Share

Bab 54. Tawaran Terakhir

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2025-07-31 12:55:53

Malam hari di rumah besar keluarga Ardiwijaya, Alister membuka pintu ruang kerja ayahnya tanpa mengetuk. Tirtakusuma yang sedang membaca koran, mendongak. "Ada apa lagi, Alister?”

"Jadi Ayah sengaja menjatuhkan Harika?" tanyanya tanpa basa-basi lagi. Alister belum puas dengan percakapan di telepon tadi sore.

"Aku melakukan apa yang perlu dilakukan agar kamu tidak menghancurkan masa depanmu sendiri!" bentak Tirtakusuma. "Perempuan itu hanya sekretarismu. Tidak layak jadi istrimu!"

Alister menatap ayahnya, rahang mengeras. "Kalau begitu Ayah juga tidak layak mengatur hidupku."

Sinar bulan mulai merayap ke dinding kaca yang tinggi, menyisakan bayangan putih pucat yang menari di antara rak-rak buku tua dan figura emas berbingkai lambang keluarga. Tirtakusuma duduk di kursi utama seperti biasa, tegak, dingin, penuh kendali. Di hadapannya, Alister berdiri dengan rahang mengeras dan tangan mengepal.

"Ayah akan mebersihkan nama Harika," ucap Tirtakusuma mantap, menyandarkan diri ke kursi, lal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 56. Undangan Makan Malam Di Atas Kapal pesiar

    Malam itu tiba lebih cepat dari yang diperkirakan. Cahaya senja menyapu langit pelabuhan saat Alister melangkah keluar dari mobilnya. Jas hitam pas badan membungkus tubuhnya sempurna, rambutnya tersisir rapi. Matanya menyapu kapal pesiar mewah bernama The Ventura yang bersandar dengan elegan di dermaga.Lampu-lampu keemasan memantul di permukaan air, menciptakan bayangan romantis yang terasa seperti setting sebuah kisah yang salah waktu. Alister naik ke dek kapal dengan langkah pasti. Ia disambut oleh seorang petugas dengan pakaian serba putih."Selamat malam, Tuan Alister. Anda tamu pertama yang datang."Alister hanya mengangguk singkat, matanya menyapu ruangan pesta yang telah dihias dengan nuansa putih dan emas, menandakan kemewahan khas keluarga Ranjaya. Meja-meja panjang dihiasi bunga lili putih, lilin-lilin aromaterapi mengambang di atas mangkuk kaca bening, tapi belum ada tanda-tanda Adeline ataupun para tamu lainnya dan kemudian terdengar langkah kaki. Alister berbalik.Harika

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 55. Pengorbanan Yang Tak Terlihat

    "Harika?"Suara Fenny dari HRD yang sedang berdiri di dejat meja resepsionis terdengar nyaris tak percaya saat gadis ceroboh itu melenggang masuk ke lobby utama dengan rok pensil, sepatu hak tiga senti yang tampaknya baru dibeli semalam dan ekspresi seperti baru menang undian."Selamat pagi dunia yang penuh fitnah dan kemenangan moral!" seru Harika dramatis, menjentikkan rambutnya ke belakang.Beberapa staf berhenti di tengah langkah, menatapnya dengan rasa penasaran dan gumaman pelan. Harika mendekat ke meja resepsionis sambil berbisik, "Eh, tadi malam ada keajaiban. Namaku bersih. Bersih, Fenny. Kaya piring selesai dicuci pake sabun lemon anti-bakteri."Fenny membuka mulut, lalu berkata, "Tapi kamu seharusnya masih....""Diliburkan? Itu seharusnya, tapi entah kenapa tadi pagi aku dapat email langsung dari Pak Direktur Utama. Katanya semua tuduhan dicabut. Nama baik dipulihkan dan aku boleh kembali kerja seperti biasa."Fenny masih bengong saat Harika mengedipkan mata penuh kemenanga

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 54. Tawaran Terakhir

    Malam hari di rumah besar keluarga Ardiwijaya, Alister membuka pintu ruang kerja ayahnya tanpa mengetuk. Tirtakusuma yang sedang membaca koran, mendongak. "Ada apa lagi, Alister?”"Jadi Ayah sengaja menjatuhkan Harika?" tanyanya tanpa basa-basi lagi. Alister belum puas dengan percakapan di telepon tadi sore."Aku melakukan apa yang perlu dilakukan agar kamu tidak menghancurkan masa depanmu sendiri!" bentak Tirtakusuma. "Perempuan itu hanya sekretarismu. Tidak layak jadi istrimu!"Alister menatap ayahnya, rahang mengeras. "Kalau begitu Ayah juga tidak layak mengatur hidupku."Sinar bulan mulai merayap ke dinding kaca yang tinggi, menyisakan bayangan putih pucat yang menari di antara rak-rak buku tua dan figura emas berbingkai lambang keluarga. Tirtakusuma duduk di kursi utama seperti biasa, tegak, dingin, penuh kendali. Di hadapannya, Alister berdiri dengan rahang mengeras dan tangan mengepal."Ayah akan mebersihkan nama Harika," ucap Tirtakusuma mantap, menyandarkan diri ke kursi, lal

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 53. Jejak Pengkhianatan

    Ruang kerja Alister.Layar monitornya menampilkan dokumen dan log akses sistem internal. Januar berdiri di depan meja, memaparkan temuannya."Seperti perintah Bapak, saya lacak semuanya."Alister menatap layar dengan tajam."Siapa yang terakhir mengakses data?""Login atas nama Harika, tapi lokasi aksesnya dari IP eksternal, di luar jam kerja dan bukan dari perangkat yang biasa digunakan. Saya sudah cocokkan, itu bukan laptopnya Harika.""Berarti ada yang gunakan login dia?""Benar dan data itu dimasukkan oleh karyawan baru atas nama Geri, tapi yang lebih penting, Pak...." Januar menekan folder lain. "Data itu di-approve oleh salah satu staf freelance di divisi legal. Tanda tangannya resmi, tapi bukan sembarang orang."Alister berdiri. "Siapa?""Anna Dewanti."Alister langsung diam. Matanya menajam, tapi Januar belum selesai."Dan Pak...." Ia menyerahkan berkas tambahan. "Dokumen persetujuan proyek yang jadi sumber laporan yang berisi pengesahan paling akhir diteken langsung oleh Tirt

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 52. Ketika Cinta Dijatuhkan Lewat Laporan

    Malam kian larut saat Adeline masih terduduk di sofa, wajahnya basah oleh air mata, namun mata itu kini tak lagi memelas. Pandangannya berubah tajam, penuh tekad yang dingin. Ia meraih ponselnya, membuka galeri foto, lalu memandang potret dirinya bersama Alister satu per satu. "Kalau kamu pilih hidup tanpaku, maka aku akan pastikan perempuan itu tidak akan pernah hidup tenang." Keesokan harinya, kantor terlihat seperti biasa, meski beberapa pegawai mulai merasakan hawa tak nyaman. Bisikan gosip makin liar sejak kabar undangan pertunangan tersebar, namun Alister tetap belum memberikan pernyataan resmi. Sementara itu, Harika tampak lebih pendiam dari biasanya. Saat ia sedang berdiri di mesin fotokopi, tiba-tiba seorang staf senior HRD, Pak Dodi, menghampirinya. "Harika, kamu bisa ke ruang saya sebentar? Ada hal penting yang harus kita bicarakan." Harika mengangguk, meski wajahnya bingung. Di ruang HRD "Ini soal laporan audit keuangan proyek Semarang bulan lalu," kata Pak D

  • Sekretaris Ceroboh Kesayangan Tuan Perfeksionis   Bab 51. Antara Janji Dan Hati

    Harika keluar dari ruang CEO dengan jantung yang masih berdetak tak beraturan. Kata-kata Alister barusan terlalu manis untuk seorang pria yang sedang dikabarkan bertunangan, tapi juga terlalu jujur untuk dianggap cuma basa-basi. Di dalam ruangannya, Alister menatap layar ponselnya yang masih menyala. Nama Ayah terus berkedip. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya menekan tombol hijau. "Ya, Ayah." Suara Tirtakusuma terdengar datar namun mengandung tekanan. "Pertunangan harus diumumkan minggu depan. Kita percepat." Alister membeku. "Ayah, aku..." "Kamu tidak akan mengulang lagi drama semalam. Ini bukan hanya tentang kamu dan perasaanmu. Ini tentang keluarga kita. Nama besar Ardiwijaya. Balas budi yang tidak bisa ditukar dengan perasaan sesaat." "Ayah, dengar aku dulu...." "Kamu akan lakukan apa yang sudah disepakati." Telepon diputus. Alister mendesah keras dan meninju meja kerjanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Rasa bersalah kembali mengendap di dadanya. Kali in

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status