Compartir

Bab 102

Autor: Nabila Ara
last update Última actualización: 2025-12-03 23:34:36

Arthur berdiri di belakang Rose, memeluk pinggang gadis itu pelan sambil menatap panorama malam yang penuh gemerlap itu.

“Kamu pernah bilang kamu ingin melihat dunia dari atas,” ucap Arthur lembut di dekat telinganya. “Aku ingin kamu selalu ingat jika malam ini dunia bersinar hanya untukmu.”

Rose menghela napas panjang, merasakan betapa tulusnya kalimat itu meresap hingga ke dasar hatinya.

“Papa membuatku merasa seolah… aku pantas mendapatkan semua ini,” ucapnya lirih.

Arthur mengeratkan pelukan, dagunya bersandar pelan di pundak Rose.

“Kamu pantas mendapatkan semuanya, Sayang.”

Rose mengatup bibirnya, menahan sesuatu yang menghangat di balik matanya. Bintang-bintang di langit mungkin indah… tetapi perhatian yang Arthur berikan membuat semuanya menjadi terlihat lebih sempurna.

Arthur selalu berhasil menghilangkan rasa insecure yang kadang masih ia rasakan dengan statusnya. Ia tidak pernah menyangka akan mendapatkan kebahagian ini.

Tuhan begitu baik padanya. Sangat baik. Mempertemukan
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 134

    Beberapa jam sebelum Rose di culik.Arthur dan Ken dalam perjalanan menuju Bogor."Ken, kamu sudah tahukan dimana kita bertemu dengan Tuan Helmi," ucap Arthur.Tuan Helmi adalah orang yang ingin menjual tanahnya pada Arthur."Sudah Tuan. Tuan Helmi sudah mengirimkan lokasi tempat pertemuan kita nanti. Tapi ada yang janggal dari Tuan Helmi. Apakah Tuan tidak merasa?" tanya Ken."Janggal bagaimana, Ken?" tanya Arthur."Tanah yang akan di jual Tuan Helmi kan sangat luas ya. Lokasinya sangat strategis lagi. Tapi kenapa dia menawarkan harga yang jauh sekali dari harga pasaran, Tuan. Dan ia mengapa sangat ini bertemu dengan Tuan langsung." Sejak awal Ken merasa sesuatu yang aneh dari Tuan Helmi tapi baru kali ini bisa mengutarakan rasa anehnya ini."Biasanya berada di situasi yang sangat memerlukan uang, seseorang bisa menjual di bawah harga standar, Ken. Yang penting barangnya bisa terjual. Tapi sebenarnya apa yang kamu rasakan, aku juga sempat terpikir juga. Tapi aku berusaha berpikir pos

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 133

    Rose membuka matanya, kepalanya terasa sangat pusing sekali. Rose langsung memegang kepalanya.Ia mengernyit saat melihat langit-langit yang bukan seperti kamarnya maupun kamar Arthur. Lalu ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar dan ia sadar sedang berada di tempat asing.Rose mencoba mengingat apa saja yang ia lakukan tadi. Ia ingat pulang kantor bersama Alana lalu setelah mengantar Alana, ia pergi ke Supermarket membeli bahan masakan lalu setelah itu ia langsung menuju parkir dan tiba-tiba ada yang membekap mulutnya hingga kesadarannya hilang.Begitu teringat apa yang ia alami, ia semakin panik. Rose turun dari ranjang dan berlari menuju pintu kamar. Saat ia mencoba untuk membuka ternyata pintu itu terkunci.Jelas saja terkunci, tentu orang yang menculiknya pasti tidak akan membiarkan pintu ini tidak terkunci. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Lalu ia berlari ke arah jendela kecil, saat ia melihat ke luar ternyata di luar sudah gelap. Berapa lama ia tidak sadarkan

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 132

    Tokk.... Tokk.... Tokk...."Masuk."Pintu ruangan kerja Arthur terbuka dari luar begitu terdengar suara Arthur yang mempersilahkan untuk masuk.Ken langsung masuk ke dalam sambil membawa dokumen di tangannya.Tatapan ke arah meja Rose yang kosong. Wajar saja karena saat ini sudah waktu makan siang. Hanya saja ia dan Arthur makan siang di dalam ruangan karena ada hal yang harus mereka selesaikan."Tuan, ini berkas yang harus kita bawa nanti. Saya sudah periksa." Ken memberikan dokumen itu pada Arthur yang langsung di sambut pria itu dan memeriksanya."Baik. Terima kasih Ken." Arthur diam sejenak sambil melihat jam tangan branded yang melingkar di tangannya. "Sudah waktunya kita berangkat, Ken.""Nona Rose sudah tahu kita akan pergi?""Sudah Ken. Nanti biar Jaka saja yang menjemputnya.""Baik Tuan."Arthur berdiri dari duduknya lalu ia mengambil jas yang ia gantung di tempat jas. Setelah itu ia berjalan bersama Ken keluar dari ruangannya.Para karyawan langsung menunduk ketika Arthur d

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 131

    "Rose, sore ini kamu pulangnya bareng Tuan Arthur?" tanya Alana."Nggak Al. Papa mau pergi lagi dengan Ken. Kamu nggak di kasih tahu Ken kalau hari ini mau ke Bogor." Rose menyeruput jus alpukat miliknya. Rose dan Alana memang sedang berada di cafe yang ada di dekat kantor. Mereka sedang makan siang. Tadi Alana ingin makan di kantin kantor, tapi Rose lagi ingin makan iga bakar yang ada di cafe ini.Rose sebenarnya mau mengajak Arthur, tapi sayang pria itu mau berangkat ke Bogor bersama Ken karena ingin menyelesaikan urusan pembelian tanah. Arthur baru saja membeli tanah dari kliennya.Akhirnya Rose mengajak Alana untuk makan siang bersama. Entah kenapa sejak dua hari yang lalu ia sangat ingin makan iga bakar di cafe ini. Sebelumnya Rose memang sudah pernah makan iga bakar di sini dan ia menyukainya karena bumbunya sangat meresep dan dagingnya juga sangat empuk."Ken nggak ada bilang sih kalau mau ke Bogor. Tapi dia ada bilang kalau hari ini akan pergi keluar. Makanya tadi aku tanya s

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 130

    Rose membuka matanya, lalu ia menoleh ke samping ternyata Arthur sudah tidak ada di sampingnya. Ia mengambil ponsel yang ada di atas nakas untuk melihat jam yang ternyata sudah jam enam pagi. Perlahan ia bangun dan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, aroma bekas olahraga ranjang yang ia lakukan bersama Arthur masih tercium."Papa kemana ya," gumamnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.Tidak ada bunyi gemericik air di kamar mandi, menandakan Arthur tidak ada di sana.Baru saja ia ingin mencari kontak Arthur, sudah terdengar suara pintu di buka dari luar dan Arthur masuk ke dalam. Pria itu memakai celana training pendek dan baju tanpa lengan. Bajunya basah oleh keringat menandakan pria itu baru saja selesai olah raga."Sudah bangun, Sayang?"Arthur menghampiri Rose yang masih duduk di atas ranjang sambil memegang selimut, rambut gadis itu terlihat berantakan.Rose mengangguk. "Papa dari mana?" tanya Rose."Tadi aku jogging di dekat-dekat sini," jawab Arthur

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 129

    "Tapi kali ini biarkan aku yang memegang kendali atas tubuh Papa."Rose mengabaikan rasa malunya karena kali ini ia ingin sekali bermain di atas tubuh Arthur.Arthur langsung tersenyum begitu mendengar ucapan Rose. Tentu saja ia menyambut inisiatif Rose dengan sukacita. Pria itu akhirnya menjatuhkan tubuhnya di samping tubuh Rose dan ia berbaring telentang.Rose langsung bangun dan ia mengambil posisi di dekat paha Arthur.Tatapan mata Arthur semakin sayu, pria itu menggigit bibir bawahnya kuat-kuat dengan kedua tangannya mencengkeram seprei saat tangan Rose mulai menyentuh benda purbakalanya.Di bawah sana, Rose menatap takjub pada benda purbakala milik Arthur yang ada dihadapannya. Gadis itu seolah berpikir bagaimana bisa benda sebesar itu bisa masuk dengan leluasa ke dalam tubuhnya."Sayaaaang...."Denyut luar biasa yang dirasakan Arthur saat benda purbakala itu masih berada dalam genggaman Rose yang membuat pria itu beberapa kali mengerang.Seolah mengerti apa yang dinginkan oleh

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status