Share

bab 4

Penulis: Author Rina
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 17:30:54

Melly yang kesal melangkah menuju ke kamar untuk menemui suaminya. Saat itu Herman baru saja mandi dan berganti pakaian. Badannya masih gatal dan perih. Rencananya dia akan pergi ke klinik.

"Mas! Istri tua kamu itu menyebalkan banget sih, masa dia samakan aku sama ulat bulu," ucap Melly kesal. Wajah wanita itu cemberut.

"Kok bisa?"

"Iya katanya aku sama aja sama ulat bulu karena telah merebut kamu dari dia. Yang datang itu kan kamu Mas, kamu yang merayu aku bukan aku yang merayu kamu, kok enak aja dia bilang aku ini gatal sama kamu."

Herman yang satu hendak menyisir rambut seketika menghentikan aktivitasnya.

"Bukannya kamu duluan yang chat aku. Kamu pura-pura sakit perut padahal enggak, kamu ngajak aku masuk ke kosan kamu, terus kita anu-anu deh." Herman tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Ih kok ke situ pula. Kamu jangan lupa mas, awalnya kamu yang menggodaku. Kamu kok yang chat aku duluan," kata Melly gak terima.

"Aku chat kamu itu karena nawarin minyak wangi. Kamu kan nawarkan minyak wangi sama aku," jawab Herman. Dia masih ingat pertemuan pertamanya dengan Melly, saat itu Melly sedang berjualan minyak wangi dan promosi di depannya. Entah kenapa Herman yang saat itu jiwanya sedang kering karena istrinya yang hamil muda tak bisa melayaninya malah tertarik kepada Melly.

"Sudahlah nggak penting Siapa yang ngechat duluan yang penting sekarang ini kita sudah jadi suami istri. Kamu ingat Mas aku memiliki hak yang sama dengan istri pertama kamu, nggak mau ya kalau kamu nomor duakan. Lagi pula kamu udah janji Mas, kalau kamu akan menjadikan aku ratu di rumah ini. Sekarang aku minta, kamu minta ATM kamu sama istri kamu!" tegas Melly.

"Nantilah aku minta, kita ke klinik dulu. Ini kalau nggak dibawa klinik sampai nanti malam pun kita nggak bakalan bisa tidur gatal sama perih terus," ucap Herman .

"Kamu nggak usah mengulur waktu, Mas! Sekarang juga minta ATM kamu. Atau aku akan memintanya dari dia!"

Herman hanya diam Kalau tidak dituruti bisa-bisa Melly mengamuk dan membuat onar. Istri keduanya ini tidak seperti Mona yang menurut dan itulah yang membuat Herman jatuh cinta kepadanya.

Lelaki itu pun kemudian menemui Mona yang sedang berada di kamar, sepertinya wanita itu baru saja mandi terlihat rambutnya yang basah. Herman menelan saliva saat melihat leher jenjang sang istri. Dia ingat sudah lama dia tidak memberikan nafkah batin pada istrinya.

"Ada apa, Mas?"

Herman kaget, Dia pikir Mona tidak sadar dengan kehadirannya.

"Eh enggak, kamu habis mandi?" tanya lelaki itu gugup.

"Memang kalau aku basah-basahan seperti ini. Kamu pikir aku habis ngapain, Mas. Berenang," ucap Mona sambil menatap sang suami. Darah wanita itu mendidih ketika menatap Herman. Tapi, dia berusaha tenang.

"Mm iya sih. Kamu sudah sehat?" Pria itu bertanya lembut.

"Alhamdulillah sehat dan aku juga nggak terkena tekanan mental walaupun suamiku membawa perempuan lain," jawab Mona pelan. Namun, menusuk.

"Apa salahnya poligami, di dalam agama juga tidak melarang kita untuk menikah lebih dari satu kali kok," jawab Herman yang seketika egonya meninggi.

"Apa aku melarangmu? Apa aku marah setelah kamu datang ke sini dan bawa istri baru? Enggak, kan?" Wanita itu menatap mata coklat sang suami.

"Ya memang enggak dan itu membuat aku heran. Apa jangan-jangan kamu juga selingkuh," desisnya.

"Aku tahu kamu ke sini mau apa. Jangan kuatir semua sudah aku siapkan."

Herman mau mendengar apa yang diucapkan oleh istri pertamanya, ketika wanita itu memberikan beberapa ATM miliknya.

'Loh kok tahu dia, apa dia mendengar pembicaraan aku?' batin Herman.

"Ini, berikan pada istri kedua kamu. Jadi kan dia ratu sesuai dengan keinginan dia," ucap Mona tegas.

"Apa kamu tidak menyesal. Iya aku akui memang Melly menginginkan ATM ini, tapi aku tidak serta merta menurutinya. Kau masih bisa pegang tabungan aku, dengan begitu kalian sama-sama menikmati hasil jerih payahku. Melly memegang ATM yang berisi gajiku tiap bulan dan kamu memegang tabunganku."

Herman yakin walaupun dia tidak pernah mengecek saldonya tetapi pasti tabungannya cukup banyak. Gajinya selama ini tidaklah sedikit menyentuh angka 15 juta. Ditambah lagi ketika kemarin Herman meminta uang sebesar 30 juta pada Mona. Dengan cepat istrinya itu mentransfer jadi bisa dipastikan isi tabungan Herman pasti tidak main-main.

"Tidak usah Mas, kamu berikan saja semua sama istri keduamu, biar dia bahagia," ucap wanita itu sinis.

"Kamu kan tidak bekerja, pastinya kalau tidak bekerja kamu juga tidak memiliki uang. Nanti bagaimana kalau tiba-tiba Gea meminta jajan saat kamu menjemput dia di sekolah. Kalau kamu pegang salah satu dari ATM ku kan senang nanti," ucap Herman. Dia sendiri bingung dengan hatinya kenapa tiba-tiba perasaan yang lain Ketika istrinya itu bersikap seperti itu.

"Tidak usah! Anakku terbiasa tidak jajan kok," jawab Mona sinis.

"Berlaga banget sih kamu!" marah Herman. Dia merasa istrinya itu meremehkan dirinya.

____________

"Hore." Melly berteriak ketika suaminya memberikan dua ATM miliknya.

"Tapi ini ada isinya kan Mas?"tanya meli memastikan.

"Ya jelas adalah. Uangku semua ada di ATM itu dan ATM yang itu, isinya gaji tiap bulan. Memang aku memiliki 2 ATM tujuannya satu gaji tiap bulan dan satunya lagi untuk tabungan," jawab Herman yang membuat meli seketika melengkungkan senyuman.

'Asyik, habis ini aku akan shopping dan pergi ke salon lalu makan-makan bersama teman-temanku,' batinnya.

"Ya sudah kamu siap-siap kita pergi ke klinik," ucap Herman yang langsung dituruti oleh mili tanpa membantah sedikitpun.

Setelah Melly selesai berganti pakaian Mereka pun pergi ke klinik. Beruntung klinik sepi Jadi mereka segera bertemu dengan dokter. Dokter memberikan beberapa saran lalu kemudian berikan obat dan salep setelahnya Mereka pun pulang.

"Mas, aku pergi duluan ya aku mau pergi sama temen-temenku," pamit Melly.

"Laki apa perempuan?"

"Perempuan, Sayang. Kamu ini kok cemburuan banget sih?" Melly mencubit hidung Herman.

Herman pulang setelah berpisah dengan Melly, hari ini dia cuti kerja karena merasa badannya masih gatal dan perih. Dia pulang dengan menggunakan mobilnya. Namun, ketika sampai rumah dia kaget saat melihat istrinya pergi dijemput mobil mewah dan seorang lelaki tampan berada di dalamnya.

"Siapa lagi lelaki itu, kenapa berbeda dari yang kemarin dan yang di foto?"

.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Setelah Aku Mendua   bab 108

    "Kenapa ibu berkata seperti itu. Apa ibu ada masalah atau ibu sakit?" Mona menatap Ibu Sukma."Gak, Nak. Ibu baik-baik saja."Mona menatap Ibu Sukma, dari wajahnya Ibu Sukma memang terlihat pucat. Tidak segar, bahkan tatapan matanya juga sedikit sayu. Mona selama ini berpikir kemungkinan Ibu Sukma capek karena wanita itu memang sangat hobi memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Walaupun ada pembantu."Tapi, Mona perhatikan wajah Ibu sedikit pucat. Apa mungkin Ibu kepingin aku temani untuk periksa?"Ibu Sukma menggeleng cepat sambil tersenyum. "Ibu baik-baik saja Nak. Ibu terlihat pucat mungkin karena Ibu capek. Ya sebagai orang tua seperti Ibu ini memang kepinginnya gerak terus tapi tenaganya sudah lemah. Jadinya begini, tiap gerak sedikit akan terlihat lemah dan pucat. Tapi nanti kalau sudah beristirahat semuanya akan hilang," jawab Ibu Sukma sambil tertawa. Tapi entah kenapa, Mona merasa bukan hanya karena itu. Tapi ada sesuatu yang disembunyikan oleh Bu Sukma. Apalagi se

  • Setelah Aku Mendua   bab 107

    Bab 107Maria menatap kemesraan Mona dan Rendra dengan hati yang panas. Dia betul-betul tidak terima melihat itu. Bisa-bisanya Rendra jatuh ke tangan Mona yang janda dan punya anak dua. Apa kurangnya dia."Aku harus berbuat sesuatu sebelum mereka menikah!" Geram Maria. Kini di otak wanita itu telah tersimpan berbagai macam rencana._______Ibu Sukma menyambut gembira kedatangan Mona dan anak-anaknya. Terutama saat melihat Kaisar. Wanita itu langsung menggendongnya dan Kaisar kecil pun tak menolak. Bocah itu bahkan langsung lengket pada Ibu Sukma dan bibi pembantu di rumah Rendra. Mereka sungguh senang dengan kehadiran Kaisar."Cucu nenek ganteng ya, mirip mamanya," ujar Ibu Sukma yang membuat Mona merasa terharu. Ketakutan yang tadi sempat menghantuinya kini berubah rasa bahagia dan haru. Dia tak menyangka kalau Ibu Sukma akan menerima putranya dengan baik. "Itu yang jelas mirip mamanya. Lihat aja hidungnya persis banget," ujar Rendra. Bahkan ketika Kaisar mendekat anak itu pun ters

  • Setelah Aku Mendua   bab 106

    Bab 106Mona pergi setelah berbicara panjang lebar dengan Bi Lisa. Dia memutuskan untuk pergi dengan Rendra bersama dengan anak-anaknya. Rendra mengajak mereka untuk pergi ke mall. Lelaki itu bahkan mengajak anak-anak Mona ke tempat permainan anak-anak. Rendra tak bahagia sekali bermain dengan anak-anak Mona. Senyum dan tawa tak lepas dari bibir mereka. "Habis ini kita main ke rumah nenek ya?" Gea langsung mengangguk, anak itu memang cukup akrab dengan ibunya Rendra. "Hore, main ke rumah nenek," ujar Gea."Memangnya Ibu tidak repot. Kita kan ke sana bawa Kaisar. Aku nggak enak kalau nanti di sana Kaisar merepotkan," ujar Mona. Mungkin kalau Gea sudah biasa tetapi Kaisar masih kecil. Mona takut akan mengganggu istirahat ibunya Kaisar. "Justru ibu akan senang kalau kamu membawa Kaisar ke sana. Dia itu kepingin rumahnya rame, kan waktu dia ke sana juga Ibu senang banget kan. Apalagi ini Kaisar, Ibu kepengen sekali cucu laki-laki," ujar Rendra. Sementara Mona hanya tersenyum. "Tapi

  • Setelah Aku Mendua   bab 105

    Bab 105"Cuma apa?"tanya Bibi Mona. Wanita itu memang melihat keraguan di mata Mona. "Aku takut, Bi."Bibi Mona yang bernama Lisa itu semua tidak mengerti."Kamu takut apa. Takut kalau nanti sewaktu-waktu Herman akan mengganggu kamu?" Bi Lisa menatap keponakannya," memang kamu masih punya rasa dengan Herman?" Lanjut Lisa.Sementara Mona menggelengkan kepalanya."Tidak, bukan itu. Bukan masalah takut dengan Herman. Tapi aku takut kalau Rendra nanti menyesal menikah denganku. Walau bagaimanapun dia itu masih muda, dia bisa mendapatkan wanita yang bahkan lebih dari aku. Lebih dari segalanya," ujar Mona.Ini yang selama ini membuat Mona agak lama menerima lamaran dari Rendra. Dia takut kalau pemuda itu nanti menyesal.Lisa memegang pundak Mona."Mona, kamu harus yakin dengan pilihan kamu dan kamu harus yakin inilah yang terbaik untuk kamu. Banyak kok orang yang menikah dengan perbedaan seperti kamu. Seorang perjaka menikah dengan janda mereka juga bisa hidup bahagia. Karena pada dasarny

  • Setelah Aku Mendua   bab 104

    Bab 104"Baik aku tunggu. Kalau kamu tidak berhasil maka bersiap saja. Kamu tahu siapa aku, jangankan satu orang seperti kamu. 10 orang pun sanggup aku habisi kau tidak bisa mengerjakan pekerjaannya dengan baik!" Ancam Herman.Lelaki itu terkenal sadis semenjak bergabung ke dalam bisnis haram itu. Entah sudah berapa nyawa dihabisi, kalau memang dirasa menghambat bisnisnya. Dia tidak peduli nyawa Siapa yang akan dia hilangkan yang penting bisnisnya bisa berjalan dengan lancar. Yang ada di kepala Herman waktu itu hanya satu yaitu uang. Dia berpikir setelah diam kembali mendapatkan apa yang hilang dari dirinya maka dia bisa membuat Mona kembali kepadanya. Walaupun kenyataannya tidak, walaupun dia sudah menjadi seorang yang kaya tetapi Mona tetap menolaknya. "Mona, Aku melakukan ini demi kamu. Memang selama ini aku diam saja sama kamu Aku hanya ingin buat kejutan," ucap Herman saat bertemu dengan Mona. Dia menjelaskan kau sebenarnya dia sudah sembuh dari beberapa bulan yang lalu bahkan h

  • Setelah Aku Mendua   Bab 103

    Bab 103Herman geram, anak buahnya mengabarkan kalau Melly selamat. Wanita itu selamat dari kematian setelah diselamatkan oleh dokter. "Aku sudah bilang habisi dia! Dia itu sangat berbahaya bagi kita. Suatu saat dia bicara kepada pihak yang berwajib maka kita semuanya akan hancur!" Geram Herman. Dia kesal dengan kerja anak buahnya yang dia nilai lambat. Kemarin dia sudah memerintahkan salah satu dari anak buahnya untuk menghabisi Melly tetapi wanita itu nyatanya selamat setelah diselamatkan oleh Mona. Selanjutnya, dia juga sudah memerintahkan anak buahnya untuk menghabisi Melly di rumah sakit. Tapi nyatanya sekarang dia mendapatkan kabar Kalau Melly selamat. Herman merasa terancam, kalau sampai Melly buka mulut lalu menceritakan semua yang terjadi kepada dirinya. Sudah bisa dipastikan Herman dan anak buahnya akan tertangkap. "Tapi anak buahku sudah memastikan bos Kalau dia sudah menyuntikkan racun ke dalam infus wanita itu. Padahal kalau dihitung racun itu akan bekerja selama satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status