Share

Second Marriage With Duke
Second Marriage With Duke
Penulis: Sayonk

Kehidupan Kedua

Suara gemuruh di langit, sebuah cahaya yang membelah langit itu di iringi dengan derasnya air hujan yang membasahi bumi. Angin bertiup kencang seolah akan ada badai. Jendela kaca bercat putih itu langsung terbuka, angin malam itu menyusup memasuki ruangan itu. Menyapa seorang gadis yang tampak pucat terbaring tak berdaya. Sudah tiga hari gadis itu tak sadarkan diri dan suara gemuruh petir yang ketiga kalinya membuat kelopak gadis itu langsu terbuka lebar.

Dadanya naik turun, ia merasakan seluruh tubuhnya sangat sulit di gerakkan. Netra birunya melirik kanan kiri, aroma bunga mawar menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Ia merasa berada di ruangan asing.

Matanya menyapu setiap sudut ruangan.

Dia berusaha menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku. Setelah sekian lama berusaha menggerakkan. Akhirnya membuahkan hasil, ia beringsut duduk, menarik nafasnya pelan, ia kembali mengedarkan pandangannya. Suasana aneh di ruangannya saat ini membuat penasaran. Tidak mungkin rumah sakit atau pun surga seperti ini. Ruangan itu bernuansa biru ada lilin di atas nakas, gorden berwarna biru itu melambai-lambai terbawa angin.

"Emm di mana aku?" Ia memijat pelipisnya yang terasa pusing. 

"Aaaaa," Dia mengerang, kepalanya terasa pecah, ia ingat waktu pergi ke kantor, beraktivitas di rumahnya. Kemudian ada ingatan asing memasuki kepalanya. Dimana seorang gadis tengah menangis dalam diam, banyak orang yang menghina. Kadang ia merasa putus asa dan mengakhiri hidupnya.

"Aaaaa," 

Teriakan di ruangan itu membuat seseorang langsung memasuki ruangan itu. 

"Nona," pekiknya ketakutan. Dia memegang tangan sang majikan. "Nona," sapanya kembali.

"Nona, sabar aku akan memanggilkan Dokter." Wanita di samping itu pergi dengan berlari.

Beberapa menit kemudian.

Sakit mulai merada. Dia menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan ku?"

Helena melihat ke kanan, matanya langsung bertatapan dengan sebuah cermin di meja rias itu. Matanya membulat sempurna, wajahnya bukan wajah dirinya, ia langsung turun, mencubit kedua pipinya, menepuknya pelan.

Tubuhnya membeku, aliran darahnya langsung berhenti.

"Nona," teriak seorang wanita yang langsung memeriksa tubuhnya. "Dokter, Dokter cepat periksa Nona," 

Helena menurut saat wanita di sampingnya membingbingnya ke tempat tidur, jiwanya masih melayang tidak tau ke arah mana.

Dokter itu pun memeriksa dengan cermat. Dia kagum, tubuh wanita di depannya normal.

"Keadaan nona sudah baik, tolong perhatikan makanannya dan tidak boleh lelah." Ucap pria paruh baya itu yang menggunakan jas putih.

"Ba-baik saya akan menuruti perintah Dokter."

Dokter itu pun pergi dengan meninggalkan resep di tangan sang pelayan. 

"Apa Nona merasakan sakit? Katakan Nona di mana?"

Helena tak menggubris, ia membalikkan tubuhnya. Mencoba mengingat semuanya.

Sedangkan wanita di belakangnya tersenyum, ia bersyukur majikannya kembali sadar. "Baiklah Nona, istirahatlah. Panggil saya jika Nona membutuhkan sesuatu." Ucapnya memberikan hormat.

Helena diam, ia masih mencerna ingatannya. Dia memejamkan matanya. Mengingat jelas wajah orang-orang yang merasa asing baginya.

"Yang Mulia, jangan seperti ini," ujar seorang wanita dengan mata berkaca-kaca.

"Apa lagi yang harus aku lakukan? Aku sudah menikahinya dan aku sudah memenuhi apa permintaan mu," ujar seorang laki-laki berahang tegas itu.

Helena bangkit, ia menggigit bibir bawahnya. "Jadi nama ku Viola Atlante, aku seorang putri Baron dan wanita itu Lilliana, Duchess Lillian, laki-laki itu Duke Cristin. Seorang Duke yang tidak mencintai ku."

Helena memutar kembali ingatannya. Jika Duchess Lilliana memohon padanya dan ayahnya untuk menjadikan dirinya sebagai istri seorang Duke karena dirinya tidak bisa memiliki anak. Di karenakan sebuah kecelakaan yang menimpanya.

Helena memegang dahinya, "Jadi aku sekarang bukan Helena lagi, melainkan Viola. Aku tidak mengerti kenapa bisa berada di tempat asing seperti ini. Lalu bagaimana dengan tubuh ku, apa aku mati? Tidak mungkin seperti dunia komik dan novel."

"Oh, shitt! Sepertinya jiwa ku terjebak dunia asing dan lebih tepatnya aku harus menjadi istri kedua Duke beku itu."

Helena turun dari ranjangnya, ia mondar-mandir sambil menggigit ujung jari jempolnya yang sudah menjadi kebiasaanya. Ia tidak terima dan ingin marah, tapi pada siapa? 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Linda Dwi Novita
semangat ya Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status