Share

Setelah Aku Mendua
Setelah Aku Mendua
Author: Author Rina

bab 1

Author: Author Rina
last update Last Updated: 2025-01-07 17:28:52

Gimana, Mas, masih sempit kan?"

"Iya, beda sama yang di rumah," jawab pria itu sambil tersenyum.

"Ouh jelas dong."

Pria itu tersenyum, istri barunya ini sungguh berbeda. Dia cantik dan energik. Selalu memberikan kejutan yang membuat dia merasa puas. Beda dengan istrinya yang di rumah yang hanya menyuguhkan itu-itu saja. Sebagai lelaki dia ingin yang berbeda. Apalagi sekarang ini dia bukan lagi karyawan biasa, gajinya bahkan lebih dari cukup untuk menghidupi dua istri. Dia bosan setiap kali harus menahan keinginannya untuk bercinta karena istri pertamanya sering sakit-sakitan semenjak hamil anak kedua mereka. Di usia Herman yang sekarang ini dia sedang di Fase sedang ingin bercinta hingga jika keinginannya tidak tersalurkan itu membuat masalah yang besar baginya. Lagi pula Herman yakin Mona tak akan bisa melawan karena selama ini dia hanyalah wanita yang penurut dan lemah yang selalu menggantungkan hidup padanya. Apa yang bisa dilakukan oleh wanita lemah seperti itu?

_______

"Aku mandi dulu ya, Sayang," ucap Melly setelah tertidur. Pertempuran tadi membuat wanita itu lelah.

"Mau aku temani?" Herman mengedipkan sebelah matanya menggoda.

"Nakal ih, nanti mandinya lain cerita kalau kamu ikut," jawabnya yang berlalu begitu saja meninggalkan Herman.

Herman tersenyum sambil menggigit bibirnya. Istri mudanya betul-betul membuatnya candu.

Drt drt

Pria itu kaget tiba-tiba ponselnya berbunyi dan saat dibuka ternyata pesan dari istrinya. Istri pertamanya itu memberikan foto pernikahannya.

"Loh, kok dia tahu aku nikah, tahu dari mana?" gumam Herman.

Sebenarnya dia minta izin ke istrinya untuk pergi ke luar kota guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Lalu diam-diam melangsungkan pernikahan keduanya dengan pacarnya dan tak ada satupun keluarganya yang hadir.

[Ibu, kok Mona tahu aku menikah lagi?] Pria itu mengirim pesan kepada ibunya Karena ibunya tahu rencananya.

[Loh, kok tanya ibu. Ya nggak tahu, lagian ngapain Ibu beritahu pernikahan kamu. Gak penting!] jawab ibunya.

[Terus kok dia tahu Bu. Apa mungkin Dina yang ngasih tahu?] Dina adalah adik kandung Herman dan Dia pun tahu pernikahan ini.

[Gak mungkin, lagian Apa urusannya dia ngasih tahu sama Mona]

"Iya juga sih," gumam Herman.

"Kamu wa sama siapa, Mas?" tanya Melly yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia cemburu melihat suaminya asyik menatap ponsel. Sebagai pelakor dia takut juga kalau Herman sampai berpaling. Tentu tak mudah mencari lelaki tajir seperti Herman.

"Eh, sudah selesai mandinya?" Herman meletakkan ponsel lalu menarik tubuh sang istri untuk duduk di pangkuannya.

"Hmm wangi," ucapnya saat mencium rambut basah istrinya.

"Itu tadi siapa, cewek baru ya!" ketus Melly.

"Bukan, Sayang. Kamu ini kok cemburuan banget. Itu tadi ibu sama Dina dia ngasih selamat ke kita." Herman mencium pundak sang istri. Ingin rasanya Dia mengulang kembali kenikmatan yang baru saja dia lalui.

"Awas kalau kamu bohong!" ancam Melly.

"Enggak." Tangan Herman bergerak cepat menghapus chatnya tadi. Beruntung Melly tidak melihat.

"Nih lihat ponselku," ucap Herman yang langsung memberikan ponselnya.

"Gak usah! Aku percaya kok sama kamu." Wanita itu tersenyum, lalu mengelus pipi suaminya.

"Kita keluar yok cari makan. Aku lapar nih," ucap Herman.

"Ok, aku siap-siap dulu."

Melly segera pergi ke kamar untuk mempersiapkan dirinya sementara Herman segera pergi mandi. Setelahnya Mereka pun pergi ke restoran terdekat.

"Mas, kamu nggak lupa janji kamu kan?"tanya Melly yang membuat Herman menghentikan aktivitas makanya.

"Janji apa?"tanya pria itu.

"Kamu janji setelah kita menikah kamu akan mengajak aku ke rumahmu. Terus ATM kamu aku yang pegang. Pokoknya semua keuangan kamu aku yang atur," ucap Melly yang membuat Herman menggaruk kepala tidak gatal.

Selama ini memang istrinya yang mengatur semua keuangannya dia bahkan tidak tahu Berapa gajinya dan berapa pengeluarannya. Yang dia tahu semuanya beres, istrinya bisa shopping dan juga bisa memberikan jatah pada ibu dan adiknya. Dari situlah Herman mantap untuk menikah lagi.

"Mas, Kok diem aja. Jangan bilang kalau kamu lupa sama janji kamu ya?" Meli menatap tajam ke arah suami barunya.

"Iya beres itu. Lagi pula Mona mana berani melawan aku," jawab Herman. Baginya Mona hanyalah wanita lemah, dia tidak berpenghasilan dan selalu tergantung kepadanya. Jadi sudah pasti wanita itu akan menerima segala keputusannya.

"Kalau dia menolak?" Melly menatap Herman.

"Halah, nggak mungkin dia menolak keinginanku. Mona itu hanya perempuan kampung, dia itu nggak berpenghasilan dan semuanya tergantung kepadaku. Untuk beli cilok aja dia tidak mampu kalau nggak pakai uangku. Jadi sudah pasti dia Pak mau menerima keinginanku," ucap Herman sombong.

"Kalau dia minta cerai?"

"Nggak mungkin itu. Ya kalau cerai sama aku mau pulang ke mana, ke kuburan. Orang tuanya itu sudah meninggal jadi nggak mungkin dia mau macam-macam," jawab Herman.

"Berarti kamu masih cinta sama dia?" Melly menatap suaminya, wanita itu cemburu dan kesal dengan jawaban suaminya.

________

"Mas kamu belum jawab pertanyaanku kemarin?"

Herman yang saat itu sedang menyetir mobilnya seketika menoleh ke arah sang istri.

"Pertanyaan apa?"tanya pria itu datar.

"Apa benar kamu masih mencintai istri pertamamu. Sepertinya kamu keberatan Kalau harus cerai darinya?"

"Bukan begitu, istri pertamaku itu kan sekarang lagi hamil. Aku sayang sama anakku," jawab Herman.

Mobil terus melaju hingga sampailah di sebuah rumah tingkat 3 dengan nuansa putih. Ada taman disamping rumah itu. Sebelum turun Herman sudah menyiapkan mentalnya karena pasti istri pertamanya akan mengamuk karena dia menikah diam-diam. Apalagi sekarang dia membawa istri keduanya itu pulang ke rumah. Sudah pasti Mona akan mengamuk seperti macan yang kehilangan anaknya.

"Ini rumahmu, Mas?"tanya Mona karena memang ini baru pertama kali Herman mengajaknya pulang ke rumah.

"Iya Ini rumahku dan sekarang menjadi milik kita," jawab pria itu sambil tersenyum. Hatinya berdesir dan jantungnya tidak berhenti berdetak ketika melihat istri pertama yang sudah berdiri untuk menyambutnya di teras.

"Itu Mona kan?"tanya Melly saat turun dari mobil.

"Iya itu Mona,"jawab Herman dengan hati yang resah.

"Tua," komen Melly jutek.

Melly menggandeng tangan Herman seolah tidak ingin melepaskan laki-laki itu lalu mereka berdua pun mendekat ke arah Mona.

"Ouh jadi ini istri kedua kamu, mas? Cantik," ucap Mona datar. Tak ada ekspresi marah yang tadi dibayangkan oleh Herman.

'Loh kok gak marah dia, kok gak ngamuk seperti sinetron ikan terbang. Apa dia sudah tak cinta sama aku. Atau jangan-jangan lelaki di foto itu adalah selingkuhannya?'

Baca selengkapnya di KBM

Judul Karma Setelah Mendua

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Aku Mendua   bab 107

    Bab 107Maria menatap kemesraan Mona dan Rendra dengan hati yang panas. Dia betul-betul tidak terima melihat itu. Bisa-bisanya Rendra jatuh ke tangan Mona yang janda dan punya anak dua. Apa kurangnya dia."Aku harus berbuat sesuatu sebelum mereka menikah!" Geram Maria. Kini di otak wanita itu telah tersimpan berbagai macam rencana._______Ibu Sukma menyambut gembira kedatangan Mona dan anak-anaknya. Terutama saat melihat Kaisar. Wanita itu langsung menggendongnya dan Kaisar kecil pun tak menolak. Bocah itu bahkan langsung lengket pada Ibu Sukma dan bibi pembantu di rumah Rendra. Mereka sungguh senang dengan kehadiran Kaisar."Cucu nenek ganteng ya, mirip mamanya," ujar Ibu Sukma yang membuat Mona merasa terharu. Ketakutan yang tadi sempat menghantuinya kini berubah rasa bahagia dan haru. Dia tak menyangka kalau Ibu Sukma akan menerima putranya dengan baik. "Itu yang jelas mirip mamanya. Lihat aja hidungnya persis banget," ujar Rendra. Bahkan ketika Kaisar mendekat anak itu pun ters

  • Setelah Aku Mendua   bab 106

    Bab 106Mona pergi setelah berbicara panjang lebar dengan Bi Lisa. Dia memutuskan untuk pergi dengan Rendra bersama dengan anak-anaknya. Rendra mengajak mereka untuk pergi ke mall. Lelaki itu bahkan mengajak anak-anak Mona ke tempat permainan anak-anak. Rendra tak bahagia sekali bermain dengan anak-anak Mona. Senyum dan tawa tak lepas dari bibir mereka. "Habis ini kita main ke rumah nenek ya?" Gea langsung mengangguk, anak itu memang cukup akrab dengan ibunya Rendra. "Hore, main ke rumah nenek," ujar Gea."Memangnya Ibu tidak repot. Kita kan ke sana bawa Kaisar. Aku nggak enak kalau nanti di sana Kaisar merepotkan," ujar Mona. Mungkin kalau Gea sudah biasa tetapi Kaisar masih kecil. Mona takut akan mengganggu istirahat ibunya Kaisar. "Justru ibu akan senang kalau kamu membawa Kaisar ke sana. Dia itu kepingin rumahnya rame, kan waktu dia ke sana juga Ibu senang banget kan. Apalagi ini Kaisar, Ibu kepengen sekali cucu laki-laki," ujar Rendra. Sementara Mona hanya tersenyum. "Tapi

  • Setelah Aku Mendua   bab 105

    Bab 105"Cuma apa?"tanya Bibi Mona. Wanita itu memang melihat keraguan di mata Mona. "Aku takut, Bi."Bibi Mona yang bernama Lisa itu semua tidak mengerti."Kamu takut apa. Takut kalau nanti sewaktu-waktu Herman akan mengganggu kamu?" Bi Lisa menatap keponakannya," memang kamu masih punya rasa dengan Herman?" Lanjut Lisa.Sementara Mona menggelengkan kepalanya."Tidak, bukan itu. Bukan masalah takut dengan Herman. Tapi aku takut kalau Rendra nanti menyesal menikah denganku. Walau bagaimanapun dia itu masih muda, dia bisa mendapatkan wanita yang bahkan lebih dari aku. Lebih dari segalanya," ujar Mona.Ini yang selama ini membuat Mona agak lama menerima lamaran dari Rendra. Dia takut kalau pemuda itu nanti menyesal.Lisa memegang pundak Mona."Mona, kamu harus yakin dengan pilihan kamu dan kamu harus yakin inilah yang terbaik untuk kamu. Banyak kok orang yang menikah dengan perbedaan seperti kamu. Seorang perjaka menikah dengan janda mereka juga bisa hidup bahagia. Karena pada dasarny

  • Setelah Aku Mendua   bab 104

    Bab 104"Baik aku tunggu. Kalau kamu tidak berhasil maka bersiap saja. Kamu tahu siapa aku, jangankan satu orang seperti kamu. 10 orang pun sanggup aku habisi kau tidak bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik!" Ancam Herman.Lelaki itu terkenal sadis semenjak bergabung ke dalam bisnis haram itu. Entah sudah berapa nyawa dihabisi, kalau memang dirasa menghambat bisnisnya. Dia tidak peduli nyawa Siapa yang akan dia hilangkan yang penting bisnisnya bisa berjalan dengan lancar. Yang ada di kepala Herman waktu itu hanya satu yaitu uang. Dia berpikir setelah diam kembali mendapatkan apa yang hilang dari dirinya maka dia bisa membuat Mona kembali kepadanya. Walaupun kenyataannya tidak, walaupun dia sudah menjadi seorang yang kaya tetapi Mona tetap menolaknya. "Mona, Aku melakukan ini demi kamu. Memang selama ini aku diam saja sama kamu Aku hanya ingin buat kejutan," ucap Herman saat bertemu dengan Mona. Dia menjelaskan kau sebenarnya dia sudah sembuh dari beberapa bulan yang lalu bahkan h

  • Setelah Aku Mendua   Bab 103

    Bab 103Herman geram, anak buahnya mengabarkan kalau Melly selamat. Wanita itu selamat dari kematian setelah diselamatkan oleh dokter. "Aku sudah bilang habisi dia! Dia itu sangat berbahaya bagi kita. Suatu saat dia bicara kepada pihak yang berwajib maka kita semuanya akan hancur!" Geram Herman. Dia kesal dengan kerja anak buahnya yang dia nilai lambat. Kemarin dia sudah memerintahkan salah satu dari anak buahnya untuk menghabisi Melly tetapi wanita itu nyatanya selamat setelah diselamatkan oleh Mona. Selanjutnya, dia juga sudah memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi Melly di rumah sakit. Tapi nyatanya sekarang dia mendapatkan kabar Kalau Melly selamat. Herman merasa terancam, kalau sampai Melly buka mulut lalu menceritakan semua yang terjadi kepada dirinya. Sudah bisa dipastikan Herman dan anak buahnya akan tertangkap. "Tapi anak buahku sudah memastikan bos Kalau dia sudah menyuntikkan racun ke dalam infus wanita itu. Padahal kalau dihitung racun itu akan bekerja selama satu

  • Setelah Aku Mendua   bab 102

    Bab 102"Iya sih Mbak. Tapi mungkin kalau orang lain di posisi Mbak juga dibiarin aja. Orang dia jahat Kok," balas Mita."Kalau begitu seandainya kamu berbuat seperti itu berarti kamu nggak punya perasaan. Karena kalau manusia punya perasaan pasti nggak akan seperti itu," bantah Mona.."Iya nggak gitu juga sih, Mbak. Maksudnya.."Mona melihat dokter yang keluar dari ruang ICU. "Dita, sudah dulu ya, itu dokternya keluar."Dita pun mematikan panggilan dan Mona pun segera mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU."Bagaimana keadaan adik saya dok?"tanya Mona kepada dokter yang baru saja merawat Melly. "Kami sudah berusaha mengeluarkan racun yang sudah masuk ke dalam tubuhnya dan untuk saat ini kondisinya masih kritis. Semoga dia bisa melewati semua ini karena sudah ada racun yang telah masuk ke dalam jantung semoga tidak menyebar ke aliran darahnya," jawab dokter itu. "Tapi maaf dok. Adik saya ini kan lumpuh Terus bagaimana ceritanya dia bisa keracunan?"tanya Melly. Dia ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status