Share

Saya Pecat Kamu

Author: Sal.Sal
last update Last Updated: 2025-12-24 21:42:50
Rey tentu saja merasa kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Hans padanya barusan. “Kenapa Pak Hans bertanya seperti itu?”

Dengan semakin mempertajam tatapannya, Hans menjawab. “Saya kan udah bilang, saya cuma ingin memastikan! Jadi bisa kan, kamu jawab sekarang?”

Mendengar itu, Rey yang entah kenapa merasa gugup, hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Melihat pria yang berdiri di depannya itu hanya terdiam. Apalagi ditambah sekarang malah menundukkan kepalanya. Hans dengan mempertahankan tatapan tajamnya, mulai menghela napas. “Sepertinya karena hal itu memang benar. Tentu membuat kamu sulit untuk menjawab.” Ucapnya dengan suara yang sangat sinis.

Merasa terkejut, Rey kembali mengangkat kepalanya untuk lagi-lagi memandang Hans yang ada di depannya. “Bukan seperti itu Pak!” sanggahnya dengan cepat dan dengan raut wajahnya yang panik.

Dengan memperlihatkan senyum sinisnya, Hans menjawab. “Sudahlah tidak perlu menyangkalnya. Karena sekarang saya sudah bisa menebak, bahwa k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Berondong Sewaanku   Apa Sebenarnya Hubungan Nyonya Dengan Rey?

    “Tapi Hans—”“Udahlah Aina, aku ini suami kamu. Jadi kamu harus nurut apa kata aku.” Ucap Hans dengan cepat memotong ucapan Aina yang belum selesai dan setelah mengatakannya, ia dengan segera mulai berlalu pergi untuk ketiga kalinya meninggalkan Aina sendirian.Melihat suaminya lagi-lagi akan berlalu pergi, Aina dengan cepat berteriak. “Hans… Hans!” namun, kali ini. Seberapa keras pun usahanya dalam berteriak. Tampak suaminya, Hans. Tetap fokus pada jalannya dan tak lagi menggubris teriakan dirinya.Dengan menghela napasnya. Aina yang melihat tubuh Hans semakin menjauh. Mulai mengusap wajahnya dengan kasar. “Apa yang harus aku lakukan, agar Hans menarik lagi keputusannya itu?” lirihnya sambil menggigit bibir bawahnya dengan kasar.***Esoknya, Aina yang lagi-lagi bangun telat seperti kemarin. Hanya bisa menghela napasnya dengan kasar. Lalu setelahnya, ia yang tiba-tiba merasa pusing, mulai memijit keningnya dengan pelan.Namun, di saat ia memijit keningnya dengan pelan. Terdengar suar

  • Sentuhan Berondong Sewaanku   Lupain Aja!

    Aina tentu terkejut dengan pertanyaan Hans barusan. Namun, dibanding memperdulikan. rasa terkejutnya, ia lebih memilih mengalihkan tatapan matanya dan berkata. “Tentu aja engga.”“Yakin?” tanya Hans dengan raut wajahnya yang serius.Entah kenapa Aina sekarang malah merasakan dadanya berdetak dengan cepat. Tubuhnya sedikit gemetar. Namun, ia tetap memilih berkata. “Tentu aja!” ucapnya dengan tetap tak melihat wajah sang suami.Hans kembali tersenyum sinis. “Kalo kamu emang yakin, kenapa ga tatap aku saat ngejawabnya? Kenapa kamu malah terus mengalihkan tatapan seperti orang yang gugup dan menyembunyikan suatu kebenaran?”Aina merasa semakin gugup mendengar ucapan Hans barusan. Karena rasa gugupnya itu, kedua tangannya tampak mulai mengeluarkan keringat dingin dan lidahnya terasa kelu untuk membalas ucapan Hans.Melihat sang istri hanya terdiam. Hans hanya bisa semakin memperlebar senyum sinisnya. Lalu setelahnya, ia berkata. “Udahlah, aku besok harus kerja. Jadi aku mau ke atas sekara

  • Sentuhan Berondong Sewaanku   Kamu Yakin, Ga Punya Perasaan Lebih?

    “Hans jawab?” ucap Aina lagi dengan suara yang lebih keras, di saat Hans malah terdiam dan tak menjawab pertanyaannya.Dengan menghela napas, Hans tak segera menjawab pertanyaan Aina. Tampak pria itu sekarang malah terlebih dahulu mengalihkan tatapannya pada Mbok Sum yang ternyata masih ada di sekitar mereka. “Mbok bisa pergi ke belakang sekarang!” Mbok Sum yang sebenarnya merasa penasaran dengan kebenaran ucapan sang Nyonya rumah tentang Rey yang dipecat. Namun tak bisa membantah perintah sang Tuan rumah, akhirnya hanya bisa menurut saja. “Ah… baik Tuan.” Ucapnya dan dengan segera sekaligus sedikit terpaksa, wanita paruh baya itu mulai berjalan pergi meninggalkan Hans dan Aina.Lalu saat Mbok Sum sudah berlalu pergi dan tak lagi tampak di pandangan mereka. Tampak Hans dengan menghela napas, kembali mengalihkan tatapannya pada sang istri yang berada di sampingnya.Aina yang lagi-lagi melihat suaminya hanya terdiam sambil menatapnya. Akhirnya hanya bisa kembali memanggil namanya. “Han

  • Sentuhan Berondong Sewaanku   Kamu Pecat Rey?

    “Ga bisa gitu dong Pak!” ucap Rey dengan bola mata yang masih membulat sempurna.Dengan memperlihatkan lagi senyum sinis di wajahnya. Hans menjawab. “Kenapa ga bisa?”“Karena saya di sini dipekerjakan oleh Bu Aina. Jadi Bapak ga bi—”“Kamu lupa, saya di sini Tuan rumahnya. Jadi terserah saya, mau saya menghentikan para pekerja ataupun tidak.” Ucap Hans dengan cepat memotong ucapan Rey yang belum selesai.Rey yang merasa semakin marah, tapi tak bisa membantah fakta yang dilontarkan Hans. Tentu saja sekarang membuat dirinya, hanya bisa terdiam dan mengepalkan kedua tangannya dengan erat.Hans yang melihat Rey terdiam, akhirnya mengangkat jari telunjuknya pada pintu keluar rumah. “Jadi sekarang, saya persilahkan kamu untuk keluar!” ucapnya yang berusaha mengusir Rey dengan halus.Dengan semakin mempererat kepalan tangannya, Rey juga mulai menatap tajam wajah Hans. “Saya ga bakal keluar, kecuali Bu Aina selaku majikan saya yang memintanya.”Mendengar penuturan Rey yang masih keras kepala

  • Sentuhan Berondong Sewaanku   Saya Pecat Kamu

    Rey tentu saja merasa kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Hans padanya barusan. “Kenapa Pak Hans bertanya seperti itu?” Dengan semakin mempertajam tatapannya, Hans menjawab. “Saya kan udah bilang, saya cuma ingin memastikan! Jadi bisa kan, kamu jawab sekarang?” Mendengar itu, Rey yang entah kenapa merasa gugup, hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam. Melihat pria yang berdiri di depannya itu hanya terdiam. Apalagi ditambah sekarang malah menundukkan kepalanya. Hans dengan mempertahankan tatapan tajamnya, mulai menghela napas. “Sepertinya karena hal itu memang benar. Tentu membuat kamu sulit untuk menjawab.” Ucapnya dengan suara yang sangat sinis. Merasa terkejut, Rey kembali mengangkat kepalanya untuk lagi-lagi memandang Hans yang ada di depannya. “Bukan seperti itu Pak!” sanggahnya dengan cepat dan dengan raut wajahnya yang panik. Dengan memperlihatkan senyum sinisnya, Hans menjawab. “Sudahlah tidak perlu menyangkalnya. Karena sekarang saya sudah bisa menebak, bahwa k

  • Sentuhan Berondong Sewaanku   Kamu Tidak Punya Perasaan Lebih Pada Istri Saya

    Terlihat Hans, Aina dan Rey sedang duduk di sofa ruang tamu, hanya terdiam dengan suasana mencekam mengelilingi sekeliling mereka. Hans yang merasa sudah muak dengan keterdiaman mereka selepas lima menit kedua orang yang duduk di depannya turun. Akhirnya mulai berdehem untuk memecahkan keheningan. “Hemm.”Mendengar deheman suaminya, Aina yang memang dari tadi hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam, mulai mendongak seketika.Sedangkan Rey yang memang dari tadi sudah memandang Hans, sekarang hanya bisa menatapnya dengan mengernyitkan dahinya.Mendapati Kedua orang itu sedang melihatnya. Hans dengan raut wajahnya yang datar, kembali berkata. “Kamu ga mau ngejelasin apa-apa Aina?”Mendapati pertanyaan Hans, Aina yang tadi merasa sedikit malu, karena kepergok basah. Sekarang mulai memperlihatkan raut wajah herannya. “Jelasin? Maksud kamu, aku harus jelasin apa?”Hans menghela napas, lalu menatap Aina dengan tatapan yang lebih dalam. “Kejadian tadi di atas!”Tanpa diduga, Aina yang baru k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status