Jam di handphone Titan menunjukkan angka 8.00. Hari ini Titan terlambat. Salahnya Aldo karena telat membangunkannya. Sekarang ia hanya bisa menatap gerbang tinggi sekolahnya. Ia hanya harus memanjat, itu urusan gampang baginya.
Masalahnya, ada makhluk berbahaya di sampingnya yang ternyata juga datang terlambat. Tristan. Cowok itu datang dengan rambut acak-acakan dan seragam yang sangat tidak memenuhi aturan sekolah. Ia melirik Titan dengan sinis.
Bekas luka di lutut Titan semenjak kejadian dua minggu lalu di gerbang belakang ini masih terlihat jelas. Jangan sampai lututnya menambah luka baru.
Sedangkan Tristan tampak tak peduli. Ia langsung memanjat dengan lincahnya gerbang setinggi 2,5 meter itu. Sampai di atas, ia langsung melompat dan mendarat sempurna di balik ge
Titan masih asik tertawa dan Tristan masih cengo sampai akhirnya sebuah teriakan menyadarkan mereka berdua. Membuat keduanya langsung diam."ADUH! Bunganya jadi rusak gara-gara kalian!" Pak Budi berteriak dari pinggir kebun. Tukang kebun itu menenteng sekop dan sudah memayungi dirinya sendiri.Titan dan Tristan otomatis menoleh, lalu menunduk melihat letak jatuhnya Titan. Ya, cewek itu terjatuh dan menghancurkan bunga-bunga itu dengan mendudukinya."Kabur?" tanya Titan yang langsung diangguki oleh Tristan.Tristan menarik Titan berdiri lalu mereka berlari menuju pondok, mengambil tas ransel masing-masing. Pak Budi berusaha mengejar mereka, namun tukang kebun yang berbadan gembul ituterlihat kesulitan akibat beceknya tanah yang l
Kelas XII IPA 1 sedang buru-buru menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bu Fatimah selaku guru Lintas Ekonomi yang absen mengajar pagi ini karena ada halangan namun katanya akan datang ke sekolah saat jam sepuluh nanti. Termasuk Tristan, Sandi, dan Nyong. Sementara Bams tidak masuk sekolah hari ini. Katanya bolos.Kalau ditanya kenapa anak-anak nakal seperti mereka mau mengerjakan tugas itu, jawabannya karena mereka sangat amat terpaksa. Bu Fatimah memberi mereka catatan bahwa tugas itu harus selesai sebelum jam sepuluh pagi dan sudah dikumpulkan di meja kantornya, dengan ultimatum, bila siapa yang tidak mengerjakan, maka mereka tidak diperbolehkan ikut UAS dua bulan lagi.SMA Garuda yang memang cukup ketat peraturannya, mengharuskan setiap murid tidak boleh memiliki nilai merah lebih dari tiga mata pelajaran karena terancam tida
Kalau ditanya apakah Titan sangat kesal saat ini, jawabannya iya. Ia sudah berdiri di depan rumah Tristan selama 20 menit dan tidak ada tanda-tanda kehidupan yang akan menyambutnya. Ia ingin pulang, namunhoodiecowok itu masih terlipat rapi di dalampaper bagyang ia bawa. Tristan menyuruhnya untuk mengembalikanhoodieitu secepatnya, maka Titan berencana mengembalikannya besok, hari Kamis di sekolah, namun Aldo memaksanya untuk segera megembalikanhoodietersebut dan memberikan sekotakbrowniesuntuk diberikan pada Tristan. Katanya, sebagai ucapan terima kasih karena sudah "menampung" dan "mengurusinya" dengan baik kala Aldo telat menjemput Titan waktu itu. Bayangkan saja, Abang satu-satunya itu sudah seperti emak-emak pada umumnya. Rempon
Pagi ini ada sesuatu yang aneh dilihat Titan. Sangat aneh. Rheva, sahabatnya yang selalu diantar oleh supirnya, justru sekarang datang ke sekolah dengan dibonceng seseorang.Titan mengikuti dua orang itu dari belakang. Ketika Rheva dan siswa itu berpisah di koridor, maka Titan langsung menyergap Rheva dari belakang."HAYO, LO DATANG SAMA SAPA TADI, HAH???" Titan sedikit melompat lalu memeluk Rheva dari belakang."Anjir! Kaget gue!" Rheva tersentak dan mengelus dadanya."Kemaren gak masuk, eh hari ini tahu-tahu datangnya udah boncengan sama cowok aja!" Titan melepas rangkulannya."Apaan sih?!" Pipi Rheva sedikit merah."Muka lo nggak
Satu hari yang lalu ....Rheva sudah bersiap-siap untuk pergi ke sekolah seperti biasa. Setelah sarapan nasi goreng buatan Mbak Marni dan memakai sepatu, ia menuju garasi dan memanggil supirnya."Pak Dodi, ayo berangkat, Pak!"Tidak ada sahutan. Rheva memutari mobil lalu melihat bahu Pak Dodi yang menyembul dari belakang mobil."Pak ayo-" ucapannya terpotong ketika ia sudah berada di belakang mobil. Pak Dodi tidak sendirian, di sana ada papanya, Dirgantara. Rheva yang sempat terkejut lalu berusaha menetralkan ekspresinya dan berkata, "ayo berangkat, Pak.""Maaf, Neng." Pak Dodi berbalik menghadap Rheva sambil menunduk. Wajahnya terlihat sedih dan menyesal.Kemudian orang tua itu beran
Rheva sudah selesai dengan dongengnya yang membuat Titan terkantuk-kantuk. Dongeng tentang kisahnya dan Bams yang bolos bersama kemarin."Bangun kampret! Gue udah kelar cerita nih!" Rheva menggetok kepala Titan yang asik tiduran di atas meja ketika jam kosong."Eh? Iya, aduh." Titan mengucek-ucek matanya."Si kambing emang ya, elo yang nyuruh gue cerita eh pas diceritain malah tidur! Lo kira cerita gue tuh dongeng pengantar tidur lo apa?" Rheva mendengus.Titan hanya cengengesan tanpa dosa.Laknat memang. Ketika temannya sedang menggebu-gebu bercerita, eh dia malah tidur.Tak lama bel pulang berbunyi. Lalu terdengarlah lantunan baha
Titan berlari kencang keluar gerbang sekolah. Di depan sana, mobil Aldo sudah bertengger manis sedari tadi menunggunya.Titan berhenti berlari sejenak, mengambil botol minumnya dan membasuh bibirnya yang masih berdarah dengan air minum miliknya berulang-ulang. Ia lalu mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan mengelap kering bibirnya sekaligus memastikan darahnya sudah benar-benar berhenti mengalir. Ia lalu menarik napas dan berusaha berjalan seperti biasa menuju mobil. Ia masuk mobil dan duduk di kursi depan, sehingga membangunkan Aldo yang tadinya asik ketiduran di kursi pengemudi."Lama banget lo, tumben? Hoammm...." Aldo mengucek-ucek matanya sambil menguap lebar.Sementara Titan memilih mengalihkan pandangan menghadap jendela samping.
Setelah mobil Aldo sampai di depan gerbang sekolah, Titan langsung turun. Baru mau melangkah masuk, motor Ninja yang sudah tidak asing bagi Titan itu melesat begitu saja memasuki gerbang menuju parkiran. Titan buru-buru mempercepat langkahnya.Jangan sampe ketemu, plis.... Mau taroh mana muka Titan....Titan akhirnya berlari di sepanjang koridor dan sampai di kelas dengan terengah-terengah."Habis maling, ya? Tumben buru-buru banget. Kecepatan nih lo, dateng biasa juga gak jam segini." Bimo yang baru juga sampai langsung menaruh asal tasnya di atas meja.Iya, kemaren abis maling ciuman Tristan...Eh anjir!Lomau bilang apa barusan sih Titan?!