Share

Part 7

Malam hari Elica dan ayah nya sedang menonton tv bersama. Elica memposisikan kepalanya di pangkuan sang ayah. hal yang sudah lama dia tidak lakukan, membuat nya merindukan kenangan bersama keluarga dulu sebelum semua kehancuran ini terjadi.

sang ayah pun fokus ke layar tv sambil mengelus rambut halus Elica. Dia senang karena malam ini tidak merasa kesepian karena ada anak kesayangan nya yang menginap di rumah.

"Daddy"

"kenapa sayang?"

"apa Daddy masih mencintai Mommy?"

sejenak sang ayah tidak langsung menjawab pertanyaan Elica.

"Daddy selalu mencintai kalian. entah itu Mommy mu ataupun kau Elica. Daddy rela melepaskan Mommy mu asalkan dia bahagia dengan kehidupan nya sekarang, begitu pun juga kau nak. Bagi Daddy kebahagiaan kalian lebih penting daripada diri Daddy sendiri"

Elica pun terdiam mendengar ucapan ayah nya. Bagi Elica di dunia ini pria yang terbaik adalah ayah nya. tempat dia pulang, dan tempat dia mengadu semua nya.

Andai saja mata hati ibu nya bisa terbuka lagi, dan melihat betapa besar nya pengorbanan sang ayah demi Elica dan ibu nya. tapi semua mustahil, mata ibu nya sudah di tutupi nafsu karena harta dan ketampanan Alex. Pria Brengsek yang sudah merenggut kesucian demi membatalkan pernikahan nya dengan ibu nya.

"kenapa Daddy tidak cari saja pengganti Mommy?"

"karena Daddy yakin suatu saat Mommy pasti akan tersadar dengan perbuatannya saat ini"

"tapi kalian kan sudah bercerai. jadi Daddy masih mengharapkan Mommy kan?"

"biar waktu saja yang menjawab pertanyaan mu Elica

"Daddy"

"hm"

"aku sayang Daddy, aku janji Setelah semua ini selesai aku akan ikut hidup bersama Daddy. dan kita pergi ketempat yang jauh"

sang ayah tersenyum mendengar ucapan Elica.

"iya nak. Apa Alex memperlakukan mu dengan baik?"

"Dia.... menyebalkan"

"kenapa? kau punya masalah dengan nya?"

"Tidak. Dia orang yang dingin dan arogan. Orang seperti dia tidak pantas menikah dengan Mommy"

"Biarlah. Asal kau masih bertemu dengan Daddy, Daddy rasa itu saja sudah cukup membuat Daddy senang"

tanpa disadari air mata Elica pun menetes tanpa sepengetahuan ayah nya. Dia sungguh tidak tega dengan semua yang ayah nya alami.

**************************

keesokan harinya, Elica pun pulang ke Mansion milik Alex. jika saja hari ini tidak ada jadwal kuliah mungkin dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama sang ayah. karena tadi malam saat berbincang, ayah nya mengajak Elica untuk pergi memancing di danau. namun dengan berat hati elica pun menolak nya.

saat sudah sampai, Elica pun langsung bergegas membersihkan diri dikamar mandi nya. tak butuh waktu lama dia pun sudah terlihat rapi dengan kemeja berwarna soft pink sedikit longgar dan dipadukan dengan Celana jeans. Rambut nya pun hanya diurai namun malah menambah aksen cantik di wajah Elica.

Dia bergegas menuruni tangga. namun saat sudah di teras dia melihat mobil Alex yang pulang ke rumah di jam yang masih pagi. mungkin ada barangnya yang tertinggal, pikir Elica. Elica pun berpapasan dengan Alex dan berusaha tak menghiraukan kedatangan Alex.

"Kau mau kemana lagi?" tanya Alex saat Elica berjalan tak menyapa nya sama sekali. Elica pun berhenti.

"tentu saja aku akan kuliah. memangnya kemana lagi"

"biar ku antar"

"tidak perlu, lagipula aku sudah punya mobil sendiri dari mi. ini" ujar Elica sambil memperlihatkan kunci mobil nya kepada Alex.

Dengan cepat Alex langsung merebut kunci yang ada di tangan Elica dan langsung menarik tangan nya untuk ikut kedalam mobil milik Alex

"brengsek, apa yang kau lakukan. lepas"

Alex pun tidak menghiraukan ucapan Elica, dia justru mendorong Elica ke dalam mobil dan langsung memasang sabuk pengaman untuk Elica.

Alex pun juga masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil nya itu.

"kau tidak bisa melakukan ini semau mu Alex"

"bisa. kau lupa jika aku akan menjadi ayah mu?"

"sialan. kau benar-benar akan melakukan setelah semua yang aku berikan, Alex?

"memang nya apa yang sudah kau berikan pada ku Elica. kau hanya melempar diri mu pada ku, itu saja. Kau hanya memposisikan dirinya mu sebagai simpanan ku saja Elica. kau belum memberi ku Semua dalam dirimu"

"apa?"

"bukankah kau bilang, kau mau menjadi wanita ku dan menghangatkan ranjang ku? tapi itu belum kau lakukan Elica"

"kau benar-benar pria Brengsek Alex. kau sudah mengambil kesucian ku dan sekarang kau bilang itu bukan apa-apa?"

"aku bisa mendapatkan gadis perawan kapan pun aku mau Elica. dan kita hanya melakukan nya baru satu kali. kau pikir itu cukup untuk membatalkan pernikahan ku?"

Elica pun memandang Alex dengan tatapan yang sangat tajam. kebencian nya begitu besar sekali kepada pria yang ada disampingnya.

tanpa sadar mobil alex sudah sampai di depan kampus Elica.

"turun kau sudah sampai. jika sudah selesai kabari aku. aku akan menjemputmu nanti"

tanpa menjawab ucapan Alex, Elica pun langsung turun. Dan setelah itu mobil Alex sudah pergi melaju dengan cepat.

Dibenak Elica sekarang banyak sekali beban pikiran yang bersarang. dan semua itu karena Alex pria Brengsek itu. Elica berjalan di halaman kampus, tiba-tiba ada suara yang memanggil nya.

"Elica" sontak Elica pun langsung menoleh, dan dia begitu terkejut begitu mengetahui ternyata suara itu berasal dari Bryan sahabat kecil nya.

"Bryan" mereka berdua kemudian berpelukan setalah sekian lama tidak bertemu.

"kenapa kau bisa disini Bryan?"

"aku tau dari ayah mu jika kau kuliah di tempat ini. jadi aku kesini untuk bertemu dengan mu"

"aku tidak percaya kau berubah sekali Bryan. sudah berapa lama kita tidak bertemu?"

"sekitar... 5 tahun mungkin, dan aku juga tidak percaya kau jadi secantik ini Elica. dulu kau tomboy sekali" kedua nya pun tertawa bersama.

"baiklah. karena kau ada disini mungkin hari ini aku tidak masuk kelas saja" ujar Elica

"tidak. tidak. kau harus tetap masuk kelas. aku akan menunggu mu di sini sambil melihat gadis-gadis cantik disini."

"bryan..."

"oke aku bercanda Elica. tapi sungguh aku akan menunggu sampai kelas mu selesai. Setelah itu aku akan mengajak mu berjalan-jalan"

"janji?"

"iya aku janji"

Elica pun bergegas masuk ke ruang kelas nya. Dia tidak menyangka Bryan masih seperti dulu, pria yang menyenangkan dan bisa membuat masalah nya sejenak hilang.

sedangkan Bryan menunggu Elica sambil melihat kampus Elica. Setahu Bryan dulu Elica tidak kuliah di kampus ini. tapi setelah ayah Elica memberi tahunya jika Elica di pindahkan kampus Elit oleh calon ayah tiri nya, akhirnya Bryan percaya.

benar, Bryan sudah tau masalah yang sekarang alami. Bryan sangat kasian kepada Elica yang akhirnya menjadi korban akibat ulah ibu nya.

meskipun begitu, Bryan berjanji pada diri nya sendiri akan mengembalikan sifat Elica yang ceria seperti dahulu.

Tanpa sadar jam kelas Elica pun selesai, dan sekarang Elica dan Bryan pergi bersama untuk makan siang di suatu Restoran.

"Bagaimana kabar Mommy mu Elica?"

"Dia baik"

"aku sudah tau semuanya, Daddy mu yang memberi tahu ku semua"

Elica pun terdiam mendengar hal itu.

"kau baik-baik saja kan? apa dia memperlakukan mu dengan baik?"

tTanya Bryan. "Dia" yang Bryan maksud adalah Alex, calon ayah tiri Elica.

namun sayang Elica masih belum menjawab pertanyaan Bryan.

"tidak perlu kau jawab, jika kau tidak nyaman dengan pertanyaan. mari kita makan Elica"

"maaf"

"hey tidak perlu minta maaf. aku akan menunggu sampai kau mengatakan nya. tidak apa-apa." ujar Bryan dengan senyuman.

setelah mereka makan siang, kemudian Bryan mengajak Elica ke tempat hiburan dimana banyak wahana menyenangkan untuk mereka naiki. tak lupa Bryan memberi Elica sebuah topi lucu berbentuk kelinci, dan berhasil membuat Elica tertawa riang.

Dan mereka pun bermain sampai malam hari. Disini lah mereka, menaiki wahana kincir angin besar yang berjalan lambat, namun bisa melihat keadaan kota dari atas wahana dimalam hari.

"sudah lama sekali aku tidak menaiki ini" ujar Elica.

"kau suka?"

"iya Bryan. Terimakasih untuk hari ini. rasanya semua masalah ku hilang entah kemana"

"aku akan selalu menemanimu sekarang Elica"

Elica pun kembali tersenyum. mereka terdiam sejenak.

"sebenarnya... aku sangat tertekan dengan kehidupan sekarang Bryan" ucap Elica tiba-tiba.

"apa dia melakukan sesuatu kepadamu?"

mata Elica tiba-tiba berkaca-kaca setelah sekilas ucapan Alex tadi pagi Sangat menyakiti nya.

"Elica katakan padaku, apa dia jahat pada mu? dia menyakitimu?"

"Dia tidak pantas untuk Ibu ku, Bryan. Dia lelaki Brengsek. tapi kenapa Ibu ku tidak melihat hal itu"

"Tenang Elica, semua pasti akan baik-baik saja. suatu saat ibu mu pasti akan tau jika ayah masih mencintainya"

"aku harap juga begitu"

melihat Elica yang sekarang rapuh, Bryan makin ingin melindungi gadis ini. Gadis yang dulu menjahili nya dan selalu tersenyum kini semua berubah setelah dia kembali. rasa tidak rela muncul di hati Bryan. Sontak Bryan pun memeluk Elica yang tengah menangis.

*********************

Elica pun pulang Diantar oleh Bryan ke Mansion Alex. sesaat Bryan tidak percaya jika Alex sekaya itu. Pantas saja ibu Elica mau dengan Alex. Tapi sama dengan Alex, Bryan juga termasuk keluarga yang kaya raya. namun Bryan tidak menonjol kan diri seperti Alex.

Jam sudah menunjukkan pukul tengah 12 malam. Elica sengaja meminta Bryan agar pulang sedikit terlambat karena dia malas bertemu dengan Alex dan ibu nya.

benar saja, Mansion sudah terlihat sepi. mungkin Ibu nya dan Alex Sudah tidur.

Elica pun pun langsung menuju kekamar nya dan membersihkan diri sebelum istirahat. Namun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan terlihat Alex masuk dengan raut wajah tajam nya.

"Dari mana saja kau?"

"Bukan urusan mu" jawab Elica ketus dan bergegas masuk ke kamar mandi. namun dengan cepat Alex menarik lengan nya. hingga Elica menghadap ke wajah Alex yang tampak marah.

"bukankah tadi pagi aku bilang akan menjemput mu. Tapi kau malah enak-enakan dengan pria asing"

"siapa bilang aku mau di jemput oleh mu. Lalu apa salahnya aku pergi dengan pria lain" jawab Elica 

"jaga bicaramu mu Elica. Kau lupa, jika sekarang kau sudah menjadi milik ku" ucap Alex yang menahan amarahnya. Tapi Elica menanggapi nya dengan senyum meledek.

"kau itu milik ibu ku, Alex. bukankah kau sendiri yang bilang tadi pagi. Jika aku hanya simpanan mu, dan tidak bisa menggantikan posisi ibu ku. jadi terserah aku mau apa pun"

"sepertinya aku harus mengingat kan mu lagi, Elica sayang" ujar Alex kemudian langsung mencium bibir Elica brutal. Dia mengigit bibir Elica karena sedari tadi Elica tidak membalas Ciuman nya.

tanpa sadar kini mereka pun sudah dia atas ranjang dengan keadaan tubuh yang setengah telanjang. Dan benar saja, malam ini Alex kembali menggagahi Elica lagi dan lagi hingga dini hari, namun dengan nafsu dan Amarah yang menjadi satu. Membuat tanda jika Elica sudah menjadi milik Alex seutuhnya. Dan Elica yang sudah terkulai lemas dibawah Kungkungan Alex.

"ingat untuk malam ini sayang, Jauhi pria itu. Jika tidak akan menghukum mu lebih dari ini" bisik Alex di telinga Elica kemudian mencium kening Elica. mereka berdua pun tertidur bersama.

TBC

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status