Compartir

28. Titipan 3

last update Última actualización: 2025-10-15 14:47:34

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam.

"Papa!" seru Aurel yang muncul dari dalam dan berlari ke arahnya sambil membuka tangan lebar. Emir berjongkok, menyambutnya dalam pelukan.

"Papa ke mana aja? Aurel kangen banget," tanya bocah umur tujuh tahun itu dengan mata menatap lekat.

Emir mengelus kepala putrinya lembut. "Papa ada kerja di luar kota, Sayang. Makanya nggak pulang beberapa hari."

Mereka berpelukan lama. Biasanya Rasa lelah Emir luruh di pelukan kecil itu. Namun sekarang tak seperti dulu. Karena ada pelukan lain yang hilang darinya. Zahra, yang selalu tersenyum hangat padanya.

Ketika Emir menggendong anaknya masuk ke dalam, ia disambut senyum dan sapaan Yesi. "Mas."

Emir menatapnya dengan pandangan dingin. Tanpa menjawab, Emir menurunkan Aurel. "Papa mandi dulu," ucapnya lantas masuk ke kamar.

Ia mandi dengan cepat, salat asar, kemudian kembali keluar. Saat itu Yesi sedang sibuk membereskan mainan Aurel. Emir menghampiri sang mama yang baru kelua
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado
Comentarios (16)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
yes pede banget km ..yg di maksut itu km bukan Naima Lo ya..Naima masih istrinya Emir masih sangat mencintainya
goodnovel comment avatar
Yanyan
pasti titipan dari mas dewa ...Emir makin tersiksa...kasian juga ya sama Emir ...
goodnovel comment avatar
Indah Wirdianingsih
pasti titipan dari om dewa......semoga berjodoh sama naima
VER TODOS LOS COMENTARIOS

Último capítulo

  • Setelah Aku Kau Miliki    53. Dua Jam Saja 3

    Dengan langkah kecewa, Emir mengikuti istrinya. Pagi itu mereka berdua ngobrol dengan Bu Kus cukup lama. Wanita itu menyambut baik keinginan Emir untuk mencarikan tempat tinggal baru buat istri dan anaknya. Dia juga senang karena Emir masih mengizinkan Naima bekerja di toko."Terima kasih, Nak Emir. Kondisi bapak sudah tidak memungkinkan untuk saya tinggal mondar-mandir lagi. Jadi saya percayakan pada Naima untuk mengurus pembukuan toko," ujar Bu Kus.Sepanjang percakapan itu, Bu Kus sama sekali tidak menyinggung tentang hubungan mereka. Tidak ada hak untuk ikut campur. Dia orang luar dan biar suami istri itu menyelesaikan permasalahan mereka sendiri.Jam 8.15 mereka keluar dari rumah Bu Kus. Emir mengajak Naima pergi. "Masih ada waktu dua jam setengah sebelum Zahra pulang sekolah, Nai.""Kita hendak ke mana?" tanya Naima setelah mobil melaju meninggalkan depan toko."Kamu mau beli kebutuhan apa?""Nggak ada. Aku sudah belanja kemarin.""Baiklah. Ikuti mas saja kalau gitu." "Ezar tad

  • Setelah Aku Kau Miliki    52. Dua Jam Saja 2

    "Yeay, Zahra suka." Zahra semakin tersenyum lebar. Kemudian pamitan pada mamanya. Naima memperhatikan sang anak yang lincah melangkah dengan tangan digandeng papanya. Di pundak kanan Emir ada tasnya Zahra.Naima terharu. Mereka begitu dekat. Keinginan Zahra supaya bisa diantar ke sekolah oleh papanya kesampaian juga. Dulu aktivitas pagi seperti ini, Emir melangkah ke garasi dengan menenteng dua tas sekolah milik Zahra dan Aurel. Dua gadis imut itu akan tersenyum riang berjalan mendahului papanya. Dan Naima tidak tahu, bisakah semua itu terulang kembali? Dipihak Aurel ada ibu dan nenek yang selalu menanamkan kebencian untuknya dan Zahra.Langkah selanjutnya juga tidak bisa dianggap mudah. Entah apa yang terjadi setelah mereka tahu kalau Emir kembali bersamanya. Naima menoleh saat ponselnya berdering. Ia menjangkau benda pipih di atas meja. Ada pesan masuk dari Ezar. Pasti Emir yang memberikan nomer itu pada adiknya.[Apa kabar, Mbak Naima? Zahra juga gimana kabarnya?]Naima diam seje

  • Setelah Aku Kau Miliki    51. Dua Jam Saja 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI- 24 2 Jam Saja "Sudah, tidur saja. Katanya besok mau ketemu sama Dewa penolongku itu. Kita nggak bisa ngapa-ngapain juga di sini, Mas. Kalau Zahra terbangun dan melihat, itu lebih berbahaya dari ranjang ambruk," ujar Naima sambil memandang kalem.Namun sekalem apapun itu, serupa siksaan bagi Emir. Ini tidak bisa dibiarkan kalau tak ingin begadang sepanjang malam karena 'urusan' satu ini belum bisa diselesaikan."Kita ke hotel. Biar Mas ambil mobil di depan.""Hujan deras gini, Mas?""Nai, besok pagi suamimu ini bisa gila," gumamnya lirih sambil membenamkan wajahnya ke bantal. Naima hanya tersenyum samar, kemudian memejam. Ia tahu Emir kelabakan. Paham bagaimana seorang lelaki yang sedang 'horny' tapi tak tersalurkan. Bisa dikatakan Emir tidak mengkhianatinya. Yang merupakan satu kesalahan dalam rumah tangga yang membuat sebagian wanita merasa trauma.Sejauh ini Emir tidak pernah berkata kasar, membentak, atau membanting sesuatu untuk melampiaskan kemarahannya.

  • Setelah Aku Kau Miliki    50. Cemburu 3

    "Ibu masih nemani Mbak Aurel.""Besok pagi setelah Aurel bangun. Kasih tahu kalau sore saya pulang.""Njih, Pak.""Ya sudah, Mak.""Tunggu, Pak. Ibu mau ngomong." Di seberang terdengar suara Bu Anjar."Halo, Mir. Kamu di mana?""Di hotel, Ma. Hujan di sini.""Aurel nyariin sejak sore tadi. Kenapa kamu nggak nelepon?" Nada mamanya terdengar menahan geram. "Kamu beneran urusan kerja atau nyari perempuan itu."Emir menghela napas panjang. Memang sudah benar, dia harus merahasiakan pertemuannya dengan Naima dan Zahra. Bisa kacau semua yang ia rencanakan. Dia tidak bisa kehilangan Naima dan Zahra. "Mir, kamu nggak dengar mama?""Kan sudah aku bilang, Ma. Nggak usah lagi bahas itu. Kuharap Mama mengerti kalau sekarang ini pikiranku sedang kacau. Kalau pun aku mencari Naima, ya wajar. Dia istriku. Perempuan yang aku cintai sejak dulu. Sudah ya, Ma. Besok aku pulang. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Emir kembali duduk memandang pekat malam. Di dalam kamar terdengar Naima masih bercerita

  • Setelah Aku Kau Miliki    49. Cemburu 2

    Naima menatap hujan, kemudian berkata dengan suara tenang. Dia tidak peduli dicemburui oleh suaminya. Toh, dia pun tidak melakukan perselingkuhan. "Nggak semua orang berhati sama, Mas. Kadang justru orang asing yang menolong kita tanpa pamrih."Kalimat itu menampar Emir, kendati Naima tidak melanjutkan dengan membandingkan sikap mertua terhadap dirinya dan Zahra.Sunyi beberapa saat. Suara deru hujan begitu riuh di atap gudang. Di beberapa bagian, air menetes karena ada seng yang bocor. Emir memperhatikan sekeliling. "Mas akan segera cari rumah untuk kalian ," ujar Emir."Tapi aku akan tetap bekerja di toko roti. Aku sudah menyanggupi permintaan Bu Kus, Mas.""Ya. Nggak apa-apa," jawab Emir pelan. Dia Tidak boleh keberatan kalau itu bisa membuat Naima nyaman karena memiliki kegiatan."Besok anterin Mas ke rumah sebelah. Mengucapkan terima kasih dan mengembalikan uangnya." Naima ingin membantah, tapi tatapan Emir begitu tajam. Lelaki itu seperti batu karang kalau sudah memiliki keingi

  • Setelah Aku Kau Miliki    48. Cemburu 1

    SETELAH AKU KAU MILIKI- 23 Cemburu Naima mengambil panci, merebus air untuk membuat teh panas. Dan Emir masih berdiri tak bergeser sama sekali. "Mas, panas ini. Geser sedikit.""Sudah sejak tadi suamimu panas, Nai," jawab Emir mengungkapkan bagaimana perasaannya yang sedang cemburu.Dahi Naima bertaut seraya memandang sang suami. Dia tidak paham maksud perkataan suaminya. "Aku nggak paham dengan apa yang kamu omongin, Mas." Naima mengambil gelas dan gula. "Aku bikinin teh saja, karena aku nggak sedia kopi.""Iya."Saat tengah mengaduk teh, Emir melingkarkan lengannya di pinggang sang istri dari belakang. Naima terhenyak sejenak. Kemudian melepaskan tangan itu. "Nanti dilihat Zahra, Mas.""Dia di kamar," bantah Emir sambil mempertahankan lengannya. Detak jantungnya mulai kacau. Ada yang meronta hendak dilepaskan. Antara cemburu pada sosok Dewa, juga hasratnya yang membara."Sudah maghrib, Mas," kata Naima saat mendengar azan maghrib berkumandang di kejauhan. "Salat dulu di kamar. Ki

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status