Share

Bab 34

Author: Nabila Ara
last update Last Updated: 2025-10-16 19:15:26

Duug!

Suara ponsel yang jatuh ke meja cukup keras membuat beberapa orang di sekitar menoleh. Rose terpaku, matanya tak lepas dari layar ponsel yang kini menampilkan gambar yang membuat seluruh tubuhnya gemetar.

Di layar ponsel Rose menampilkan pesan dari nomor baru yang baru saja masuk ke ppnselnya.

Ada sebuah foto yang sangat menyakitkan untuk Rose, foto Zumi sedang bersama seorang wanita dan mereka sangat terlihat mesra sekali di sebuah restoran yang tampak romantis.

Wajah Zumi dan wanita itu terlihat bahagia sekali, bahkan mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bahagia. Apalagi tawa Zumi yang membuat Rose salah fokus, selama bersamanya tidak pernah Rose melihat tawa Zumi selepas itu.

Darah Rose seolah berhenti mengalir, tangannya bergetar saat mencoba mengambil ponsel yang jatuh.

Suara Alana terdengar samar di telinganya. “Rose? Hei, kamu baik-baik saja? Wajah kamu pucat banget.”

Rose cepat-cepat memalingkan wajahnya, berusaha menutupi ekspresi yang hampir hancur. “Ah… aku ngg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 41

    "Dia bangun," bisik Arthur.Rose mengedipkan mata beberapa kali karena gugup. Ia tahu sesuatu di bawah sana sudah terasa keras. Tepat sekali di bawah bokongnya. Arthur tersenyum tipis. "Semakin kamu bergerak membuat dia semakin aktif. Atau kamu ingin merasakan bagaimana gagahnya dia," ucap Arthur sangat pelan justru membuat Rose makin gugup sekaligus bergetar.Rose berusaha untuk tidak bergerak namun ia tidak bisa. Saat ia ingin berdiri dari pangkuan Arthur, namun laki-laki itu justru menahannya."Mau kemana?" tanya Arthur sambil menahan pinggang Rose."Itu... Itu... Aku lupa kalau ada yang harus aku kerjakan, Pa," ucap Rose gugup.Ia ingin pergi karena berusaha menghindari Arthur, karena jika ia terus di sini ia takut ia tidak bisa menahan gairah yang mulai menjalar ke tubuhnya saat ini.Rose akui ia sangat lemah dengan pesona Arthur apalagi posisi mereka saat ini sangat intim dan rawan menaikan gairah mereka."Apa yang mau kamu kerjakan, hum?" tanya Arthur."Itu... ada dokumen yang

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 40

    “Kayaknya aku suka sama seseorang tapi aku juga nggak yakin, ini beneran suka atau hanya sekedar rasa kagum.”Rose teringat akan cerita Alana saat mereka makan siang di cafe beberapa hari yang lalu, ia yakin orang yang dimaksud Alana adalah Ken.Ia membayangkan jika benar orangnya Ken, betapa bahagianya dia. Pasalnya menurut Rose jika Ken sangat serasi dengan Alana. Apalagi Alana gadis yang baik begitu juga dengan Ken. Rose mengenal Ken sudah cukup lama sejak ia menjadi menantu keluarga Bramasta. Arthur juga mengatakan jika Ken memang baik orangnya, makanya ia sangat setuju jika Alana berjodoh dengan Ken. Bukankah Ken masih single saat ini, begitu juga dengan Alana. Yang bisa ia lakukan saat ini mendoakan kebahagian temannya, Alana. Bagi Rose, Alana teman yang baik walaupun mereka baru bertemu sejak masuk kerja di kantor Arthur."Non... Nona Rose," panggil Bi Arum sehingga membuat Rose sadar dari lamunannya."Eh iya Bi, ada apa?" tanya Rose sambil tersenyum. Rose sedang mencuci p

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 39

    Sudah seminggu sejak penyataan perasaan mereka di balkon itu, kini hubungan Rose dan Arthur semakin meningkat. Tidak hanya di rumah mereka bertemu tapi juga di kantor.Sejak kejadian itu, Rose terlihat semakin ceria. Ia ingin melupakan sejenak masalahnya dengan sang suami. Ia ingin menikmati masa-masa indah ini sekurang-kurangnya ia ingin menata hatinya kembali.Rose tidak pernah memimpikan jika ia bisa tertarik dengan Papa mertuanya sendiri. Apalagi sejak malam itu Arthur semakin terang-terangan memberikan perhatian padanya.Sejak dulu Papa mertuanya itu memang sudah perhatian padanya, tapi kali ini perhatiannya lebih sering lagi bahkan menurut Rose ini lebih-lebih lagi.Arthur memberikan kenyaman yang selama ini belum ia dapatkan, Arthur bisa menjadi sosok ayah sekaligus laki-laki yang bisa membuat ia merasa aman.Selama di kantor mereka tetap terlihat profesional, karena Rose meminta tidak menampakkan hubungan mereka di depan karyawan lain. Arthur menyetujui permintaan Rose karena

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 38

    Sinar matahari pagi menembus tirai putih tipis, memantulkan cahaya lembut ke seluruh ruangan.Terdengar suara kicauan burung-burung milik tetangga yang terdengar sangat merdu, dan udara pagi yang terasa segar serta aroma embun yang masih menempel di dedaunan.Rose membuka matanya, untuk beberapa saat ia tetap masih baring sambil menatap langit-langit kamar. Saat teringat ciuman bersama Arthur semalam, satu lengkungan senyuman langsung terukir di bibirnya.Tangannya menyentuh bibirnya, rasanya ciuman itu masih terasa jelas.Rose akui, semalam hampir saja ia lepas kendali untung saja ia bisa mengendalikan gejolak yang sudah membara di tubuhnya. Jika tidak mungkin tidak hanya ciuman saja tapi akan terjadi yang lebih dari itu.Sejak ia sibuk di kantor, Nymphomanianya mulai bisa Rose kendalikan walaupun jika berada di dekat Arthur gejolak itu terus terasa.Rose memegang dadanya yang kembali berdebar saat teringat Arthur memiliki rasa padanya.Ia menutup setengah wajahnya dengan selimut da

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 37

    Begitu masuk ke dalam kamar, Rose langsung menutup pintu pelan dan bersandar di balik pintu.Napasnya masih terasa belum teratur, jantungnya masih berdetak cepat, seolah baru saja berlari jauh. Tapi bukan karena lelah, melainkan karena kejadian di balkon tadi sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya bergetar.Tangannya naik menyentuh bibirnya, perlahan, seolah ingin memastikan bahwa ciuman itu benar-benar terjadi. Bibirnya masih terasa hangat, seolah sentuhan lembut Arthur belum benar-benar hilang dari sana. Sekujur tubuhnya terasa ringan, seperti ada arus listrik halus yang berputar di seluruh tubuh."Ya Tuhan…" bisiknya pelan sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Ia tertawa kecil, antara malu, bahagia, dan gugup yang semuanya berbaur menjadi satu.Bayangan wajah Arthur saat mengatakan ia memiliki rasa padanya terus berputar di kepala Rose. Suara berat dan tenangnya, tatapan mata hangat yang dalam, semuanya terekam jelas seperti film yang tak bisa dihentikan.Senyum kecil pe

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 36

    Udara malam terasa semakin dingin.Hujan yang sempat mengguyur sore tadi masih meninggalkan jejak lembap di udara, tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang terasa dingin.Yang ada hanyalah hawa panas yang perlahan menjalar, menyelimuti seluruh ruang di balkon itu.Arthur masih memeluk Rose, dan bibir mereka masih menyatu. Ciuman itu seperti letupan perasaan yang selama ini mereka pendam mati-matian.Bibir Arthur menekan lembut bibir Rose, lalu semakin dalam, penuh hasrat tapi juga hati-hati seolah takut merusak sesuatu yang rapuh di antara mereka.Tangan Rose perlahan naik ke dada Arthur, merasakan detak jantung lelaki itu yang berdetak cepat seirama dengan miliknya.Hembusan napas mereka beradu, waktu seolah berhenti di titik itu hanya ada desir angin, aroma hujan, dan detak dua hati yang mulai kehilangan kendali.Saat merasa pasokan udara di paru-paru mulai menipis, tangannya refleks mencengkeram bahu Arthur saat lelaki itu mencondongkan tubuh lebih dekat, memperdalam ciuman mer

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status