Share

Bad Day

last update Last Updated: 2025-04-01 13:51:57

Kalau ada orang paling rese', selalu membuat repot dan menyusahkan orang lain, maka Lady adalah orangnya. Setidaknya itu menurut Rain.

“Kasihan dia pakai motor hujan-hujan begini, Rain, kamu antar sebentar ya…” Kalimat penuh permintaan yang disampaikan Kanayya membuat Rain tidak memiliki alasan apa-apa lagi untuk menolak.

Dan saat ini perempuan itu duduk seperti anak kucing yang kedinginan di sebelahnya. Lady menyilangkan tangan, memeluk dirinya sendiri. Lebih dari lima menit yang lalu ia tidak bersuara sepatah kata pun. Hingga kemudian celetukan perempuan itu membuat Rain harus menoleh padanya.

“Rain, sorry, bisa anterin aku ke rumah dulu? Baju kerjaku ketinggalan, aku nggak mungkin pake baju ini.” Lady juga baru menyadari hal tersebut. Bahkan hingga sekarang ia masih memakai baju Alana tadi.

“Apa lo bilang? Mau ke rumah lo dulu? Lo pikir gue sopir yang bisa ngenterin lo ke mana-mana? Lagian udah gue bilang dari dulu jangan kerja di sana lagi, tapi lo masih nggak mau dengerin gue. A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   BVL

    “Bisa-bisanya ya kamu bohongin Mama sama Papa. Kapan memangnya kami ngajarin kamu berbohong?”Kepala Giandra tertunduk dalam. Menyadari bahwa ini adalah kesalahannya ia tidak membela diri.“Kalau perbuatanku bikin Mama sama Papa jadi malu aku akan pergi dari rumah.””Ini bukan masalah malu atau bukan, tapi tentang kekecewaan kami sebagai orang tua.” Ale angkat bicara. “Apa kamu pikir dengan pergi dari rumah akan menyelesaikan masalah?”“Nggak, Pa. Sekali lagi aku minta maaf, aku juga nggak mau bikin Mama sama Papa kecewa. Yang aku mau sebagai anak hanyalah membahagiakan Mama dan Papa sebagai orang tua. Tapi aku khilaf.”Ale yang tadinya ingin marah setelah pengakuan dan penuturan panjang Giandra kemudian segera tersadar dan merasa ditampar ketika ingat akan perbuatannya dulu. Di masa itu ia dan Alana juga melakukan kekhilafan yang sama. Yang membedakan mereka berdua adalah Giandra berani bertanggung jawab meskipun caranya kurang tepat.Tangisan Baby yang kemudian terdengar membuat at

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kejutan Tengah Malam

    Giandra tergesa-gesa ke kamar begitu mendengar teriakan Qey. Ponakannya itu tampak panik karena Baby yang terus menangis."Qey, ini susunya." Giandra memberikan botol susu pada Qey untuk kedua kali."Udah nggak panas lagi kan?""Enggak, tadi udah aku cicip sedikit, udah pas kok."Qey meletakkan Baby di atas tempat tidur dan mendekatkan ujung dot ke mulut anak itu. Baby langsung diam begitu mendapat sumber asupannya yang membuat Giandra dan Qey merasa lega untuk sesaat. Ketika susunya habis Baby kembali menangis."Dia mau apa lagi ya, Gi?" tanya Qey bingung."Mungkin dia masih belum kenyang," duga Giandra."Ya udah, Gi, bikinin lagi."Dengan sigap Giandra beranjak ke belakang, membuatkan susu seperti tadi. Tapi ketika kembali memberikannya, Baby masih menangis dan menolak."Dia kok nggak mau ya? Dia mau apa lagi sih?" Qey kebingungan, begitu pun dengan Giandra."Qey, mungkin dia pup."Qey langsung memeriksa dan tertawa ketika mendapati dugaan Giandra tidak salah. "Bersiin, Gi," suruh

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Susahnya Menjadi Orang Tua

    Lantaran kasihan akhirnya Agha terpaksa mempertemukan Giandra dengan anaknya. Walau bagaimanapun Giandra adalah bapaknya. Giandra berhak atas anak itu.Agha membawa Giandra ke ruangan bayi. Mereka masuk ke sana dan berhenti tepat di dekat box seorang bayi perempuan. Bayi itu masih belum memiliki nama. Hanya ada nama Celine sebagai ibunya serta hari dan tanggal lahir anak itu beserta panjang dan beratnya saat dilahirkan.Giandra terpaku di tempatnya berdiri dengan mata menatap sendu pada bayi itu. Bayi berumur empat hari tersebut baru saja terlelap setelah seharian ini terus menangis. Kulit wajahnya putih kemerahan serupa dengan warna bibirnya. Matanya tertutup rapat sehingga Giandra tidak tahu apa warna iris matanya.“Dia baru saja tidur. Sejak lahir dia nggak berhenti menangis. Paling hanya saat tidur kayak gini. Mungkin dia tahu apa yang saat ini sedang dialami ibunya,” kata Agha memberitahu. Agha berdiri di sebelah Giandra, ikut mengamati anak itu.Giandra membisu, masih tidak sang

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Rainy Day

    Agha yang duduk di sebelah Celine dari tadi memerhatikan Celine yang tidak melepaskan pandangannya dari arah panggung. Agha tahu persis siapa sosok yang mengambil atensi perempuan itu. “Bagus ya suaranya, main gitarnya juga oke.” Celine refleks menolehkan kepala ke sebelahnya. Ia terlambat menyadari bahwa Agha memerhatikannya. Entah sejak kapan.Dilengkungkannya bibir membentuk senyuman. “Gian memang multitalenta. Dari kecil dia udah suka musik, jago main gitar, bahkan udah bercita-cita mau jadi anak band.” Celine menceritakannya dengan berbinar-binar.Agha ikut tersenyum menimpali perempuan itu. Ia mengerti bahwa Celine masih menyimpan perasaan pada Giandra. Jika tidak, mana mungkin ada binar di matanya.Senyum di bibir Celine tiba-tiba memudar yang kemudian berganti dengan ringisan.”Kenapa, Lin?” tanya Agha kala melihat perubahan di wajah Celine.”Gha, aku mules banget.” “Braxton hicks lagi?””Kayaknya sih. Tapi ini mulesnya nggak kayak biasa, Gha.””Kita pulang aja ya?”Celine

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Rasa Yang Tak Bertepi

    “Mbak, obat yang ini ada?” Raia menunjukkan secarik kertas pada penjaga apotik.Penjaga apotik menerima kertas berisi resep tersebut kemudian menekurinya selama beberapa detik. Ia kemudian kembali berbicara dengan Raia.“Mbak, karena ini obat racikan Mbak bersedia menunggu sebentar? Kebetulan apotekernya sedang ke luar.”“Duh, kira-kira lama nggak ya? Soalnya saya lagi buru-buru, Mbak.””Mungkin sebentar lagi, Mbak.”Raia memandang ke arah Giandra yang sedang duduk di kursi tunggu pembeli. Meminta pendapat laki-laki itu.”Gimana, Gi?””Ya udah, tunggu aja, kan obatnya ada.”“Tapi kalau lama gimana?”“Nggak apa-apa, daripada muter-muter nyari ke apotik lain ternyata zonk.”“Ya udah deh.” Raia terpaksa sepakat dengan Giandra lalu ikut duduk di sebelahnya.Penjaga apotik memberi mereka dua gelas air mineral sembari menunggu, lalu melayani pembeli yang lain.“Pinjam bahunya ya, Gi, ngantuk banget.” Raia menutup mulut yang menguap dengan telapak tangan lalu sebelum Giandra menjawab ia suda

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Setelah Bercerai

    Celine tidak tahu apa Giandra mengerti apa itu talak tiga beserta konsekuensinya. Yang Celine tahu Giandra sedang emosi saat mengatakannya. Ketika Celine memutar tubuh untuk masuk kembali ke dalam rumah, ia menemukan Agha sudah berdiri di belakangnya. Entah sejak kapan. Bisa jadi laki-laki itu sudah lama di sana mendengar dan menyaksikan pertengkarannya dengan Giandra tadi.”Jadi dia bukan sepupu kamu?” Belum sempat Celine bicara Agha sudah berkata.Tidak ada lagi jalan bagi Celine untuk mengelak apalagi lari. Satu-satunya pilihan baginya adalah mengaku dan berterus terang saat ini juga, terlebih ketika mendengar kelanjutan ucapan laki-laki itu.”Aku udah dengar semuanya, Lin, tapi aku nggak ngerti gimana keadaan sesungguhnya. Kalau kamu nggak keberatan aku siap mendengarkan.”Celine mengangguk, lalu masuk ke dalam rumah. Agha mengikuti dari belakang. Laki-laki itu siap mendengarkan apa yang akan Celine sampaikan padanya meskipun tadi ia merasa syok menyaksikan pertengkaran Celine da

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status