Share

5 - Saya Akan Membawamu Ke Ranjang

Author: Inthary
last update Last Updated: 2025-08-21 20:46:55

"Hei, mentang-mentang kamu yang cari uang kamu bisa menghinaku? Dosa kamu menolak ajakan suami!" sentak Sunan marah. Emosinya memuncak, harga dirinya terluka.

"Lihat dulu siapa suaminya! Kalau mau aku mengiyakan ajakan kamu dengan senang hati, cari dulu uang untuk melunasi hutang kamu! Setelah kamu mendapatkan uangnya, mau sampai besok aku bersedia. Sudahlah, Mas. Aku lelah. Aku mau tidur. Kalau mau berantem, besok saja!" Saquyna membanting gelasnya lalu meninggalkan suaminya.

Sunan tidak bisa berkutik! Dia bertahan demi uang yang Saquyna janjikan. "Kalau aku kaya, aku nggak bakal menikahimu!"

Di balik pintu kamar, Saquyna menangis dalam diam. Telapak tangannya menggenggam kartu hitam Gusti. Tiba-tiba saja dia ingin melampiaskan emosinya pada Gusti. Apa pria itu ada di rumah? Tapi Saquyna baru saja dari rumah pria itu. Apa yang akan dipikirkan oleh Gusti kalau tahu dia tiba-tiba datang?

'Saquyna, Saquyna. Bisa nggak kamu mengesampingkan emosimu dan diam di rumah? Harga dirimu di atas segalanya. Datang ke tempat pria malam-malam begini, apa yang akan pria itu pikirkan?'

Pikiran Saquyna bergejolak. Dia akhirnya melingkupi tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya.

°°°

"Kamu terlihat lebih segar hari ini, Sa. Cerita dong! Aku penasaran," ucap Mayang dengan senyum dikulumnya.

"Nggak ada. Hanya mencoba untuk melepaskan beban."

"Kamu boleh kalau mau pinjam uang sama aku, Sa. Berapapun akan aku pinjamkan," kata Mayang sembari duduk.

Saquyna menyelesaikan pekerjaannya, lalu mengambil uang. "Aku kembalikan uang yang kamu bayarkan pada penagih hutang waktu itu, May."

Mayang secara halus menolaknya, "Jangan! Kamu gunakan saja untuk kebutuhan kamu yang lain. Soal waktu itu gampang. Kita kan teman."

Saquyna menyusupkan beberapa lembar uang ratusan ribu ke dalam genggaman tangan Mayang. "Nggak. Kamu terima ya. Meskipun teman, aku tahu batasannya."

"Tapi, kamu dapat uang ini dari mana? Maaf kalau aku menyinggungmu," balas Mayang.

"Seseorang yang baik hati memberikan pinjaman yang nggak sedikit. Lebih baik aku meminjam uang di satu tempat untuk menutupi hutang-hutang suamiku yang lain, dari pada aku dikelilingi para penagih hutang itu. Aku sangat berterimakasih karena kamu mau membantuku, May," jelas Saquyna.

Mayang dengan enggan menerima uang tersebut. Dalam benaknya dia sangat penasaran siapa orang yang dimaksud oleh Saquyna. Setahunya mengajukan pinjaman besar juga menggunakan jaminan besar. Mungkin saja Saquyna menggunakan jaminan rumahnya untuk mengajukan pinjaman itu.

°°°

[Kamu ambil hanya dua puluh juta? Cukup?]

Saquyna mengangguk meskipun dia tidak perlu melakukannya.

[Iya. Untuk saat ini yang paling mendesak hanya itu]

[Lalu pinjaman yang lain? Kamu boleh mengambil lima kali lipatnya, Sa. Saya nggak keberatan. Kamu juga harus mengambil jatah mingguan kamu. Belilah pakaian baru]

[Saya nggak akan menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Saya sudah tegaskan bahwa saya meminjam uang bukan meminta secara cuma-cuma]

[Kenapa kamu keras kepala sekali? Ada jalan mudah tapi kamu gunakan jalan yang sulit]

Saquyna mengulum senyum.

[Sudah dulu. Suami saya sudah pulang]

[Lelaki brengsek mana yang baru pulang jam segini?]

Saquyna tidak tahan untuk tidak tertawa.

[Saya sangat suka ketawa kamu. Bisakah kita bertemu besok?]

[Untuk apa?]

[Adegan ranjang]

Cess!!!

Ada selentingan dingin memacu jantung Saquyna untuk bergetar. Wanita itu mulai berpikir yang tidak-tidak. Ketika dia ingin membalas ucapan Gusti, pintu kamarnya terbuka dengan paksa.

"Dasar istri bodoh! Suami pulang bukannya buka pintu malah teleponan!" bentak Sunan.

Saquyna buru-buru memutuskan sambungan teleponnya karena takut Gusti mendengar umpatan Sunan. "Sabar, Mas! Aku sedang menghubungi ibu."

"Halah, alasan! Mana ada ibu telepon malam-malam. Sini! Biar aku periksa! Siapa tahu kamu selingkuh!" Sunan mengambil paksa ponsel Saquyna dan memeriksa panggilan keluar. Nama yang tertera memang ibu mertuanya.

Saquyna tentu tidak bodoh. Dia tidak mungkin menyimpan nama Gusti pada kontak ponselnya.

Pria itu mengembalikan ponsel Saquyna dan menerjang istrinya dalam sekali sentakan. "Malam ini pokoknya aku minta jatah. Enak saja kamu mengabaikan aku. Buka baju kamu!"

°°°

Saquyna merasakan pegal-pegal karena semalam Sunan sangat menggebu untuk menyentuhnya. Dia bahkan baru bisa tidur jam satu dini hari.

Pagi ini, Saquyna pergi bekerja seperti biasa. Yang membuatnya lebih tenang karena tidak ada penagih hutang yang menganggu kehidupannya.

"Sa, mau delivery nggak? Pakai mobil toko. Aku sudah membeli satu mobil pick up khusus untuk pengiriman besar. Di sini yang bisa pegang setir mobil hanya kamu. Jadi, pekerjaan kamu bertambah sedikit nggak apa-apa kan? Nanti kalau aku udah merekrut karyawan laki-laki, kamu nggak perlu delivery lagi," jelas Mayang yang sedang meneliti nota pembelian sekaligus memberi intruksi pada Saquyna. Wanita itu tersenyum senang karena pembelian melalui pesan W******p lumayan banyak. "Aku berikan bonus buat semuanya kalau bulan ini bisa tembus di angkat lima ratus."

Semua karyawan bersorak karena kebijakan yang baru diterapkan oleh Mayang. Tidak terkecuali Saquyna.

"Ini alamat pengirimannya," ucap Mayang sembari mengangsurkan nota pembelian sekaligus alamat. "Perumahan Elite Senja Indah nomor sembilan."

Bukannya itu perumahan milik Gusti? Tapi nama pemesannya bukan Gusti melainkan Aji.

°°°

"Biarkan barang itu di sana. Kamu masuk saja!" tukas Gusti begitu melihat Saquyna hendak menurunkan barang. Tanpa melewati teras rumahnya, Gusti mengisyaratkan Saquyna untuk masuk.

Saquyna mengikuti permintaan Gusti karena dia tahu tujuan Gusti membeli semua barang-barang itu. Dia mulai terbiasa masuk ke area pribadi Gusti. Kakinya melangkah santai dengan tatapan datar. Meskipun jantungnya berdetak tidak karuan, Saquyna tidak memperlihatkannya.

Gusti menutup pintu utama. Napasnya tidak sekedar hanya memburu tapi menahan untuk tidak langsung menyergap Saquyna.

"Suami kamu berulah semalam?" tanyanya geram.

"Hanya meminta jatahnya."

"Sampai berapa jam?"

Saquyna tahu dia harus menutupinya, jadi dia sedikit berbohong. "Hanya satu jam."

"Bohong!"

"Saya jujur," ucap Saquyna. Dia melihat ke arah lain karena Gusti terlalu menekannya. Dia agak khawatir melihat sikap pria yang menjadi selingkuhannya itu. "Kenapa? Kenapa tiba-tiba pesan barang? Bukannya kita janji bertemu sore?"

"Saya nggak bisa menahan diri. Dari semalam saya memikirkan hal terburuk yang bisa suami kamu lakukan. Saya sangat ingin mendatangi kamu tapi saya nggak bisa melakukannya. Sialan!" umpat Gusti.

Saquyna kebingungan. Kenapa Gusti bisa semarah itu? Padahal Sunan adalah suami sah Saquyna. Sunan berhak menuntut hak dari Saquyna. Apapun yang dilakukan Sunan selama masih wajar, Gusti tidak bisa protes.

"Sunan masih suami saya jadi wajar kalau dia meminta jatahnya. Kamu nggak perlu marah. Ingat, hubungan kita hanya hubungan atas dasar kesenangan saja," tukas Saquyna.

Gusti tahu tapi dia tidak bisa membiarkan wanita disakiti. Perlahan tapi pasti, Gusti mendorong tubuh Saquyna hingga mencapai dinding. Kemudian bibirnya mulai mengecup bibir Saquyna. Hanya kecupan kecil yang membuat alam bawah sadar Saquyna tersengat.

"Kalau mau stop, kita stop di sini! Tapi kalau kamu mau lebih, saya akan membawamu ke ranjang!"

Saquyna menutup matanya. Otaknya berpikir keras. Gusti benar-benar menggoda hatinya. "Sebaiknya kita ... stop!"

°°°

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   53 - Permintaan Yang Terakhir

    "Tante Sinar?" tanya Uty sigap. Dia bergegas bangun untuk menyambut wanita yang sudah dikenalnya sejak lama. "Ngapain, Tan? Mau bertemu Uty?"Sinar menggeleng, "Tunggu sebentar, Ty. Tante mau bicara sama Saquyna." Tatapannya hanya tertuju pada Saquyna di depannya. Saquyna menelan ludah, gugup. Entah gugup karena penjelasan Sinar yang tiba-tiba ataukah karena bertemu dengan ibu dari pria yang menjadi selingkuhannya. "Bisa bicara sebentar?" tanya Sinar to the point. "Mau minum apa, Tan? Biar Uty buatkan," tanya Uty sopan. Terlihat jelas perbedaan sambutan Uty pada Sinar dan Yolan. "Nggak perlu repot-repot, Ty. Tante hanya sebentar. Bisa minta tolong tinggalkan kami?""Tentu saja, Tante. Uty ada di meja kasir kalau tante butuh apa-apa," jawab Uty ringan. Wanita itu berjalan santai menuju meja kasir. Meskipun dia tidak mengkhawatirkan sikap Sinar yang mungkin saja sedikit kasar, tapi dia khawatir dengan reaksi Saquyna. Apakah wanita itu bisa menerima kenyataan pahit yang selama ini te

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   52 - Karena Istri Sahnya Sudah Bangun!

    "Apa, Ma? Lara bangun?" ulang Gusti tidak percaya. Entah reaksi apa yang dia tunjukkan sekarang, yang jelas dia khawatir. Mengkhawatirkan keadaan Saquyna dan hubungan terlarang mereka. "Iya. Cepatlah! Lara, ini mama. Kamu dengar nggak?" pertanyaan itu ditujukan pada orang di seberang sana bukannya Gusti.Pria itu memutuskan panggilannya dan merenung. Banyak yang harus dia pikirkan. Setelah beberapa saat terdiam, Gusti akhirnya bangkit untuk menemui istrinya yang sudah lama tertidur. °°°Dallara menatap polos ke arah Gusti, lalu beralih pada Yolan yang tak henti-hentinya tersenyum sumringah. Sementara mertua kesayangan Dallara berdiri di sisi kiri, tepat di sebelah putranya yang hanya diam menatap sang istri."Untuk saat ini, Ibu Dallara belum bisa menggerakkan tubuhnya karena sudah berbulan-bulan tidak melakukan pergerakan. Jadi, nanti akan dilakukan rehabilitasi untuk mengoptimalkan pergerakan tubuhnya. Ibu Dallara tidak perlu panik jika belum bisa bicara dengan baik. Perlahan selu

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   51 - Gusti, Lara Bangun!

    "Ibu?" suara tercekat Sunan terdengar pelan. Dia tidak menyangka sang mertua akan berkunjung di saat yang tidak tepat. Sinta tidak memperdulikan panggilan Sunan. Wanita itu menatap sinis pada menantunya. "Kamu selingkuh sama Mayang? Mayang yang ibu kenal? Iya?"Saquyna jelas ingin menutupi tapi tidak salahnya jika ibunya mencuri dengar. "Tanyakan pada menantu ibu! Yang jelas aku sudah mengajukan gugatan perceraian kemarin. Aku harap ibu bisa mengerti dan nggak menuntutku untuk membatalkannya.""Bu, ini nggak seperti yang ibu pikirkan!" jelas Sunan menyela.Tanpa babibu, Sinta melayangkan pukulan pada wajah menantunya. "Selama ini ibu selalu diam agar supaya kamu dan Saquyna bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga kalian sendiri. Tapi kali ini ibu nggak akan meminta anak ibu untuk memaafkan kamu. Bisa-bisanya kamu berselingkuh dengan teman istrimu? Bisa? Enak saja kamu bisa tidur nyenyak selama ini. Benar-benar nggak tahu malu! Selama pernikahan, Saquyna yang membayar hutang-hut

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   50 - TERBONGKAR!

    "Aku sudah mengajukan perceraian ke pengadilan agama, Mas. Tunggu saja sampai suratnya datang," ucap Saquyna tanpa ekspresi. Beberapa hari ini dia mencoba bersikap selayaknya istri yang tidak tahu apa-apa. Melayani suami dengan setengah hati meskipun sikap suaminya jauh lebih baik. Mendengar hal yang tidak disangka-sangka akan keluar dari mulut istrinya, Sunan mendelik. "Tiba-tiba? Kesambet apa kamu, Sa? Kita nggak ada berantem atau apa loh, kok kamu tiba-tiba mengatakan hal gila ini? Siapa yang mendorong kamu untuk punya ide menceraikanku?""Nggak ada."Singkat! Bahkan seorang Sunan pun heran mendengarnya. Bagaimana tidak? Saquyna paling bisa mendebatnya! Kalau sampai wanita itu hanya menjawab satu kata saja, pasti ada sesuatu. "Apa karena kamu udah nyaman sama pria itu?" tanya Sunan curiga. "Siapa?" jawab Saquyna meskipun dia tahu siapa yang dimaksud oleh Sunan. Pasti Gusti. "Siapa lagi kalau bukan Pak Gusti, kakak laki-laki bos kamu."Benarkan? "Kamu menyalahkan aku, Mas? Aku?

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   49 - Aku Yang Akan Mengusahakan Kebahagiaanmu

    "Ada apa, Ra?" tanya Saquyna setengah terkejut. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan teman lamanya. "Aku tahu rahasia antara suamimu dan Mbak Mayang. Bisa kita bicara sebentar?" tanya Rara dengan muka serius. Saquyna mengangguk cepat. Dia membuntuti Rara yang sedang mencari tempat strategis untuk bicara empat mata. Entah apa yang sedang dipikirkan Rara saat ini, Saquyna tidak bisa menebaknya. Sejujurnya Saquyna sangat takut mendengar kenyataan yang ada. Jika memang benar apa yang dia pikirkan terjadi, apa yang harus dia perbuat? "Apa yang kamu tahu, Ra?" tanya Saquyna. "Aku nggak sengaja melihat suamimu keluar dari toko bersama mbak Mayang. Malam-malam waktu semua orang sudah pulang. Sebenarnya aku juga nggak sengaja balik ke toko kalau bukan karena kunci kosku terjatuh di tempat parkir," jelas Rara serius. Wanita itu bahkan bersumpah benar-benar melihat mereka di malam berikutnya. "Kalau ketiga kalinya aku memang sengaja datang untuk membuktikan dugaanku dan ternyata benar. A

  • Selingkuhanku Lebih Menggoda Dari Pada Suamiku   48 - Saquyna, Bisa bicara sebentar?

    Mampus! Mayang menahan napas melihat Saquyna menenteng kaus kaki milik suaminya. Dia heran kenapa dia tidak melihat benda itu ada di ruangannya. "Masa sih?" tanya Mayang berpura-pura tidak mengetahui. Sejujurnya dia was-was kalau Saquyna mengetahui perselingkuhannya dengan suami temannya sendiri. "Iya. Aku yakin. Soalnya aku yang beli kaus kaki ini, May. Kok bisa ada di sini?" tanya Saquyna bingung. Dia berhak curiga bukan? Kenapa? Karena hal private milik suaminya malah ada di tempat yang tidak seharusnya. Apakah Mayang memiliki hubungan khusus dengan Sunan?Tidak! Tidak mungkin. Mayang bukan orang yang akan melakukan sesuatu yang buruk. Mayang adalah istri yang setia dan juga mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Saquyna hanya salah mengartikan. "Pasti suamiku teledor kan? Maklum sih di rumah dia juga begitu, May," jawab Saquyna santai, seolah apa yang dia lihat bukan apa-apa. Dia kemudian memasukkan kaus kaki tersebut ke dalam tas, lalu pamit pada Mayang. "Aku ingat aku per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status