Share

Bab 16. Senjata Makan Tuan.

Author: Zhang A Yu
last update Last Updated: 2025-07-02 06:55:08

Paviliun Kaisar, ruang baca yang masih dipenuhi aroma krim beracun.

Pintu kembali terbuka. Seorang pria paruh baya dengan jubah putih bersulam lambang naga kekaisaran melangkah masuk. Wajahnya tirus, matanya cekung, namun sorotnya tajam. Dialah Tabib Luo, tabib senior yang sudah puluhan tahun mengabdi di istana.

“Yang Mulia, hamba Tabib Luo, hadir sesuai panggilan Anda,” ucapnya, suaranya dalam dan stabil.

Kaisar Lin Yi mengangkat dagu, menunjuk kotak krim mutiara di mejanya. “Periksa ini. Cepat.”

Tabib Luo menunduk hormat, lalu membuka kotak dengan hati-hati. Dia mencium aromanya sekilas, alisnya langsung berkerut. Dia kemudian mengeluarkan pipet kaca dari kotak peralatannya, meneteskan cairan bening keatas krim di sendok perak kecil. Cairan itu bereaksi cepat, berubah keabu-abuan, mengeluarkan sedikit asap tipis.

“Yang Mulia.” Tabib Luo mendongak, matanya serius. “Krim ini mengandung merkuri, lebih tepatnya cinnabar, dalam dosis cukup tinggi untuk merusak jaringan kulit.”

Kaisar me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 70. Pencarian.

    Tengah malam, kota kekaisaran.Angin dingin menyusup di antara lorong-lorong sempit kota, menampar lembut wajah para prajurit yang bergegas menyisir tiap gang. Obor dinas berkedip-kedip di tangan mereka, bayangan mereka menari di dinding tembok rumah yang gelap dan sunyi."Periksa atap!""Jangan biarkan dia lolos!"Suara aba-aba bergema. Suasana kota malam itu jauh dari biasa. Jalan-jalan utama telah disegel. Gerbang kota ditutup. Penjagaan diperketat hingga ke pelosok sekalipun. Namun, di balik semua itu, sesosok bayangan bergerak cepat, membaur dalam kegelapan. Li Jiancheng menekan lukanya yang masih mengucurkan darah hangat, wajahnya pucat, tapi sorot matanya tetap menyala.Dia melompat dari satu atap ke atap lain, sesekali terpeleset karena bekas darahnya sendiri yang membasahi telapaknya.Hingga tiba di distrik barat .... Li Jiancheng menarik napas pendek-pendek, terdengar kasar. Dadanya naik turun tak teratur. Luka di sisi perutnya semakin basah, darah mengalir melewati sabukny

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 69. Li Jiancheng Terluka dan Kabur.

    Li Jiancheng memutar pedangnya secara refleks dan menangkis anak panah itu dengan sudut presisi nyaris mustahil.Percikan logam memercik di udara. Anak panah terpental, jatuh dengan bunyi denting di lantai batu. Namun, sorot matanya tidak berubah. Hanya sedikit menyipit. Tidak kaget, seolah dia telah mengantisipasi serangan itu sejak langkah pertama masuk ke halaman Istana Yue.Tepatnya langkah berat menggema dari sisi gelap taman.Tap! Tap!Dari balik bayangan, muncullah sesosok pria tinggi tegap dengan jubah perang kebesaran. Pakaian dinas perangnya memantulkan cahaya obor, dan di dadanya tersemat lencana naga perak.Jenderal Shang Que.Dia berjalan pelan dan mantap, seperti harimau yang tahu dia berdiri di atas wilayahnya sendiri. Setiap langkahnya menebarkan tekanan yang berat, bukan hanya karena statusnya, tetapi karena ketegasan yang menyertainya.Begitu mencapai sisi belakang Kaisar Lin Yi, Shang Que berhenti. Dengan satu hentakan kakinya, dia berdiri memunggungi sang Kaisar, m

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 68. Ada Banyak Pembunuh.

    Obor kecil di dinding bergoyang ringan, nyalanya bergetar seolah merasa sesuatu yang tak kasat mata tengah mendekat.Chun Mei menatap lekat wajah Kaisar Lin Yi, yang baru saja menggenggam jemarinya dengan mantap. Namun, hanya dalam sekejap, udara berubah. Tidak ada angin, tapi nyala obor kembali goyah, lalu...Srek!Tap! Tap! Tap!Langkah-langkah berat dan cepat terdengar dari segala arah. Lantai batu istana Yue yang beku, berlumut dan sepi kini bergema oleh kehadiran lima sosok asing berpakaian gelap, melompat turun dari atap, dari sela pilar, dan dari balik tembok samping.Semuanya mengenakan pakaian kelam menyatu dengan malam, sebagian wajah mereka tertutup kain hitam, menyisakan mata dingin yang menyala tajam.Kaisar Lin Yi refleks mendorong Chun Mei ke belakang tubuhnya.“Setan mana lagi yang mengirim mereka?” bisik Chun Mei nyaris tak terdengar.Kaisar tidak menjawab. Tatapan matanya berubah menjadi dingin seketika. Tangannya tak lagi menggenggam, melainkan terulur ke balik ping

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 67. Tidak Ada yang Bisa Menghalangi Kaisar.

    Wajah Selir Agung memucat seperti kain perak yang dijemur tanpa matahari!Pipinya merah padam, bukan karena malu dalam makna manisnya, melainkan seperti maling kecil yang tertangkap basah di tengah malam, dan dia tahu tidak ada jalan lari lagi.Matanya membelalak sesaat, lalu buru-buru merunduk. Ujung matanya berkedip gelisah. Wajah itu memerah bagai udang rebus, sementara jemarinya yang kurus mencengkeram erat selimut sutra, seperti ingin menarik dirinya kembali ke bayang-bayang.Sementara Kaisar Lin Yi tidak berniat membiarkannya tenggelam dalam keheningan.Alih-alih menekan dengan amarah, pria itu justru melangkah santai, mengambil gulungan kecil yang dilapisi kertas merah keemasan dari balik lengan jubahnya, dan meletakkannya begitu saja di atas meja rendah di sisi ranjang.Benda itu kecil, tapi begitu mencolok, memancarkan aroma samar Zhenmu yang khas. Hangat, lembut, namun menyusup halus seperti racun yang menyamar jadi kabut pagi.“Zhenmu,” ujar Kaisar datar, “harusnya Ibu tahu

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 66. Mengejutkan Malam Selir Agung.

    Untungnya tidak kena tubuh Chun Mei! Cambukan menghantam meja batu di sampingnya. Dan hanya dari satu kali sabetan, bagian sisi batu langsung terbelah.Chun Mei menatap wanita itu tajam. Napasnya tertahan. Tapi tidak takut.“Kalau aku bicara... bisakah kamu menjamin aku akan keluar dari sini hidup-hidup?” tanyanya, perlahan.Wanita itu mendekat. “Tidak.”Dan dengan itu, cambuk kembali terangkat tinggi. Namun, sebelum sabetan kedua melayang, terdengar suara keras dari luar.“BERHENTI!”Pintu terbuka lebar. Kasim Feng, kepercayaan Kaisar muncul dengan wajah pucat, menggenggam gulungan berstempel naga emas.“Perintah dari Yang Mulia Kaisar! Tidak ada satu pun boleh menyentuh Selir Chun Mei sebelum pemeriksaan kebenaran selesai dilakukan!”Wanita pemegang cambuk menoleh dengan kesal, tetapi begitu melihat stempel naga emas di surat itu, dia hanya menggeram pelan, memutar tubuhnya dan mundur beberapa langkah.Kasim Feng berdiri menyamping, mempersilahkan wanita pemegang cambuk itu pergi.

  • Selir Chun! Kaisar Hanya Menginginkanmu!   Bab 65. Kalang Kabut.

    Paviliun Angin Giok, kediaman Selir Zhao. Langit malam merunduk pekat di atas atap-atap istana, menyelubungi tiap inci harem dalam nuansa biru kelam dan cahaya lentera yang remang. Tapi di kediaman Selir Zhao, tidak ada damai seperti biasanya. Angin bertiup ringan melewati celah jendela yang belum ditutup rapat, menggerakkan tirai tipis yang berkibar lemah. Namun di dalam ruangan, seorang wanita berdiri kaku di tengah ruang, memeluk tubuhnya sendiri seolah mencoba menghentikan gemetar yang menjalar diam-diam dari ujung jari. Selir Zhao. Dia berdiri menghadap ke meja rias, tetapi wajahnya tidak bercermin. Matanya hanya menatap kosong ke pantulan bayangannya sendiri yang pucat, tegang, terpojok. “Dia memberikannya pada Selir Agung,” gumamnya pelan, seperti bicara pada bayangannya, “dia benar-benar berani!” Wajah cantik yang biasa dihiasi senyum tenang itu kini memucat, tak ada sisa kelembutan. Hanya ketakutan yang tersamar dalam bentuk kemarahan. “Chun Mei!” bisiknya lagi, hampir

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status