereskan pekerjaannya. 

Pantas saja, Belda memaksa sama Alex untuk pergi ke Paris, kebetulan waktu itu Alex juga banyak pekerjaan yang harus diselesaikan di Paris. 

Padahal Alex sudah menyarankan, membawa bayi mereka bersama dengan Nilam.

"Kalau bayi kita dibawa, masih tetap merepotkan Mas, kamu tahu sendiri kan aku setelah pulang bekerja, tidak mau diganggu sama tangisan bayi. Yang tentunya membuat kepalaku pecah," tolak Belda waktu itu. 

Alex yang sangat bucin sama Belda, langsung menyetujui permintaan istrinya tercinta. Entah kenapa Alex sangat mencintai Belda, apapun permintaan Belda pasti diturutinya. 

Sampai-sampai bayi Mereka dititipkan sama asisten rumah, yang baru beberapa bulan bekerja. 

"Kasih saja uang 1 miliar, hitung-hitung kita menitipkan anak, lagian aku malu harus mengakui bayi itu sebagai, mana sudah cacat penyakitan lagi. Daripada kita menaruhnya di panti asuhan, baik di asuh sama pembantu kita. Uang satu miliar itu bisa buat bekal mereka di kampung," saran Belda.

Lagi-lagi Alex menjadi usul istrinya, walaupun hati kecilnya bertentangan. Padahal sebenarnya Alex menginginkan seorang bayi laki-laki, walaupun dalam keadaan cacat dan penyakitan. Toh dokter mengatakan bisa disembuhkan penyakit yang diderita bayinya. 

"Suamiku pergi ke mana?" Tanya Belda saat selesai pemotretan, Belda terlihat duduk di samping sahabatnya, Belda menyandarkan kepalanya di bahu Perta, sedangkan Perta langsung mencium punggung tangan Belda berkali-kali.

"Katanya ada urusan bisnis, dan tidak tahu pulangnya jam berapa. Berarti......" Ucapan Alex tidak dilanjutkan. 

"Aku...." Belda membisikan sesuatu sama Perta.

Lalu mereka berdua bergegas bangkit dari tempat duduk dan menuju mobil yang terparkir di basement gedung, tadi Belda mengambil pemotretan di atas gedung. 

Dan, entahlah apa yang terjadi selanjutnya dengan mereka berdua. Hanyalah Belda dan Perta yang tahu. 

Jam 11.00 malam, Alex datang ke apartemennya. Wajahnya terlihat lelah, setelah bertemu dengan pengusaha tadi. Karena banyak sekali urusan bisnis yang harus dibicarakan. 

Alex merasa heran karena lampu apartemen masih belum nyala. " Apakah Belda belum pulang?" Tanya Alex dalam hati. 

Lalu tangan Alex memijit tombol, kode untuk membuka pintu. Dan benar saja, lampu ruangan masih terlihat padam, suasana gelap gulita di dalam apartemen itu. 

Apartemen yang super mewah, dengan harga yang membuat mulut kita menganga. Perabotan isi apartemen itu harganya membuat kita geleng-geleng kepala. 

Alex langsung duduk di atas sofa yang empuk, dia membuka jaketnya, hatinya bertanya-tanya terus kenapa sampai jam 11.00 malam waktu setempat Belda belum pulang dari pekerjaannya. 

Ponsel yang ada di saku celana, langsung diambil sama Alex. Terlihat kedua alis mata dia saling bertautan, karena melihat seseorang mengirimkan gambar. 

"Apakah ini istri anda tuan Alex?_____"

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 70. Tamat

    Dikarenakan keluarga Tuan Alex sudah terkumpul, Belda dan Mira bergegas berpamitan meninggalkan rumah sakit. Karena mereka berdua merasa tidak enak, lagian mungkin Zahrani sudah menunggu terlalu lama di salon itu. "Ternyata Nilam hatinya benar-benar mulia Belda, tidak sia-sia kamu mempercayakan Nizam sama Nilam, aku yakin Nilam akan menjadi Ibu yang baik bagi anakku," ucap Mirna dalam perjalanan menuju salon. "Iya, hatiku sekarang tenang dan lega. Apalagi melihat Nizam tadi tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat, aku benar-benar tenang Mira," ucap Belda."Bersyukurlah kamu, anakmu berada di lingkungan yang sangat menyayangi dirinya, kamu terus mendoakan Nizam, agar anakmu bisa berhasil sampai suatu saat nanti, dan bisa membuat kamu bangga," ucap Mira.Tak lama kemudian mobil tiba di salon, setelah memarkirkan mobil, keduanya keluar dan langsung masuk ke dalam salon. Mata Belda dan Mira terbelalak melihat perubahan pada diri Zahrani. "Masya Allah, wowwwww, ini benar Zahrani kan?"

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 69

    "Ngapain kamu datang ke sini Belda?" Tanya Nyonya Arimbi tiba-tiba. "Mah," panggil Nilam dengan lemah lembut, Nilam tidak ingin terjadi keributan antara Nyonya Arimbi dan Belda. "Mbak Belda datang ke sini hanya ingin ketemu dengan anaknya mah, kasihan Mbak Belda. Apalagi dia sedang sakit, tolong ya mama," ucap Nilam kembali. Belda langsung berdiri walaupun hatinya terasa rapuh berhadapan dengan mantan mertuanya. Lalu dia meraih tangan Nyonya Arimbi. Tiba-tiba air mata Belda jatuh di atas punggung tangan Nyonya Arimbi. "Bagaimana kabar nyonya?" Tanya Belda dengan penuh hormat, kan dia tidak berani memanggil Nyonya Arimbi dengan sebutan mama. "Baik," jawab Nyonya Arimbi dengan ada ketus. "Nyonya," Mira ikut mencium punggung tangan ibunya Tuan Alex.Nyonya Arimbi bukannya ikut duduk, setelah bersalaman dia lalu pergi ke ruang dapur, entah apa yang dilakukannya, karena memang sudah kebiasaan, kalau datang ke rumah Nilam, pasti Nyonya Arimbi langsung makan. Beliau selalu mengatakan,

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 68

    Belda melihat seorang anak kecil berlari-lari ke arah seorang wanita cantik, yang tak lain wanita itu, Nilam. Yang sudah dianggap sebagai ibu kandung oleh Nizam yang berusia 3 tahun. Ada perasaan nyeri yang menjalar di hati Belda, saat anak kandung sendiri memanggil ibu sama wanita yang bukan ibu kandungnya."Nizam," desis Belda sambil menatap nanar keduanya, mana Nizam tampak tertawa-tawa dalam pelukan Nilam."Itu Nizam sama Nilam kan?" Tanya Mira sambil menatap ke arah mereka berdua.Belda langsung menganggukan kepalanya, tak terasa air matanya menggenang di pipi, ternyata pemandangan yang ada di depannya membuat hatinya terasa perih."Ayo kita cepat ke dalam, pasti Nilam akan mengizinkan kamu bertemu dengan anaknya sendiri," ajak Mira.Mobil Mira langsung bergerak menuju pintu gerbang rumah tuan Alex. Pintu gerbang besi yang menjulang tinggi, si sopir langsung menyembunyikan klakson, tak lama yang terlihat seorang satpam berlari ke arah pintu gerbang. Yang membuka pintu gerbang l

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 67

    "Kenapa? Kamu kaget tentunya Mira, kamu tahu kan tadi yang membawa makanan dan minuman ke sini? Itu Zahrani namanya, Dia asisten rumahku, wajahnya cantik kan? Tubuhnya tinggi semampai, cuma anak itu tubuhnya tertutup dengan gamis lebar, aku melihat rambut dia juga sangat terlihat indah," ucap Belda."Oh, anak yang tadi rupanya ya, tapi apakah dia bersedia?" Tanya Mira. "Menurut aku pasti dia bersedia, dan aku tahu dia itu seorang pekerja keras, dia bahkan mau menjadi asisten rumah di sini, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dia tinggal berdua bersama ibunya, rumahnya juga tidak jauh dari sini," ucap Belda.Zahrani memang bercerita tentang kehidupan dia waktu itu. Belda ingin mengangkat derajat Zahrani, dia harus menjadi seorang foto model walaupun dengan pakaian tertutup. Karena sekarang banyak pakaian model muslimah yang sedang ngetrend."Baiklah besok aku akan menghubungi temanku, tolong dandani Zahrani sedikit ya, wajahnya kelihatan fresh, atau aku bawa ke salon saja, bia

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 66

    Panggilan Karin terhadap Perta, langsung bunyi tak perhatian para karyawan yang akan masuk kerja. Hampir semua para karyawan mendengar panggilan itu, mereka menautkan kedua alisnya heran. "Kok bu Karin, panggil Pak Petra dengan sebutan Mas? Ada apa di antara mereka ya?" Tanya salah seorang karyawan sambil berbisik."Jangan-jangan mereka ada hubungan spesial, tapi sudahlah kita jangan banyak bicara. Kamu tahu sendiri kan Karin itu siapa? Dia adik bos perusahaan kita, kalau kita terus saja membicarakan dirinya, bisa-bisa kita dipecat dari perusahaan ini, ayo kita masuk," ucap karyawan itu. "Mas, Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Karin, karena Karin merasa wajah Perta sedikit keruh. "Sewaktu kita pergi ke puncak, rupanya ada seseorang yang sengaja mengirimkan foto ke istriku," ucap Perta."Hah! Yang benar saja kamu bicara! Masa sih ada yang berani mengirim foto kita berdua," tukas Karin tidak percaya. Walaupun sebenarnya dalam hati Karin dia merasa bahagia, seandainya Belda tahu, te

  • Satu Miliar Untuk ART    Bab 65

    "Darimana kamu Mas?" Tanya Belda sambil menyalakan lampu ruang tengah. Belda menyipitkan matanya, karena melihat rambut Perta sepertinya habis keramas. Perta langsung terperanjat, saat melihat istrinya sudah berdiri di ruang tengah, padahal sewaktu masuk tadi, ruangan masih gelap gulita. Wajah Perta langsung terlihat pucat pasi. "Haruskah aku mengulangi kembali pertanyaanku?" Tanya Belda sambil menatap tajam ke arah suaminya. Buru-buru Perta menguasai keadaan, lalu berkata sama Belda, " aku habis ada urusan kantor dari luar, aku habis menemani si Bos untuk bertemu dengan klien, Maaf aku pulang terlambat," ucap Perta."Oh, ya? Bertemu dengan klien sampai dini hari begini? Memangnya klien itu cukup penting ya? Kenapa bertemu dengan klien, rambut kamu basah seperti itu? Habis keramas sama klien ya?" Kembali Belda menyindir suaminya. Perta seketika langsung tersentak, wajahnya terlihat tegang. Dia buru-buru menghindar dari Belda, anehnya lagi Perta masuk ke dalam kamar yang satunya, b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status