Share

Bab 6

Author: Faye
Erik baru membuka paket itu keesokan harinya.

Sebenarnya, dia sudah menerimanya sore sebelumnya, tetapi dia mengabaikannya setelah melihat namaku.

Dia pun baru teringat masalah ini setelah Bella mengingatkannya.

Ketika melihat surat perceraian itu, Erik merasa Nelsi sangat tidak pengertian.

"Cerai? Apa Bu Nelsi marah? Pasti karena rumah lama. Pak Erik sudah jelaskan padanya kalau aku tinggal di sana karena pekerjaan, tetapi Bu Nelsi masih tak mengerti. Pak Erik, gimana kalau aku nggak usah pindah saja?"

Perkataan Bella membangkitkan amarahnya.

"Kenapa nggak pindah? Kali ini aku harus memberinya pelajaran! Kamu hubungi tim konstruksi dan minta mereka untuk mempercepat pengerjaan!"

Mendengar kata-katanya, Bella menyembunyikan kebanggaan di matanya, lalu menjawab dengan lembut dan meninggalkan ruangan.

Teruslah membuat masalah, semakin banyak Nelsi membuat masalah, Bella merasa semakin bahagia.

Erik lalu melempar surat perceraian itu ke atas meja dan menghubunginya, tetapi tidak ada yang menjawab.

Setelah menelepon beberapa kali lagi, Erik memutuskan untuk pulang.

Dia ingin melihat apa yang bakal dilakukan Nelsi?

Kalau Nelsi masih ingin bercerai, Erik bakal memenuhi permintaannya.

Erik pun tiba di rumah, tetapi rumah itu kosong, bahkan banyak perabotan yang hilang.

Dia tidak terlalu peduli dan meneriakkan nama Nelsi dengan keras, tetapi tidak ada yang jawab.

Erik naik ke atas dan berjalan ke kamar tidur, dia melihat ruang ganti yang awalnya penuh dengan pakaian, sekarang kosong.

Hadiah-hadiah yang Erik berikan padanya di masa lalu, yang dengan senang hati Nelsi mengatakan akan selalu menaruh di tempat yang paling mencolok, semuanya menghilang. Entah kenapa, Erik merasa sedikit hampa di hatinya.

Tidak ada yang tersisa di kamar tidur, kecuali buku harian di meja.

Buku harian itu tampak sangat tua, kertas di sudut-sudutnya telah menguning dan terlipat.

Erik membukanya dengan penasaran.

Tulisan tangan Nelsi yang indah muncul di halaman pertama.

Nama mereka tertulis di sana, di tengahnya ada bentuk hati dengan gaya kekanak-kanakan.

Erik teringat itulah hal yang paling suka dilakukan Nelsi saat berusia 18 tahun.

Saat itu, Nelsi suka menulis di buku harian. Setelah mereka bersama, dia menulis hampir setiap hari.

Erik penasaran dengan isi buku harian itu dan pernah meminta Nelsi untuk menunjukkannya, tetapi Nelsi menolak.

Jadi, Erik diam-diam mengeluarkan harta karun Nelsi ini setiap malam saat Nelsi tidur dan mengembalikannya setelah membaca.

Erik ingat semua isi dalamnya tentang dirinya.

Kemudian, perusahaan mulai mengembang, Erik pun semakin sibuk, lambat laun dia tidak lagi mengintip buku harian Nelsi.

Erik pernah melihat Nelsi menulis di ruang kerjanya beberapa kali.

Setelah itu, dia tidak punya ingatan apa-apa lagi.

Erik asal membolak-balik halaman buku itu, dia tidak berniat membacanya.

Dia pun langsung membuka halaman terakhir, hanya ada satu kalimat di sana.

[Erik, selamat tinggal.]

Erik memperhatikannya dengan diam, amarah perlahan muncul di hatinya.

Dia melemparkan buku harian itu ke tong sampah dengan marah dan berbalik untuk berjalan menuju pintu.

Nelsi kabur lagi dari rumah!

Dia benaran menganggap bisa menakutinya seperti ini?!

Sungguh konyol!

Erik menemukan nomor telepon Nelsi dan berencana untuk memblokirnya lagi, tetapi Nelsi menghubunginya saat ini.

Erik mencibir dan menjawab telepon.

"Bukankah kamu kabur dari rumah? Kenapa kali ini hanya bertahan sehari?"

Ada keheningan di ujung telepon.

Lumayan lama kemudian, terdengar suara wanita terisak.

"Aku Erna."

"Cepat datang ke rumah duka."

"Nelsi sudah meninggal."

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Fasya Alfarizi99
sama, aku jg g bisa kebuka bab 7...
goodnovel comment avatar
Khairul Ramadhan
kenapa gak bisa lanjut baca ke bab 7 kok gak bisa dibuka
goodnovel comment avatar
Camelia Hadi
ga bisa dibuka.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Sehidup Semati Yang Teringkari   Bab 19

    Dalam sekejap, hari jadi pernikahan pun tiba lagi.Erik pulang membawa kue yang sudah dia pesan sebelumnya, tetapi mendapati rumah itu kosong.Dia mencari ke seluruh rumah dan tidak menemukan Nelsi.Kepanikan kehilangannya kembali menyergapnya. Erik sudah siap menelepon polisi, tetapi terdengar suara piring pecah di dapur.Erik bergegas ke dapur dan melihat mata Nelsi memerah."Sayang, aku kena kanker."Sebelum Erik membuka mulut, lingkungan sekitar menjadi gelap, sosok Nelsi muncul lagi dari arah lain.Dan kali ini dia kurus kering.Nelsi menatapnya dengan dingin, "Erik, apa menyenangkan menipu diri sendiri seperti ini?"Kepala Erik berdengung.Detik berikutnya, Nelsi menatapnya dan meneteskan air mata."Erik, maaf, aku tidak akan memaafkanmu kali ini.""Karena, aku benar-benar tidak mencintaimu lagi."Tanah amblas dengan cepat, Erik dengan putus asa mengulurkan tangannya untuk meraih, tetapi dia hanya bisa melihat Nelsi semakin menjauh darinya.Rasa takut kehilangan menyelimuti dirin

  • Sehidup Semati Yang Teringkari   Bab 18

    Erik berada di sana hingga malam.Dikarenakan tidak ingin kembali ke rumah kosong tanpa Nelsi, Erik menghindari pemeriksaan staf.Dia kembali ke kuburan saat malam.Kuburan pada malam hari berangin sepoi-sepoi, suasananya terasa dingin.Namun, Erik tidak takut sama sekali.Orang yang dirindukannya siang dan malam dimakamkan di sini.Erik berbaring di samping kuburan Nelsi, sambil membelai batu yang dingin dengan lembut.Dia pun merasakan kedamaian batin yang belum pernah ada sebelumnya.Seiring angin malam, Erik tertidur.Ketika membuka matanya lagi, Erik mendapati dirinya berbaring di ranjang.Sinar matahari yang hangat menyinari ruangan, semua perabotan di sekitarnya mengingatkannya kalau ini adalah rumahnya.Kapan dia kembali?Erik ingat dengan jelas kalau dia tinggal di kuburan...Terdengar langkah kaki di luar pintu, beberapa detik kemudian, pintu itu terbuka.Dan orang yang datang itu Nelsi!Nelsi...Bukankah dia... sudah meninggal?Erik menatap orang di depannya dengan tak perca

  • Sehidup Semati Yang Teringkari   Bab 17

    Selama ini, Erik selalu mencoba menghubunginya.Erna tahu Erik ingin menemui Nelsi, tetapi dia selalu menolak.Namun, Erna tidak pernah menyangka kalau Erik akhirnya akan menggunakan polisi untuk menghubunginya.Erna tidak tega bersikap terlalu kejam terhadap teman lamanya ini. Bagaimanapun, dia juga takut Erik akan benar-benar membuat masalah.Melihat situasinya tidak serius, Erna berbalik dan hendak pergi.Tapi Erna tiba-tiba mendengar suara bam, Erik berlutut.Erik menundukkan kepala dan bahunya terus bergetar."Erna, kumohon... kumohon... bawalah aku menemuinya..."Erna belum pernah melihatnya begitu rendah hati, hatinya yang awalnya keras akhirnya melunak.Saat menemui Nelsi, Erik sengaja mengenakan jas.Itu adalah hadiah kelulusan yang diberikan Nelsi saat mereka baru saja lulus.Erik membeli seikat besar bunga aster dan pergi ke tempat pangkas rambut untuk merapikan rambutnya.Keduanya terdiam di sepanjang perjalanan.Kendaraan itu melaju selama dua jam dan berhenti di sebuah te

  • Sehidup Semati Yang Teringkari   Bab 16

    "Lihat, sudah kubilang dia tidak bisa mengendalikan diri!""Bukan karena dia sangat mencintai, tapi karena wanita di sekitarnya tidak tepat!""Tapi, Erik, kamu harus mengubah seleramu. Apa kamu tidak bosan dengan gaya istrimu?""Tapi, selama kau menyukainya, kita bisa mencarikanmu wanita yang mirip dengan istrimu..."Tawa keras pria itu terdengar di dalam ruangan, Erik merasakan gelombang kemarahan.Dia mendorong gadis itu menjauh, lalu mencengkeram lehernya dan menekannya di atas meja.Telapak tangannya mengencang sedikit demi sedikit, pipi gadis itu segera memerah.Gadis itu terus meronta, mencoba melepaskan diri dari tekanannya."Erik, hentikan! Dia bakal terbunuh!"Beberapa orang buru-buru menariknya menjauh, gadis itu segera bergegas keluar dari ruangan.Erik menatap semua orang dengan dingin."Aku peringatkan, kalau ada yang berani ngomong kasar lagi tentang istriku, aku nggak akan maafin dia!""Selain itu, kalau ada yang berani menggunakan cara licik seperti ini lagi, jangan sal

  • Sehidup Semati Yang Teringkari   Bab 15

    Setelah mengurusi masalah Bella, Erik pun mengambil cuti panjang.Karena tidak bisa terima kenyataan kalau Nelsi telah meninggal, Erik pun memilih untuk memanjakan diri dengan alkohol."Alangkah baiknya kalau aku tahu lebih awal Nelsi mengidap kanker.""Alangkah baiknya kalau aku tidak tergoda oleh Bella.""Alangkah..."Dia pun duduk meneguk anggur di ruang VIP bar dengan frustrasi.Erik tidak tahu sudah berapa hari dia tidak tidur.Tanpa Nelsi, dia tidak sanggup tinggal di rumah itu.Rumah lama yang pada dasarnya telah dikembalikan ke keadaan semula, pun tidak lagi sama seperti sebelumnya.Erik ingin membius dirinya sendiri dengan alkohol untuk menghilangkan kerinduannya.Namun, setelah meneguk banyak botol anggur, dia bukannya mabuk, malah semakin sadar.Erik tahu dengan jelas kalau Nelsi tidak lagi di sisinya.Erik tersenyum pahit dan meneguk sebotol anggur, lalu berdiri dan ingin memanggil bartender.Namun, dia malah bertabrakan dengan seorang pria saat dia keluar.Pria itu mengeru

  • Sehidup Semati Yang Teringkari   Bab 14

    Bella berlutut dan berjalan ke arah Erik.Dia menarik pergelangan tangan Erik dengan kuat, memohon dengan air mata berlinang.Namun, Erik tetap tidak tergerak.Bella lalu segera mengeluarkan secarik kertas dari sakunya, menunjukkannya kepada Erik dan berteriak,"Pak Erik, aku benaran tahu bersalah, demi anak ini, mohon maafkan aku!""Bukankah kamu selalu menginginkan seorang anak? Lihat, kita akan segera memilikinya!""Sekeluarga bertiga yang kamu impikan akan segera terwujud...""Heh!" Erik mencibir, mencubit dagu Bella dengan erat dan meninggalkan bekas cubitan di wajahnya."Siapa bilang aku mau berkeluarga denganmu?""Dalam adegan yang aku impikan, selalu hanya ada Nelsi.""Dan kamu hanyalah sebuah alat bagiku."Setelah berbicara, Erik menepis tangan Bella dengan acuh tak acuh.Bella pun jatuh ke lantai dengan lemah, dan tampak sangat linglung."Aku sudah berulang kali memberitahumu untuk sadar diri, tapi kamu malah melupakannya dan menyakiti istriku.""Jadi kamu harus menanggung ak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status