Share

Sepupu tapi menikah
Sepupu tapi menikah
Penulis: Khalisaaiza.a

Pernikahan

#prolog

"Saya terima nikah dan kawin nya, Syahdinda Ryndu Larasati, binti Wisnu yaguar dengan mas kawin tersebut tunai ...."

Janji suci itu terdengar dari mulut Andrian Ramatha, lelaki paruh baya berusia 38 tahun, yang menikahi gadis muda berusia 24 tahun, terlintas di telinga para tamu undangan yang menghadirkan acara pernikahan itu.

"Bagaimana semuanya syah?" Pertanyaan dari pak penghulu setelah Andrian mengucapkan kata - kata yang sakral, yang menjabat tangan Andrian.

Dan disaut hikmat oleh para tamu undangan, dengan kata kata yang sering kita dengar yaitu "Syah!".

Semua jelas terdengar di telinga Ryn, di momen penting yang seharusnya menjadi kenangan terindah yang dapat ia kenang sepanjang masa. Dan acara pernikahan adalah acara yang paling dinanti - nantikan oleh banyak wanita pada umumnya, namun ternyata acara ini tak sesuai dengan apa yang ia inginkan, ia malah merasa sangat tertekan.

Hatinya hancur berkeping keping, menerima kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan lelaki pilihan orang tua nya, yang ternyata lelaki itu adalah saudara sepupu nya sendiri.

Bab 1: Pernikahan

Pada hari itu, di saat semua para tamu undangan sangat antusias menngikuti acaranya. Mereka semua ikut berbahagia atas pernikahan mereka berdua

Meskipun di masa pandemi covid- 19, mereka harus membatasi para tamu yang diundang, agar tidak menimbulkan keramaian. Akan tetapi keluarga, sahabat, dan orang orang terdekat. Bahkan orang yang sangat sangat Ryn cintai. Menyempatkan untuk hadir, dan menyaksikan acara akad pernikahan tersebut.

Ryn merasa benar benar tidak kuat lagi, menahan air mata yang sedari tadi ingin meluncur dengan deras. Terlebih Ryn merasa tidak kuat saat melihat raut wajah jovian, dengan mata nya yang berkaca kaca, Seakan akan menahan air mata.

Ryn yakin bahwa saat ini hati Jovian benar   - benar hancur, sama seperti hatinya. Karena harus melihat kekasih yang ia cintai dan telah membersamainya selama tiga tahun, menikah dengan lelaki lain.

‘Maafkan aku Jov, aku tidak kuasa untuk menghentikan semua nya ini’  Tangis Ryn dalam hatinya.

***

"Ryn..." Suara lelaki yang terdengar serak berusaha memanggil namanya, memecahkan lamunan yang sedari tadi berkelut dipikirkan. Ia memikirkan nasib dan juga hubungannya bersama jovian yang sudah kandas karena sebuah perjodohan orang tua.

Dan ternyata lelaki yang memanggil itu adalah suara Andrian, suaranya pelan menyeruat di telinga Ryn. Membuat hati Ryn semakin terbakar amarah.

Ryn sangat membenci Andrian, suaminya saat ini. Karena wanita itu merasa kalau Andrian adalah penyebab dari semua masalah nya ini

Andrian  menyodorkan tangannya ke depan wajah Ryn yang di penuh riasan pengantin. ia menginginkan Ryn menggapai dan menciumnya tangannya di depan pak penghulu, dan juga ayah Wisnu sebagai saksi dari pernikahan mereka. “Sayang...!” Ucapnya manis terdengar hingga ke telinga mereka yang ada dihadapannya.

Lalu dengan terpakasa Ryn menggapai tangan Andrian namun caranya kasar, lalu ia mencium tangan pria yang saat ini telah sah menjadi imam di dalam hidupnya. 

Wanita itu terpaksa melakukan semua nya Karena ia tahu jika ia menolak untuk bersalaman, ayah dan penghulu di depannya pasti akan curiga. Dan pada akhirnya ayah dan ibunya Ryn mengetahui bahwa dirinya tidak benar - benar menerima pernikahan ini.

Bibir yang berpoleskan warna itu hampir menyentuh tangan Andrian. Dan sesaat sudah menempel dengan benar di tangan Andrian, Ryn pun mengeluarkan taringnya lalu menancapkan taring tersebut ke dalam kulit tangan Andrian, hingga menembus sampai ke dasar. 

Terlihat robekan gigitan tersebut sangat besar dan memuncahkan darah segar yang sangat banyak. Setelah darah tersebut membuat mata Ryn berbinar binar, Ryn menghisap darah tersebut sampai Andrian terjatuh dan tidak sadarkan diri.

Semua para tamu undangan yang hadir, termasuk keluarga inti merasa ketakutan akan hal yang dilihat mereka di depan mata mereka. Banyak sekali yang berbisik dan menggunjing nya. 

“Wah.. seram sekali wanita nya!” Ucap salah satu wanita berbaju biru.

“Yah seram ya. Ini pasti akibat perjodohan, sehingga membuat wanita itu Marah dan sekarang berubah menjadi sosok yang menyeramkan” Tandas wanita disebelahnya. 

Mereka saling menggibah, dan kejadian tersebut seakan - akan menjadi sebuah tontonan seru bagi para ibu - ibu. 

“Lagian, Memangnya masih jaman yah menikah karena dijodohkan seperti ini. Sudah kaya jaman Siti Nurbaya saja.” Celetuk seseorang ibu - ibu bernada nyiyir.

“Iya yah..” Para ibu - ibu saling bersautan membicarakan Ryn.

Suasana jadi mencekam, mereka lari berhamburan karena takut. Ryn tertawa Jahat melihat sang suami pingsan di tangan nya. 

“Kamu kenapa Ryn?” Tanya Andrian membuyarkan lamunan nya. Ternyata sedari tadi Ryn hanya melamun, dan bukan kejadian yang nyata ia alami. Ia tidak benar-benar menggigit tangan Andrian.

Melainkan hanya mencium tangan nya Andrian, dan Selepas mencium tangan Andrian, Ryn mendekatkan bibirnya yang mungil, berpoleskan lipstik Berwarna merah bold kearah telinga Andrian, lalu berbisik dengan penuh rasa dengki.

"Aku tak suka dengan pernikahan ini, aku tidak suka dengan perjodohan ini. Dan aku membenci kamu Abang Andrian. Kamulah yang menyebabkan rencanaku gagal untuk menikah dengan lelaki pilihanku sendiri." Dengan ketusnya ia ucapkan itu semua. Supaya Andrian mengetahui isi hatinya.

Namun Andrian tidak menggubris omongannya. Dengan mendengar omongan Ryn, membuat Andrian ternyata semakin tertantang untuk untuk semakin mencintai Ryn.

 Setelah Ryn mengungkapkan semua tentang perasaannya ke Andrian. Ryn pun melempar senyumnya ke ayah, untuk meredam amarahnya.

Setelah mendengar kemarahan dari wanitanya, Andrian membalas bisikan itu

"Biarlah, mau seperti apapun kamu membenci saya.Dan kamu belum bisa menerima pernikahan ini. Saya tetap mencintai kamu, saya janji saya akan membuat kamu pun nanti nya jatuh cinta kepada saya, pegang janji saya ini Ryn".

Andrian mengatakan semua itu Di dalam bisikannya, dengan percaya diri Andrian berusaha meyakinkan Ryn akan cintanya yang begitu besar. Dan ia akan membuat Ryn pun jatuh cinta kepada nya.

" Kalian bisik - bisik ada apa sihh?, mesra banget dilihat nya.." tanya ayah Wisnu dan menggoda mereka.

" hehe gak apa ko yah. Aku cuman berbisik kalau Ryn sangat cantik sekali hari ini" jawab Andrian. Ia berusaha menutupi apa yang Ryn ucapkan kepadanya.

" mesra banget yaa pak, pengantin anyar" pak penghulu ikut mengomentari Andrian dan Ryn yang terlihat romantis dari luar.

" iyaa pak penghulu, namanya juga pengantin anyar. Dulu juga saya begitu pas masih anyar ckckck." Ayah Wisnu merasa senang karena melihat kemesraan mereka di depan pak penghulu, dan di depan orang banyak.

Ryn yang tidak suka mendengar perkataan ayah nya dan bapak penghulu merasa gerah, Ryn terus menggerutu dalam hatinya. ' mesra dari mana nya sih, orang aku aja benci banget sama dia.' 

Mereka melanjutkan kegiatan dengan menandatangani buku nikah nya masing masing. Setelah selesai Andrian mengajak Ryn untuk berfoto dengannya, untuk memerkan buku nikah milik mereka.

" Ryn, foto yuk.." Ucap Andrian antusias mengajak Ryn.

" ihh.. Ogah.." Singut Ryn, menolak ajakan Andrian. Namun meskipun begitu ia tetap ber swafoto dengan Andrian. Karena diminta oleh fotografer yang ada diacara mereka.

" senyum dong mba, biar kelihatan cantik di fotonya" teriak fotografer itu.

" satu.. Dua.. Tiga.. Ckrekk." foto pun berhasil diambil meskipun Andrian dan Ryn terlihat sangat canggung. Dan tak ada sedikit pun guratan senyum dibibir Ryn. 

Sang photografer pun naik ke atas panggung. “Mba fotonya yang mesra ya, biar terlihat bagus di kameranya. Sayang kan momennya lagi bagus, kalau hasil fotonya jelek kan ga enak saya nya.” 

Tangan photografer tersebut mengarahkan gerakan mereka.

 “Begini loh mba!” sang photografer mengambil tangan kanan Ryn dan meletakan nya di atas pundak Andrian, lalu meminta Ryn untuk menempelkan wajahnya tepat ke dasar Andrian. 

“Nah, kan betul apa kata saya. Kalau gaya nya seperti ini terlihat sangat mesra mba.” Ucap sang pria yang terus menggenggam Lensa dan mengarahkan mereka berdua. “Sepeti ini saja ya mba, tahan dulu, jangan dilepas ya mba!”

Ryn hanya tersenyum kecil, menampakkan senyuman palsu ke arah sang photografer. Sebenarnya di dalam hatinya sedang terbakar amarah yang begitu membara.

“Aku sangat membenci ini!” Umpatnya dengan nada yang pelan. Namun terdengar sampai ke telinga Andrian.

Sorotan mata Ryn tajam dan penuh kebencian menatap ke suami yang ada dihadapannya. “Jangan senyum senyum seperti itu deh, senyuman mu itu tidak akan merubah hatiku! Aku malah semakin membencimu. Kau faham itu?” Ryn masih terus meracau, namun dengan terus menebar senyum palsunya ke depan kamera. Ia ingin menyembunyikan perasaannya kepada semua yang hadir.

Sesekali matanya melirik ke arah Jovian yang duduk bersama-sama di bangku tamu. Mata Jovian terlihat sembab seperti habis menangis, mungkin tidak ada satupun yang memperhatikan dirinya, kecuali Ryn yang selalu memperhatikan Jovian dari jauh.

Namun Ryn berusaha menahan keinginannya yang begitu kuat, untuk menyudahi acara akad yang sedang berlangsung, dan menahan kakinya yang hendak berlari ke arah jovian untuk memeluknya erat - erat.

“Mba, senyum dong!, Jangan cemberut terus” Pinta photografer pria itu kepada Ryn. “Nah gitu dong mba! Saya hitung ya, satu... Dua... Tiga!”

Akhirnya sang photografer itu pun mendapatkan hasil jepretan kamera yang sesuai dan bagus. Meskipun dalam memotret nya menemui berbagai macam rintangan. Namun sang pemotret itu puas karena telah memberikan yang terbaik untuk pelanggannya.

***

Setelah akad pernikahan lancar dan dilaksanakan dengan hikmat. Dan pemotretan sang pengantin pun sudah selesai melaksanakan tugasnya

Ryn dan Andrian pun mengikuti rangkaian acara selanjutnya, yaitu sungkeman kepada kedua orang tua.

Tradisi sungkeman ialah tradisi yang biasa dilakukan oleh kedua mempelai, untuk bersalaman dengan kedua orang tuanya, sebagai jembatan untuk meminta do'a dan restu, serta mengucapkan tanda terimakasih atas semua yang telah diberikan orang tua, kepada seorang anak.

Biasanya, disaat melakukan prosesi sungkeman ini. Kedua anak manusia yang bersatu menjadi sebuah pasangan. memiliki perasaan yang ber campur aduk. Antara bahagia, takut, dan juga sedih. Semua bercampur menjadi satu.

Itu semua nya umum dirasakan oleh kebanyakan pengantin baru. Rasa takut itu meliputi hati mereka, karena akan melepaskan masa lajang, demi mendapatkan kebahagiaan dari pasangan hidupnya yang baru.

Dan juga  rasa sedih, karena harus berpisah dari orang tua yang sekian tahun bersama mereka. Merawat, menjaga, serta menyayangi mereka dengan segenap jiwa.

Namun lain halnya dengan apa Ryn rasakan. Sebagai pengantin baru, yang ia rasakan hanyalah kesedihan, dan ketakutan yang mendalam.

Ia takut pernikahan nya nanti akan berantakan karena ia tidak memiliki perasaan sama sekali kepada suami nya.Tidak ada kebahagiaan sedikit pun dalam pernikahan nya ini.

Hanya hal yang menyakitkan sama halnya dengan menelan pil pahit, dan ia berpikir bawa ia akan merasakan kepahitan selama-lamanya. "Ahhhhh..." tiba tiba teriakkan Ryn memekik dan mengejutkan para tamu undangan yang hadir.

" kamu kenapa Ryn" tanya Andrian yang merasa khawatir dengan teriakan Ryn.

"...eng.. Engga apa apa kok."  Jawabnya Singut. “Ga usah sok khawatir gitu deh!”

Rupanya Ryn memikirkan hal hal yang menakutkan soal pernikahan dirinya dengan sang suami. Dia memikirkan hal - hal yang buruk tentang suaminya. Namun dia tidak mau Andrian mengetahui itu.

Disela-sela acara sungkeman, Ratih widiyadiningrat seorang ibu yang penyayang, tegar namun hidupnya penuh misterius. ia membisiki sesuatu di telinga gadis satu-satunya yang ia miliki.

“Selamat ya nak, anak gadis ibu kini sudah menikah. Sudah memiliki suami dan sekarang kamu mempunyai tanggung jawab yang baru.” Ibu Ratih yang mengusap - usap kepala Ryn dengan penuh kasih sayang di dalam pangkuannya.

“Tugas ibu dan ayahmu sebagai orang tua kini sudah selesai, dan kini tugas itu dialihkan kepadamu.” Mata ibu Ratih berkaca- kaca. Suasana haru menyelimuti acara dengan diiringi musik gamelan Jawa yang membuatnya semakin mengharu biru. 

"Apakah kau bahagia nak?" Tanya ibu Ratih untuk memastikan apakah anaknya benar-benar bahagia dengan pernikahan nya itu, atau malah sebaliknya.

"Iya bu, jelas aku bahagia. Siapa sih wanita yang tidak bisa bahagia dihari pernikahannya sendiri". Tungkas Ryn melemparkan senyum palsunya, yang mencoba untuk tetap tegar, menutupi kesedihan yang ia rasakan. Karena Ryn sangat takut jika kesedihannya membuat kedua orang tua nya kecewa.

Ryn adalah sosok yang sangat menyayangi dan menghormati Ayah dan Ibunya. Apapun akan dia lakukan, sesuai dengan keinginan kedua orang tua. sekalipun itu menyakitkan baginya.

“Ibu Do'akan kamu dan Andrian selalu bahagia, dan selalu bersama mengarungi bahtera pernikahan.” Do'a do'a teruntai dari bibir sang ibu.

Sosok penyayang, yang sudah mengandung Ryn selama sembilan bulan. Dan tangan halus dan sucinya telah mengangkat tubuh kecil mungil Ryn dan mengenalkan nya kepada dunia. Hingga sampai Ryn tumbuh dewasa. Ryn masih dianggap sebagai putri kecil nya yang masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

“Terimakasih banyak ibu telah melahirkan, dan membesarkan aku dengan penuh kasih dan sayang dari ibu.” Ryn mengucapkan terimakasih kepada sang ibu tepat di telinganya.

Air mata, deras membasahi pipinya. Pelukan hangat yang Ryn dapatkan mungkin akan menjadi pelukan yang akan selalu ia rindukan setelah tidak lagi satu atap rumah dengan ibu Ratih.

Setelah melepaskan pelukannya  dan mencium kedua tangan ibu Ratih, Ryn langsung melemparkan pandangan matanya, kearah lelaki yang tubuhnya kini tak sekuat dahulu, namun hatinya masih kuat sekuat baja.

Ryn menatap kedua mata yang sudah sayu milik ayah Wisnu, ia menatap nya dengan lirih, penuh harap. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Namun Ryn tak sanggup untuk mengungkapkannya.

Wisnu memanglah sosok ayah yang tegas, dan penyayang, untuk keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi anak gadis semata wayangnya itu.

Setiap para orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ayah Wisnu Yang sangat selektif dengan laki-laki yang berani mendekati Ryn. Ia tidak ingin bila Ryn mendapatkan laki laki sembarangan untuk suaminya kelak. 

Setelah melepaskan pelukannya  dan mencium kedua tangan ibu Ratih, Ryn langsung melemparkan pandangan matanya, kearah lelaki yang tubuhnya kini tak sekuat dahulu, namun hatinya masih kuat sekuat baja.

Ryn menatap kedua mata yang sudah sayu milik ayah Wisnu, ia menatap nya dengan lirih, penuh harap. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Namun Ryn tak sanggup untuk mengungkapkannya.

Wisnu memanglah sosok ayah yang tegas, dan penyayang, untuk keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi anak gadis semata wayangnya itu.

Setiap para orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ayah Wisnu Yang sangat selektif dengan laki-laki yang berani mendekati Ryn. Ia tidak ingin bila Ryn mendapatkan laki laki sembarangan untuk suaminya kelak. 

Namun saat ini Wisnu lega, karena Ryn telah berhasil menikah dengan orang yang tepat, sesuai dengan pilihan nya.

Pesan dan nasihat dilontarkan dari bibir ayah Wisnu. Dengan suara sedikit getar, satu persatu ia lontarkan dengan lembut. Sembari mengelus kepala Ryn yang berada dipangkuanya.

"Ayah yakin, kamu akan bahagia dengan lelaki pilihan ayah. Andrian adalah lelaki yang tepat untuk kamu nak, Dia sangatlah baik dan bertanggung jawab, Andrian akan menjadi suami yang tulus mencintaimu, percayalah kepada ayah."

Ryn merasakan sedih yang tak mampu untuk ia tahan lagi, air matanya mengalir didalam pelukan sang ayah. Kedua orang tuanya benar-benar berbahagia dengan pilihan mereka, sedangkan Ryn hanya bisa diam meski hatinya terluka.

Tak ada sepatah katapun yang terucap dari bibir mungilnya. Namun kesengsaraan tergambar pelik di wajahnya. Hanya dirinya yang sangat mengerti, bahwa kini ia merasa hatinya hancur berkeping-keping, bak cermin yang jatuh dan byaaar..serpihannya berserakan. Sudah tak mampu lagi menyatu dengan baik, sama seperti semula.

Batin nya sungguh tertakan, bibirnya yang sedari tadi terkunci. menahan diri agar tidak berteriak, namun semua itu tak dapat ia lakukan.

Untuk menutupi air matanya yang jatuh semakin deras, Ryn pun berusaha untuk tetap berada dipelukan sang ayah. Dan enggan untuk melepaskannya.

Sedari dulu pelukan itu adalah pelukan ternyaman yang selalu Ryn dapatkan dari seorang Ayah.

Betul kata orang, "seorang Ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya." begitu pula dengan Ryn. Ayah Wisnu adalah satu-satunya laki-laki yang selalu ada, disaat ia membutuhkan kasih sayang, perlindungan dan pelukan hangat.

Ayah Wisnu adalah lelaki yang selalu bisa diandalkan, ia menjadi orang pertama yang selalu membela Ryn saat hatinya tersakiti orang lain. Ryn tidak tahu bagaimana nantinya kalau dirinya berpisah dari kedua orang tuanya. Apakah ia sanggup tanpa mereka. Apakah ia bisa tanpa bisa mereka.

Ditengah tengah Ryn yang sedang bersalaman dengan kedua orang tua nya. Di sisi lain, Andrian bersalaman dengan bibi Hilma. Sosok pengganti yang menggantikan kehadiran kedua orang tua Andrian yang tidak hadiri acara mereka.

Ayah dan ibu Andrian tidak hadir, karena mereka tidak mengetahui di mana kah keberadaan ke dua orang tua Andrian. 

Sang ibu yang melahirkan dirinya, sejak bayi Andrian di buang dan ditinggalkan. Sedangkan sang ayah. Tidak ada yang mengetahui siapakah sebenarnya ayah Andrian. 

Karena ibu Saswi Sadewo, ibu kandung Andrian dipermainkan oleh seorang laki laki yang tidak bertanggung jawab, dan ditinggalkan begitu saja.

Oleh sebab itu, tidak ada satupun orang diantara ke dua orang tuanya menghadiri acara pernikahanan mereka. Dan akhirnya digantikan oleh sang bibi. Yaitu bibi Hilma bersama dengan pasangannya. Paman Tomy.

Bisikan yang diucapkan oleh Ryn di saat acara akad berlangsung, selalu terngiang dalam pikiran Andrian.Sehingga  membuatnya sedikit khawatir.

Andrian merasa ragu, Apakah ia bisa menaklukan hati wanitanya tersebut. Dan mengembalikan ingatan Ryn. "Bi, saya ragu pada diri saya sendiri. Saya ragu, apakah saya bisa membuat Ryn jatuh cinta kepada saya dan mengingat kembi semuanya." Ucapan Andrian membisik di telinga bibi Hilma.

Namun bibi Hilma mencoba untuk meyakinkan Andrian. Bahwasanya ia pasti bisa menaklukan hati, wanita pujaannya, dan mampu mengembalikan ingatan Ryn yang hilang.

Sesuai dengan tujuan utama Andrian, yang menikahi Ryn, karena ia ingin mengembalikan ingatan Ryn yang hilang akibat kejadian 12 tahun yang lalu.  Dan 

penyakit yang dialami Ryn selama ini Yaitu Amnesia retrograde. dimana Ryn kehilangan sebagian ingatan nya hanya di masa kecil. Jadi Ryn hanya dapat mengingat di Masa-masa saat ini.

Kejadian 12 tahun yang lalu menjadi tonggak awal mengapa Ryn bisa menderita amnesia. Namun Ryn belum mengetahui sama sekali jikalau ia mengalami penyakit itu. ia tidak mampu mengingat kejadian apapun di masa remanjanya. Sebab itu andrian kembali hadir dalam kehidupan Ryn. Mencoba untuk memulihkan kembali ingatan yang telah hilang.

***

"Kamu pasti bisa nak" ucap bibi Hilmaa berusaha meyakinkan Andrian.

"Tapi saya sedikit khawatir bi, apakah saya berhasil mengembalikan ingatan Ryn"

"Coba saja dulu, kamu tunjukan ketulusan cintamu kepadanya. Dan sedikit demi sedikit kamu tunjukan ke dia apa saja yang pernah ia lakukan di masa kecilnya. Bibi yakin, Itu akan membantu Ryn menemukan ingatan nya kembali". Bibi Hilma memberikan saran yang masuk akal, dan membuat Andrian mau untuk mencobanya.

"Baik lah bi, saya akan lakuin apa yang bibi sarankan tadi. Terimakasih ya bi".

"Sama sama nak, Kamu jangan menyerah ya. ingat cinta sejati tidak akan pernah menemukan titik lelahnya, ia tidak akan karam diterjang ombak, bibi yakin kamu pasti bisa".

Setelah selesai bercengkrama, dan mengungkapkan segala isi hati kepada kedua orang tua.

Ryn dan Andrian pun beranjak dari tempat semula, dan saling bertukar posisi. Andrian ada di posisi orang tua Ryn begitu sebaliknya.

Di hadapan Ayah. Andrian mengungkapkan soal rencana yang ia miliki, untuk mengembalikan ingatannya Ryn. Yaitu perlahan-lahan ia akan menunjukkan beberapa tempat atau melakukan kejadian-kejadian yang pernah dialami saat Ryn masih kecil. Terutama peristiwa yang menyebabkan Ryn kehilangan ingatannya itu.

Hal itu Andrian lakukan, karena ia pernah membaca sebuah artikel, yang menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengembalikan separuh memori ingatan yang hilang. Adalah dengan therapy ingatan. Yaitu mengulang kembali suatu kejadian atau hal-hal kecil yang pernah dilakukan sebelum ia kehilangan memori ingatan nya. Dan Andrian akan melakukan itu.

**

Ditengah-tengah Andrian dan ayah yang sedang menyusun rencananya. Ryn menaruh kepalanya dipangkuan bibi Hilma. Hanya kepada bibi Hilma ia mampu mengungkapkan semua yang ia rasakan saat ini.

"Bi, sebenarnya aku tidak bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa menerima abang Andrian sebagai suamiku bi. Aku mencintai orang lain dan itu bukan Abang. Tapi aku tidak sanggup untuk mengatakan nya kepada ayah dan ibu. Aku tidak ingin mereka tahu, karena itu akan membuat mereka kecewa".

"Sayang, bibi tahu sejak awal dari caramu memandang Andrian, kamu terpaksa menerima pernikahan ini. dan bibi sangat memahami apa yang kamu rasakan. Karena bibi pun pernah mengalaminya dengan pamanmu. Dulu bibi sempat tidak menyetujui perjodohan orang tua bibi, yaitu nenek dan kakekmu. Bibi tidak bisa menerima paman sebagai suami bibi, tapi seiring berjalan nya waktu, bibi mencoba untuk membuka hati bibi ke paman. Karena dengan kami hidup bersama, perasaan itu akan muncul dengan sendirinya. Apalagi dahulu paman memang sangat mencintai bibi sebelum ada rencana perjodohan. Jadi dengan segala usahanya paman, dalam menaklukan hati bibi, itulah yang membuat bibi luluh. Dan kamu tahu itulah yang dinamakan cinta sejati."

"Cinta sejati itu, mampu memandang kelemahan, lalu diubah menjadi sebuah kelebihan untuk selalu mencintainya" - Bj.Habibie

Bibi Hilma mencoba untuk meyakinkan Ryn bahwa Andrian sangat tulus dengan cintanya, dan suatu saat nanti Ryn akan menyadari cinta yang Andrian miliki untukn dirinya. Setelah bibi meyakinkan Ryn, ia mengerti betul dengan apa yang dimaksudkan, dari penjelasan bibi tadi.

Hatinya berkata, 'mungkin yang bibi ucapkan itu ada benarnya. Tapi apakah aku bisa menaruh hatiku kepada saudara sepupuku sendiri. Sedangkan yang diceritakan bibi tentang dirinya dan paman itu sangatlah jauh berbeda dengan diriku. Karena bibi mengenal paman yang latar belakangnya paman adalah orang asing baginya. Sedangkan aku, abang Andrian adalah saudara sepupuku sendiri. Ahh... Entah lah aku pusing memikirkan ini semua.'

Lalu setelah lama Ryn berada di hadapan bibi Hilma. Ia melanjutkan tujuannya ke arah paman Tomy. Dan Ryn langsung bertanya "Paman, aku mau tanya sama paman. Bagaimana kah seorang abang Andrian di mata paman?".

Dan dengan perlahan paman Tomy menceritakan tentang Andrian, sosok yang selama ini dinilai sebagai lelaki yang baik, penurut, dan juga penyayang. paman faham betul tentang sosok Andrian, karena ia sudah lama tinggal dengan Andrian.

" Ryn, paman tau betul bagaimana Andrian yang sebenarnya. Karena paman pernah tinggal satu atap dengan nya. Andrian adalah sosok lelaki yang baik, penyayang, dan bertanggung jawab. Ia akan melakukan apapun demi orang yang ia sayangi. Jadi, percayalah dengan paman. Andrian aka menjadi seorang suami yang terbaik untuk kamu." ucapan ayah, bibi Hilma, dan juga paman Tomy semua hampir sama, sehingga membuat Ryn menjadi sedikit yakin. Bahwa Andrian memang lah terkenal sebagai laki - laki yang baik.

Setelah mereka selesai melakukan sesi acara sungkeman kepada kedua orang tua mempelai. Ryn dan Andrian kembali ke tempat duduknya masing-masing.

Hari ini seakan waktu sangatlah panjang untuk Ryn. Karena ia belum bisa menerima pernikahannya. Jadi ia merasa acara pernikahan ini begitu membosankan.

Untunglah ada sahabat-sahabat yang datang menemaninya. Ryn sengaja meminta mereka untuk naik ke atas panggung. untuk berfoto, termasuk dengan jovian sang mantan kekasih yang juga ikut naik.

Namun tak disangka jovian melangkah mencoba mendekati Andrian dan memeluknya. Jovian mengungkapkan bahwa dirinya ikhlas melepas Ryn. Asal Andrian mampu mencintai Ryn dengan tulus.

"Aku titipkan dia, lanjutkan perjuanganku untuknya. Bahagiakan dia, kau sayangi dia, sepertiku menyayanginya". Kata kata yang seperti lirik lagu ini, dia coba lontarkan ke telinga Andrian.

"Aku tak pernah berjanji untuk sebuah perasaan, tapi aku berusaha berjanji untuk sebuah kesetiaan". Andrian membalas ucapan jovian dengan salah satu kutipan yang pernah diucapkan oleh seorang profesor ternama. yang memiliki kisah nyata tentang cinta sejatinya bersama seorang istri bernama Ainun. Dia adalah Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie.

Kutipan yang disebut oleh Andrian membuat Jovian yakin, bahwa cintanya kepada Ryn itu memang benar tulus. Bukan karena paksaan atau karena perjodohan semata.

Lalu setelah puas berbincang dengan Andrian, jovian datang menghampiri Ryn. Semula Ryn merasa penasaran, saat melihat Andrian dan Jovian berpelukan. Ia sangat ingin tahu obrolan apa yang diobrolkan, di antara mereka berdua.

Namun disaat jovian mendekatinya. kini rasa penasaran berganti menjadi sbuah dram yang seakan bertabuh kencang, matanya memerah, riasanya yang saat tadi ditambah oleh perias karena tersapu dengan air mata, ketika memeluk sang ayah. Kini kembali tumpah dan menggerus kembali riasannya tersebut. Tangan Ryn melambai. mencoba untuk menggapai tubuh jovian dan memeluk nya erat-erat. Namun tidak disangka pelukan nya membuat semua mata yang memandang menjadi ter heran - heran, dan membuat mereka bertanya-tanya apakah yang sedang terjadi.

"Ehhh.. kenapa itu ko pengantin wanitanya malah pelukan dengan pria lain" pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari tamu undangan seakan menyerbu dan menusuk dalam telinga Andrian, Ryn dan yang lainnya, yang ada di atas panggung.

" iyaa ya..Jangan jangan itu mantannya bu.."

" wahh iyaa bu, kayanya mereka menikah karena dijodohkan deh bu, soalnya pengantin wanitanya kelihatan kaya sedih banget deh bu"

" iya tuh bu, saya juga melihat. Dari tadi pengantin perempuannya menangis terus."

Tamu undangan yang berdominan ibu ibu. Mereka saling menggibah mengomentari sikap Ryn yang bisa dibilang tidak pantas, karena berpelukan dengan pria lain di acara pernikahan nya.

Namun Ryn menghiraukan nya, dan tetap memeluk jovian sembari mengungkapkan sesuatu dengan pelan-pelan namun terdengar jelas di telinga Andrian.

"Maafkan aku Sayang, jujur aku masih sayang sama kamu".

Namun mendengar apa yang diucapkan oleh Ryn, tidak berhasil membuat jovian menjadi iba. "Maaf kan aku Ryn, semenjak pada hari ini aku tidak lagi mencintaimu. Cintai dia, sebagai suamimu. semoga kamu bahagia dengannya, lupakan lah aku Ryn, karena aku sudah bukan siapa siapa lagi untukmu." ucap Jovian kepada Ryn.

 Ryn dikejutkan dengan sikap jovian yang berusaha mendorong tubuh Ryn untuk melepaskan pelukan tersebut dan dengan tega mengucapkan sesuatu kepada Ryn.

Seperti tersambar petir, Ryn mendengar nya, ia sangat - sangat sedih dan tidak dapat menerima ini semua. Pasalnya jovian tidak pernah me ngatakan dan memoerlakukan Ryn seperti itu, sebelumnya. 

Ryn berusaha kembali menggapai tubuh Jovian untuk memastikan bahwa semua yang jovian katakan itu tidak benar. Ryn yakin bahwa jovian masih sangat mencintainya.

Ia ingin semua nya kembali normal seperti dulu lagi. Ia masih tidak rela kalau cinta nya harus kandas di tengah jalan.

Ryn terus menangis, air yang sedari tadi ia tahan terus mengalir deras. Tangan nya masih berusaha untuk menggapai kembali tubuh Jovian. Ryn berniat ingin memeluk Jovian kembali. Namun, badannya tiba - tiba saja terasa llemas, tubuhnya tidak berdaya dan penglihatan nya terlihat sangat gelap dan suara - suara yang semula bising. Tidak lagi dapat ia dengar.

Terdengar bunyi "bruggg... " yang sangat kencang, sehingga membuat Andrian dan para Tamu undangan terkejut. Keadaan yang semula baik baik saja berubah menjadi runyam, tak karuan. Suasana yang aman dan damai kini menjadi berantakan tak terkendali.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status