Bab 5 Pelakor Mati Kutu
Herman yang hendak beristirahat karena badannya masih gatal dan perih. Akhirnya harus pergi ke kantor karena ada telepon penting dari kantor yang mengabarkan bahwa ada masalah di kantornya. "Kamu harus segera datang di kantor ada masalah penting di sini. Kalau kamu nggak datang bos akan pecat kamu!" itulah yang dikatakan manager sekaligus teman dekatnya. Sehingga mau tak mau dia harus pergi ke kantor sekarang juga. Sementara Melly yang mendapatkan izin untuk pergi. Apalagi dengan membawa kartu ATM milik suaminya. Tidak melepaskan kesempatan itu. Segera dia menelpon teman-temannya untuk bertemu di mall. "Hai gank kalian ada di mana ini?" tanya Melly dengan menggunakan telp grup. Melly memiliki grup yang isinya adalah sahabatnya yang jumlahnya sekitar tiga sampai empat orang "Gue lagi nabung," jawab salah seorang temannya. Nabung adalah istilah untuk BAB. "Ah Jir banget sih Lo. Jorok,"jawab Melly isambil ngakak. "Ya kan gue jujur. Daripada gue bilang pergi ke Hawaii nggak taunya gue ada di toilet," jawab teman Melly yang membuat Melly dan teman yang lain ngakak. "Nyindir gue lo," bantah teman Melly yang lain. "Ya gue sih nggak nyindir tapi kalau ada yang tersindir ya itu artinya tepat sasaran," jawab teman Melly yang tadi. Melly dan temannya yang lain ngakak karena teman mereka yang itu memang lucu anaknya. Selalu menjadi penghibur di antara mereka. "Nggak usah ada acara sindir menyindir! Nggak usah ada acara menabung, Pokoknya lo berdua siap-siap ntar gue jemput di kosan kalian," ucap Melly dengan nada riang. Dia berencana akan mentraktir dua temannya serta menunjukkan kepada mereka bahwa sekarang ini dia telah memiliki seorang suami yang tajir dan kaya raya, sesuai dengan impian mereka. "Idih, kalau mau traktir ya traktir aja Jangan larang gue menabung dong. Gimana ceritanya orang nabung dilarang, bisa sakit gue," bantah sahabat Melly yang tadi yang bernama Mira. "Ya udah terserah lo deh. Pokoknya beberapa menit lagi gue samperin lo berdua ke kosan. Pokoknya semua harus siap ya," ucap Melly. "Lu bakal traktir gua apa kagak, ogah gua kalau nggak ditraktir," jawab teman Melly yang lain yang bernama Sita. "Beres, ntar gue beliin lipstik lo satu-satu, mayan buat modal nyamperin om-om." Taksi terus melaju dan sampailah Melly ke kosan teman-temannya yang tadi. _________ "Loh mana si Mira?" tanya Melly kepada Sita yang kini berjalan ke arahnya. "Masih dandan dia, katanya lumayan nanti kalau di mall dapat om-om tajir. Siapa yang mengikuti jejak lo katanya,"jawab Sita. "Ouh gak bisa, lo berdua mimpinya kejauhan kalau pingin menikah sama laki-laki seperti laki gue. Dia tajir Beb, gajinya aja puluhan juta. Mesti kedukun dulu baru dapat suami seperti samping suami gue," ucap Melly bangga. "Ah terserah lo deh. Pokoknya hari ini gua dapat traktiran dari lo, lipstik dengan bedak tambah lagi cream biar gue tambah cantik. Lagi ngecer Bos toko gue," jawab Sita. "Lo lihat dulu itu Bos beneran atau bukan. Nanti mentang-mentang dia pakai baju rapi lu pikir dia Bos eh nggak taunya tukang sampah. Jangan sampai lo salah sasaran, harus diselidiki dulu seperti gue nih," Melly mengipas wajahnya," dapat laki-laki tampan terus kaya. Ya walaupun cuman istri kedua Tapi nggak masalah nyatanya sekarang gue dapat atm-nya." Melly memamerkan kedua ATM milik Herman kepada dua sahabatnya. "wih keren lo. Dapat dukun dari mana lo bisa nundukin hati suami lo," komen Mira yang baru datang. Di antara mereka bertiga sepertinya Mira yang paling cantik. Gadis itu memiliki wajah yang tirus dengan mata yang indah kulitnya juga terlihat bersih. "Idih gak zaman keles main dukun buat nundukin hati pasangan sekarang zamannya skin care beib. Tinggal lo beli aja skin care yang bagus terus lo pakai setiap hari habis itu ada kinclong deh. Lelaki zaman sekarang pasti akan tunduk sama kita selagi kita itu terlihat cantik. Satu lagi bonusnya harus pinter-pinter melayaninya. Buat dia ketagihan sama kita." Melly mengedipkan matanya. "Iya deh lo emang paling jago di antara kami. Lo paling pinter mancingnya dapat ikan kakap melulu," komen Mira. "Oh iya dong, gue Kalau dapatnya teri seperti kalian, gue ogah." Mira dan Sita hanya mencebikkan bibirnya, bukannya tidak tahu kalau Melly diam-diam pergi ke dukun untuk menundukkan hati Herman guna menguasai hartanya. Tapi mereka enggan berdebat yang terpenting mereka mendapatkan bagian. "Pokoknya nanti gue minta belikan bedak dan skin care yang mahal. Nggak mau gue kalau kamu belikan skin care yang abal-abal, bagus kita nggak usah kenal," ucap Mira. "Nah betul itu. Anggap saja ini sebagai bonus karena kita selama ini selalu dukung lo," kata Mira menimpali. "Tenang, pokoknya kalian berdua tenang aja. Di ATM ini isinya banyak karena suami gue itu gajinya banyak. Dia minta duit sama istri tuanya aja waktu itu 30 juta langsung ditransfer jadi artinya ini isinya banyak. Jangan samakan dong sama pacar-pacar kalian yang kere yang cuma tukang ojek sama bos tukang gas itu." Melly tersenyum mengejek sementara kedua temannya hanya mencebikkan bibir. _____________ "Makan dulu yuk gue laper nih," ajak Mira ketika sampai di mall. "Iya nih kita makan bakso dulu yuk," timpal Sita. "Sorry ya istri manajer kok makanya bakso. Nanti kita makan sushi sama steamboat tapi sekarang kita belanja dulu. Ok." Melly tersenyum pada sahabatnya. "Ya udah tapi nanti belikan kami tas juga ya." "Beres lo minta apa aja pasti gue beliin.Kali ini gue traktir lo." Sita dan Mira pun tampak bersemangat lalu mereka bertiga pun segera masuk ke dalam mall serta berbelanja sesuai dengan keinginan mereka. Melly segera mengambil tas dan segala perlengkapan lainnya Begitu juga dengan teman-temannya. Tangan mereka kanan kiri penuh dengan belanjaan. "Eh Melly emangnya suami lo nggak marah lo traktir kita-kita?"tanya Mira dan Sita ketika jalan menuju ke kasir. "Enggak lah mana berani suami gue sama gue. Dia itu tunduk tahu sama gue." "Wih keren emang teman gue ini," ucap Sita membuat Melly tersenyum bangga. Mereka segera meletakkan barang belanjaannya di atas meja kasir. "Nggak papa mbak hitung aja jadi satu. Dua teman saya ini nanti saya yang bayarin, maklum Mbak berdua teman saya lagi bokek semua," ucap Melly yang membuat kedua temannya itu mengumpat di dalam hati,' bangke!' "Semua belanjanya 12 juta ya mbak. Mau bayar cash atau pakai kartu kredit." "Saya pakai ATM saja Mbak," ucap Melly sambil menyerahkan ATMnya. Gadis cantik berpakaian kas itu segera meletakkan ATM ke dalam alat yang telah disiapkan. "Silakan nomor pin-nya mbak." Dia mengajarkan alat itu di depan Melly dan Melly pun segera mengetik pin atm-nya. Beberapa saat kemudian. "Maaf Mbak saldo Anda tidak mencukupi." "Yang bener. Mbak salah kali, saldo suami saya itu banyak jadi mana mungkin nggak cukup!" bantah Melly yang membuat Sita dan Mira saling berpandangan. "Serius Mbak ini saya lihat saldonya tinggal rp500.000." Wajah Melly seketika memanas menahan malu. "Coba yang ini mbak." Melly menyerahkan satu atm-nya lagi dan hasilnya pun sama saldo tidak mencukupi malah Ketika dilihat saldo dalam ATM itu hanya tinggal rp200.000 saja. "Huu dasar kere! Ngakunya suaminya kaya eh tahunya ATM kosong doang. Payah Lo," ucap Sita yang kemudian segera pergi diikuti dengan Mira. "Iya ni, kalau memang nggak punya uang itu nggak usah sok traktir kami. Malu-maluin aja!" Melly diam menatap kepergian teman-temannya, malunya tak bisa dilukiskan lagi. "Awas kamu, Mas!"erima kasih, Pak," ucap Herman."Yang lain tolong panggilkan ambulans sepertinya Pak Herman sedang memerlukan pertolongan medis,"ucap seseorang yang belum jelas Siapa dia. "Sekarang bapak ceritakan kronologinya seperti apa. Kok bisa istri bapak memanfaatkan Bapak dan mengatakan kalau bapak ini sakit. Apa benar bapak punya penyakit ginjal?"Herman menggelengkan kepalanya tegas. "Gak, Pak. Sebetulnya saya itu nggak sakit pak hanya masuk angin karena memang kondisi tubuh saya lemah. Saya nggak bisa tidur di lantai tapi istri saya maksa saya untuk tidur di lantai karena tempat tidurnya mau dipakai sama dia dan suami mudanya.""Loh, jadi laki-laki itu Bukan adiknya pak?"Salah seorang warga bertanya sepertinya Jika ditanya orang Melly menjawab bahwa Mereka bersaudara."Bukan Pak, mereka itu suami istri. Jadi istri saya itu poliandri Pak.""Astaghfirullahaladzim. Bapak ini diduakan. Terus mereka berdua sengaja membuat Bapak menjadi sakit demi keuntungan pribadi. Demi kontan supaya dapat d
Tapi kalau Mas Herman nggak ikut sama kita. Bagaimana kita mau cari uang mas, kamu tau sendiri kan. Kita cari uang itu karena menjual kesedihan dengan pura-pura bersedih atas penyakit Mas Herman. Kalau dia nggak ada bagaimana kita mau cari uang."Bayu berdecak,"dengar! Sekarang yang terpenting kamu kemasi semua barang-barang kamu. Kita cari tempat yang aman, uang kita sudah lebih dari cukup untuk kita buat modal."Sebenarnya Melly ragu untuk pergi ikut dengan Bayu. Semenjak melihat kejahatan Bayu pada Herman yang kita tidak percaya. Melly jadi takut untuk ikut dengan laki-laki itu. Bisa saja suatu saat ketika Bayu tidak memiliki uang, dia dipaksa untuk melayani orang demi mendapatkan uang. Sungguh Melly merasa ngeri.Sementara Herman hanya mendengarkan saja percakapan mereka.. walaupun dia lemah dan matanya tertutup tetapi dia masih bisa mendengar dengan jelas, apa yang dibicarakan Melly dan juga Bayu. Mereka berdua bukanlah manusia mereka adalah iblis yang bertopengkan wajah manusia.
ayu tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh istrinya. Lelaki itu milih pergi. "Aku cuma ngasih izin untuk memberi dia minum teh manis doang. Jangan berikan makanan dan juga jangan belikan obat!" Ucap lelaki itu sambil berlalu begitu saja. Entah mau pergi ke mana. Sementara Melly melanjutkan aktivitasnya. Dia mengintip suaminya sebentar dan setelah mematikan suaminya tidak ada, perlahan dia mengambil roti yang dia sembunyikan. Walau bagaimanapun Herman tetaplah manusia yang memiliki hak untuk hidup. Perlahan wanita itu mendekat ke arah Herman."Mas, maafkan suami aku ya. Sekarang kamu coba buka mulutmu pelan-pelan, ini aku buatkan teh manis."Herman hanya diam sambil memejamkan matanya, air mata laki-laki itu mengalir entah apa yang dia rasakan. Sementara Melly perlahan menyuapkan teh manis yang tadi dia buat. Namun, begitu masuk justru dimuntahkan lagi oleh Herman."Jika aku mati, tolong kuburkan aku. Jangan biarkan aku terlantar," ucap Herman pelan. "Mas, kamu nggak akan mati.
Mell. Tolong bawa aku ke dokter. Aku sudah gak tahan," ucap Herman pelan. Semalaman dia muntah. Tubuhnya lemah dan wajahnya kian pucat. Namun, ketika meminta bantuan Bayu untuk menolong. Bukannya menolong lelaki itu justru sibuk memvideo Herman. Entah kenapa Melly merasa kasihan. Sisi kemanusiaan wanita itu sepertinya masih berfungsi dengan baik. Wanita itu perlahan mendekat ke arah Herman. Dia memegang dahi Herman yang panas dan berkeringat. Tubuhnya gemetar bahkan bibirnya juga. "Kamu mau minum, Mas?" tanya Melly.Herman hanya menatap Melly. Entah apa yang ada di batin laki-laki itu. Mungkin seribu penyesalan yang tak bertepi, mengingat segala dosa yang dia lakukan. Dulu, jangankan sampai sakit separah ini. Melihat Herman bersin saja , Mona langsung sigap membelikan obat. Merawat dan tak membiarkan laki-laki itu bekerja.Melly yang merasa kasihan pergi ke dapur. Dia berpikir mungkin dengan memberikan segelas teh manis, itu akan membantu memberikan kekuatan kepada Herman. Setelah
"Kelak jika anak kamu dewasa dia juga akan mengerti kenapa kamu melakukan akukan ini. Yang jahat bukan kamu tetapi dia. Kamu telah banyak berkorban untuk dia tapi dia justru menghianati kamu dan juga memanfaatkan kebaikan hati. Jangan sampai kamu jatuh ke lubang yang sama."Setelah berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Mahendra akhirnya Mona pun mengambil keputusan "Baiklah, kalau begitu aku akan terus melanjutkan tentang gugatan ceraiku. Tapi tolong Kamu cari tahu bagaimana keadaannya, Kalau memang dia sakit aku akan bantu dia. Ini bukan karena aku masih cinta atau apa, bicara soal cinta aku sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Sekarang aku pikirkan adalah anak-anakku karena boleh bagaimanapun dia adalah Ayah dari anak-anakku."Mahendra menggangguk baginya yang terpenting adalah Mona tidak kembali kepada Herman."Om Herman, Om Herman." Herman membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara Gea dari arah belakang. Lelaki itu tersenyum pada anak kecil yang kini berjalan menuju ke arahn
Aku gak setuju!" Tegas Mahendra setelah Mona menyatakan keinginannya untuk membatalkan gugatan cerainya. "Walau bagaimanapun dia adalah Ayah dari anak-anakku. Kami boleh berpisah tapi dia tidak, Aku tidak mau jika nanti aku di cap jahat oleh anak-anakku. Di saat ayahnya sakit dan sekarat seperti itu justru aku menggugat cerai dia.Mona menarik napas, rasa cintanya kepada Herman sudah habis tanpa sisa. Iya bahkan sudah lupa bagaimana dia mencintai Herman dulu. Tapi, satu yang dia ingat Herman adalah ayah dan kedua anak nya. "Mona! Kamu jangan lupa. Herman adalah pria yang tidak bisa dipercaya. Bisa saja dia berbohong hanya untuk mengambil keuntungan pribadi. Jika dia berani korupsi dan memakai uang perusahaan untuk kesenangan pribadinya tentu dia bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan uang apabila dalam keadaan jatuh seperti ini." Mahendra memegang kedua pundak Mona. Walau bagaimanapun pria itu tidak akan rela jika Mona sampai terjatuh kepelukan suaminya kembali. "Kamu jangan sam