Share

44. Kecupan

“Apa semuanya baik-baik saja?”

Hajoon menatap wajah Weni yang sejak pagi terlihat sangat pucat, seakan tengah terjadi sesuatu. Namun ia tak segera bertanya karena wanitanya itu tengah sibuk memasak dan mengurus Rena.

Saat Weni sudah sedikit luang dan Rena tengah menonton acara kesukaannya, Hajoon baru bertanya dan itu pun dengan perlahan. Ia tak mau menambah beban pikiran Weni saat ini, atau terkesan ikut campur.

“Tidak apa-apa,” jawab Weni dengan senyuman yang tak tulus dan Hajoon mengetahuinya.

Hajoon memegang kedua tangan Weni, menatapnya lembut. “Kalau ada apa-apa katakan saja, aku akan siap mendengarkannya. Itu pun kalau kamu siap, kalau tidak juga tidak apa-apa.”

Wanitanya terdiam, seakan tengah menimbang-nimbang untuk menceritakan padanya atau tidak. Hajoon sebagai pria hanya bisa tersenyum dan mencoba memberikan sebuah kepercayaan pada Weni.

“Berjanjilah untuk tidak melakukan apa pun,” pinta Weni.

Hajoon mengangguk untuk menyanggupi permintaan Weni padanya, meski ia sendiri ti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status