Share

Bad Day

last update Last Updated: 2025-04-01 13:51:57

Kalau ada orang paling rese', selalu membuat repot dan menyusahkan orang lain, maka Lady adalah orangnya. Setidaknya itu menurut Rain.

“Kasihan dia pakai motor hujan-hujan begini, Rain, kamu antar sebentar ya…” Kalimat penuh permintaan yang disampaikan Kanayya membuat Rain tidak memiliki alasan apa-apa lagi untuk menolak.

Dan saat ini perempuan itu duduk seperti anak kucing yang kedinginan di sebelahnya. Lady menyilangkan tangan, memeluk dirinya sendiri. Lebih dari lima menit yang lalu ia tidak bersuara sepatah kata pun. Hingga kemudian celetukan perempuan itu membuat Rain harus menoleh padanya.

“Rain, sorry, bisa anterin aku ke rumah dulu? Baju kerjaku ketinggalan, aku nggak mungkin pake baju ini.” Lady juga baru menyadari hal tersebut. Bahkan hingga sekarang ia masih memakai baju Alana tadi.

“Apa lo bilang? Mau ke rumah lo dulu? Lo pikir gue sopir yang bisa ngenterin lo ke mana-mana? Lagian udah gue bilang dari dulu jangan kerja di sana lagi, tapi lo masih nggak mau dengerin gue. A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jujur

    Rain tiba di rumah Sydney setelah memutuskan untuk tetap ke sana meskipun perempuan itu melarangnya. “Sydney ada, Zee?” tanya Rain pada Zee yang membukakan pintu untuknya.“Ada, di kamar, udah ganti baju lagi. Dari tadi tuh anak nggak berhenti ngomel,” kata adik perempuan Sydney itu memberitahu.Rain tersenyum kecut. “Bisa panggilin nggak, Zee? Aku mau ngomong sama dia.”“Bentar, aku panggilin dulu.” Zee menyuruh Rain duduk dan meninggalkannya di ruang tamu sendiri.“Ney, ada Rain di depan, katanya jadi pergi dinner nggak?” seru Zee dari depan pintu kamar Sydney yang terkunci.“Nggak usah, suruh dia pulang aja!” sahut Sydney dari dalam.“Beneran nih suruh pulang aja?” “Iya!”Beranjak dari depan kamar Sydney, Zee kembali ke ruang tamu menemui Rain.“Gimana, Zee?” kejar lelaki itu tidak sabar.“Dia nggak mau, katanya pulang aja, Rain.”Rain tampak kecewa mendengar jawaban Zee. Sudah jauh-jauh ke sini membuang waktu dan tenaganya tapi berakhir sia-sia. Semua ini salahnya juga sih. Cob

    Last Updated : 2025-04-02
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tampar Pakai Bibir

    Kanayya sendiri yang membukakan pintu kala Rain tiba di rumah tepat pukul dua belas malam. Tadi Rain menemani Sydney dulu hingga perempuan itu tertidur. Jika tidak begitu, Sydney tidak akan mengizinkan Rain pulang.“Kenapa Bunda belum tidur?” tanya Rain sambil merangkul punggung Kanayya memasuki rumah.“Bunda menunggu kamu, Rain. Udah selesai urusannya?”“Udah, Nda.””Tadi kamu jadi nganterin Lady ke tempat kerjanya?”“Jadi.””Nggak dijemput sekalian?” Kanayya memandang ke arah Rain yang berjalan di sebelahnya.Rain melihat arloji. “Masih jam dua belas, paling jam kerjanya belum selesai.”“Kalau begitu, nanti kalau sudah selesai kamu jemput ya. Kasihan dia, motornya kan tinggal di sini.”“Ya ampun, Nda, kok aku lagi yang jemput?”“Ya mesti kamu dong, Rain. Kasihan kan dia, masa gajinya habis untuk bayar taksi.”‘Ah, Bunda selalu saja punya alasan,’ bisik Rain di dalam hati yang membuat Rain lagi-lagi tidak bisa untuk menolak.“Nda, bisa nggak Bunda minta ke dia biar nggak kerja di san

    Last Updated : 2025-04-02
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Solusi Yang Ditawarkan Rain

    Lady meremas-remas jarinya yang saling bertautan di balik tas yang ia letakkan di atas paha. Kalau ia mau, ia bisa saja membalas perkataan kasar yang dilontarkan tanpa dasar padanya. Namun ia lantas teringat pada ucapan bijak dari salah seorang tokoh ternama. Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak akan percaya itu. Dan Rain adalah orang yang membencinya, yang jelas-jelas tidak akan pernah memercayainya sampai mulutnya berbuih sekalipun untuk menjelaskan.Diamnya Lady membuat Rain jadi berpikir bahwa perempuan itu mengakui dan membenarkan semua tuduhan Rain padanya. Yang membuat laki-laki itu menjadi semakin geram.“Bener kan yang gue bilang? Lo emang nggak bener. Kalau lo cewek baik-baik nggak mungkin pergi sembarangan sama cowok, apalagi malam-malam begini.”Lady masih tidak mengerti cowok mana yang dimaksudkan lelaki di sebelahnya ini. Ia tidak tahu jika tadi Rain mengikutinya saat Farrel mengantar k

    Last Updated : 2025-04-03
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Meminta Klarifikasi

    Membuka pintu kamar dengan gerakan kasar, Rain memandang nyalang pada Lady yang kini berdiri tegak di hadapannya. “Selain ngeganggu gue keahlian lo apa lagi sih?”Tuh kan, ternyata benar dugaan Lady. Rain pasti akan menceramahinya. “Aku nggak mau mengganggu kamu. Bunda kamu yang memintaku untuk memanggil kamu,” kata Lady membela diri.”Udah salah masih ngeyel, dasar parasit.”Lady tidak mendengar ucapan terakhir Rain karena keburu pergi dari hadapan laki-laki itu.“Rain udah bangun, Dy?” tanya Kanayya saat melihat Lady muncul sendiri tanpa anak lelaki kesayangannya.“Udah, Dok.”Tak lama berselang Rain muncul ke ruang makan, bergabung bersama mereka. Lelaki itu belum mandi dan membawa muka bantalnya.“Pagi, Nda,” sapa Rain pada Kanayya lantas menarik salah satu kursi dan memosisikan diri di sana.“Pagi, kamu baru bangun?”“Iya nih, Nda, aku baru pulang jam tiga lewat jadi masih ngantuk banget.” Rain menutup mulutnya yang menguap dengan telapak tangan.“Nanti setelah makan kamu bisa ti

    Last Updated : 2025-04-03
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pertengkaran Di Toilet

    Lady sedang membersihkan toilet setelah membuang sampah begitu memisahkan menurut jenisnya. Dengan lincah tangan perempuan itu menggerakkan pel ke sana kemari. Toilet ini adalah bagiannya. Karena letaknya yang strategis maka toilet tersebut menjadi toilet yang paling sering digunakan di antara toilet lainnya di rumah sakit tersebut.Aroma parfum mahal perempuan yang terhirup oleh hidungnya membuat Lady harus mengangkat kepala dan beralih sesaat dari pel di tangannya untuk kemudian memandang ke arah pintu masuk.Seorang perempuan cantik dan tinggi semampai melenggang masuk ke dalam toilet. Lady mengenalnya sebagai Sydney. Perempuan yang dekat dengan Rain. Dia kekasihnya kalau menurut yang Lady dengar. Perempuan itu juga yang marah-marah gara-gara cocktail-nya tumpah malam itu.Sydney yang baru masuk melintas di depan Lady dan menginjak bagian lantai yang baru dipel sebelum kemudian masuk ke dalam bilik toilet.Lady menahan napas, mencoba untuk bersabar meski ia harus mengulang lagi pek

    Last Updated : 2025-04-03
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tentang Seseorang Yang Ingin Mempertahankan Haknya

    “Tante Kanayya! Tunggu dulu, Tante!” Sydney bangkit dari tempat duduknya dan berlari mengejar Kanayya yang menjauh.Kanayya terkejut ketika tiba-tiba Sydney mencekal lengannya yang membuatnya harus menoleh pada perempuan itu. “Ada apa lagi, Sydney?”“Tante nggak bisa pergi gitu aja dong. Saya kan belum selesai bicara sama Tante.””Tangan kamu tolong,” ujar Kanayya sembari melirik lengannya yang dicekal Sydney.Sydney melepaskan tangan Kanayya dari cengkramannya. Ia tidak sadar bahwa tindakannya ini semakin memperburuk penilaian Kanayya padanya.“Tante, saya belum selesai bicara sama Tante, Tante nggak bisa pergi gitu aja.””Apa lagi yang mau dibicarakan? Semua kan sudah jelas.”“Jelas buat Tante, tapi tidak untuk saya. Saya nggak terima dengan keputusan Tante yang semena-mena.”Kanayya melongo melihat Sydney yang mengomelinya. Tingkah perempuan itu sungguh di luar prediksi. Kalau Sydney pikir tindakannya ini membuat Kanayya jatuh simpati, maka ia salah besar. Kanayya justru tidak resp

    Last Updated : 2025-04-04
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pernikahan Yang Semakin Dekat

    Lady berdiri mematung di depan jejeran etalase kaca yang memajang berbagai jenis penganan. Mulai dari roti aneka rasa, cake, cookies, pastry, puding, kue-kue basah hingga praline.Tak percaya rasanya jika pada akhirnya ia bisa memiliki toko kue sendiri yang ia beri nama “Cake Palace”. Dan itu semua adalah berkat bantuan Kanayya. Ralat, Rain. Ya, yang berperan besar dalam semua ini adalah lelaki itu. Kanayya bilang semuanya menggunakan uang Rain. Entah bagaimana caranya Lady berterima kasih. Ia tidak tahu. Yang Lady tahu, Rain akan semakin semena-mena padanya.Cake Palace baru berumur dua hari setelah buka kemarin. Dan saat ini tempat tersebut dipadati pembeli karena masih dalam masa promosi.Lady sendiri bertindak sebagai orang belakang layar atas terciptanya kue-kue lezat itu dibantu dengan beberapa orang lainnya.Lady memerhatikan dari jauh kesibukan dan interaksi silih berganti di dalam toko itu. Ada senyum puas di bibirnya melihat ramainya para pengunjung dan pertukaran keluar mas

    Last Updated : 2025-04-04
  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Bercinta

    Kanayya tersenyum senang mendengar jawaban Lady. Justru yang ia ragukan adalah Rain. Khawatir anaknya itu akan menolak mentah-mentah.“Kalau kamu sendiri gimana, Rain?”Rain terdiam. Cara Kanayya menatapnya begitu penuh pengharapan. Membuatnya akan merasa sangat bersalah jika menolak permintaan itu. “Nda, apa aku nggak terlalu cepat menikah di umur segini? Aku masih muda.” Rain terus berupaya mencari cara agar pernikahan itu bisa ditunda.”Tidak ada standar baku untuk menikah, Rain. Dulu Bunda dan Ayah menikah di umur dua puluh. Nah, kamu sudah dua puluh empat. Percaya deh sama Bunda, yang halal itu akan jauh lebih nikmat.”Helaan napas Rain perdengarkan sebagai tanda bahwa dirinya keberatan. Namun tentu saja Kanayya tidak akan peduli.“Nda, kalau misalnya nikah siri gimana?”“Nope!” Kanayya menolak tegas, tentu saja. Baginya pernikahan semacam itu hanyalah bentuk lain untuk mengikat sekaligus menyiksa kaum wanita.Rain mendesah setelah alternatif yang diberikannya tetap tidak disetu

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Lepas Pil KB

    Surat perjanjian kesepakatan itu akhirnya ditandatangani oleh kedua belah pihak. Keluarga Jacob akhirnya menyetujui meskipun awalnya keberatan dengan beberapa poin perjanjian yang dirasa memberatkan mereka. Namun, Wisnu serta Reno sebagai kuasa hukum berhasil mengatasinya.Rain dan ketiga perempuan tersayangnya pulang setelah semua tuntas. Namun sebelum itu Wisnu sempat berbisik padanya menanyakan Camry yang Rain janjikan. Pria itu sepertinya khawatir jika kliennya sampai ingkar."Pak Wisnu tenang saja, besok Bapak bisa ambil mobilnya. Kalau sekarang saya capek, Pak." Begitu jawaban Rain tadi. Syukurlah sang pengacara mau mengerti dan tidak mendesak.Mereka pulang ke rumah dengan kepala yang jauh lebih ringan. Satu masalah sudah terselesaikan. Rain harap setelah ini tidak ada masalah lain yang memberati kepalanya."Lad, kayaknya aku butuh distraksi." Rain memeluk Lady yang sedang mengganti baju dari belakang. Mereka baru saja tiba di rumah dan sekarang sedang berada di kamar.Lady mem

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Permintaan Maaf Sydney

    Mereka masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu dengan didampingi kuasa hukum masing-masing.“Maaf, kalau kami terlambat,” kata Wisnu membuka percakapan.“Tidak sama sekali.” Reno yang menjawab. Keduanya sama-sama melempar senyum hangat.Wisnu kemudian menyapa keluarga Jacob satu per satu. “Gimana kabarnya, Pak Jacob? Sehat?”Jacob menganggukkan kepala sambil tersenyum berwibawa.“Bu Jasmine sehat juga kan? Arisan lancar, Bu?”“Lancar, Pak. Bisa kita mulai sekarang?” Perempuan itu sudah kehabisan kesabarannya.“Tentu saja bisa, Bu. Tapi sebelum dimulai dan saya membacakan isi kesepakatan, sebaiknya Sydney juga hadir di sini.”“Sebentar.” Jasmine lalu beranjak dari sana untuk kemudian memanggil anaknya di kamar.Selagi menunggu, Wisnu dan Reno saling mendekat dan berbicara dengan suara separuh berbisik mengenai kesepakatan mereka.Selang beberapa menit kemudian Jasmine kembali muncul beserta Sydney serta perawat pribadi. Sementara yang lain duduk di sofa, Sydney duduk sendiri di ku

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Win-Win Solution

    Sudah berbatang-batang rokok Rain isap. Puntungnya juga hampir menggunung memenuhi asbak. Sementara Wisnu sedang berbicara dengan Kanayya di dalam rumah.Rain menggeleng-gelengkan kepalanya nyaris putus asa kala menyadari saat ini sedang berhadapan dengan siapa. Mau tidak mau Rain mulai menyadari kebenaran perkataan Wisnu bahwa untuk menghadapi orang seperti Jacob dibutuhkan intrik yang cerdik.‘Tuhan… bantuin gue dong…’ Ia berteriak di dalam hati. Di saat itu Rain baru menyadari bahwa mungkin seseorang bisa membantunya. Ale. Jika selama ini sahabatnya itu selalu ada untuknya maka kali ini pasti Ale bisa menolong.”Nyet, bantuin gue,” ucap Rain ketika panggilan terhubung dengan Ale melalui saluran telepon.“Gue harus bantu apa? Kalau gue bisa pasti akan gue lakuin.” Ale menjawab dari seberang sana.“Gue udah bikin perjanjian sama bokapnya Sydney, tapi masa iya sih semua poinnya merugikan gue.” Rain kemudian menceritakan secara detail apa saja isi kesepakatan itu termasuk menyebutkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Yang Gagal

    “Gimana, Mas Rain? Apa sudah cukup jelas? Apa masih ada yang ingin ditanyakan?” tanya Reno, pengacara keluarga Jacob setelah sekian menit Rain masih termangu.“Saya nggak bisa tandatangani surat ini sekarang, Pak.” Rain menjawab sembari memandang lurus ke arah sang kuasa hukum.Seluruh keluarga Sydney terkejut mendengar penolakan Rain.“Kenapa? Apa ada yang kurang jelas? Saya bisa terangkan kalau Mas Rain masih kurang mengerti.”“Saya mengerti apa maksud dan tujuannya. Tapi saya nggak setuju pada beberapa poin di dalam surat perjanjian ini.” Rain menyatakan keberatan.“Bagian mana yang Mas Rain tidak setuju? Mungkin kita bisa bicarakan sama-sama.” Reno terus berusaha membujuk Rain. Sebagai kuasa hukum tentunya pria itu piawai bersilat lidah dan andal bernegosiasi.”Hampir semua bagian saya tidak setuju, terutama poin nomor dua, lima dan enam. Untuk apa konferensi pers? Apa kalian ingin membuat saya malu? Kalian ingin orang-orang jadi tahu, begitu tujuan kalian?”“Mas Rain, tolong jang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kesepakatan Bersama

    Jasmine sontak memandang pada Rain dengan tatapan curiga. Untuk apa laki-laki itu hanya meminta berdua saja dengan anaknya di dalam ruangan? Jangan-jangan Rain akan mencelakakan Sydney. Pikiran buruk perempuan itu semakin liar berputar di kepalanya."Kenapa kami harus keluar? Kamu mau apa?" Jasmine memandang miring pada Rain."Saya mau bicara dengan anak Tante.""Tapi kenapa harus berdua? Memangnya apa yang mau dibicarakan?""Tentang solusi masalah ini. Apa Tante nggak ngerti juga? Nanti kalau saya sudah selesai bicara dengan Sydney, Tante dan semuanya boleh masuk. Tapi sekarang tolong kasih saya waktu untuk bicara berdua." Suara tegas Rain kembali membahana.Kemudian Jasmine memandang pada suaminya meminta pertimbangan. Lelaki itu mengerti dan lekas angkat suara. "Kalau kamu memang mau membicarakan solusinya kenapa hanya berdua? Kenapa kami tidak boleh berada di sini?""Om tenang saja, saya hanya minta waktu sebentar. Saya nggak akan mencelakai Sydney kalau memang hal itu yang ada d

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Anaknya Gugur Kan? Dia Juga Mati kan?

    Sukar dijabarkan dengan kata-kata bagaimana terkejutnya Kanayya setelah mendengarkan penuturan Jacob padanya. Pikirannya masih sibuk mencerna beberapa menit setelah panggilan dari laki-laki itu berakhir. Hingga kemudian ia tersadar lantas bergerak keluar dari kamarnya.“Rain, ini Bunda!” Kanayya berseru seraya memanggil nama sang putra. Ia merasakan getaran dari suaranya sendiri.Selang beberapa detik setelahnya daun pintu pun terbuka bersama dengan sosok Lady yang kini berdiri tegak di hadapannya.”Iya, Nda?””Rain mana, Dy?” kejar Kanayya cepat.”Lagi pasang baju, baru siap mandi.”“Kalau sudah selesai langsung temui Bunda.”“Baik, Nda.”Kanayya meninggalkan kamar anaknya sedangkan Lady menutup pintu dan menghampiri Rain yang sedang berpakaian.“Rain, tadi Bunda yang manggil, kalau udah selesai langsung temui.” Lady memberitahu sesuai dengan apa yang didengarnya dari Kanayya tadi.“Bunda mau ngomong apa, Lad?”“Aku juga nggak tahu, tapi dari yang aku lihat di mukanya Bunda kayak yan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aksi Nekat Sydney

    Dentingan notifikasi handphone Rain menginterupsi Rain dan Lady yang sedang bermesraan. Mereka baru saja tiba di rumah sekitar beberapa menit yang lalu dan menghabiskan waktu di kamar.“Siapa lagi sih?” gumam Rain kesal.Lady membantu Rain menjangkau ponsel dan memberikan pada sang suami.Mendapati pesan dari Sydney, Rain berdecih jengkel. “Mau apa lagi sih dia?”Rain kemudian menekuri ponselnya selama beberapa saat. Membaca pesan yang dikirimkan Sydney padanya. Sempat terdiam namun kemudian tertawa ringan. “Ada-ada aja,” gumamnya pelan.“Ada apa, Rain? Siapa yang chat?” tanya Lady di sebelahnya. Rain memberikan gawainya pada Lady agar sang istri bisa membacanya sendiri.Menerima ponsel yang disodorkan Rain, Lady terdiam cukup lama. Sebagai sesama wanita hatinya jelas tergugah. Ia sangat mengerti apa yang dirasakan Sydney. Kasihan, pikirnya.Apa yang Lady pikirkan lantas ia sampaikan pada sang suami. “Rain, kasihan dia.”“Lad, itu hanya modus, aku harap kamu jangan sampai luluh. Dia

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Mempermalukan Sydney

    “Kamu mau ke mana?” tanya Kanayya pagi itu pada Rain yang sudah rapi.“Mau ikut Lalad ke toko, Nda.”“Tumben?” “Sekali-sekali aku pikir nggak ada salahnya. Lagian aku juga nggak ada kegiatan di rumah.”Kanayya tidak bertanya lagi. Rain juga tidak mengatakan jika sesungguhnya ia akan bertemu dengan Sydney. Nanti saja. Rain pikir Kanayya tidak perlu tahu urusannya dengan perempuan itu.“Rain, kamu nggak mau ambil job iklan atau apa?” tanya Alana sebelum Rain dan Lady keluar meninggalkan rumah. “Kapan-kapan kali ya, Na, biar masalah ini kelar dulu.”“Bunda setuju. Nanti kamu nggak usah cari manajer baru, biar Lady yang manajerin kamu.” Kanayya menyarankan.Rain memandang pada Lady dan tersenyum lebar. "Boleh juga,” ucapnya. Lalu ia beralih pada Lady, meminta pendapat sang istri. “Kamu mau kan, Lad?”Lady kelihatan bingung. Perempuan itu menggigit bibirnya. “Caranya gimana? Aku nggak punya pengalaman sama sekali.”“Nggak perlu punya pengalaman apa-apa kok, Lad. Kerjaan kamu cuma arrange

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Malam Ini Kamu Yang Di Atas

    “Rain, dibales,” beritahu Lady pada Rain yang sudah naik duluan ke ranjang sedangkan Lady baru saja memakai krim malamnya.“Dia bilang apa?” tanya Rain tanpa membuka mata.“Okay, Bae, besok aku ke sana. I love you.” Lady menyampaikan balasan chat dari Sydney yang baru saja ia baca di handphone Rain.Rain detik itu membuka mata. “Jangan main-main, Lad.” Rain sangka Lady sedang meledeknya dengan kata I love you yang diucapkan Sydney.“Main-main gimana? Nggak percaya nih baca sendiri.” Lady memberikan ponsel di tangannya pada Rain.Lady ternyata tidak bohong. Rain melihat sendiri di gawainya balasan dari Sydney sama persis dengan yang diucapkan Lady.Rain berdecih, lalu setelahnya mematikan ponsel dan meletakkan di nakas.”Nggak kamu bales?” tanya Lady yang kini ikut berbaring di samping Rain di kasur.”Nggak ada yang perlu dibales. Infonya sudah jelas.”“Nggak mau bilang I love you too?” Perempuan itu menggodanya.”Jangan nakal ya, Lad, atau nanti aku–”“Aku apa?” potong Lady kilat.Ra

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status