Aina menelan ludah, gugup. “Aku… aku pikir kita bisa ngobrol dulu aja mungkin biar lebih enak.”Rey tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. Ia menarik napas pelan, lalu duduk di sofa yang ada di dekat ranjang, tanpa mengancingkan kembali kemeja yang telah terbuka separuh. “Oke. Kalau itu yang kamu mau.”Aina berdeham pelan, mencoba memecah keheningan. Lalu, ia kembali duduk di ujung ranjang. Tatapannya menelusuri wajah Rey yang tampak terlalu muda untuk peran yang sedang ia jalani.“Kalau boleh tahu, umur kamu berapa?” katanya akhirnya, suaranya pelan, tapi jujur, seolah benar-benar ingin tahu, sekaligus mengubur ketegangannya. Rey terdiam sejenak, lalu menatap Aina tanpa banyak ekspresi dan menjawab singkat, “Dua puluh tiga.”Aina membelalakkan matanya terkejut. Usia itu bahkan 7 tahun lebih muda darinya.“Kenapa kamu mau kerja begini? Bukannya itu terlalu muda buat… kerja beginian, ya?” Aina mengerjap pelan, tidak menyangka jawaban sejujur itu keluar tanpa ragu.“Ya karena butuh uang
Last Updated : 2025-11-07 Read more