Share

REN43

last update Last Updated: 2025-10-04 14:25:33

Ren terdiam. Matanya tak beranjak dari tatapan mata Andre, seolah ingin menggali apakah kata-kata itu tulus atau sekadar permainan. Tatapan Andre sama sekali tidak beralih, begitu serius, begitu dekat, hingga membuat napas Ren tercekat dan dadanya sesak.

“Ren …” suara Andre terdengar rendah, berat, dan hangat sekaligus. “Aku nggak cuma mikirin kamu. Aku rasa, aku sudah jatuh cinta sama kamu.”

Kata itu keluar begitu saja, membuat ruang kamar itu mendadak sunyi, seolah waktu ikut berhenti.

Ren bergeming. Tangannya masih menggenggam sandaran kursi. Jemarinya mencengkram semakin erat hingga buku-buku jarinya memutih. “Sejak … sejak kapan?” tanyanya dengan suara bergetar, matanya penuh tanya sekaligus ketakutan.

Andre sama sekali tak memperlihatkan keraguan, seolah pengakuan ini sudah lama direncanakan. Rahangnya mengeras, tapi sorot matanya lembut. “Sejak masa orientasi. Waktu kamu pertama kali masuk SMA yang sama denganku.”

Ren mengerjapkan matanya, kepalanya sedikit menggeleng seperti t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Nakal Adik Iparku   REN43

    Ren terdiam. Matanya tak beranjak dari tatapan mata Andre, seolah ingin menggali apakah kata-kata itu tulus atau sekadar permainan. Tatapan Andre sama sekali tidak beralih, begitu serius, begitu dekat, hingga membuat napas Ren tercekat dan dadanya sesak.“Ren …” suara Andre terdengar rendah, berat, dan hangat sekaligus. “Aku nggak cuma mikirin kamu. Aku rasa, aku sudah jatuh cinta sama kamu.”Kata itu keluar begitu saja, membuat ruang kamar itu mendadak sunyi, seolah waktu ikut berhenti.Ren bergeming. Tangannya masih menggenggam sandaran kursi. Jemarinya mencengkram semakin erat hingga buku-buku jarinya memutih. “Sejak … sejak kapan?” tanyanya dengan suara bergetar, matanya penuh tanya sekaligus ketakutan.Andre sama sekali tak memperlihatkan keraguan, seolah pengakuan ini sudah lama direncanakan. Rahangnya mengeras, tapi sorot matanya lembut. “Sejak masa orientasi. Waktu kamu pertama kali masuk SMA yang sama denganku.”Ren mengerjapkan matanya, kepalanya sedikit menggeleng seperti t

  • Sentuhan Nakal Adik Iparku   REN42

    “Aku masih inget banget terakhir kali kamu ngelamun parah. Tapi waktu itu sambil senyum-senyum sendiri kayak orang gila. Nggak jelas. Eh, beberapa hari kemudian tau-tau kamu nikah sama Prof Johan.”Ren membeku. Pipi yang sudah memerah semakin panas. Ia buru-buru menoleh ke arah lain, berusaha menyembunyikan wajahnya.Livi mendekat, tubuhnya dimajukan sampai hampir menempel dengan bahu Ren. Matanya berkilat nakal, suaranya diturunkan seperti sedang membisikkan rahasia. “Kalau sekarang kamu ngelamun sambil bolak-balik narik napas panjang … jangan-jangan …”Ia berhenti mendadak. Jemarinya menutup bibir sendiri, ekspresinya setengah kaget, setengah geli.Ren menoleh cepat, curiga. “Apa maksudmu?”Livi menurunkan tangannya pelan, menatap Ren dengan sorot mata penuh tanda tanya. Tapi bibirnya justru menyunggingkan senyum tipis, lalu ia menggeleng. “Ah, nggak deh. Aku nggak mau ngomong. Jangan sampai aku nyeplos kalau kamu udah bosen sama Prof Johan dan …” Ia sengaja menahan kalimat itu, mat

  • Sentuhan Nakal Adik Iparku   REN41

    Ren tersentak. Ia membuka mata dengan cepat, lalu mendorong dada Andre dengan kedua telapak tangannya. Dorongan itu tidak keras, tapi cukup untuk membuat jarak di antara mereka. Napasnya terengah, wajahnya memanas, antara malu, takut, dan kesal yang bercampur jadi satu.“Kita … kita bisa telat kalau kamu begini,” ucapnya cepat, suaranya nyaris bergetar.Andre diam sejenak. Lelaki itu menatap Ren dari atas sampai bawah. Tatapannya tajam, seolah menimbang, tapi perlahan senyumnya meredup. Ia menarik napas panjang, sebelum helaan berat keluar dari dadanya. Ia memalingkan wajah sejenak, kemudian kembali menatap Ren dengan sorot mata yang lebih tenang, walau jelas masih menyimpan bara.Ren tidak menunggu responnya. Ia memegang tali tas selempang yang tergantung di bahunya, seolah menutupi kegugupannya. Lalu ia melangkah cepat ke arah pintu, dan menuruni tangga dengan langkah terburu-buru.Andre masih berdiri di tempatnya, mengusap wajahnya kasar dengan satu tangan. “Sial,” gumamnya rendah.

  • Sentuhan Nakal Adik Iparku   REN40

    Langkah Ren menuruni tangga terasa berat, seolah setiap pijakan menyeret beban yang tak terlihat. Blouse sederhana dan celana jeans yang kini menempel di tubuhnya memang jauh lebih aman dibanding gaun tidur tipis tadi, tapi detak jantungnya masih kacau, berdebar seperti genderang perang. Jemarinya tak berhenti meremas strap tas selempangnya, menggenggam erat seolah benda itu satu-satunya pegangan dari badai yang mengacaukan kepalanya.Di benaknya, kalimat Andre terus bergema.“Kamu bagian dari semua yang dia rebut dariku. Dan aku nggak akan biarkan Johan menang lagi.”Ren menggigit bibir, menahan perih yang menjalar sampai ke dadanya. Pernikahannya dengan Johan yang semula ia kira berdiri di atas fondasi cinta, mendadak terasa seperti ilusi rapuh. Ia teringat bagaimana dulu ia sendiri yang jatuh hati lebih dulu, ia sendiri yang mendekat, sementara Johan hanya memberi tanda setuju, seolah sekedar menerima. Kini, dengan ucapan Andre barusan, semua itu membuatnya terguncang. Rasanya seak

  • Sentuhan Nakal Adik Iparku   REN39

    Ren berjingkat tiba-tiba, bibirnya nyaris mencapai wajah Andre, tapi justru mendarat di bahu bidang itu. Giginya menekan kulit hangat Andre, membuat lelaki itu mengerang lirih tertahan. Sekejap desakan Andre melemah, tubuhnya sedikit terhuyung dan Ren menggunakan celah itu.Dengan gerakan cepat, ia meraih handuk di atas meja dan membalut tubuhnya seadanya, sebelum bergegas membuka pintu kamar mandi. Hawa dingin bercampur aroma sabun segera menyeruak keluar.Mama Lani yang berdiri di ambang pintu, menatapnya lurus, penuh curiga. Ren menelan ludah, berusaha menata napas dan debaran jantungnya yang masih berantakan.“Johan sudah berangkat, Ma …” suaranya gemetar, tapi ia paksa terdengar tenang.Tanpa menunggu respon, Ren melangkah ke arah ranjang. Matanya menatap boxer gelap Andre yang masih tergeletak mencolok di lantai. Jemarinya gemetar saat meraihnya, lalu dengan gerakan cepat ia juga mengambil kemeja kotor Johan yang masih tersampir di sandaran kursi. Semuanya ia masukkan ke dalam k

  • Sentuhan Nakal Adik Iparku   REN38

    Andre menekan bibirnya lagi, kali ini lebih dalam, lebih mendesak. Lidahnya menelusup, menjarah setiap inci kelembutan Ren tanpa memberi kesempatan berpikir. Tangan kekarnya bergerak turun, merambat dari pergelangan yang tadi terkunci, lalu meluncur ke sisi wajah Ren, memaksanya menoleh, menelan seluruh keraguan dengan ciuman yang kian dalam.Ren bergetar hebat. Matanya terpejam rapat, napasnya tersengal di sela dekap yang menyesakkan. Otaknya berteriak untuk berhenti, untuk mendorong lelaki itu menjauh. Tapi tubuhnya … tubuhnya justru melemah, menyerah pada tiap rabaan, tiap desakan.“Jangan …” bisiknya lirih, tapi suara itu goyah, nyaris tenggelam oleh erangan kecil yang lolos ketika Andre menelusuri lehernya dengan bibir panas.Andre tersenyum miring, suaranya rendah menyusup di telinga Ren. “Kamu bilang nggak tahu harus bagaimana. Sekarang biarin aku yang tuntun kamu …”Tangannya merengkuh pinggang Ren, menariknya makin dekat hingga tak ada jarak yang tersisa. Tubuh Ren menegang,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status