Share

Bab 4 Pesta

Author: Myafa
last update Last Updated: 2022-12-27 07:01:32

“Kak, Regan tadi tidak datang?” tanya Bryan yang sedang mengambil baju di lemari.

“Terlambat datang.”

“Terlambat atau malas seperti aku?” Bryan tersenyum menggoda.

“Aku lupa.” Regan kembali mengelak ucapan Bryan.

“Lupa apa sengaja melupakan?” Bryan masih mencari celah untuk mencari teman yang sama-sama tidak datang ke acara kakaknya.

Regan malas sekali. “Aku ada meeting dan akhirnya lupa.” Kembali dia menjelaskan.

Bryan mengangguk-anggukan kepalanya. Tak mau memperpanjang pertanyaanya. Lagi pula dia sudah dapat temen yang sama-sama tidak datang ke acara pameran kakaknya. .

“Mana bajunya?” Dari tadi adik kekasihnya itu terus berbicara hingga membuatnya lupa apa yang menjadi tujuannya.

“Ini.” Bryan memberikan kemeja lengan pendek pada Regan.

Regan berlalu ke kamar mandi untuk mengganti bajunya dengan baju yang diberikan Bryan.

Menunggu Regan, Bryan duduk di sofa. Tangannya sibuk memainkan ponselnya, mengirim pesan pada temannya.

Sesaat kemudian Regan keluar dari kamar mandi. Dia tampak sudah rapi dengan kemejanya.

“Untung tubuhku sama dengan Kak Regan,” ucap Bryan saat melihat kekasih kakaknya itu memakai bajunya.

“Iya.” Jawaban andalan yang singkat dan padat dari Regan yang memang jarang bicara banyak dengan orang lain. Dia membenarkan jika tubuhnya memang tak jauh beda dengan Bryan. Jadi paling tidak, pakaian yang dipinjamnya bisa muat.

“Kalian sudah selesai?” tanya Selly yang membuka pintu. Kepalanya menyembul dari balik pintu. Kemudian melebarkan pintu agar bisa masuk ke kamar.

“Sudah, ayo.” Regan menghampiri Selly yang berada di depan pintu.

Selly yang nyaris masuk justru mengurungkan niatnya saat Regan keluar. “Ternyata tubuhmu tak jauh bebeda dari Bryan.”

“Iya.”

Bersama-sama Regan dan Bryan, Selly menuju ke pesta.

Pesta diadakan di taman belakang. Selly dan Regan merasa heran saat melihat pesta yang cukup ramapi. Karena pesta dihadiri banyak keluarga dari Selly dan Regan. Mereka pikir pesta yang diadakan hanya dengan dihadiri keluarganya saja, tetapi ternyata keluarga besar Selly dan keluarga Regan juga turut hadir.

“Wah ... lihat pemilik pesta akhirnya datang,” ucap Daniel.

Beberapa kerabat dari Selly dan Regan memberikan selamat. Merasa ikut senang saat acara pameran dapat diselenggarakan dengan lancar.

Dari beberapa kerabat, terselip satu pria muda yang memberikan ucapan selamat. “Selamat Kak Selly,” ucapnya mengulurkan tangan. Felix Julian-teman Bryan yang sudah dianggap Selly seperti adik sendiri.

“Terima kasih Felix.”

“Kapan-kapan fotolah aku, Kak,” goda Felix.

“Untuk apa memfotomu?” sindir Bryan.

“Agar bisa aku gunakan sebagai profil di laman pencarian jodoh.”

“Cih ... kamu berikan foto setampan apa juga tidak akan laku,” cibir Bryan.

Felix menatap malas Bryan. “Kata siapa aku tidak laku, buktinya aku sudah punya pacar, sedangkan kamu belum sama sekali. Jadi sebenarnya siapa yang tidak laku.”

Bryan kalah telak. Dia memang belum memiliki kekasih sejak masuk ke bangku kuliah. Satu nama wanita yang diincarnya adalah Helena-gadis cantik di kampusnya. Akan tetapi, Bryan tidak berani mengutarakan cintanya.

“Kalian berisik sekali, selalu berdebat.” Selly yang mendengar perdebatan merasa sangat malas. Akhirnya dia memilih untuk pergi meninggalkan Regan, Bryan dan Felix.

“Aku sarankan jangan memiliki kekasih dulu,” ucap Regan. Pria itu memang tak banyak bicara, tetapi sekali bicara membuat Bryan dan Felix tercengang. Kemudian dia melangkah menghampiri Selly yang sedang berbincang dengan orang tuanya.

“Apa dia tertekan berpacaran dengan Kak Selly?” tanya Felix pada Bryan. Matanya masih melihat ke arah Regan.

“Mungkin,” jawab Bryan.

“Kalau aku jadi Kak Regan, pasti aku juga akan tertekan,” ucap Felix dan membuat tawanya pecah dan berbalas tawa dari Bryan. Mereka sudah bisa membayangkan seberapa merepotkannya

Acara di mulai Daniel selaku pemilik rumah memulai acara. Dengan mic yang dibawanya dia mulai berbicara, “Hari ini kita berkumpul di sini untuk merayakan kesuksesan Selly melakukan pameran. Dia sudah membuktikan hobi yang selama ini kami larang, ternyata sangat luar biasa. Dengan apa yang sudah dia lakukan hari ini, kami sangat bangga. Ke depan kami akan mendukung hobi yang ternyata luar biasa ini. Semoga ke depan Selly akan menghadirkan foto-foto yang luar biasa lagi.”

Riuh tepuk tangan mengiringi ucapan doa dari Daniel. Semua tamu undangan merasakan bahagia yang dirasakan oleh keluarga Adion.

“Selain itu, ada yang perlu kami beritahukan selain perayaan keberhasilan pameran foto Selly.” Daniel menatap Andrew-temannya, memberikan kode untuk dia mendekat dan ikut mengumumkan.

“Jadi kami berdua sudah memutuskan jika kami akan menjadi besan, yang artinya akan terjadi pernikahan antara Selly dan Regan,” ucap Daniel seraya merangkul Andrew.

Semua orang semakin riuh bertepuk tangan. Tidak menyangka jika pesta diadakan untuk mengikat dua insan yang sedang menjalin hubungan pacaran itu.

Selly dan Regan terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh papanya. Tidak ada pembicaraan terlebih dahulu dengan mereka berdua sebelumnya.

“Apa kamu tahu rencana ini?” tanya Regan berbisik. Sedikit tak terima karena dia benar-benar tidak tahu acara perayaan pameran foto berubah jadi acara pengumuman pernikahan antara dirinya dan Selly.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 50 Hari Bahagia ( Tamat )

    Tiga bulan sudah Regan dan Selly menjalani program kehamilan. Hal yang mendebarkan adalah menunggu hasilnya. Jika biasanya Regan dan Selly selalu antusias ke dokter untuk memeriksakan hasilnya, kali ini mereka tampak biasa saja. Bukan tidak berharap memiliki anak, tetapi mereka memilih untuk tidak kecewa lebih cepat. Sudah hampir beberapa hari ini Selly merasakan kepalanya pusing. Padahal dia makan dengan teratur seperti biasanya. Karena tidak berani minum obat dia memilih mengistirahatkan tubuhnya. Seperti beberapa hari yang lalu, Selly merasakan pusing juga. Namun, kali ini pusingnya bertambah dengan rasa mual. Hingga membuatnya memuntahkan isi perutnya. Padahal, dia baru saja sarapan dengan Regan dan mengisi perutnya dengan sandwich. Setelah memuntahkan isi perutnya, Selly merebahkan tubuhnya. Rasanya dia tidak kuat dengan tubuhnya yang lemas. Sambil memikirkan apa yang terjadi padanya, Selly teringat jika dia belum memeriksakan hasil program kehamilan yang se

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 49 Sekretaris Baru

    “Apa sekretarismu jadi mengundurkan diri?” tanya Selly. Tangannya bergerak memakaikan dasi di kerah kemeja Regan. “Jadi, pihak HRD sedang mencari penggantinya. Aku dengar hari ini dia akan datang untuk menemui aku.”“Apa sekretarismu akan cantik dan seksi?” tanya Selly menggoda.“Apa ada wanita yang lebih cantik dan lebih seksi dari istriku?” tanya Regan seraya merengkuh pinggang Selly.” Manik mata birunya menatap wanita yang menurutnya paling cantik di antara wanita-wanita lainnya, dengan penuh cinta. Seolah mengatakan tidak ada wanita lain yang akan dipandangnya seperti itu. “Apa kamu sedang merayuku?” tanya Selly penuh curiga. “Apa itu bagian dari merayu? Jika iya, aku akan asah lebih lagi ilmu itu.”Selly yang gemas menepuk lengan Regan. “Apa ini masih malam? Aku serasa melayang tinggi di udara,” ucap Selly tertawa. Garis senyumnya selalu membuat Regan terpesona. Mengatakan jika istrinya paling cantik bukanlah ke

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 48 Spesial

    “Saya tadi memesan meja untuk dua orang,” ucap Selly pada pramuniaga. Senyum manisnya tertarik di bibirnya ketika bertanya. “Atas nama siapa?” tanya pramuniaga ramah. “Atas nama Selena Selly.” Pramuniaga mengecek pesanan atas nama Selly. Ketika mendapati ada nama Selly, dia meminta pramuniaga lain untuk menujukan meja yang dipesan oleh Selly.“Terima kasih,” ucap Selly dengan ramah. Selly duduk di sudut restoran. Sengaja dia memilih meja di dekat kaca yang memberikan pemandangan ibu kota. Dari balik kaca, lampu dari bangunan dan kendaraan tampak berkelip di malam hari. Memberikan warna di gelapnya malam. Malam ini, Selly sengaja memberikan kejutan untuk Regan. Menikmati makan malam bersama. Bagi Selly, waktu berdua sangat penting, mengingat mereka sudah menikah hampir empat tahun. Pastinya akan ada fase di mana mereka saling jenuh dengan hubungan. Selly memandangi langit kota Jakarta. Hari ini malam begitu cerah. Bulan

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 47 Pikirkan Kita

    Selly keluar dari kamar mandi. Dari wajah istrinya, Regan bisa menebak jika hasil dari tes kehamilan yang dijalani Selly hasilnya adalah negatif. Namun, tetap saja, Regan ingin melihat hasilnya. Satu garis yang tercetak di alat tes kehamilan, membuat Regan terpaku. Netranya menatap lekat garis itu. Kemudian melihat wajah istrinya yang tampak biasa saja. Tidak ada ekspresi sedih, kecewa ataupun marah. Menujukan jika dia sudah siap dengan hasilnya. Dua tahun berlalu dengan cepatnya. Segala metode sudah dijalani Regan dan Selly untuk mendapatkan buah hati. Namun, semuanya tidak ada yang berhasil. Dulu saat awal-awal, Selly sangat antusias mengecek hasil ke dokter, tetapi lambat laun, dia malas untuk mengecek ke dokter dan memilih mengecek sendiri di rumah. Karena hasilnya selalu mengecewakan. Jika dua tahun yang lalu, Selly selalu sedih melihat hasilnya. Kini dia sudah seperti terbiasa mendapati jika dia tidak hamil. Tak terlalu menumpukan harapan jika dia

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 46 Tuhanlah Yang Berkehendak

    Akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Selly dan Regan pergi ke Rumah sakit. Mengecek apakah embrio yang ditanam tumbuh di rahim Selly. Hati mereka benar-benar berdebar-debar. “Tenanglah,” ucap Regan menenangkan istrinya. Tangan Selly yang dingin sedari tadi menandakan jika istrinya ketakutan. “Jika aku tidak hamil, apa kamu akan kecewa?” Manik mata biru milik Selly menatap Regan. “Yang terpenting adalah kita sudah berusaha.” Senyum tipis di wajah Regan begitu meneduhkan hati. Membuat Selly lebih tenang. Walaupun sebenarnya dia sangat berharap jika akan ada janin yang tumbuh di rahimnya. Setelah melakukan pemeriksaan dokter memberitahukan hasilnya. Regan dan Selly saling menggenggam, menguatkan satu dengan yang lain.“Alat kesehatan adalah perantara, tetapi tetap Tuhanlah yang berkehendak.” Mendengar kalimat itu membuat Selly dan Regan tahu jika jawaban atas keberhasilan dari proses bayi tabung tidak berhasil.

  • Sebait Asa Pernikahan   Bab 45 Berusahalah

    “Apa proyeknya akan segera dijalankan?” Selly yang sedang membersihkan wajahnya menatap Regan. Tepat jam sebelas tadi mereka barus sampai rumah setelah makan malam dengan klien. “Iya, mungkin bulan depan mulai dikerjakan.”Suara ponsel Regan terdengar. Membuat Selly dan Regan saling pandang. Merasa heran siapa malam-malam yang menghubungi mereka. Regan mengambil ponselnya. Dahinya berkerut dalam melihat nomor asing yang masuk ke dalam ponselnya. Karena penasaran, dia mengangkat sambungan telepon. “Halo, dengan Bapak Regan Alvaro?” Suara terdengar dari sambungan telepon. “Iya, saya Regan Alvaro.”“Kami dari Polantas Jakarta selatan ingin mengabarkan jika mobil milik Anda mengalami kecelakaan. Mobil dikemudiankan oleh Saudara Bryan Adion menabrak mobil dan menyebabkan korban meninggal dunia.” Regan membulatkan matanya. Terkejut dengan apa yang didengarnya. Selly yang melihat wajah suaminya yang terkejut dan ikut panik.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status