Share

Bab 82

Author: Nabila Ara
last update Last Updated: 2025-11-23 22:53:24

Ken masih memegang ponsel Arthur dengan tangan bergetar.

Cairan minumannya yang tadi sempat keluar dari mulut kini menetes di dagu kemejanya, tapi pria itu sama sekali tidak peduli.

Pandangannya terpaku pada layar ponsel Arthur, tepatnya pada foto yang dikirim oleh nomor tak dikenal itu.

Foto malam hari, diambil dari kejauhan.

Tampak Jessica berdiri sedikit di belakang David. Di sebelah mereka, Zumi terlihat menunduk, seperti sedang menerima instruksi.

Namun yang membuat Ken kehilangan suara bukanlah tiga orang itu melainkan sosok buram yang berada di sisi kanan foto, berdiri agak jauh dari sorotan lampu.

Bayangannya jelas laki-laki.

Posturnya tinggi. Bahunya sedikit miring ke kiri seperti orang dengan cedera lama. Meski berbalut hoodie hitam dan wajahnya hanya terlihat seperempat, Ken langsung merasa napasnya tersengal.

“…Tidak mungkin.” Suara Ken pelan seperti gumaman.

Ia memelototi foto itu seakan fotonya bisa berubah bila ditatap terlalu lama. “Tuan… lihat bagian ini. Di belakang,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 136

    "Zumi..."Rose sangat terkejut melihat Zumi bersama David, Rio dan Jessica. Matanya membelalak, napasnya tercekat.Dari sekian kemungkinan buruk yang sempat terlintas di kepalanya, kehadiran Zumi adalah hal yang sama sekali tidak ia duga.Dadanya terasa seperti diremas kuat-kuat.Rose menatap pria itu tanpa berkedip, seolah takut jika ia memejamkan mata sesaat saja, semuanya akan menghilang atau berubah menjadi mimpi buruk lain.Kepalanya dipenuhi ribuan pertanyaan yang saling bertabrakan, membuat pikirannya nyaris tak bisa bekerja. Bagaimana bisa Zumi berada di pihak musuh yang menginginkan kehancuran Arthur?Mengapa dia tega melakukan ini pada Papa-nya sendiri?"Kamu..." Rose tidak bisa melanjutkan ucapannya karena lidahnya kelu. Rose menggeleng pelan, seolah menolak kenyataan yang terhampar di hadapannya. Dadanya terasa sesak, lebih sakit dari rasa lapar yang sejak tadi ia tahan.“Mengapa…” batinnya berbisik putus asa.Mengapa kamu menginginkan kehancuran untuk orang yang sudah m

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 135

    Kruukkkk....Rose membiarkan perutnya yang terus berbunyi sejak tadi. Suara lirih itu terdengar begitu jelas di tengah kesunyian kamar, seolah menjadi satu-satunya pengingat bahwa tubuhnya masih bertahan. Ia terakhir makan saat makan siang bersama Alana. Rose tidak tahu saat ini sudah jam berapa, apalagi tadi dia sempat tidak sadarkan diri.Makanan yang dibawakan oleh wanita paruh baya tadi masih tergeletak di atas meja kecil di sudut kamar. Aromanya sudah berubah, dan pasti sudah dingin karena sudah lama sejak makanan itu di antar ke dalam, makanan itu sudah tak lagi menggugah selera. Rose membiarkannya begitu saja. Bukan karena ia tidak lapar justru sebaliknya, perutnya terasa perih dan melilit namun ada rasa takut yang menekan dadanya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya ada di makanan itu. Rasa curiga bercampur putus asa membuatnya sama sekali tak tertarik menyentuhnya.Ia memalingkan wajah ke arah dinding, berusaha menahan air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya.Ia

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 134

    Beberapa jam sebelum Rose di culik.Arthur dan Ken dalam perjalanan menuju Bogor."Ken, kamu sudah tahukan dimana kita bertemu dengan Tuan Helmi," ucap Arthur.Tuan Helmi adalah orang yang ingin menjual tanahnya pada Arthur."Sudah Tuan. Tuan Helmi sudah mengirimkan lokasi tempat pertemuan kita nanti. Tapi ada yang janggal dari Tuan Helmi. Apakah Tuan tidak merasa?" tanya Ken."Janggal bagaimana, Ken?" tanya Arthur."Tanah yang akan di jual Tuan Helmi kan sangat luas ya. Lokasinya sangat strategis lagi. Tapi kenapa dia menawarkan harga yang jauh sekali dari harga pasaran, Tuan. Dan ia mengapa sangat ini bertemu dengan Tuan langsung." Sejak awal Ken merasa sesuatu yang aneh dari Tuan Helmi tapi baru kali ini bisa mengutarakan rasa anehnya ini."Biasanya berada di situasi yang sangat memerlukan uang, seseorang bisa menjual di bawah harga standar, Ken. Yang penting barangnya bisa terjual. Tapi sebenarnya apa yang kamu rasakan, aku juga sempat terpikir juga. Tapi aku berusaha berpikir pos

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 133

    Rose membuka matanya, kepalanya terasa sangat pusing sekali. Rose langsung memegang kepalanya.Ia mengernyit saat melihat langit-langit yang bukan seperti kamarnya maupun kamar Arthur. Lalu ia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar dan ia sadar sedang berada di tempat asing.Rose mencoba mengingat apa saja yang ia lakukan tadi. Ia ingat pulang kantor bersama Alana lalu setelah mengantar Alana, ia pergi ke Supermarket membeli bahan masakan lalu setelah itu ia langsung menuju parkir dan tiba-tiba ada yang membekap mulutnya hingga kesadarannya hilang.Begitu teringat apa yang ia alami, ia semakin panik. Rose turun dari ranjang dan berlari menuju pintu kamar. Saat ia mencoba untuk membuka ternyata pintu itu terkunci.Jelas saja terkunci, tentu orang yang menculiknya pasti tidak akan membiarkan pintu ini tidak terkunci. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Lalu ia berlari ke arah jendela kecil, saat ia melihat ke luar ternyata di luar sudah gelap. Berapa lama ia tidak sadarkan

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 132

    Tokk.... Tokk.... Tokk...."Masuk."Pintu ruangan kerja Arthur terbuka dari luar begitu terdengar suara Arthur yang mempersilahkan untuk masuk.Ken langsung masuk ke dalam sambil membawa dokumen di tangannya.Tatapan ke arah meja Rose yang kosong. Wajar saja karena saat ini sudah waktu makan siang. Hanya saja ia dan Arthur makan siang di dalam ruangan karena ada hal yang harus mereka selesaikan."Tuan, ini berkas yang harus kita bawa nanti. Saya sudah periksa." Ken memberikan dokumen itu pada Arthur yang langsung di sambut pria itu dan memeriksanya."Baik. Terima kasih Ken." Arthur diam sejenak sambil melihat jam tangan branded yang melingkar di tangannya. "Sudah waktunya kita berangkat, Ken.""Nona Rose sudah tahu kita akan pergi?""Sudah Ken. Nanti biar Jaka saja yang menjemputnya.""Baik Tuan."Arthur berdiri dari duduknya lalu ia mengambil jas yang ia gantung di tempat jas. Setelah itu ia berjalan bersama Ken keluar dari ruangannya.Para karyawan langsung menunduk ketika Arthur d

  • Sentuhan Panas Papa Mertua   Bab 131

    "Rose, sore ini kamu pulangnya bareng Tuan Arthur?" tanya Alana."Nggak Al. Papa mau pergi lagi dengan Ken. Kamu nggak di kasih tahu Ken kalau hari ini mau ke Bogor." Rose menyeruput jus alpukat miliknya. Rose dan Alana memang sedang berada di cafe yang ada di dekat kantor. Mereka sedang makan siang. Tadi Alana ingin makan di kantin kantor, tapi Rose lagi ingin makan iga bakar yang ada di cafe ini.Rose sebenarnya mau mengajak Arthur, tapi sayang pria itu mau berangkat ke Bogor bersama Ken karena ingin menyelesaikan urusan pembelian tanah. Arthur baru saja membeli tanah dari kliennya.Akhirnya Rose mengajak Alana untuk makan siang bersama. Entah kenapa sejak dua hari yang lalu ia sangat ingin makan iga bakar di cafe ini. Sebelumnya Rose memang sudah pernah makan iga bakar di sini dan ia menyukainya karena bumbunya sangat meresep dan dagingnya juga sangat empuk."Ken nggak ada bilang sih kalau mau ke Bogor. Tapi dia ada bilang kalau hari ini akan pergi keluar. Makanya tadi aku tanya s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status