"Baiklah, saatnya pintu yang ini!" Kata Arthur, saat sudah berada di depan pintu selanjutnya.
*Ngaaakkkk…!!!
Suara berderat yang sedikit memekakkan telinga, kembali terdengar begitu Arthur mulai membuka pintu kayu sebelah kanan. Dan begitu pintu tersebut sudah sepenuhnya terbuka, Arthur langsung mengambil satu langkah mundur kebelakang. Bersiap menghadapi sesuatu yang mungkin akan tiba-tiba melompat keluar dari dalam ruangan di balik pintu.
"Hmmm…?"
Namun, setelah ia tampak memandang dengan tajam kedepan, sambil terus menjaga kewaspadaannya dalam beberapa waktu, ternyata tak terjadi sesuatu apapun begitu pintu dihadapannya terbuka. Hanya hembusan angin ringan yang membawa sedikit rembesan dari Chi petir kuno, beberapa kali terasa menerpa tubuh Arthur.
"Sepertinya aku terlalu khawatir!" Gumam Arthur, kini mulai menurunkan kewaspadaannya.
Setelah mengamati lagi dengan hati-hati untuk
"Ada apa dengan kepalamu itu?"Begitu Arthur yang telah menyelesaikan semua urusannya melangkah keluar dari dalam ruangan, suara khawatir Kayla segera menyambut nya."Hmmm… Tidak apa-apa, hanya luka ringan!" Jawab Arthur, sambil beberapa kali mengusap keningnya yang tampak masih mengucurkan darah segar."Bagaimana bisa tidak apa-apa, itu sama sekali tak ringan! Bila di biarkan saja, kau akan mati kehabisan darah!" Kata Kayla. Mulai maju beberapa langkah mendekati Arthur."Kayla! Sudahlah! Bila kubilang tak apa-apa ya berarti tak apa-apa! Jadi, berhenti disana! Aku tak perlu perawatan mu!" Dengus Arthur, kembali mengibaskan tangannya. Menolak Kayla yang tampak akan membantunya."Hmmmm… Dasar keras kepala! Suatu hari aku akan mencari kesempatan untuk memukul dengan keras kepala batumu! Mungkin saja itu akan bisa membuat ingatanmu yang hilang kembali!" Dengus Kayla, tampak sangat kesal. Ia juga langsun
"Sayangnya, aku lebih memilih pertumpahan darah!" Kata Arthur. Seraya mulai membocorkan aura kegelapan pekat dari dalam tubuhnya."Aura Kegelapan? Bagaimana mungkin?" Gumam salah satu orang dari kelompok yang mengepung Arthur."Jangan takut! Mungkin dia adalah salah satu Hunter dengan kemampuan mutasi! Meskipun Chi mutasi memang kuat, tapi Bocah ini tetap hanyalah seorang yang baru membuka dua pintu dalam Gerbang putih nya!""Jadi, dengan bekerja sama! Kita pasti mampu mengatasinya!" Jawab pria yang tampaknya adalah pemimpin kelompok.Bersamaan dengan kata-kata pemimpinnya barusan, puluhan orang pengepung Arthur, mulai membocorkan aura masing-masing yang ternyata adalah aura seorang Hunter Gerbang putih tahap puncak. Mereka telah membuka lima pintu dalam Gerbang jiwanya. Hanya memerlukan satu langkah dorongan, untuk bisa memunculkan Gerbang selanjutnya."Hmmm… Ternyata konsep Hunter di dunia ini, ma
"Tuan muda, setelah ini, kau mau kemana?" Tanya Kayla."Hmmm… Tentu saja memulai perjalanan petualanganku di Tartarus Land ini!""Kebetulan kau bertanya, jadi tolong beri gambaran tentang Tartarus Land ini!" Tanya Arthur."Gambaran?" Tanya Kayla, tampak tak mengerti."Iya gambaran! Jelaskan tentang berbagai wilayah, dan juga berbagai peta kekuatan kelompok besar yang ada di Tartarus Land!" Ucap Arthur. Sambil terus memakan roti ditangannya."Ohhh… Kalau itu, aku bisa menjelaskannya sedetail mungkin, kebetulan sebagai pelayan, pemetaan wilayah dan kelompok besar adalah salah satu pelajaran dari informasi dasar yang harus aku pahami!" Jawab Kayla."Bagus! Segera jelaskan!" Kata Arthur. Dengan mulut penuh makanan, masih tanpa menoleh kearah Kayla.Kayla kemudian mulai menjelaskan. Tartarus Land, di bagi menjadi tiga benua utama. Yakni Benua Neraka Abadi. Tempat dimana
(Markas Bandit, Gunung Kabut Hitam)"Jangan sampai kau tak kembali lagi! Ingat bahwa kau telah menjanjikan pertanggung-jawaban padaku!" Kata Kayla.Saat ini, ditemani sisa-sisa anggkota Klan Macan Kumbang Illahi, Kayla sedang berdiri didepan pintu gerbang sederhana dari Markas Bandit. Berniat melepas Arthur yang akan segera memulai petualangannya."Hmmm… iya, iya! Kenapa begitu cerewet!" Dengus Arthur, kini tampak mulai sedikit canggung dan malu. Ia bisa melihat bahwa ekspresi wajah setiap anggota Klan, saat ini berubah penuh tanda tanya begitu Kayla menyebut tentang pertanggung jawaban."Baiklah! Suatu saat, aku pastikan akan mengunjungi kalian lagi! Mungkin dengan membawa beberapa oleh-oleh! Jadi, untuk saat ini hidup dengan baik di bawah bayang-bayang dan perlindungan para Bandit ini! Jangan sampai di temukan oleh lawan-lawan yang telah menghancurkan Klan!" Kata Arthur."Dan kalian!" Teriak Arthu
"Haaahhh…!!! Tartarus Land ini begitu panas! Sepertinya matahari di dunia ini lebih besar dan dekat dari pada yang ada di Gaia Land!" Gerutu Arthur, yang saat ini berjalan gontai menggunakan sebatang kayu sebagai penyangga tubuhnya."Hmmm… Mana ada! Ukuran dan jaraknya relatif sama! Kau hanya belum terbiasa menggunakan tubuh barumu!""Di tambah fakta dengan wilayah dari tempat kau tinggal sebelumnnya di Gaia Land selalu bermusim dingin, otomatis mental dan alam bawah sadarmu mendorong tubuh yang sedang kau gunakan saat ini, untuk merasa tak nyaman dengan situasi gersang Tartarus Land!" Kata Barbatos, tiba-tiba menanggapi keluhan Arthur."Bahhh…! Aku tak butuh analisamu! Bodoh amat! Aku sekarang mulai berfikir kau sedang ingin mengerjaiku dengan menyuruh berjalan kearah barat!" Dengus Arthur."Bodoh sekali! Apa gunanya mengerjaimu? Kau terlalu menganggap dirimu tinggi! Siapa dirimu sampai aku, Barbatos yang agung, ha
(Beberapa hari kemudian)"Wah…! Akhirnya aku menemukan pemukiman manusia!" Seru Arthur. Saat melihat sebuah kota kecil, tak jauh di hadapannya.Bentuk Bagau api yang merupakan makhluk Kegelapan hasil kremasi Hell Fire, dari beberapa sisi tampak sangat mengerikan. Bahkan lebih mengerikan dari pada bentuk Demonic Beast pada umumnya.Oleh karena itu, untuk menghindari keributan yang tidak perlu, Arthur memilih menarik kembali Bangau apinya. Meneruskan perjalanan dengan berjalan kali."Berhenti disana! Bila kau mau memasuki kota! Maka perlu membayar upeti terlebih dahulu!"Saat Arthur sudah sampai di depan pintu gerbang kota, dan hendak melangkah masuk, suara teriakan penjaga menghentikan langkah kakinya."Ohhh… Hanya memasuki kota, perlu membayar?" Gumam Arthur reflek.Di dunia lama tempat ia tinggal, untuk memasuki sebuah kota, paling hanya perlu menyerahkan beberapa
"Ikuti bocah itu, awasi semua gerak-gerik nya! Jangan lupa beri laporan pada ketua Guild, bahwa ada seorang dengan kemampuan tingkat tinggi sedang mengunjungi kota!" Kata ketua penjaga pada anggotanya. Sesaat setelah Arthur dan pria tua pergi memasuki kota."Siap!" Jawab anggota yang menerima perintah, ia mengangguk singkat sebelum bergegas meningkatkan pos penjagaan.Meninggalkan ketua penjaga yang kembali sibuk menghitung sekantong koin emas yang di tadi diberikan Arthur padanya. Titik-titik keserakahan, juga mulai tampak pada ekspresi wajah pria ini. Terlihat sedang memikirkan dan merencanakan sesuatu.***(Didalam kota)"Nak! Tak kusangka ternyata kau adalah orang kaya! Kenapa tadi berlagak seperti pemuda desa biasa ketika pertama bertemu denganku?" Tanya pria tua, sambil mulai menenggak secangkir arak yang dari tadi ia mainkan diantara jari-jarinya.Saat ini, Arthur dan pria tu
"Kau sebut apa aku tadi? Bocah?" Gumam Arthur. Aura Kegelapan intens mulai menyebar dari dalam tubuhnya.Setelah mengatakan itu, Arthur yang tampak sudah sangat mabuk, segera menerjang kedepan. Menghujam pengawal yang tadi dipukulnya, dengan puluhan pukulan lain yang dialiri dengan atribut kegelapan ganas. Tak memberi momentum apapun bagi lawannya untuk membalas. Bahkan tak memberi kesempatan padanya untuk sekedar menarik nafas.Arthur seperti setan yang tanpa ampun terus memukul wajah lawannya dengan puluhan pukulan keras. Kondisi ini bertahan cukup lama, karena setiap orang yang ada di dalam ruangan, seolah terbius oleh aksi liar Arthur. Sejenak kehilangan kendali diri. Hanya menatap kosong kedepan. Menyisahkan pria tua yang kini justru tampak masih memasang sikap santai, menyaksikan aksi Arthur sambil menenggak beberapa cangkir arak.*Boooommmm….!!!Pukulan dahsyat yang menggetarkan seluruh ruangan kedai, menjadi