Share

Bab 4 Pesta

“Kak, Regan tadi tidak datang?” tanya Bryan yang sedang mengambil baju di lemari.

“Terlambat datang.”

“Terlambat atau malas seperti aku?” Bryan tersenyum menggoda.

“Aku lupa.” Regan kembali mengelak ucapan Bryan.

“Lupa apa sengaja melupakan?” Bryan masih mencari celah untuk mencari teman yang sama-sama tidak datang ke acara kakaknya.

Regan malas sekali. “Aku ada meeting dan akhirnya lupa.” Kembali dia menjelaskan.

Bryan mengangguk-anggukan kepalanya. Tak mau memperpanjang pertanyaanya. Lagi pula dia sudah dapat temen yang sama-sama tidak datang ke acara pameran kakaknya. .

“Mana bajunya?” Dari tadi adik kekasihnya itu terus berbicara hingga membuatnya lupa apa yang menjadi tujuannya.

“Ini.” Bryan memberikan kemeja lengan pendek pada Regan.

Regan berlalu ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dengan baju yang diberikan Bryan.

Menunggu Regan, Bryan duduk di sofa. Tangannya sibuk memainkan ponselnya, mengirim pesan pada temannya.

Sesaat kemudian Regan keluar dari kamar mandi. Dia tampak sudah rapi dengan kemejanya.

“Untung tubuhku sama dengan Kak Regan,” ucap Bryan saat melihat kekasih kakaknya itu memakai bajunya.

“Iya.” Jawaban andalan yang singkat dan padat dari Regan yang memang jarang bicara banyak dengan orang lain. Dia membenarkan jika tubuhnya memang tak jauh beda dengan Bryan. Jadi paling tidak, pakaian yang dipinjamnya bisa muat.

“Kalian sudah selesai?” tanya Selly yang membuka pintu. Kepalanya menyembul dari balik pintu. Kemudian melebarkan pintu agar bisa masuk ke kamar.

“Sudah, ayo.” Regan menghampiri Selly yang berada di depan pintu.

Selly yang nyaris masuk justru mengurungkan niatnya saat Regan keluar. “Ternyata tubuhmu tak jauh bebeda dari Bryan.”

“Iya.”

Bersama-sama Regan dan Bryan, Selly menuju ke pesta.

Pesta diadakan di taman belakang. Selly dan Regan merasa heran saat melihat pesta yang cukup ramapi. Karena pesta dihadiri banyak keluarga dari Selly dan Regan. Mereka pikir pesta yang diadakan hanya dengan dihadiri keluarganya saja, tetapi ternyata keluarga besar Selly dan keluarga Regan juga turut hadir.

“Wah ... lihat pemilik pesta akhirnya datang,” ucap Daniel.

Beberapa kerabat dari Selly dan Regan memberikan selamat. Merasa ikut senang saat acara pameran dapat diselenggarakan dengan lancar.

Dari beberapa kerabat, terselip satu pria muda yang memberikan ucapan selamat. “Selamat Kak Selly,” ucapnya mengulurkan tangan. Felix Julian-teman Bryan yang sudah dianggap Selly seperti adik sendiri.

“Terima kasih Felix.”

“Kapan-kapan fotolah aku, Kak,” goda Felix.

“Untuk apa memfotomu?” sindir Bryan.

“Agar bisa aku gunakan sebagai profil di laman pencarian jodoh.”

“Cih ... kamu berikan foto setampan apa juga tidak akan laku,” cibir Bryan.

Felix menatap malas Bryan. “Kata siapa aku tidak laku, buktinya aku sudah punya pacar, sedangkan kamu belum sama sekali. Jadi sebenarnya siapa yang tidak laku.”

Bryan kalah telak. Dia memang belum memiliki kekasih sejak masuk ke bangku kuliah. Satu nama wanita yang diincarnya adalah Helena-gadis cantik di kampusnya. Akan tetapi, Bryan tidak berani mengutarakan cintanya.

“Kalian berisik sekali, selalu berdebat.” Selly yang mendengar perdebatan merasa sangat malas. Akhirnya dia memilih untuk pergi meninggalkan Regan, Bryan dan Felix.

“Aku sarankan jangan memiliki kekasih dulu,” ucap Regan. Pria itu memang tak banyak bicara, tetapi sekali bicara membuat Bryan dan Felix tercengang. Kemudian dia melangkah menghampiri Selly yang sedang berbincang dengan orang tuanya.

“Apa dia tertekan berpacaran dengan Kak Selly?” tanya Felix pada Bryan. Matanya masih melihat ke arah Regan.

“Mungkin,” jawab Bryan.

“Kalau aku jadi Kak Regan, pasti aku juga akan tertekan,” ucap Felix dan membuat tawanya pecah dan berbalas tawa dari Bryan. Mereka sudah bisa membayangkan seberapa merepotkannya

Acara di mulai Daniel selaku pemilik rumah memulai acara. Dengan mic yang dibawanya dia mulai berbicara, “Hari ini kita berkumpul di sini untuk merayakan kesuksesan Selly melakukan pameran. Dia sudah membuktikan hobi yang selama ini kami larang, ternyata sangat luar biasa. Dengan apa yang sudah dia lakukan hari ini, kami sangat bangga. Ke depan kami akan mendukung hobi yang ternyata luar biasa ini. Semoga ke depan Selly akan menghadirkan foto-foto yang luar biasa lagi.”

Riuh tepuk tangan mengiringi ucapan doa dari Daniel. Semua tamu undangan merasakan bahagia yang dirasakan oleh keluarga Adion.

“Selain itu, ada yang perlu kami beritahukan selain perayaan keberhasilan pameran foto Selly.” Daniel menatap Andrew-temannya, memberikan kode untuk dia mendekat dan ikut mengumumkan.

“Jadi kami berdua sudah memutuskan jika kami akan menjadi besan, yang artinya akan terjadi pernikahan antara Selly dan Regan,” ucap Daniel seraya merangkul Andrew.

Semua orang semakin riuh bertepuk tangan. Tidak menyangka jika pesta diadakan untuk mengikat dua insan yang sedang menjalin hubungan pacaran itu.

Selly dan Regan terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh papanya. Tidak ada pembicaraan terlebih dahulu dengan mereka berdua sebelumnya.

“Apa kamu tahu rencana ini?” tanya Regan berbisik. Sedikit tak terima karena dia benar-benar tidak tahu acara perayaan pameran foto berubah jadi acara pengumuman pernikahan antara dirinya dan Selly.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status