Share

Part 6

vote dulu jangan lupa dan tinggalkan komentar setelah membaca

Malam hari pukul 12 malam, Elica dan Alex terlihat pulang bersama. Jangan berfikir Mereka tidak melakukan hal di luar batas hingga pulang selarut ini.

Hanya saja Alex meminta Elica untuk menemaninya makan malam juga. Elica berniat menolak, namun sial nya Alex mengancam nya dengan pernikahan bersama ibu nya. Elica pun hanya bisa menuruti kemauan Alex saat ini.

Mereka berdua terlihat memasuki Mansion mewah Alex. Dan sepertinya semua orang sudah tertidur.

"Kalian dari mana?" Tanya Hilda tiba-tiba yang membuat Alex dan Elica terkaget.

"Sayang kau belum tidur?" Ucap Alex mendekati Hilda berniat mengalihkan pembicaraan.

"Belum. Aku menunggu kalian, kenapa kalian bisa pulang bersama?"

"Tadi aku bertemu Elica di luar. Dia sedang bersama temannya. Jadi aku mengajak nya untuk pulang bersama"

Jelas Alex berbohong.

"Benarkah itu Elica?" Hilda masih mencoba memastikan.

"Iya. Aku akan istirahat duluan" Elica pun bergegas pergi meninggalkan ibu nya dan Alex yang sama-sama menyebalkan bagi nya.

"Lain kali jangan bermain terlalu malam dengan teman mu Elica. Itu tidak baik, apalagi kamu itu perempuan." Ucap Hilda saat Elica tengah menaiki anak tangga menuju kamar nya.

"Sudahlah sayang, Elica pasti lelah biarkan dia istirahat" ucap Alex sambil mengelus pundak Hilda. Hilda pun membalas nya dengan Anggukan kepala

"Kau sudah makan Alex?"

"Sudah sayang, kau istirahat lah juga. Jangan terlalu malam untuk tidur"

"Iya. Terimakasih sudah mau perduli dengan Elica"

Mendengar itu Alex pun tersenyum kemudian mencium kening Hilda. Akhirnya mereka berdua pun pergi ke kamar mereka masing-masing untuk tidur.

Sedangkan di kamar, Elica masih belum tidur. Dia masih memikirkan keputusan nya tadi untuk menggantikan ibu nya menjadi wanita Alex. Dia memang pria bajingan, dan Elica sangat membenci Alex. Tapi demi ayah dan ibu nya, Elica rela melakukan hal tersebut agar kedua orang tua nya bisa bersama lagi.

Elica pun teringat kepada kunci mobil yang Alex berikan. Alex memang pria kaya raya, tidak heran dia bisa melakukan apapun sesukanya. Sejenak Elica pun tersenyum sinis kepada dirinya sendiri. Dia berpikir apakah Sekarang dia sudah menjadi pelacur pribadi untuk Alex. Tapi tidak perduli dengan hal itu, dari dulu memang hidup nya sudah berantakan. Hanya satu yang tertanam di hati nya sekarang yaitu balas dendam dengan semua keadaan sekarang.

Klekk...

Terdengar pintu kamar Elica terbuka. Dan itu kelakuan Alex pasti nya. Elica yang tadi nya sedang berbaring di ranjang nya kemudian memposisikan dirinya untuk duduk dan bersandar di ranjang nya. Dia melihat Alex berjalan kearah nya.

"Belum tidur Honey?" Tanya Alex.

"Apa yang kau lakukan di kamar ku?"

"Kamar mu? Kurasa ini juga kamar milik ku juga. Karena ini rumah ku dan semua ini milik ku termasuk kau Elica"

"Keluar lah, aku akan tidur dan nanti Momy ku akan melihat mu disini"

"Aku juga kan tidur disini. Bagaimana jika tidur bersama. Lagipula Momy mu ada di lantai bawah, ingat?"

"Terserah"

Elica pun Akhirnya memutuskan untuk berbaring lagi dan memunggungi Alex. Dia sudah sangat muak dengan tingkah Alex saat ini.

Namun tanpa di duga Alex pun benar-benar naik ke atas ranjang Elica, dan memeluk Elica dari Belakang.

Elica pun tersentak, dia tidak menduga Alex justru akan melakukan nya juga.

"Aku akan tidur disini mulai saat ini. Kau tau Elica, aroma tubuh mu itu sangat harum.  Membuat ku kecanduan untuk terus menciumi nya. Apalagi bibir manis mu" ucap Alex sensual di telinga Elica, dengan posisi dia yang masih memeluk Elica dari belakang sambil tidur bersama.

"Jika ingin tidur disini tidur lah yang baik, jangan membuat ku sesak dengan pelukan mu bodoh. Menyingkirlah" ketus Elica justru membuat Alex tersenyum.

"Kau sangat lucu Elica. Tapi kau melupakan sesuatu. Kau belum memberi ku Ciuman untuk tidur"

"Jangan konyol"

"Ayolah Elica, aku tau kau juga menikmati saat berciuman denganku. Terakhir kau mencium ku, aku memberikan mu mobil. Jika kau melakukan nya lagi, apapun yang kau mau akan aku kabulkan"

Elica pun tidak menjawab ucapan menyebalkan Alex. 

Namun Alex tidak menyerah, dia menelusup kan tangan nya kedalam baju tidur Elica dan mengelus perut ramping Elica. Dan juga Alex mulai mengecup leher Elica dari belakang dan naik ke telinga Elica lalu mengigit nya. Yang membuat Elica merasakan sensasi geli.

"Hentikan brengsek" kesal Elica menepis tangan Alex di perut nya

"Aku akan menghentikan nya jika kau memberi ku Ciuman"

"Sialan kau Alex" Alex pun tersenyum mendengar umpatan yang Elica ucapkan.

Tanpa berpikir panjang, Elica pun membalik tubuh nya menghadap Alex lalu dengan cepat dia mencium Alex. Alex pun tersenyum lagi melihat tingkah Elica.

Saat Elica berniat melepaskan ciumannya, Alex justru menahan tengkuk Elica agar ciuman tidak terlepas.

Elica berusaha memberontak, namun Alex malah mengubah posisi nya menindih tubuh Elica dengan cepat.

Sekitar tiga menit mereka berciuman, dan oksigen pun mulai menipis. Elica pun mengigit bibir Alex agar pautan mereka terlepas. Dan benar saja Alex pun melepaskan ciumannya karena gigitan Elica.

"Kau menganggu kesenangan ku Elica" ujar Alex.

"Pergilah, kau sudah mendapatkan apa yang kau mau" ucap Elica sedikit terengah.

"Bukankah tadi aku bilang, jika aku akan tidur disini"

"Brengsek kau mempermainkan ku hah?" Elica pun mulai Emosi

"Bibir mu sangat manis Elica, tapi mulut mu itu sangat kasar"

"Keluar "

"Oke aku akan keluar, tapi besok aku akan tidur disini"

Elica pun memutar matanya, sedangkan Alex akhirnya mengalah untuk keluar dari kamar Elica.

Entah kenapa, bagi Alex sekarang Elica seperti magnet bagi nya. Membuat dirinya ingin selalu disamping Elica. Terlepas Elica adalah calon anak tirinya.

Namun jangan salah kan Alex, karena Elica sendiri lah yang melempar diri nya ke Alex untuk mengganti kan posisi Ibu nya sendiri.

************

Pagi ini Elica sudah berangkat menuju kampus nya. Hari ini ada jadwal kuliah pagi. Dia pun belum sarapan, karena dia malas untuk bertemu dengan Alex di meja makan. Jadi dia beralasan kepada Momy untuk berangkat lebih awal sebelum Alex turun dari kamarnya.

Elica terlihat berjalan di halaman kampus nya, tiba-tiba bada yang menepuk pundak dari belakang. Sontak Elica pun menoleh, dan ternyata itu devan yang tengah melempar senyuman manis kepada Elica.

"Hai Elica"

"Devan, kau mengagetkan ku"

"Oh maafkan aku Elica. Aku tidak bermaksud membuat mu terkejut"

"Tidak apa-apa Devan"

"Btw, kau ada kelas pagi?"

"Iya tapi satu jam lagi baru di mulai, hanya saja aku bosan di rumah jadi berangkat lebih cepat"

"Begitu rupanya, mau ke perpustakaan?" Tanya Devan

"Bukan kah kau ada kelas?"

"Tidak aku sama seperti mu, bosan dan berangkat lebih cepat"

Elica pun tertawa mendengar ucapan konyol Devan.

"Baiklah ayo"

Mereka berdua pun berjalan bersama menuju perpustakaan. Sesekali mereka mengobrol ringan dengan candaan saat di perjalanan.

Devan memang menyukai Elica. Namun sikap Elica yang tertutup kepada semua orang membuat nya sulit untuk didekati.

Dan detik berikutnya Devan menyadari sesuatu.

"Elica, kenapa tidak memakai gelang pemberian ku waktu itu?"

Tanya Devan membuat Elica berhenti dari jalan nya.

"Oh gelang yah, aku menyimpan nya di rumah. Aku orang yang pelupa jadi aku takut jika nanti hilang" ucap Elica beralasan.

"Jika hilang aku akan memberikan nya lagi Elica. Apa kau tidak suka gelangnya?"

"Bukan begitu Devan. Aku menyukai nya sungguh, tapi aku hanya takut jika nanti bisa rusak atau hilang"

"Baiklah jaga gelang nya jangan sampai hilang"

Mereka pun sampai di perpustakaan kampus.

Dan bersama-sama menghabiskan waktu untuk menunggu jam kuliah mereka di mulai.

Namun baru sekitar 15 menit Elica bersama Devan duduk berdampingan membaca buku, tiba-tiba ponsel Elica berbunyi yang menandakan ada telepon masuk. Dia pun buru-buru berdiri untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Halo ada apa?" Tanya Elica kepada si penelpon

"Jangan berdekatan dengan pria lain Elica, aku tau sekarang kau dengan siapa"

"Kau tidak perlu ikut campur urusan ku, kau urusi saja pekerjaan mu. Sudahlah aku matikan panggilan ini"

"Jangan lupa kesepakatan kita sayang"

Elica pun langsung menutup panggilan itu sepihak. Yang ternyata berasal dari Alex. Menyebalkan memang, dari mana pria sialan itu tau jika sekarang dia bersama Devan.

*******************

"Elica kau darimana saja, aku tadi mencari mu" Tanya Devan.

"Maaf waktu di perpustakaan Aku mendapat telepon jadi aku mengangkat nya. Setelah itu aku masuk ke kelas" Jelas Elica.

"Begitu yah. Kau ada acara setelah pulang?"

"Tidak ada"

"Bagaimana jika kita keluar untuk jalan-jalan sebentar" Ajak Devan.

"Oh maaf ya aku tidak bisa. Aku harus ke rumah ayah ku"

"Yasudah tidak apa-apa. Hati-hati di jalan Elica"

"Terimakasih Devan"

Setelah kuliah nya selesai Elica pun langsung pulang.  Dia memang berbohong kepada Devan jika akan ke rumah Ayah nya. Yah, memang Devan tau masalah dalam keluarga nya. Karena selain Devan tidak ada lagi yang Elica percaya untuk bercerita. Dia memang pria yang baik.

Elica pun pulang kerumahnya pada sore hari. Alex dan ibu nya tentu saja belum pulang. Akhirnya dia memutuskan untuk membersihkan diri dan akan istirahat.

Tanpa sadar hari pun sudah malam dan menunjukkan pukul 10 malam. Namun ibu nya dan Alex belum juga pulang. Namun Elica yang sudah lapar lalu mengambil makanan yang sudah di sediakan untuk nya.

Saat sudah selesai makan, terdengar suara mobil di teras rumah. Tak lama menampilkan Alex dan ibu nya.

"Kalian dari mana? " Tanya Elica

"Mommy dan Alex ada urusan bersama tadi, jadi kami pulang bersama. Kau sudah makan sayang?" Tanya hilda balik

"Sudah"

"Maaf Mommy tidak menemani mu makan malam Elica. Tadi kami sudah makan di luar soalnya"

"Kalau begitu aku akan ke kamar duluan" ucap Alex

"Baiklah, bersih kan dirimu. Dan langsung istirahat jangan tidur terlalu malam Alex" saran Hilda

"Ya sayang"

Alex pun pergi meninggalkan Elica dan Hilda berdua di ruang tamu.

"Apa ada yang mom sembunyikan? Aku lihat mom terlihat senang hari ini"

Tanya Elica curiga.

"Tidak ada sayang. Kau juga istirahat yah. Mom ke kamar dulu" ujar Hilda mengelus pipi anak nya itu.

Elica pun beranjak ke kamar nya. Terlihat kamar Alex tertutup rapat. Dia teringat tadi saat Alex pulang wajah nya pun sangat kusut. Apa mungkin dia sedang bertengkar dengan ibu nya. Sekilas Elica pun tersenyum, itu hal baik bukan.

Sesampainya di kamar elica pun memilih berbaring dan memainkan ponsel nya. Tak terasa sudah pukul satu dini hari. Dia pun bersiap untuk tidur dan mematikan lampu kamar nya. Hingga kamar pun menjadi gelap.

Saat Elica mulai terlelap tiba-tiba ada tangan yang memeluk nya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Alex.

Elica yang mulai terganggu langsung membalikkan badannya menghadap ke wajah Alex yang terpejam.

"Kenapa belum tidur?" Gumam Alex dengan mata yang masih tertutup.

"Apa yang kau lakukan, tidur lah di kamar mu sendiri.  Kau mengganggu ku"

"Aku akan tidur disini malam ini"

"Yasudah terserah dirimu, jangan macam-macam padaku"

"Elica"

"Hm"

"Bagaimana jika aku tidak bisa mengabulkan janji ku pada mu?" Ucap Alex

"Apa maksud mu? Jangan bilang kau akan tetap menikah dengan ibu ku?" Tanya Elica tidak sabaran.

"Aku mencintai nya"

Elica pun memposisikan tubuhnya untuk terduduk di ranjang nya. Mata nya seolah meminta jawaban segera dari Alex.

"Kau pria Brengsek. Kau bilang akan membatalkan pernikahan konyol mu. Dengar Alex, kau tidak mencintai ibuku. Kau hanya butuh kasih sayang sosok ibu yang tidak pernah kau dapatkan. Tapi bukan berarti kau harus menikahi ibu ku juga. Itu benar-benar tidak pantas"

"Kau benar. Tapi entah kenapa ada rasa berbeda saat aku bersama Hilda. Rasa yang tidak pernah aku miliki sebelumnya"

Mendengar ucapan Alex, Elica pun tertawa sinis. Dia ingin sekali menampar Alex saat ini juga.

"Bukankah kau bilang aku bisa menjadi pengganti ibu ku? Apa semua hanya omong kosong mu, sialan?"

Tanya Elica memastikan.

"Kau yang membuat ku ragu dengan mu Elica. Aki tidak yakin kau bisa melakukan nya"

"Apa yang kau mau?"

"Bagaimana jika aku menginginkan diri mu malam ini juga"

Elica tertawa keras mendengarkan ucapan Alex. Dia tau arah pembicaraan ini sebenarnya. Namun Alex menatap nya tajam. Seolah dia tidak suka dengan tingkah Elica yang selalu bersikap memprovokasi diri nya.

"Lakukan lah. Tapi satu hal Alex, jika kau tidak membatalkan pernikahan mu, aku sendiri yang akan memberi tahu Ibu ku bagaimana brengsek nya dirimu" ucap Elica dengan mengelus rahang Alex dengan gerakan yang dibuat sensual agar Alex terangsang dengan sentuhan nya.

"Oke"

Detik setelah nya Alex pun langsung menyambar bibir Elica dan langsung mengulum nya tidak sabaran. Lama mereka berciuman hingga tanpa sadar tangan Alex sudah berada di dalam baju Elica dan mengelus perut rata nya.

Mereka pun tenggelam dalam percintaan yang begitu panas. Entah apa yang di pikirkan Elica malam ini, dia hanya ingin pernikahan nya ibu nya tidak terjadi. Meskipun dia harus melepaskan hal yang paling berharga dalam diri nya. Karena dia sudah tidak perduli.

Antara dendam dan nafsu kini yang bersarang di otak dan hati Elica, hingga dia merelakan tubuhnya untuk orang yang paling dia benci. Tapi tidak menampik jika sentuhan Alex juga sangat memabukkan.

Lama mereka bercinta hingga tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Elica pun tertidur di pelukan Alex, dengan tubuh polos mereka yang tidak memakai sehelai benang pun. Hanya selimut tebal yang menutupi tubuh kedua nya.

*************

Pagi hari sekali Alex bangun dan melihat Elica yang masih tertidur. Dia pun bergegas mengenakan pakaian nya yang berserakan di lantai dan setelah selesai dia pun langsung pergi meninggalkan kamar Elica. Karena dia tidak mau jika Hilda tau bahwa diri nya sudah tidur dengan anak calon istri nya.

Di meja makan Hilda terlihat sudah siap menyiapkan sarapan. Tak lama Alex pun turun dan duduk di ruang makan. Hilda menyapa dengan senyuman hangat nya.

"Kau terlihat sangat segar hari ini Alex, apa tidur mu nyenyak?"

"Iya sayang, mungkin karena semalam aku sangat kelelahan" jawab Alex.

Elica pun terlihat juga berjalan ke arah meja makan, namun dengan langkah yang tertatih.

"Pagi Mom"

"Pagi sayang, kau kenapa Elica?"

"Tidak apa-apa mom, aku tadi terjatuh di kamar mandi jadi kaki ku sedikit sakit"

Jawab Elica beralasan, padahal bukan kaki nya yang sakit, namun daerah sensitif nya karena ulah Alex tadi malam yang merenggut keperawanan nya.

Sedangkan Alex yang melihat itu hanya terlihat acuh kepada Elica, dia hanya fokus pada makan nya.

"Lain kali hati-hati Elica, apa perlu kita ke rumah sakit?" Tanya Hilda sangat khawatir.

"Tidak perlu aku hanya butuh istirahat saja, hari ini aku juga tidak ada jadwal kuliah"

"Baiklah kalau begitu. Oh iya Alex hari ini kau jadi kan akan ke butik?"

"Akan ku usahakan jika pekerjaan ku sudah selesai"

Elica menatap tajam kearah Alex, seolah dia mengatakan jika Alex tidak boleh bertemu ibu nya untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pernikahan ibu nya.

"Baiklah. Elica mom dan Alex mungkin akan pulang terlambat lagi nanti malam. Jadi kau bisa makan malam duluan yah"

"Aku berencana hari ini menginap di rumah Daddy"

"Ya sudah tidak apa-apa. Jangan lupa kabari mommy saat kau sudah di sana" Elica pun membalasnya hanya dengan Anggukan kepala.

************

Siang hari Elica sudah sampai di kediaman Daddy nya. Dia berangkat ke rumah Daddy nya menggunakan mobil yang telah di berikan Alex untuk nya.

Saat Elica memasuki rumah nya dulu, terlihat banyak botol alcohol yang berada di atas meja. Mungkinkah ayah nya sangat terpuruk selama dia dan ibu nya pergi.

Elica pun mencari keberadaan Ayah nya, yang ternya ada di belakang rumah.  Sang ayah terlihat sedang membuat sesuatu dari kayu yang ada di tangan nya. Ayah Elica memang lah seorang pengrajin, namun karena pekerjaan nya itulah yang membuat ibu nya tidak puas. Hingga memutuskan untuk pergi.

"Daddy" sahut Elica

"Elica kau datang sayang?"  Ayah nya pun langsung menghentikan aktivitas nya dan bergegas kearah Elica.

Mereka berpelukan seperti melepaskan rindu yang sudah lama terpendam.

"Bagaimana kabar mu dan Mommy Elica?"

"Kami baik Daddy, kenapa daddy menjadi kurus. Apa Daddy tidak makan tepat waktu, hm?"

"Tidak apa-apa sayang"

"Apa Daddy minum setiap malam?" Sang ayah pun tidak menjawab apapun. Melihat ayah nya yang menunduk Elica pun sudah tau jawabannya. Dia pun menangis melihat kondisi ayah nya itu.

"Maafkan aku Daddy, sebentar aku akan membuatkan Daddy makanan dan kita makan bersama, oke"

Sang ayah pun hanya mengangguk.

Sekitar 1 jam Elica menyiapkan makanan, dia dan ayah nya pun bersiap makan bersama di meja makan. Sang ayah tersenyum melihat banyak makan yang Elica buatkan apalagi semua makanan ini adalah kesukaan ayah nya.

"Masakan mu enak sekali Elica"

"Terimakasih Daddy, makan yang banyak yah. Aku janji akan sering kesini membuatkan Daddy makanan"

"Jika repot tidak perlu, Daddy bisa membeli nya. Kau kesini dengan mobil siapa?"

"Itu mobil ku Dad, Alex memberikan nya untuk ku"

"Daddy harap dia bisa membahagiakan mu dan Mommy mu, tidak seperti Daddy"

"Aku lebih bahagia dengan Daddy"

Mendengar itu Daddy nya pun tersenyum.

"Semalam Bryan kesini" ucap sang Daddy

"Bryan? Apa dia sudah pulang?"

"Dia sudah pulang sepekan yang lalu, lalu mampir kesini mencari mu. Tapi Daddy bilang kau dengan Mommy mu. Jadi kami minum bersama"

"Jadi Daddy tidak pernah minum kecuali semalam kan"

"Iya sayang, Daddy masih ingat kesehatan karena Daddy sadar sekarang hanya sendiri"

Elica pun melanjutkan makan nya dengan tersenyum getir, dia sangat menyalahkan Alex atas keadaan semua ini. Tidak seharusnya hidup keluarga nya begini, elica sangat membenci Alex. Sangat.

TBC

JANGAN LUPA LIKE VOTE DAN BANYAKIN KOMENTAR YA GUYS.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status