Ray Wish Jenggala memutuskan untuk mengikutinya lagi.
Tampak Yongki Yamato langsung menerjang masuk ke sebuah ruangan dengan nama Jordan Saturnus Jr. yang tertempel di pintu. Pintu ruangan dibiarkannya menganga begitu saja sehingga Ray Wish Jenggala berkesempatan menguping pembicaraan yang tengah terjadi di dalam.
“Katakan apa maksudmu dengan ini!” Yongki Yamato menaikkan nada suaranya sembari melemparkan koran hari itu ke meja kerja Jordan Saturnus Jr.
Jordan Saturnus Jr. melirik headline berita di koran itu sejenak. Isi berita memberi ucapan selamat kepada Jordan Saturnus Jr. karena telah berhasil mengeluarkan sebuah album baru dengan berisikan sepuluh lagu baru.
“Aku berhasil merajai tangga lagu Indonesia dengan single terbaruku yang berjudul Angin dan Matahari. Seharusnya kau memberiku ucapan selamat juga dong…” Jordan Saturnus Jr. menyodorkan sekaleng bir ke tangan Yongki Yamato. Tampak senyuman sinisnya yang menjijikan.
Kontan Yongki Yamato menyiramkan isi kaleng tersebut ke wajah Jordan Saturnus Jr.
“Aku begitu mempercayaimu selama ini! Tidak kusangka kau akan menusukku dari belakang! Diam-diam kau menghancurkanku dari belakang! Aku akan membongkar semua kedokmu! Aku akan membongkar semua kebohongan ini! Kita akan lihat kau masih bisa tertawa sambil berdiri di atas angin seperti sekarang ini atau tidak!”
“Kau hanya membantuku dalam menulis dan menciptakan kesepuluh lagu dalam album baru ini, Yongki! Camkan itu! Aku sudah memberimu bayaran yang setimpal! Kau sudah menerima kompensasi yang pantas. Kenapa kau malah marah-marah padaku begini! Kau sudah gila ya!” Jordan Saturnus Jr. mengelap wajahnya dengan selembar tisu.
“Sejak awal kau mengajakku bergabung dalam perilisan album baru ini karena kau melihat aku adalah seseorang yang bisa diperalat ya! Begitu kan!” Yongki Yamato meledak dalam tawa sinisnya sejenak. “Kau sudah salah menilaiku, Jordan!”
“Jadi… Apa yang akan kaulakukan sekarang?” tanya Jordan Saturnus Jr. dengan pandangan menantang. “Kau ingin membongkar semua rahasia ini kepada media? Kau memiliki bukti bahwasanya kau yang menulis dan menciptakan kesepuluh lagu dalam album ini?”
“Kau benar-benar yakin aku akan diam saja dan tidak berani bersuara?” tanya Yongki Yamato sekali lagi memberikan sebuah ketakutan ke dalam padang sanubari Jordan Saturnus Jr.
“Kau sama sekali tidak punya kuasa di perusahaan ini! Pamanku yang mendirikan perusahaan ini dan aku lebih berkuasa! Tentu saja pamanku akan lebih mempercayaiku daripada kau! Kau bukan siapa-siapa di sini! Kau tidak punya uang dan kuasa apa pun! Kau sudah bertengkar habis-habisan dengan ayahmu dan meninggalkan rumah guna mewujudkan ambisimu yang lemah nan tidak bertenaga ini! Kau tidak bisa menuntut apa-apa selain terima saja uang itu dan lanjutkan saja tugasmu sebagai salah satu pengarang lagu bayangan di sini!”
“Apa kau bilang?” Yongki Yamato tersentak kaget tatkala Jordan Saturnus Jr. menunjukkan taring-taringnya yang sebenarnya.
Tampak Jordan Saturnus Jr. tersenyum sinis kali ini. “Kenapa? Tidak suka? Kau bisa segera angkat kaki dari sini jika itu yang kaumau. Aku bisa menemukan banyak pengarang lagu lainnya yang jauh lebih bertalenta daripada kau dan tentunya bayaran mereka juga lebih murah.”
“Kau akan menyesal telah berurusan denganku!” kata Yongki Yamato dengan gigi-giginya yang bergemeretak.
Aku sudah membongkar seluruh isi apartemennya dan aku tidak menemukan salinan lagu-lagu itu lagi. Salinan aslinya saja sudah berada dalam genggaman tanganku sekarang. Kok dia tampak yakin sekali seolah-olah dia memiliki bukti yang bisa menjatuhkan aku? Haruskah… Haruskah… Haruskah kusingkirkan saja dia? Jordan Saturnus Jr. mulai merasa bimbang di dalam pikirannya.
“Kau mulai ragu?” tantang Yongki Yamato dengan sebersit senyuman sinisnya.
“Kau memang pernah masuk ke dalam apartemenku dan melakukan pembongkaran. Salinan asli lagu-lagu itu lenyap tak berbekas. Kau membuatnya seolah-olah terjadi pencurian di dalam apartemenku. Oke… Sejak awal aku memang sudah menduga kau adalah manusia yang serakah. Tidakkah kau berpikir aku sudah mempersiapkan sebuah langkah pencegahan?”
Jordan Saturnus Jr. kali ini benar-benar berkeringat dingin. Gantian gigi-giginya yang bergemeretak serta otot-otot leher dan wajahnya yang bergelugut.
“Kau mengancamku ya?”
“Kau yang duluan memulai permainan ini! Untuk menghadapi kelicikan, aku harus sepuluh kali lipat lebih licik bukan?”
“Masih ada salinan lagu-lagu itu padamu ya? Kau simpan di mana?” Sorot mata Jordan Saturnus Jr. terlihat mengancam.
“Kau kira aku akan memberitahumu? Aku simpan di suatu tempat yang sungguh tak kausangka-sangka!”
Kini tampak Jordan Saturnus Jr. tersenyum mengerikan. “Kau memang bandel dan tidak bisa dibilang ya! Oke… Jangan salahkan aku jika aku menggunakan cara lain untuk membungkam mulutmu itu!”
Mendadak saja Jordan Saturnus Jr. menekan sebuah tombol merah di atas meja kerjanya. Dari sebuah pintu di belakang meja kerjanya, muncullah para bodyguard berbadan tinggi nan bedegap. Tak ayal lagi, mereka langsung mengeroyok Yongki Yamato. Dalam sekejap, Yongki Yamato roboh ke lantai dengan darah merah segar yang menetes-netes dari mulut dan wajahnya. Beberapa pukulan dan tendangan terus didaratkan pada sekujur tubuh Yongki Yamato. Yongki Yamato hanya bisa terbujur tidak berdaya di lantai menerima serangan mematikan yang bertubi-tubi.
“Bagaimana? Masih ingin kaurahasiakan di mana kau menyimpan salinan lagu-lagu itu?” tanya Jordan Saturnus Jr. berlutut di depan Yongki Yamato yang kini tampak terbatuk-batuk parah dan muntah darah.
“Kau takkan menang semudah ini. Kau akan menerima ganjarannya. Kau berada di jalan yang salah dan kau takkan menang.” Kali ini, darah merah segar muncrat dan menodai sebagian kecil wajah Jordan Saturnus Jr.
Ray Wish Jenggala terperanjat bukan main menyaksikan adegan yang terjadi di dalam ruangan tersebut. Dia membelalakkan matanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangan supaya pekikannya tidak meluncur keluar.
Seorang anak buah Jordan Saturnus menyerahkan sebuah berita online kepada Jordan Saturnus. Jordan Saturnus membaca tulisan-tulisan yang tertera pada layar ponsel tersebut. Isi album baru Virgo Music Life karangan Jordan Saturnus Jr. dipertanyakan. Ditemukan salinan asli yang sebenarnya – ada 11 lagu di rumah pengarang lagu Yongki Yamato.
Kontan ponsel tersebut dicampakkan ke dinding dan hancur berantakan di lantai. Jordan Saturnus Jr. menjambak rambut Yongki Yamato dengan kasar.
“Kau mau bilang tidak di mana kausimpan salinan asli lagu-lagu itu! Kau serahkan ke aku hanya 10 lagu. Ternyata masih ada satu lagu yang kaurahasiakan dariku! Kau kira kau bisa melewati semua ini dengan aman tenteram!” Suara Jordan Saturnus Jr. meninggi dua oktaf.
“Takkan kuserahkan ke tangan seorang manusia tamak sepertimu! Kau sama sekali tidak cocok menjadi seorang seniman! Kau sama sekali tidak memahami dan menghargai seni!”
Jordan Saturnus Jr. memberdirikan Yongki Yamato dan mendaratkan tinju serta tendangan bertubi-tubi ke tubuh Yongki Yamato. Gantian para bodyguard Jordan Saturnus juga mendaratkan pukulan dan tendangan ke sekujur tubuh Yongki Yamato. Akhirnya, dengan satu tendangan telak dari salah satu bodyguard Jordan Saturnus, kepala Yongki Yamato membentur jendela kaca. Kaca hancur berkeping-keping di lantai. Tubuh Yongki Yamato perlahan-lahan melorot keluar jendela.
Pak Reynold berdiri di depan bola kristal peramal dan mulai mengajukan pertanyaannya, “Apa yang akan terjadi pada ketujuh pangeran Negeri Elemen di masa depan?” Begitu pertanyaan tersebut dilontarkan, mendadak saja bola kristal peramal mengeluarkan semacam kabut asap ke seisi ruangan kerja Pak Reynold. Kabut asap kian lama kian tebal dan akhirnya menghalangi jarak pandang Pak Reynold dan Rafael Sahah. Antara tersadarkan dan tidak, keduanya seakan-akan terlempar ke sebuah dunia yang benar-benar asing bagi mereka. Di dunia itu, mereka hanya bisa menyaksikan apa-apa saja yang terjadi, namun mereka tidak bisa menyentuh apa pun yang ada dalam dunia itu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang ada dalam dunia itu. Tampak seorang pemuda pertengahan dua puluhan sedang duduk sendirian di sebuah coffee shop. Coffee shop tersebut berada di tengah-tengah pusat kota yang ramai dan sibuk. Tampak sedikit antrean pembeli di bagian depan. Tampak ada beberapa pengunjung yang memilih menghabiskan
“Aku mengalami hari-hari yang buruk akhir-akhir ini karena sang dewa yang aku cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanku dan sama sekali tidak menghiraukan cinta dan perhatianku. Namun, melalui perjuangan-perjuangan Tujuh Pangeran selama ini, aku bisa belajar bagaimana mencintai diri sendiri dan menunjukkan cintaku yang tidak terbatas kepada dewa-dewi yang ada di sampingku. Sang dewa yang aku cintai akhirnya menyadari keberadaanku dan cintaku terhadapnya selama ini. Kemarin aku memberanikan diri menyatakan perasaan padanya dan dia menerimanya. Kami telah jadian sekarang. Terima kasih kepada Tujuh Pangeran atas segala motivasi dan semangat yang dipancarkan selama ini… Kami akan selalu menunggu kalian kembali…” kata salah seorang dewi junior yang lain, yang diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan riuh seisi auditorium.“Aku berkali-kali gagal ujian saringan masuk ke perguruan tinggi di Negeri Elemen sini. Setelah itu, pacarku juga memutuskan hubungan kami dengan alasan dia telah menc
Panglima Christian Aquila mendesah napas panjang dalam diam. Howard… Novi… Kini kalian sudah bisa tenang di sana. Ketujuh pangeran sudah tumbuh dewasa sekarang dan kelak pasti akan bisa menjadi tujuh raja yang arif dan bijaksana.“Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah dulu, Tujuh Pangeran. Rakyat Negeri Elemen ingin mengucapkan salam perpisahan secara langsung kepada Tujuh Pangeran,” celetuk Pak Reynold.Tujuh Pangeran saling berpandangan untuk sesaat. Mereka tersenyum penuh arti dan kemudian mengangguk mengiyakan.“Oke… Kita akan berpindah ke ruangan auditorium di lantai bawah…” tukas Josh santai.Satu per satu menteri dan staff kenegaraan tampak meninggalkan ruang rapat.***“Tujuh Pangeran akan berangkat ke alam brahma hari ini. Ketujuh putri yang menemani dan mencintai mereka pasti akan sangat sedih…”“Iya ya… Kasihan ya ketujuh putri itu… Apakah mereka bisa bertahan sampai dengan Tujuh Pangeran kembali ke alam dewa naga dan alam manusia nanti?”“Yang namanya c
“Apa itu?” tanya Yongki dan Ray Wish berbarengan.“Persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan kita tetaplah sama. Mungkin pada waktu 20 tahun mendatang, kita akan datang ke sini membongkar kotak kenangan ini bersama-sama dengan istri dan anak-anak kita. Iya nggak?” Junaidy menyeringai lebar.Keenam saudara yang lain juga tampak meringis lebar.“Dan aku akan bilang pada anak-anakku bahwa mereka memiliki enam paman yang sangat aku sayangi…” kata Vritz.“Dan aku akan bilang pada anak-anakmu dulu aku pernah beradu mulut dengan ayah mereka,” sahut Josh dan meledak dalam tawa ringannya.“Terserah apa yang mau kaubicarakan dengan mereka, Josh…” Vritz tampak meringis lebar. “Kurasa itu akan sangat menyenangkan… Kita datang ke sini membongkar kapsul waktu ini, mengenang masa-masa silam. Dan pada saat itu kita akan cerita lagi tentang hari ini, ditemani segelas teh hangat dan beberapa cemilan ala kadarnya di sore hari.”“Akan terasa suasana yang begitu hangat dan sejuk di hati ya…” kata Jimmy.
“Kenapa bisa begitu?” tanya sang putri lemah lembut, masih merebahkan kepalanya ke bahu sang pangeran, dan masih menelusuri pemandangan di luar dengan sorot mata menerawang.“Biarpun mereka memperoleh seluruh semesta ini sekalipun, mereka tetap takkan merasa bahagia dan gembira. Hanya ada kenihilan, kehampaan, dan kekosongan di sana. Karena sebenarnya yang mereka butuhkan dan inginkan sangat… sangatlah sederhana. Mereka hanya membutuhkan cinta dari orang-orang yang mereka sayangi; mereka hanya membutuhkan perhatian dari orang-orang yang mereka cintai. Sederhana sekali, tapi justru itulah yang tidak mereka dapatkan selama ini. Beginilah akibatnya jika hidup di dunia tanpa cinta…”“Menurutmu cinta bisa mengalahkan segalanya?”Sang pangeran kembali menganggukkan kepalanya dengan mantap.“Itulah yang membuatku tetap bertahan sampai sekarang, Sayang. Ada cinta darimu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang terdahulu… Ada cinta dari kedua orang tuaku yang di alam manusia sana… Dan, ada cinta
Tujuh Pangeran membawa tujuh putri pujaan masing-masing ke restoran termahal dan termewah baik di alam dewa naga maupun di alam manusia. Semuanya membawa putri pujaan masing-masing menyantap makanan lezat di restoran yang super mewah, kecuali Vritz yang membawa si gadis kelinci terbang ke puncak gunung tertinggi di alam dewa naga. Si gadis kelinci sendiri tidak menginginkan makanan super lezat di restoran super mewah. Dia bilang dia hanya menginginkan sedikit waktu yang semakin terasa berharga untuk dihabiskannya bersama-sama dengan Vritz.Terdengarlah beberapa percakapan penting nan penuh arti antara ketujuh putri pujaan hati dengan ketujuh pangeran.“Kenapa tidak dimakan?” tanya sang pangeran.“Karena aku tidak berselera…” jawab sang putri masih menatap dingin ke makanan dan minuman yang terhidang di hadapannya. Sayup-sayup terdengar suara background music yang melankolis mengalun ke seisi restoran.“Makanlah… Habis itu, kita akan jalan-jalan ke taman hiburan.” Sang pangeran berusah